Re: Kebencian Caviers Thdp Islam dan Muslim : Peduli atau Dengki
Posted: Sat Nov 06, 2010 3:42 pm
Saudara Rasionalist..tengkyu atas kesabarnnya. Ane suka gaya ente ...
Silahkan menganggapi
Silahkan menganggapi
Dikelola oleh: Faithfreedom.org
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?f=85&t=41437
Mengingatkan ane dengan kasus video mesum Ariel & Luna / Cut Tari. Bagaimana Ariel berani berbohong/menyangkal itu bukan dia didalam video itu, padahal buktinya bukan lagi foto yang bisa di modif, tapi video yang tingkat kebenarannya 90%, ditambahlah lagi pengakuan dari peran wanitanya, tapi tetap saja berbohong/menyangkal..??.rationalist wrote: ---------
Dalam suatu konferensi pers dia ditanya, apakah benar dia punya affair dengan Donna Reed (foto model). Dengan mantap dia bantah rumor itu. Wartawan yang usil mengajukan pertanyaan beberapa kali, dan selalu dia bantah.
Wartawan secara diam-diam terus menguntitnya. Dengan kamera telelens wartawan berhasil memotretnya sedang berdua di atas kapal pesiar.
Muncullah foto itu di koran dan majalah. Tidak sampai seminggu kemudian Gary Heart mengundurkan diri, didesak oleh para penasehatnya. Apa kesalahan dia yang utama? Bukan perselingkuhan itu, tetapi kebohongannya yang tidak akan ditolerir para pemilih (penduduk AS)
Komentar kolumnis Washington Post (udah lupa namanya, waktu itu paling disegani) sangat menarik. Gary Heart ****, mengapa tidak meniru Yesus ketika menyelamatkan Maria Magdalena dari hukuman rajam? Seharusnya dia menjawab, "Angkat tangan, siapa di antara anda yang tidak pernah selingkuh!" Para wartawan itu semua akan diam, dan jalan ke White House pun jadi mulus.
Bagaimana dengan negeri kita?
Wah be...Vhee gak tau alnya gak ada hubungan kedua2nyaAkukomkamu wrote:Manu nanya ya...nak vhee , tentang anggota dewan di komisi 8 yg jalan2 ke tanah araf itu...mereka sebetulnya "Peduli ato Dengki" seh...ama bangsa ini ?
Pisss...
Yg tau hati ane adalah Allah dan diri ane sendiri... Dan terus terang muslim geleng2 kl caviers dah mulai bicara ttg hati. Muslim itu, gak sholat sehari aza , fikirannya dah aut autan...krn sholat itu, ente mau percaya atau tidak, adalah obat jitu penenang hati dan fikiran. Trus gimana yah sm caviers yg gak pernah sholat , malah memaki maki Allah ?GUNTUR LANGIT wrote:Vhee...
Sampeyan itu termasuk orang bebal, berani melawan hati nurani lo sendiri.
Ngerti maksud gw ?
Sampeyan sdh melihat seberkas cahaya kebenaran, tapi sampeyan menutupinya karena sampeyan lebih suka dengan kegelapan, kebohongan dan kemunafikan.
Hmmm...ada bau kentutelkie wrote: mengharapkan kejujuran dari seorang muslim adalah sesuatu yang sangat SULIT didapatkan,
sebab hanya islam satu-satunya agama yang mengenalkan konsep taqiyah (halal berbohong demi membela islam).
jadi kalau bohong itu halal, bagaimana bisa anda mengharapkan kejujuran darinya ?
cobalah anda diskusi terus dengan vhee , nanti anda akan merasakannya sendiri.
konsep ini bukan hanya berlaku personal, bahkan sudah menjadi umum dan berlaku luas,
bahkan ada lembaga-lembaga (eramuslim.com, arammah.com) yang juga menerapkannya, dengan tujuan muslim bangga dengan keislamannya, meskipun itu dibangun diatas kebohongan/DUSTA yang nyata.
sorry ya vheendut, ini bentuk kepedulian saya agar ndut meninggalkan kebiasaan buruk itu .
by vhee » Sat Nov 06, 2010 3:06 pm
Saling menghormati adalah kunci kedamaian.
Ngga...Salam Musa wrote:wah....telah lahir nabiah baru.....!
