Penghuni Terakhir yang Masuk Surga
Sebagaimana kita ketahui, dalam I’tiqad Ahlusunnah Wal Jama’ah, orang kafir akan kekal selamanya di dalam neraka. Berbeda dengan orang kafir yang kekal di neraka, orang mu’min (yang beriman), tetapi memiliki dosa tidak akan kekal di neraka. Orang mu’min yang memiliki dosa dan mati sebelum bertaubat akan masuk ke dalam neraka untuk sementara. Tetapi setelah hukuman selesai, ia akan dikeluarkan dari neraka dan masuk dimasukkan ke dalam surga.
Dalam buku Canda Bersama Rasulullah, Isnaeni Fuad menceritakan sebuah kisah unik tentang seorang penghuni neraka yang terakhir masuk surga. Kisahnya sendiri diceritakan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya dengan tujuan untuk menambah kemantapan iman mereka.
Ibnu Mas’ud meriwayatkan Rasulullah Saw pernah bercerita, “Aku mengetahui orang yang paling akhir keluar dari neraka dan paling akhir memasuki surga. Dia keluar dari api neraka sambil merangkak.
Setelah berhasil keluar dari jurang neraka, kemudian Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah dan masuklah ke surga.’
Orang itu pun merangkak mendekati surga. Dalam benaknya terbayang bahwa surga pasti sudah penuh sesak. Khawatir dengan bayangannya sendiri, maka ia kembali menghadap Tuhannya, seraya berkata, ‘Ya Tuhanku, aku mendapati surga sudah penuh sesak dengan orang-orang.’
Tanpa mempedulikan kekhawatiran hamba-Nya (karena Kemahatahuan-Nya), Allah pun mengulangi perintah-Nya, ‘Pergi dan masuklah ke surga.’
Orang itu pun mendekati surga lagi dengan merangkak. Di benaknya masih saja terbayang bahwa di surga pasti manusia sudah berdesakan dengan orang-orang yang memasukinya lebih dulu. Sebab, ia merupakan manusia yang paling akhir masuk surga. Sungguh ia merasa khawatir tidak akan mendapat tempat di surga. Sekali lagi ia berkata kepada Tuhannya, ‘Ya Allah, aku merasa bahwa surga pasti telah berdesakan.’
Allah kemudian berfirman lagi kepadanya, ‘Pergi dan masuklah ke surga, dan surga bagianmu luasnya sepuluh kali bumi.’
Saat mendengar firman Allah tentang tempatnya di surga yang seluas sepuluh kali luas bumi, orang itu merasa bahwa Allah Swt sedang mengejeknya. Oleh karena itu, ia langsung berkata, ‘Wahai Tuhanku, apakah Engkau mengejek dan menertawakan aku, sedangkan Engkau adalah Maharaja?’
Ibnu Mas’ud berkata, “Setelah bercerita demikian, aku melihat Rasulullah Saw tertawa sampai gigi gerahamnya terlihat. Kemudian Rasulullah berkata, “Itulah kedudukan yang paling rendah bagi penghuni surga” (HR. Bukhari Muslim).
Ternyata. Seseorang yang terakhir masuk surga pun masih memperoleh nikmat surga yang seluas sepuluh kali luas bumi. Subhanallah. Meskipun disampaikan dengan diselingi canda tawa, Rasulullah bermaksud menanamkan keteguhan iman kepada para sahabatnya melalui kisah ini. Wallahu A’lam Bish Shawab. [i@R]
in the rama you (pondokhati), 30 April 2012
-------------------------------------------------------------------------------
Bagi muslim yg tidak kritis, pasti langsung keluar kata2 subhanoloh, maha suci aloh dsb. Memang ajaran islam tidak mengajarkan untuk berpikir kritis
Untuk apa tempat 10x luas bumi ???
Kalo setiap orang dapat tempat 10x luas bumi, itu artinya super sangat jauh dengan tetangga, gimana nanti kalo bersosialisasi ?
Tapi kalo hanya penghuni terakhir saja yg dapat tempat seluas itu, namanya aloh pilih kasih tuh
Menurut muhammad tempat 10x luas bumi itu bagi penghuni yg kedudukannya paling rendah, jadi bisa saja muhammad dapat 1000x luas bumi
Apa perlunya tempat seluas itu ?
Luasnya tempat di surga untuk penghuni terakhir surga
FFI Alternative
Faithfreedompedia
Luasnya tempat di surga untuk penghuni terakhir surga
Re: Luasnya tempat di surga untuk penghuni terakhir surga
Surganya Sunnah Nabi banget!
Surga-nya manusia-manusia TAMAK!
Surga-nya manusia-manusia TAMAK!
- I Want You
- Posts: 2321
- Joined: Thu May 07, 2009 2:20 pm
- Location: Serambi Yerusalem
- Contact:
Re: Luasnya tempat di surga untuk penghuni terakhir surga
si nabi ketawa , karena geli melihat ngibulnya sendiri
selain itu ketawa , karena umatnya kok percaya aja , tanpa memakai nalar lagi.
selain itu ketawa , karena umatnya kok percaya aja , tanpa memakai nalar lagi.