Patah Salero wrote: gw jawab dengan ngasi contoh bahwa Muhammad SAW menyebutkan istrinya yang Yahudi sebagai Anak Nabi (Harun) dan keponakan Nabi (Musa) yang TIDAK DIBANTAH oleh istrinya.
Yg dipersoalkan adalah istilah
SAUDARA PEREMPUAN Harun, lalu
apa hubungannya dg istri muhamad tidak membantah disebut PUTERI Harun dan KEPONAKAN Musa ?
Apa di logika anda SAUDARA/I = ANAK +KEPONAKAN ? ilmu matematika darimana?
Patah Salero wrote: Kemudian gw kasi contoh lain soal Abdullah bin Sailam (seorang yahudi) Yang menyatakan bahwa Muhammad SAW adalah saudara dari Musa.
Yg dipersoalkan adalah tradisi Yahudi JAMAN DULU SEBELUM MUHAMMAD sesuai hadits sahih nabi anda,contoh yg anda kasih bertentangan dg hadits nabi anda sendiri plus ternyata pula klaim anda ini baru berupa pendapat / hipotesa seorang dosen tanpa bukti tertulis otentik sumber periwayatannya.
Patah Salero wrote:Intinya: menurut gw Yahudi medinah LEBIH PAHAM tentang tradisi mereka dari pada Kristen Najran.
pemahaman tradisi yg mana ? tidak ada satupun dri bukti yg anda kasih memperlihatkan pemahaman tradisi mereka sesuai dengan yg diceritakan muhamad dalam hadits
Patah Salero wrote: Jadi argumen gw enggak ada hubungannya dengan tradisi Yahudi abad pertama, karena gw gak bisa kasi bukti apapun tentang tradisi abad pertama tersebut.
Yg jadi inti permasalahan adalah sura 19:28 yg menurut hadits nabi anda merupakan tradisi jaman Isa as dulu (abad 1), kalo anda sudah ngaku tidak punya bukti sama sekali untuk membahas inti permasalahan , lalu kalo masih punya malu buat apa berdebat ? mau ngelawak mungkin?
Patah Salero wrote:Soal fatihah, gw belum tau siapa penulis ayat itu waktu pertama kali diturunkan. Dan mungkin emang gak ada catatannya.
Bukankah ini ukuran yg anda sendiri menuntutnya?
Patah Salero wrote: Sumber yang Dengan jelas menyatakan siapa yang menulis apa. dan dengan jelas menyatakan apakah si penulis merupakan saksi mata dari apa yang ditulisnya.Dan Bila si penulis bukan merupakan saksi mata, apakah dia menyatakan dari mana ia mengetahui apa yang ditulisnya.
Apa ini artinya anda ngaku anda gagal dlm mempertanggungjawabkan iman islam anda bila dilihat dari kacamata anda sendiri ?
Patah Salero wrote: Jadi mustahil membayangkan fatihah yang dibaca rasulullah berbeda dengan yang dibaca muslim saat ini, karena muslim melaksanakan shalat setiap hari, dan setiap tahun mereka dari seluruh dunia shalat berjamaah disaat musim haji.
Masalahnya apa anda yakin antara SESAMA MUSLIM sendiri membaca alfatiha dengan cara yg sama? Tolong jabarkan bagaimana versi kalimat alfatiha anda disini ,saya gak yakin sama dg versi kalimat alfatiha yg saya tahu tuh.
Btw saya nemu lagi lawakan anda
Patah Salero wrote:Kedua, bagi muslim zat dan sifat adalah hal yang berbeda. sifat bisa jadi menempel pada zat, tapi sifat bukanlah zat. SIFAT BISA HILANG TIMBUL , tapi zatnya tetap.
Salah satu dari sifat 20 adalah Ilm(ILMU),
jadi maksud anda Allah swt kadang2 pinter(berilmu) tetapi juga kadang2 BLO’ON gitu ?
Patah Salero wrote: Salah satu sifat yang kami yakini dimiliki oleh Tuhan kami adalah KALAM (berfirman)Tapi kami enggak akan pernah menyatakan bahwa Allah sama dengan Quran atau Quran sama dengan Allah. Karena seperti gw sebut diatas sifat dan zat bagi kami adalah hal yang berbeda
Teori darimana ? mana ayat dari Quran atau Hadits (dari Sahih sampai dhoif pun silakan) yg jelas2 bilang Kalam adalah sifat Allah ?
TIDAK ADA SATUPUN BUKTI DALAM QURAN & HADITS YG JELAS2 MENYEBUT KALAM SEBAGAI SIFAT ALLAH, INI HANYA KARANGAN PARA ULAMA SAJA
Ada yg bisa sanggah statement saya ?