Judulmu ini:
Kebencian Caviers Thdp Islam dan Muslim : Peduli atau Dengki
Harusnya.. gini:
Kebencian Caviers Thdp Islam dan Muslim : Peduli atau Dengki
Apa dasar kafir membenci muslim (manusia beragama Islam)?
Paham?!
Hamba adalah budak!!vhee wrote:merasa sanggaaaattt nyaman dan bersyukur menjadi hamba Allah
Maaf y, itu rahasia...rationalist wrote:@ vhee,
Terima kasih atas jawaban anda yang segera. Baik karena anda menambahi dengan sentilan, saya ikuti kemauan anda. Jurusan apa anda kuliah? (silahkan dari S-1 hingga S-3). Tapi supaya lebih spesifik, apakah ada kuliah matematika atau statistika?
Terima kasih atas jawaban anda.
coba saya tebak, kemungkinan besar anda kuliah di IAIN fakultas kristologi, betul ?vhee wrote: Maaf y, itu rahasia...
rationalist wrote:Saya mau tanya dan tolong ini jangan anda lewatkan lagi. Apa anda pernah melihat garis? Kalau pernah, di mana? Kalau tidak, mengapa? Saya minta jangan anda tanya orang lain. Setelah anda jawab, silahkan mengajukan pertanyaan apa pun kepada saya. Pasti akan saya jawab!
vhee wrote:Ya ..tdk hanya pernah tapi sering krn mmg setiap hari saya berkutat dibidang statistik yg diwakili dgn banyak garis untuk melihat tingkat kualitas suatu produk.
rationalist wrote:Maaf vhee. Sementara menyelesaikan respons anda, saya sela dulu dengan pertanyaan yang erat kaitannya dengan tanya-jawab di atas. Apa jurusan anda ketika di SMA?
Semoga tidak terlalu mengganggu. Terima kasih, salam.
vhee wrote:Waktu SMA ane dijurusan Sosial dan Bahasa...tp untuk kuliah, keknya ente gak nanya.
rationalist wrote:@ vhee,
Terima kasih atas jawaban anda yang segera. Baik, karena anda menambahi dengan sentilan, saya ikuti kemauan anda. Jurusan apa anda kuliah? (silahkan dari S-1 hingga S-3). Tapi supaya lebih spesifik, apakah ada kuliah matematika atau statistika?
Terima kasih atas jawaban anda.
Biar soal tanya-jawab yang sederhana ini kita selesaikan dahulu, sehingga nanti tidak perlu lagi saya komentari dalam jawaban yang lebih menyeluruh. Tapi ada kemungkinan harus saya singgung juga, kalau ada pernyataan anda yang bersangkutan dengan ini.vhee wrote:Maaf y, itu rahasia...
Akukomkamu wrote:Manu nanya ya...nak vhee , tentang anggota dewan di komisi 8 yg jalan2 ke tanah araf itu...mereka sebetulnya "Peduli ato Dengki" seh...ama bangsa ini ?
Pisss...
Kok...ga ada hubungannya ? ya ada thoo..nak vhee , mereka yg di komisi 8 menurut abah terkena syndrom "Dengki dan Peduli"vhee:
Wah be...Vhee gak tau alnya gak ada hubungan kedua2nya
vhee wrote: Coba posisikan diri anda diposisi netral...
apakah anda sudah dalam posisi netral???vhee wrote:“Media mmg selalu membesar besarkan....”
Sebenernya ente gi ngemeng efe...?rationalist wrote:Biar soal tanya-jawab yang sederhana ini kita selesaikan dahulu, sehingga nanti tidak perlu lagi saya komentari dalam jawaban yang lebih menyeluruh. Tapi ada kemungkinan harus saya singgung juga, kalau ada pernyataan anda yang bersangkutan dengan ini.
Saya tidak ingat lagi karena apa saya bertanya kepada putri saya, “Honey, apa kamu pernah melihat garis?” Waktu itu dia duduk di kelas XI SMA jurusan IPS.
“Ya, pernah dong! Di mana-mana ada garis!” Saya ambil kertas kosong dan saya sodorkan kepadanya. “Oke, tunjukkan sekarang!” Dia coret kertas itu, “Ini garis,” katanya. “Are you sure, honey?” Dia mulai ragu, terlihat dari wajahnya dan balik bertanya, “Kenapa papa ragukan ini bukan garis?” Saya jawab, “Itu pasti bukan garis!” Dia melongo. Saya lanjutkan, “Di pelajaran apa kamu ingat ada definisi garis, titik, sudut, kubus, segitiga, bidang, trapezium, belah ketupat, lingkaran, bola, silinder, kerucut, piramida, oktagon, poligon dsb.?”
