Kre-setan wrote:
kita tidak bicara perkara apa yang antum imani atau tidak,, kita bicara Quran sebagai rujukan perdebatan disini...Masalah antum menafsirkan Allah = Setan karna memberi hak kuasa setan menyesatkan manusia itu urusan antum dan di trit ini kita nggak masuk wilayah itu. yang jadi masalah disini adalah disatu sisi antum menerima sifat keilahian isa karena isa menerima pendegelasian kekuasaan dari Allah,, disisi lain antum menolak keilahian iblis padahal sama sama menerima delegasi kekuasaan juga dari Allah,, DAN ITU SEMUA MASIH DALAM BASE KNOWLEDGE YANG SAMA YAITU ALQURAN.
alquran punya pemahaman bahwa pendegelasian kekuasaan tidak serta merta memberi si ter-delegasi hak keilahian...faham ??
HILLMAN wrote:
1. Allah yang saya imani tidak menyesatkan manusia
Kre-setan wrote:
sudah saya katakan...parameter debatnya bukan berdasarkan apa yang antum atau saya imani,, tapi parameternya alquran.
Justru saya menunjukan kepada para pembaca parameter Al Quran mengenai sifat "allah" dan perbedaannya dengan Allah yang saya kenal.
HILLMAN wrote:
2. Allah yang saya imani tidak memberikan kekuasaan untuk iblis apalagi mengimani “iblis illhaiyah”. Entahlah jika anda mengimaninya.
Kre-setan wrote:
sudah saya katakan...parameter debatnya bukan berdasarkan apa yang antum atau saya imani,, tapi parameternya alquran.
apa aturan dasar debat seperti ini tidak antum fahami ?
Kembali saya memberikan penekanan kepada para pembaca dengan menunjukan parameter Al Quran mengenai "allah" dan perbedaannya dengan Allah yang saya kenal.
HILLMAN wrote:
Tentu anda setuju jika menentang “rasul” = menentang “allah” ?
Apakah hal di atas bukan berarti “pendelegasian” kekuasaan ke-illahi-an yang termaktub dalam Al Quran?
Kre-setan wrote:
itu pendelegasian kekuasaan TAFI tidak memberi si-terdelegasi hak ke-ilahian.
Loh.... bukankah ayat dalam Al Quran itu justru memberikan "derajat" yang sama antara Allah dengan rasul ? Menentang menteri = menentang presiden ?
Kre-setan wrote:
terus...apakah artinya variable KEKUASAAN hanya sebatas urusan CIPTA MENCIPTA BURUNG ??
...
HILLMAN wrote:
Nah…. lagi..
Variable KEKUASAAN yang PASTI tidak dapat dilakukan oleh anda dan saya serta tertulis di dalam Al Quran adalah MENCIPTAKAN LALAT dan BURUNG, bukankah demikian ?
Kre-setan wrote:
tidak dapat karena saya atau anda tidak diberi izin...kalau di izinkan saya dan anda dapat melakukanya,, dan jawaban anda di atas tidak menjawab pertanyaan..pertanyaan saya, apakah variable kekuasaan ilahi hanya sebatas urusan cipta mencipta burung ??
1.Iya, cukup mencipta burung saja anda sudah menjadi ilah meskipun menciptakanya juga butuh izin
2.tidak, karna kuasa ilahi tidak terbatas.
Isa berkuasa mencipta burung atas izin Allah, apakah Isa berkuasa juga mencipta langit dan bumi, apakah isa berkuasa menanggulangi niat jahat manusia sehingga dia sepatutnya tidak perlu merasa gentar dan harus berdoa ?? apakah manusia yang berdoa berarti berkuasa ??
Maksudnya seperti ini ?
[QS 33:56] Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .
Jadi Allah tidak berkuasa karena bershalawat seperti manusia kepada "nabi" Muhammag ?
Kre-setan wrote:
kenapa anda tertawa ?? apakah tertawa anda itu menjawab persoalan ??
sekali lagi apakah andah sudah faham ini :
Urusan BUAT MEMBUAT boleh seribu macam, tapi kalau urusan KEKUASAAN itu cuma milik Allah...karna setiap urusan BUAT MEMBUAT itu semua dilakukan dengan se "izin Allah"
HILLMAN wrote:
Ya … iyalah masa ya …iyadong…
Anda samakan makna
“membuat” kesesatan dengan MEMBUAT LEBAH dan BURUNG, tentu saja saya tertawa dan langsung menyelesaikan persoalan tanpa perlu menulis.
