ini link yg termasuk lengkap ttg manfaat babi (ini link punya islam lho):
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/11 ... babi-bag1/
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/11 ... babi-bag2/
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/11 ... babi-bag3/
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/11 ... babi-bag4/
http://agorsiloku.wordpress.com/2006/11 ... abi-bag55/
ini cuplikannya sedikit:
Keistimewaan Babi (bag.1)
Ditulis oleh agorsiloku di/pada Nopember 7, 2006
Babi, Pig, Swine, Khinzir masih sama. Mahluk ini menurut saya adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki sejumlah keistimewaan. Dianugerahi sejumlah keunggulan terutama dari segi rasanya. Ini adalah yang pernah saya dengar :
“Suka ayam non?. “
“Suka dong…”
“Enak mana masakan daging ayam atau sapi?”
“Enak ayam dong, tapi daging sapi juga suka kok…”
“Kalo daging babi?”
“Ini sih kesukaanku, rasanya enak deh”.
“Kalo dibanding daging ayam?”
“Babi dong…”,
“Kalo dibanding daging sapi?”
“Babi dong…”
Aku manggut-manggut, babi memang mampu menjadikan masakan menjadi lebih enak (dibanding masakan lainnya). Ada teman bilang :”Kalo daging babi panggang kecap… pokoknya delisius deh…”
Waktu kecil dulu, tetanggaku yang pedagang baso lezat bilang : “Ya, musti dicampuri minyak babi atuh. Kalau nggak sih moal ngeunah (nggak akan enak). Moal aya nu meuli (nggak akan ada yang beli)”
Kalau tidak dilarang mungkin saya akan menjadi penggemar berat. Maklumlah, usaha mengendalikan nafsu makan ini adalah salah satu problem besar juga. Apalagi yang kelezatannya nomor satu. Payah ya…
Itu adalah salah satu keunggulan babi. Babi memberikan cita rasa yang lezat pada makanan. “Empuknya re…”.
Apakah sampai di situ saja keunggulannya. Cukup banyak juga, antara lain :
Memiliki kesesuaian dengan tubuh manusia. Pencangkokkan organ tubuh untuk memperbaiki organ yang usang lebih difokuskan pada babi. Kenapa?. Konon daya penolakan tubuh kita terhadap organ babi relatif minimum. Sangat boleh jadi di masa depan, dengan kemajuan teknologi kedokteran kian maju kita akan berteman dengan Chu Pat Kai lebih banyak lagi.
Sebagai jenis makanan, daging babi memiliki warna (tampilan yang lebih oke).Warna daging anak sapi lebih terang daripada warna daging sapi dewasa, serta tulang-tulangnya lebih berwarna merah muda. Warna kambing lebih gelap (merah tua) daripada warna daging sapi, sedangkan warna daging adalah merah mawar. Secara umum, masakan dari daging atau kulit babi memiliki tampilan yang bagus. Kalau suka makan kerupuk kulit. Jangan salah, temanku cerita, krupuk kulitnya lebih terang, teksturnya lebih lembut dan nggak banyak mringkel-mringkel jika dibandingkan dengan krupuk kulit sapi atau kerbau. Banyak deh ini dijual. Saya jadi ingat deh, kalau dari Sidoarjo pulang ke Bandung selalu belanja oleh-oleh krupuk kulit di toko Q Surabaya. Krupuk kulitnya nggak begitu mahal, rasanya lezat. Tapi, sekarang nggak lah… takut asalnya bukan dari sapi..
Dalam bukunya yang berjudul “Kitabul-Hayawan Al-Kubra” (bagian tulisan ini saya kutip dari :
http://www.isnet.org/archive-milis/arch ... 5/0223.htm
Mengenai keistimewaan organ2 tubuh babi, Al-Qazwiniy mengatakan : “Jika taringnya direndam dalam minyak selama seminggu, lalu minyak itu dioleskan pada kepala akan dapat memanjangkan (mempercepat pertumbuhan) rambut dan menghambat pertumbuhan uban. Jika taring dijemur lalu ditempelkan pada wasir, penyakit itu akan hilang. Taring jika direndam dalam air seni yang sudah agak lama (oops ..?!), kemudian diminumkan kepada penderita sakit ayan, penyakitnya akan hilang.
Daging berguna bagi orang disengat binatang berbisa. Burung baziy (sejenis elang) yang kurus jika diberi makan daging akan cepat gemuk. Bagian badan manusia yang menebal keras jika digosok dengan lemak babi akan menjadi lunak.
