Duel Montir v.s AIB: Babi haram, Alkohol Haram. Kalau Rokok?

User avatar
United Nation
Posts: 1951
Joined: Wed May 14, 2008 9:00 pm
Location: Princeton University
Contact:

Post by United Nation »

@wachdie.jr,

ini ada balasan dari warteg:

Bomber_plane wrote:
sapa bilang ga ada hubungannya dengan babi ..

Pada tahun 1918 virus influenza telah membunuh kurang lebih 20 juta manusia di seluruh dunia. Virus-virus influenza ini ditebarkan oleh para serdadu Amerika dalam Perang Dunia I. Mereka inilah yang meneruskan wabah ini merata ke tempat di mana mereka menyebar di Eropa. Jumlah korban virus yang sekian banyak itu berlaku dalam tempoh yang singkat dan merupakan wabah yang membawa kematian yang lumayan jumlahnya ketimbang dengan wabah yang lain-lain tatkala itu. Setelah dibuat kajian terperinci, ternyata virus penyebab wabah ini berasal dari babi-babi Amerika, yang menjangkiti para serdadu Amerika yang makan babi-babi Amerika itu. (Source: The Civil Aboliotionist, New Pig Virus Capable of Infecting Human, New York, 1998).

Sebermula, virus Asian Flu berasal dari binatang ternak, yang kemudian setelah menyerang babi, virus itu bermutasi di dalam tubuh babi. Virus ini bermutasi menjadi ganas yang selanjutnya menjangkiti manusia pemakan babi, yang celakanya ditularkan pula kepada orang-orang yang tidak terlibat dalam hal mengkonsumsi babi. Wabah Asian Flu ini telah merenggut nyawa lebih 2 juta orang. (Source: Sun 26 Mac 2000, The 1918 Flu Pandemic: What Have We Learned From This? pg 1, http://health.iafrica.com/). Demikianlah, kajian-kajian oleh para pakar menunjukkan virus pembunuh ini bermutasi menjadi ganas dalam tubuh babi sebelum menjangkiti manusia sejagat.

Yang menggemparkan ialah virus kerabat HIV penyebab AIDS juga berwujud di dalam babi di bawa oleh DNA-nya dan tidak dapat dipisahkan. Professor Robin Weiss seorang pakar didalam bidang virus dari Institiut Kajian Kanker, London menulis: “Babi mempunyai banyak virus. Salah satu masalah yang perlu kita hadapi ialah, babi mempunyai kuman retrovirus yang menjangkiti manusia. Ia tidak dapat dibuang dari daging babi karena ia dibawa oleh benih DNA-nya. Retrovirus ini adalah dari keluarga yang sama dengan virus HIV.” [source: Xenotransplantation, Virus Transfer-What The Experts Says, UK, 2000 http://www.liberation-mag.freeserve.co.uk]

Pada bulan November 1997, Dr.Robinson Weiss daripada Chester Beatty Laboratory, London mengesahkan kewujudan virus PERVS di dalam babi dan ini menyebabkan Kerajaan Inggris melarang semua aktivitas pembedahan transplantasi (pemindahan) organ babi kepada manusia. [source: Campaign for Responsible Transplantation - Press Releases 1998, New Biotech Partnership Threatens Public Health, Oct. 21 1998]

Di dalam Journal of Virology 1997, dilaporkan kajian yang dilakukan oleh 12 orang pakar yang diketuai oleh Dr Yoshihiro Kawaoka, dari University of Wisconsin. Mereka menemukan bahwa pada kerongkong babi ada sel-sel tertentu yang mampu mengubah berbagai virus kepada bentuk yang amat berbahaya bagi manusia. Mereka mengumpamakan babi sebagai “mixing vessel” tempat berbagai virus dikumpulkan untuk dimutasikan kepada bentuk yang membahayakan manusia. [source: The Detroit News, Scientists Discover the Infection Route Between Bird Virus and Pigs, Robert Cooke, Okt 20,1997]

Di dalam BBC News pada 29 Oktober 1999, telah memfokuskan penemuan para pakar yang menunjukkan, virus babi menjadi puncak berlakunya wabah-wabah yang paling teruk (excessive) di dalam sejarah dunia perobatan. Para pakar mendapatkan wabah-wabah yang menyerang Hong Kong pada tahun 1968 juga berpuncak dari virus yang bermukim dalam babi. [source: http://news.bbc.co.uk/hi/english/health ... 489385.htm]