Kre-setan wrote:
itu karna otak anda tidak bisa menjangkau kalau membuat kesesatan juga memerlukan kuasa, padahal dalam keimanan antum pun ada istilah "kuasa gelap"...itu lah akibat dari penyempitan pembuluh otak yang membatasi urusan kekuasaan hanya sebatas urusan "cipta mencipta burung" saja.
Kesesatan = kuasa "allah" anda ? Itulah sebabnya saya katakan Allah saya beda dengan "allah" anda. Paham ?
HILLMAN wrote:
Baca kembali Al Quran anda, iblis tidak pernah menerima izin Allah. Iblis melakukan penyesatkan kepada manusia karena memberontak dan marah kepada Allah.
Jadi siapakah “sosok” yang menambahkan ayat-ayat yang memberi kekuasaan kepada iblis itu ?
Kre-setan wrote:
begitulah jadinya kalau membaca Qur'an cuma mengorek ngorek urusan burung saja...
padahal diatas pun udah di kasi ayatnya :
Saba' 21 :
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu
Saya jadi ingin mengutip tulisan anda di atas, anda menulis "apakah isa berkuasa menanggulangi niat jahat manusia " ?
Sebaliknya dengan ayat yang anda kutip, apakah artinya juga "allah" anda tidak berkuasa membedakan siapa beriman siapa tidak ?
Kre-setan wrote:
bukankah kalimat ini sudah jelas "mengkafirkan" anda yang meng-ilahkan Isa :
Al-Maidah : ayat 72-75 :
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.
pembahasan tidak perlu antum lebarkan ke masalah siapa orang pertama (pembicara di ayat itu) karna bisa berujung ke pelebaran masalah...yang perlu antum lihat kalimat yang ana merahi itu, apa kurang jelas artinya ?? atau ini trik trik antum lagi melarikan topik masalah ??
HILLMAN wrote:
Anda tidak menjawab pertanyaan saya mengenai ayat yang anda bawa, tetapi baiklah saya nyatakan saja bahwa ayat tersebut merupakan bukti pertentangan anta ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam Al Quran,
Dan saya berikan contoh bagaimana kemungkinan ayat tersebut adalah ayat tambahan yang merupakan ucapan dari “sosok” selain firman Allah.
Contoh :
[QS 115:115] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:, "Sesungguhnya Hajar Aswad adalah Yaminullah" dan ber-istilam padanya, padahal Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak mengampuni dosa mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun, dan Aku mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang Ku-kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. " Diharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Atau dapat juga ayat yang “akan” mendapat tambahan demi membenarkan perbuatan “junjungan”nya, contohnya.
[QS 4:3] Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat, terkecuali untuk nabi atau rasul kawinilah lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas atau dua belas. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil , maka (kawinilah) seorang saja , atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Jika anda mau menggunakan akal dan pikiran anugerah dari Allah untuk menguji iman anda, maka anda akan dapat membedakan kalimat dari Allah dan kalimat yang datang dari "sosok" lain dalam ayat-ayat Al Quran.
Salam bagi semua orang yang mau berpikir.
Kre-setan wrote:
sudah saya katakan, tidak perlu memperdebatkan siapa "sosok" yang berbicara di ayat itu...YANG JELAS AL QURAN MENGKAFIRKAN ANDA YANG MENGILAHKAN ISA, terlepas apakah anda menganggap al quran ucapan Allah, Muhammad, atau setan.
siapapun sosok pembicara di ayat itu TETAP tidak akan merubah fakta bahwa Al Quran MENGKAFIRKAN anda yang meng-ilahkan Isa, faham ?? jadi arah pembelaan anda ngawur.
Tentu saja anda pasti akan menihilkan fakta kemungkinan penambahan ayat yang justru bertentangan dengan ayat-ayat yang mencerminkan sifat ke-illahi-an Nabi Isa AS.
Ada baiknya anda membaca di sini
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/post843537.html mengenai fakta penambahan dan pengurangan ayat-ayat Al Quran berdasarkan hadits-hadits sahih.
Salam bagi semua orang yang berpikir.