Wah kurang piknik....n1kko wrote:siapa bilang Muhammad tidak berperan dalam revolusi peradaban
semenjak kematian Muhammad negeri2 yang ditaklukan islam mengalami gempa kebudayaan karena manusia dibebaskan dari belenggu takhayul, kemudian metode ini ditiru barat sehingga barat keluar dari dominasi gereja china yang kembali lagi ke ajaran Tao (1644–1911 Masehi) tidak meraih revolusi sains sebagaimana eropa, karena terbelenggu oleh filsafat2 konfusianisme
Sudah jelas Muhammad tokoh penting dalam revolusi kebudayaan, ketika muhammad meninggal 200 tahun kemudian umatnya sudah mencapai masa keemasan
Pantas Michael Hart menempatkan Muhammad sebagai orang nomor satu dari 100 orang yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia
Coba kita piknik di dunia jurnalistik di Indonesia tahun 80-90-an. Ada bukti bahwa Islam tidak terima mendapat fakta bahwa Muhammad hanya masuk urutan ke-sekian di dunia. Fakta ini bisa menghancurkan pihak mana yang mengeluarkan klaim tersebut.
http://beritabaru.com/special.php?id=1851 wrote: Dulu kami (Tabloid Monitor) membuat sebuah angket tentang siapa tokoh yang menjadi favorit pembaca dan apa alasannya. Kami tidak membuat daftar nama tokoh-tokoh. Jadi, nama-nama yang kemudian muncul, semua murni pilihan pembaca. Ada 35 ribu lebih jawaban yang masuk, dengan lebih dari 200 nama tokoh. Lucunya, muncul nama Nabi Muhammad di peringkat 11. Lebih menarik lagi, nama saya justru ada di peringkat 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad. Lalu, saat 50 nama itu kami terbitkan di tabloid (dengan posisi nama Nabi Muhammad setingkat di bawah Arsewendo, yang kebetulan non-muslim), kami dianggap telah meresahkan umat Islam. Lalu saya ditahan, diadili, dan divonis lima tahun penjara. Ya, sudah, saya terima, saya jalani. Padahal polling seperti itu pernah juga dilakukan oleh media lain, tapi tidak diapa-apakan.
Mohammad No. 1 ? Terlalu maksa ah..... ?http://indonesiatera.com/ARSWENDO-ATMOWILOTO.html wrote: ARSWENDO ATMOWILOTO Lahir di Solo, 26 November 1948. Selepas kuliah di IKIP setempat tanpa selesai, ia menjadi penulis. Ada ratusan bukunya yang telah diterbitkan, yang memenangkan lomba, maupun yang terpilih sebagai buku utama. Sangat berminat pada televisi, komik, dan lawak yang terus ditekuninya ketika bekerja di Gramedia Majalah, sejak tahun 1974 hingga akhir tahun 1990, ketika menghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) karena kasus tabloid Monitor yang dipimpinnya.