Menurut kajian itu juga, virus binatang yang biasanya tak menjangkiti manusia bertukar menjadi virus yang berbahaya yang menjangkiti manusia, selepas memasuki sel-sel di dalam babi ini. Penemuan ini mampu memberi jawaban kepada puncak empat wabah penyakit demam selsema flu yang menyerang dan membunuh jutaan manusia pada abad ke 20. Penyakit-penyakit ini bermula dengan serangan Spanish flu pada 1918, diikuti Asian flu pada tahun 1957 dan Hong Kong flu pada 1968 serta Russian flu pada 1977. Kajian-kajian oleh para pakar ini menunjukkan virus-virus pembunuh ini dikeluarkan oleh babi sebelum menjangkiti manusia sejagat. [source: Centres For Disease Control & Prevention, Pandemic Influenza, USA 2000]. Boleh jadi walaupun belum (atau sudah?) diteliti, menurut hemat saya, sangat patut diduga bahwa virus penyebab SARS baru-baru ini berasal dari virus yang biasa-biasa saja, yang kemudian diganaskan oleh babi.

Alhasil, perlu diinternasionalisasikan, dan setiap negara mensosialisasikan diagram di bawah ini:

+——————————+

| ber-mutasi |

VB —-> | di dalam | —-> VG

| tubuh babi |

+——————————–+

VB = virus biasa

VG = virus ganas

Wallahu a’lamu bisshawab.

Makassar, 7 September 2003

[H.Muh. Nur Abdurrahman]

================================================

Human Infection with Swine Influenza Virus -- Wisconsin

An influenza virus isolated from a 32-year-old Wisconsin woman who had been exposed to pigs has been identified as a swine influenza virus. On September 13, 1988, when the woman was in her 36th week of pregnancy, she was admitted to a community hospital with a 1-week history of fever to 102 F (38.9 C), headache, myalgias, 3 days of nonproductive cough, and 1 day of progressive shortness of breath. The patient had radiologic evidence of pneumonitis with bilateral lower lobe consolidation and was treated with broad-spectrum antibiotics. On September 14, she was transferred to a tertiary-care hospital for ventilatory assistance and management of late-stage pregnancy. Specimens for bacterial, viral, and fungal cultures and serologic testing were obtained, and antibiotic therapy was continued. Because of mechanical difficulty in ventilating the patient, labor was induced, and on September 17 she gave birth to a healthy 2990-g infant. Despite intensive support, her respiratory failure persisted, and she died September 21.

The patient's clinical course and findings of postmortem examinations were consistent with primary viral pneumonia. All cultures for bacteria and fungi were negative. Influenza virus was isolated postmortem from a sputum specimen obtained on September 14 and was identified by monoclonal antibody as type A virus. When further tested by hemagglutination inhibition (HI) tests at CDC, the virus was unreactive with antisera to strains currently prevalent in the world but reacted with antisera to influenza A(H1N1) viruses related to swine influenza. A paired serum specimen showed a fourfold or greater rise in HI antibody against swine influenza virus. Results of preliminary HI tests performed at the University of Wisconsin with monoclonal antibodies to the hemagglutinin of swine influenza virus indicate that the isolate resembles viruses isolated during the summer from pigs in Wisconsin. Further laboratory studies of the recent Wisconsin isolate are being undertaken to confirm its similarity to enzootic strains.

On September 3, 4 days before the onset of illness, the woman had attended a county fair and had visited the display area of a pig barn. Veterinarians working at the fair stated that influenza-like illness had occurred among pigs at the fair.

Preliminary investigations have detected no outbreaks of influenza-like illness in the surrounding communities. Further investigation is under way to determine whether the swine influenza virus may have infected others with known exposure to pigs at the fair or from the ill woman to persons with whom she had close contact.

Reported by: J Kaufman, MD, M Hassan, MD, M Rytel, MD, R Chayer, MD, P Volkert, MD, P McKinney, MD, J Michaels, C Farmer, PhD, Milwaukee County Medical Complex; G Sedmak, Milwaukee Bureau of Laboratories, Milwaukee; BC Easterday, DVM, VS Hinshaw, PhD, Dept of Veterinary Medicine, Univ of Wisconsin, Madison; J Berg, D Hopfensperger, M Proctor, PhD, JP Davis, MD, State Epidemiologist, Wisconsin Dept of Health and Social Svcs. TF Smith, PhD, Mayo Clinic, Rochester, Minnesota. WHO Collaborating Center for Influenza, Influenza Br, and Epidemiology Office, Div of Viral Diseases, Center for Infectious Diseases, CDC.

References

1.

Kilbourne ED. Influenza. New York: Plenum Medical Book, 1987.
2.

Palese P, Kingsbury DW, eds. Genetics of influenza viruses. New York: Springer-Verlag/Wien, 1983.
3.