Jika lemak dicampur dengan tahi merpati dan biji rami lalu dibalutkan pada gondong (scrofula) atau bisul yang keras, akan membuatnya cepat matang dan pecah mengeluarkan kotoran (nanah). Demikian juga jika lemak yang mentah dioleskan pada anus yang diserang wasir akan tampak khasiatnya dengan jelas.
Tulang babi, jika disambungkan dengan tulang manusia (yang patah), akan cepat merekat dan kembali lurus tanpa ada baian yang bengkok. Tidak ada tulang binatang lain yang mengandung khasiat sebagaimana tulang. Tulang matakakinya, jika dibakar hinggga menjadi abu berwarna putih kemudian dilumatkan dan diminum dapat menyembuhkan sakit perut menahun (kronis)”. Ibnu Sina mengatakan : “Jika campuran tersebut dioleskan pada kulit yang bercorob (belang) ada manfaatnya”.
Jika kencing babi dicampur dengan perasan anggur dan diminum dapat menghancurkan batu dalam kantong kemih (menyembuhkan penyakit kencing batu). Tahi digunakan sebagi pupuk pohon apel untuk memerahkan warna buahnya … “
Pada halaman 303 ia menguraikan tentang khasiat babi :”Jika hatinya dimakan dapat menyembuhkan orang yang digigit binatang berbisa, khususnya ular. Jika hatinya dikeringkan kemudian (setelah dilumatkan dan dicampur air) diminumkan orang yang baru diserang penyakit hemiplegia (lumpuh separuh badan) dan radang usus besar
(colitis) ia akan sembuh seketika ” …
Tidak itu saja. Sejumlah peneliti genetis di Canada, dalam tulisan Hank Hyena (salon.com - Swallowing pig sperm: A miracle cure?) memperkirakan bahwa sperma babi boleh jadi akan menjadi salah satu keajaiban pengobatan manusia di masa depan. Menyembuhkan lebih banyak penyakit yang diderita manusia.
Protein atau hormon yang bersumber (digunakan sebagai katalis), misalnya porcine telah menjadi bagian yang tidak bisa tidak, lebih disukai karena lebih murah dan mudah. Untuk membuat vetsin atau bumbu penyedap masakan. Juga sebagai bahan pupuk tanaman. Saya juga pernah dengar hormonal/protein dari mahluk ini (tapi sumber masih dicari lagi arsipnya), digunakan juga untuk menggemukan sapi atau kambing.
Subhanallah, babi sebagai ciptaanNya memiliki jangkauan yang luas dan sangat boleh jadi hadir dalam begitu banyak sisi kehidupan manusia. Lebih dari yang dapat diperkirakan.
Jika pada bagian pertama berkisah tentang beberapa keunggulan babi dalam kaitannya dengan manusia (untuk dimakan, ditranspalatasikan ke tubuh manusia, atau untuk pengobatan lainnya). Berikut ini beberapa keistimewaan lain yang juga bernilai ekonomis :
Babi yang didomestikasi, diternakkan katanya mudah hidup rukun. Nggak bisa ceritakan panjang lebar sih, karena bukan peternak. Tapi katanya sih. Memperkembangbiakkan babi itu cukup mudah, mengawinkannya tidak repot. Satukan saja jantan sama betina, biarkan beberapa hari indehoy. Dalam sehari, mereka mampu melakukan 1 sampai 2 dan dalam seminggu bisa lebih dari 3 kali. Jadi semangatnya memang tinggi.
Terus, anak-anaknya juga relatif lebih banyak dari sapi atau kambing. Singkatnya, lebih gampang punya anak. Bisa sekali melahirkan lima atau lebih. Makannya, juga gampang. Tidak terlalu pemilih, apa saja oke. Jadi, karena keunggulan ini, beternak babi menjadi salah satu pilihan dari sekian banyak pilihan menternakan hewan.
Babi juga tidak mudah terkena penyakit (katanya). Barangkali, meskipun perbandingannya tidak relevan : seperti lalat, dia sebagai pencemar tapi dia sendiri bisa hidup tentrem dan sehat-sehat saja.
Karena domestikasi babi lebih oke, maka wajarlah harga dagingnya lebih murah dari sapi atau daging kambing. Ini pada beberapa kasus, terjadi penjualan daging sapi segar (padahal daging babi) atau yang lebih populer lagi oplosan antara minyak tanah dan bensin…, maksudnya antara daging sapi dan daging babi. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan keuntungan lebih besar : “Usut Penjual Daging Celeng Berkedok Daging Sapi -
http://agribisnis.deptan.go.id/”.