Setelah berpikir sebentar, dia cubit pinggang saya, “Papa ini memang brengsek, suka ngecoh saya, deh.” “Ya, ya, ya, sekarang saya ingat. Garis adalah sesuatu yang memiliki panjang tetapi tidak memiliki lebar maupun tinggi.”
Ms. Vhee. Apa sudah jelas, bahwa dari segi matematika jawaban anda salah? Tidak ada orang yang pernah melihat garis, titik, lingkaran atau bidang datar, kalau menurut konsep atau definisi matematika.
Kesimpulannya, dalam menjawab pertanyaan itu anda ceroboh (perhatikan, saya tidak mengatakan anda manusia ceroboh!). Padahal pertanyaannya sudah saya buat “mencurigakan” agar anda lebih hati-hati dengan menambahkan kalimat, “Kalau pernah di mana? Dan kalau tidak, mengapa?”
Kenapa anda tidak membuka kamus untuk memastikan apa yang dimaksud dengan garis? Setelah itu baru anda jawab. Bila anda menjawabnya berdasarkan kamus maka anda akan benar walaupun tidak sama dengan jawaban berdasarkan matematika itu. Minimal dapat nilai 50, bukan nol. Anda memberi keterangan tambahan (mungkin dengan harapan agar lebih impressive, hanya anda dan Tuhan yang tau), “..tdk hanya pernah tapi sering krn mmg setiap hari saya berkutat dibidang statistik yg diwakili dgn banyak garis untuk melihat tingkat kualitas suatu produk.” Ternyata keterangan tambahan itu malah membuat nilai anda semakin turun menjadi minus alias di bawah nol. Apa tidak aneh seseorang yang mengaku setiap hari berkutat di bidang statistik (cabang dari matematika), tetapi tidak tau atau lupa apa garis dalam matematika? Terkecuali, saya salah tangkap atas apa yang anda maksud dengan statistik, atau anda tidak tau apa statistik, atau yang anda kerjakan itu sebenarnya bukan statistik.
Ketika saya tanyakan jurusan anda di SMA, anda menjawabnya dengan tambahan yang tidak perlu lagi, “tp untuk kuliah, keknya ente gak nanya.” Dari pertanyaan itu seharusnya anda bisa tebak bahwa pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab cukup tingkat SMA. Bukankah anda mengajurkan agar membaca yang tersirat? Saya bisa menebak apa yang muncul di pikiran anda sehingga menambahkan kalimat itu, tapi saya tidak akan mau mengutarakannya di sini. Agar debat ini tidak melenceng dan juga tidak ada kesempatan bagi anda untuk mengolok-olok saya tidak bisa membaca “between the line” alias yang tersirat.
Saya ikuti saja anda, dan saya tanya lagi, “Terima kasih atas .... supaya lebih spesifik, apakah ada kuliah matematika atau statistika? Jawaban anda sungguh mencengangkan, “Maaf y, itu rahasia...” Lho, anda sendiri TS-nya, saya tanya justru karena anda minta, kok jawabnya begitu? Sebagai TS, anda minimal dinilai tidak etis menjawab seperti itu. Memang tidak ada yang punya hak untuk memaksa anda menjawab, tetapi kalau itu rahasia, dan anda masih ingin dihargai, anda wajib menjelaskan kenapa tergolong rahasia!
Saya kira dari uraian awal tanggapan saya di atas, yakni dialog saya dengan putri saya, sudah jelas bahwa saya menanyakan jurusan anda di SMA, karena jawabannya seharusnya bisa dijawab oleh anak SMA kelas XI saja. Tidak perlu saya tau apakah anda punya ijazah S-1, S-2, atau S-3 karena tidak relevan.
Dan kalau anda dari jurusan yang total tidak pernah belajar matematika, maka dapat saya fahami bila anda salah menjawabnya. Tidak perlu sehancur ini nilai (di bawah nol) jawaban anda.
Karena setiap pertanyaan saya anda bumbu-bumbui (yang saya duga didorong oleh prasangka, hanya anda dan Tuhan yang tau kepastiannya!), maka waktu anda, saya dan pembaca jadi terbuang sia-sia. Juga menyita ruangan situs ini untuk hal yang tidak berguna. Apakah tindakan seperti itu termasuk masih terpuji?