Smith TF, Burgert EO Jr, Dowdle WR, Noble GR, Campbell RJ, Van Scoy RE. Isolation of swine influenza virus from autopsy lung tissue of man. N Engl J Med 1976;294:708-10.
4.

Dowdle WR, Hattwick MAW. Swine influenza virus infections in humans. J Infect Dis 1977;136(suppl);S386-9.
5.

Hodder RA, Gaydos JC, Allen RG, Top FH Jr, Nowosiwsky T, Russell PK. Swine Influenza A at Fort Dix, New Jersey (January-February 1976). III. Extent and spread and duration of the outbreak. J Infect Dis 1977;136(suppl):S369-75.
6.

Patriarca PA, Kendal AP, Zakowski PC, et al. Lack of significant person-to-person spread of swine influenza-like virus following fatal infection in an immunocompromised child. Am J Epidemiol 1984;119:152-8.
User avatar
wachdie.jr
Posts: 1675
Joined: Tue Sep 20, 2005 8:19 am

Post by wachdie.jr »

"United Nation": @wachdie.jr,
ini ada balasan dari warteg:
Tengkiu UN untuk kritisi ente, ini jawaban ana:
1. lihat siapa yang menulis ulasan tersebut:
Makassar, 7 September 2003
[H.Muh. Nur Abdurrahman]



2. lihat tanggal artikel yang ana sajikan dibandingkan dengan tanggal artikel yang dibuat si bahlul diatas :
But evidence from a recent reconstruction of the virus suggests that it jumped directly from birds to humans, without traveling through swine.[17] On October 5, 2005, researchers announced that the genetic sequence of the 1918 flu strain, a subtype of avian strain H1N1, had been reconstructed using historic tissue samples.[18] [19] on 18 January 2007, Kobasa et al. reported that infected monkeys (Macaca fascicularis) exhibited classic symptoms of the 1918 pandemic and died from a cytokine storm

3. Coba ente klik website yang ditampilkan oleh si Bahlul tersebut:
- BBC ------> 404-page not found
- iafrica.com --------> article no longer exist,
- http://www.liberation-mag.freeserve.co.uk/-----> problem loading file




demikian balasan ana, untuk langkah selanjut nya waktu, tempat dan otak dipersilake'n
:shock: :shock: :shock: :lol:
User avatar
Busman
Posts: 2147
Joined: Fri Oct 19, 2007 9:26 pm

Post by Busman »

enak sekali rokoknya
User avatar
wachdie.jr
Posts: 1675
Joined: Tue Sep 20, 2005 8:19 am

Post by wachdie.jr »

Busman wrote:enak sekali rokoknya
rokok ana gudang garam coklat... emang mantap!!!

Check this out!
http://en.wikipedia.org/wiki/Streptococcus_suis
User avatar
zulfaqor
Posts: 14
Joined: Mon Jan 27, 2014 9:24 pm
Location: Jabal rahmah

Re: Duel Montir v.s AIB: Babi haram, Alkohol Haram. Kalau Ro

Post by zulfaqor »

Rokok gimana ya? babi haram kok rokok nggak? Rokok bikin impoten, gangguan kehamilan dan janin.

Ayo Kalau mau jujur, ISLAM itu BUSUK luar dalam.

banyak taqiya !!!


auwloh barbar !!!!!!!!!!!


referensi tentang bahaya merokok pada setiap kemasan rokok di dunia

http://en.wikipedia.org/wiki/Tobacco_pa ... g_messages[/quote]

Ini tambahan :
Kalo org yg sedang hamil trus merokok hukumnya haram !
Org sakit jantung malah merokok hukumnya haram !
Kalo yg masih sehat merokok hukum nya makruh .
Haram hukumnya memperparah penyakit !
Daging kambing hukumya halal , bener kan ? Gimana kalo yg makan kambing itu org yg kena penyakit darah tinggi ? Ya hukumnya haram !
User avatar
zulfaqor
Posts: 14
Joined: Mon Jan 27, 2014 9:24 pm
Location: Jabal rahmah

Re:

Post by zulfaqor »

japra wrote:Oia. rokok / shabu2 / heroin / putaw = HALAL 100%
Aku pernah liat hadist yg mengatakan "setiap yg memabukkan itu haram" aku lupa perawihnya siapa , yg pasti hadist itu jelas mengatakan seperti itu , jadi .. Apapun namanya setiap yg memabukkan itu hukumnya haram .

kan gak ditulis dalam al-quran. nah kalo BABI itu 100% HARAM.

susah amat mikirnya.
Binatang juga males mikir
Post Reply