Kita kembali ke mamalia yang tidak memamah dan tidak berleher ini.
Indonesia termasuk negara pengekspor babi yang lumayan besar. Tahun 2003, menurut data statistik mencapai 5,9 juta kg. Sedangkan, produksi daging babi (termasuk ternaknya) mencapai 174 ribu ton atau 174 juta kg. (Banyak ya..). Di pulau Bulan, tempat Babi diternakkan di Propinsi Riau itu, katanya ada hampir 230 ribu ekor. Bandingkan dengan ekspor daging sapi yang cuma seupil (111 ton) sedangkan impor mencapai 11 juta ton (Tahun 2003). Produksi daging sapi sendiri sekitar 338 ribu ton (338 juta kg) di Indonesia ini atau hampir 2 kali lipat dari produksi daging babi. Bedanya, cuma babi dikonsumsi untuk 20%, sedang sapi oleh 80% penduduknya.
Karena ada perbedaan-perbedaan dan jelas tidak mungkin dipersatukan (tapi ini memang bukan untuk disatukan), maka faktor pengujian menjadi salah kriteria yang penting. Ilmu yang dipakai dikenal sebagai teknik imunodiagnostik yang merupakan salah satu metode yang didasarkan pada reaksi antigen dan antibodi. Model ini banyak digunakan dalam bidang pertanian, kesehatan dan pengawasan lingkungan. Teknik ini berdasarkan reaksi kimia antara dua jenis analit (antigen dan anti bodi) yang dapat memberi hasil bervariasi bergantung indikatornya. Sebagai indikator biasanya digunakan bahan radioaktif – biasanya yodium 125 (radioimmunoassay/RIA), sistem enzim -substrat tertentu seperti peroksidase-kloronaftol, fosfatase-bromo-kloro-indolinfosfat, zat golongan fuorokrom atau fluoresen don lain-lain(3). Nanti di bagian akhir rangkaian pembahasan, kami rincikan sumber-sumber yang mungkin ada manfaatnya.
Masih ada cara lain?. Tentu ada. Saya pernah membaca di harian Kompas, belasan tahun yang lalu bahwa babi di dalam tubuhnya memiliki salah satu jenis tertentu yang punya sifat/karakteristik unik. Yaitu, hanya ada ada tubuh babi saja (mulai dari rambut sampai kakinya, mulai dari moncong sampai ekornya) dan juga termasuk ikatan kimia karbon pada feces dan urinnya. Ikatan kimia karbon itu berada pada seluruh tubuh babi. Tidak diketahui apa fungsinya. Ikatan kimia karbon tersebut tidak mudah terurai (stabil), tahan pada temperatur tinggi, dan bersatu dengan baik pada tubuh babi. “Konon” (artinya saya tidak punya referensi hasil penelitiannya) : Jika unsur itu masuk ke tubuh manusia, maka tidak ikut terbuang tapi menyatu dengan tubuh kita. Unsur kimia itu tidak beracun dan tidak berbahaya juga. Keunggulan unsur ini dan peranannya tidak diketahui. Jadi, misalnya 100 kg daging sapi dicampur 100 kg daging kambing, lalu diaduk. Terus saking penasarannya, terus dibakar pada temperatur ribuan derajat sehigga tinggal seoonggok daging yang hitam membara, lalu diekstraksi. Maka, komponen yang berasal dari babi masih bisa dideteksi karena ikatan kimia tersebut. Sedangkan yang bersumber dari sapi dan kambing tadi sudah tidak bisa dipisahkan. (sayangnya, saya mencari kembali sumber ini diinternet tidak ditemukan). Kalau tak salah ingat, penemuan ini dari Australia. Seandainya ada pembaca yang tahu atau dapat membantu mencarikan sumbernya, tentu kami sangat berterimakasih.
Selain faktor-faktor unik yang telah diuraikan, masih ada lagi yang lainnya. Misalnya mengenai perilaku (sifat kesehariannya), cara hidup bersamanya yang relatif unik, dan berbeberapa karakter babi yang sifatnya unik.
Dari bagian ke satu sampai ke bagian 4 ini, saya ingin menyimpulkan :
1. Babi adalah binatang yang unik di muka bumi ini. Tidak ada binatang yang seunik babi. Unik dari bentuk (satu-satunya mamalia darat yang tidak berleher). Punya potensi sebagai inang penyakit “mahal” dan antik seperti” avian, hiv” (retrovirus) yang ada secara genetis, ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan asal muasalnya.. Apakah ini bersifat umum (turunan), misal sesuai teori evolusi.