Saya tidak tau pasti apakah jurusan Sosial dan Bahasa sama dengan IPS. Karena putri saya juga belajar matematika, dan katanya belajar definisi garis ketika di kelas X. Tetapi itu tidak perlu lagi, karena anda sendiri sudah mengatakan setiap hari berkutat di bidang statistik.
Dalam KBBI memang kurang jelas definisi garis dalam matematika. Yang ada adalah, garis: mat deretan titik-titik yang saling berhubungan. Tetapi tidak saya temukan definisi titik secara matematik. Sedang dalam kamus the Lexicon Webster Dictionary (hal. 554), definisi garis dalam matematika ialah, “a continuous extent of length, straight or curved, without breadth or thickness.” Definisi ini sama dengan yang saya pelajari puluhan tahun lalu dan yang diingat oleh putri saya.
Saya tidak pernah sengaja berniat menyakiti hati anda atau siapa pun di forum ini, tetapi bila anda merasa saya sakiti, saya mohon maaf from the bottom of my heart. Secara pribadi kita belum saling kenal, dan apa yang tercermin dalam debat ini barulah secuil dari kepribadian kita masing-masing. Mungkin saja, sekiranya kita bertemu di dunia nyata, saya akan menyapa anda seperti ke putri saya, “how are you doing, honey?”.
Salam.
hati hati ntar ada ustad yg getok kepalamu vheevhee wrote:Point kedua yg ane dapat dari ente bhwa caviers gila kuantitas tapi buta kualitas thdp setiap amalan.
Yap bungkus vhee!!!!vhee wrote:"Peduli atau dengki ?"
Sehingga dengki dianggap peduli. Atau mmg sebenarnya caviers sdh menyadari bhwa kalian sbnrnya mendengki tp menggunakan topeng peduli untuk mengaburkan kebusukan hati.
vhee wrote:"Peduli atau dengki ?"
Sehingga dengki dianggap peduli. Atau mmg sebenarnya caviers sdh menyadari bhwa kalian sbnrnya mendengki tp menggunakan topeng peduli untuk mengaburkan kebusukan hati.
Anda tidak tau saya ngomong apa? Apa anda bisa lulus ujian nasional bahasa Indonesia tingkat SMA karena nyontek? Apakah anda ini sebenarnya warga negara Indonesia atau bukan? Coba cari di KBBI apa ada kata “ane” dan “ente”. Mengaku pintar menggunakan bahasa “hati nurani”, tetapi sudah disentil agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, masih saja terus menggunakan kata “ane”, “ente” dan berbagai singkatan yang belum umum. Melihat kemampuan anda berbahasa Indonesia dalam debat ini, saya jadi tidak heran membaca berita di koran, bahwa dalam dua tahun terakhir penyebab utama kegagalan murid-murid SLA dalam ujian nasional sudah beralih dari matematika ke bahasa Indonesia.vhee wrote:Sebenernya ente gi ngemeng efe...? Ane bagi sedikit pengalaman waktu SMA. Tau kenafa ane gak memilih kelas SAINS dan Matematika ? Karena orang orang dari disiplin ilmu seperti itu sebagian besar lemah dalam hal komunikasi...Sbnrya ane gak mengeti pernyataan dan pertanyaan ente diatas dalam rangka afa dan afa hubungannya dgn msalah ini, tp ane anggap tanggapan ente diatas sbg bukti kelemahan ente dlm berkomunikasi dan satu reaksi untuk lari. So, sekali lg ane hrs kecewa krn blm mampu menemukan caviers yg mampu menggabungkan antara logika - hati - agama menjadi satu kesatuan.Point kedua yg ane dapat dari ente bhwa caviers gila kuantitas tapi buta kualitas thdp setiap amalan. Oleh sebab itu mereka kalian bingung mnjwb pertannyaan ane :"Peduli atau dengki ?"Sehingga dengki dianggap peduli. Atau mmg sebenarnya caviers sdh menyadari bhwa kalian sbnrnya mendengki tp menggunakan topeng peduli untuk mengaburkan kebusukan hati.
Kenapa om vhee tdk suka kalau aib islam terbuka?vhee wrote:membuka aib2 Islam