2. Babi “relatif” mudah beranak pinak, didomestikasi sehingga penyebarannya sebagai hewan ternak ada di seluruh dunia. Indonesia termasuk berternak babi cukup banyak (al. di P. Bulan). Kalau di sembarang tempat susah (baunya cukup menyengat). Singapura, yang sebagian besar warganya juga penggemar babi, melarang melakukan ternak babi di halaman Singapura.
3. Babi menurut perkembangan teknologi masa kini (dan catatan di masa lalu), memiliki prasyarat yang baik sebagai obat. Apalagi di jaman modern ini (tranplatasi organ). Kesesuaian organ (ukuran) dan kemudahan menyesuaikan diri terhadap antibodi manusia, memungkinkan –> kali di masa depan Chu Pat Kai ada dimana-mana. So, ini artinya babi juga memiliki peranan penting untuk teknologi kedokteran dan uji-uji klinis untuk pengobatan manusia.
4. Babi itu eh dagingnya, alias pork itu leeeeezaaat deh. Ini banyak diakui oleh banyak orang. Jadi tidak usah diperdebatkan lagi. Karena kelezatan dan proteinnya mudah (seperti gelatin atau porcine) murah (jika dibandingkan dengan yang bersumber dari sapi) dan mudah digunakan serta jumlah yang dihasilkannya juga cukup banyak. Maka janganlah heran, kalau “sesungguhnya” unsur yang terkandung atau bersumber dari mahluk ini untuk masuk pada makanan-makanan kita cukup besar peluangnya. Mencampurkan atau menambahkan unsur ini pada makanan adalah “hal-hal” yang logis untuk meningkatkan cita rasa makanan.
Selain itu, terdapat pula informasi dan hasil kajian lain yang memberikan hasil :
1. Merupakan inang dari banyak penyakit (cacing pita), dan lain-lain. Tapi menurut saya, ini tidak begitu urgent. Kalau direbus 100 derajat, dimasak dengan benar, akan oke-oke saja. Sebaliknya pula, makanan sehat, daging sehat. Kalau masaknya tidak hygienis… ya nggak bagus untuk kesehatan. Jadi argumen bawa babi itu kotor karena sumber banyak penyakit, gugur dengan sendirinya. Orang Amerika atau Eropa itu tuh, penggemar. Mereka sehat-sehat. Tingkat kematiannya relatif lebih rendah dibanding dengan negara yang mayoritas muslim, tapi kurang menjaga kebersihan (sori ya jangan ngambek…).
2. Perilaku kehidupan babi dalam kesehariannya yang serba bebas dan permisif. Tapi saya tidak tahu, adakah hasil penelitian yang berkaitan bahwa “perilaku hewan” apabila dagingnya dimasak dan dimakan akan mempengaruhi perilaku hidup pemakannya. Saya tidak tahu, jadi tidak berani menyimpulkan bahwa kalau tiap hari makan ayam jadi suka berkokok, kalau makan babi setiap hari cenderung jadi permisif juga, kalau tiap hari makan kambing suka menanduk. Namun, saya punya teman doyan sate kambing (badannya agak bau kambing), begitu juga pemakan pork. Tapi, makan binatang yang berdaging putih setahu saya tidak ikutan anyir seperti ikan atau bau seperti “ayam”.
3. Di luar faktor kajian agama, babi menjadi salah satu mahluk pilihan yang oleh kedokteran tradisional dan ilmu kesehatan dan gizi, babi lebih banyak dianjurkan untuk dihindari (terutama oleh ilmu pengobatan Cina). Boleh jadi karena bla… bla… bla…, mungkin karena faktor lemaknya. Kebanyakan makan makanan berlemak. Mo daging sapi, kambing, memang nggak baik untuk kesehatan.
Terakhir, dan sebenarnya penting atau tidak penting tidak jelas. Babi juga kerap menjadi bagian dari kisah Siluman Babi, Babi Ngepet (mencari kekayaan melalui urusan mistik), dan sejenisnya. Untuk kelas Indonesia, masih berbarengan dengan keseraman siluman kera, siluman ular. Karena saya tidak berkecimpung di dunia ini, ya tidak bisa mengetahui (dan tidak ingin mengetahui) lebih banyak.
Ini memang sisi gelap dan terang yang membutuhkan lebih banyak penelitian yang lebih mendalam dan menarik untuk dikaji. Kita kan nggak punya kisah siluman kambing, lembu, sapi atau ayam. Kurang keren lah…..