Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Ttg surga, neraka, hari kiamat, bidadari, 72 perawan, houri.
Post Reply
User avatar
Pan Kobar
Posts: 370
Joined: Fri Aug 06, 2010 1:16 pm
Location: Negri Mimpi

Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by Pan Kobar »

Setelah saya muter2 di RC ini saya blm mnemukan topik yang mmbahas tntang keadilan tntang mizan di akhirat, bila topik ini pernah di bahas mohon teman2 sudi mmberikan saya linknya. Dan Moderator boleh menghapus Thread saya ini.

Menurut Hadis, ayat2 bila seorang muslim meninggal maka proses nya adalah sbb :
Mati>>menungu di alam kubur sampai kiamat tiba>>dibangkitkan dari kubur>>di kumpulkan di padang pengadilan(Mashar)>>di timbang dengan timbangan amal (Mizan)>>Masuk surga atau neraka.

YAUMUL MIZAN (HARI MENIMBANG AMAL BAIK & BURUK :
Apa sebenarnya pengertian Yaumul Mizan ? Seperti kita meyakini, bahwa tidak dapat dipungkiri kalau hari kiamat itu pasti terjadi, karena agama dan ilmu pengetahuan sudah membuktikannya. Setelah kiamat nanti terjadi maka peristiwa yang akan dilalui dan dijalani oleh setiap manusia adalah pengadilan dengan menggunakan timbangan yang haq. Tidak ada yang teraniaya karena tidak ada satu amal perbuatan pun yang tidak ditimbang. Inilah yang disebut Yaumul Mizan yaitu saat amal perbuatan manusia ditmbang antara amal perbuatan shaleh (kebajikan) dengan amal perbuatan buruk (kejahatan)

Perhatikan Firman Allah SWT :
“Timbangan pada hari itu adalah kebenaran. Barangsiapa yang berat timbangan (amal shalehnya) maka mereka adalah orang-orang beruntung dan siapa yang ringan timbangan kebajikannya maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri di sebabkan mereka selalu meringankan ayat-ayat Kami.” (QS. Al- A’raf : 8-9)

.......................................
Dengan mengikuti logika dari ayat tsb di atas ada beberapa yang mengganjal dari saya yaitu sbb:
Anggap seluruh kalkulasi PERBUATAN BAIK & PERBUATAN BURUK setiap muslim 100% maka setelah ditimbang dgn Mizan akan di dapat hasil perbuatan antara yg 1 dgn yg lain beda2, sbb :

1. Bila PERBUATAN BAIK seorang muslim 51% maka menurut timbangan Mizan ia akan masuk surga, pertanyaan saya adalah lalu PERBUATAN BURUK nya yang 49% apakah tidak di balas? kan kasihan yang pernah di jahati.........
2. Bila PERBUATAN BURUKNYA seorang muslim 51% maka menurut Mizan ia akan masuk neraka. Pertanyaan saya adalah lalu perbuatan baiknya yg 49% apakah tdk di balas??? Kan kasihan dh capek2 berusaha, Nungging2, puasa, naik haji dll
3. bila PERBUATAN BAIK & BURUKNYA SEIMBANG (PERBUATAN BAIK 50%, PERBUATAN BURUK 50%). Pertanyaan saya adalah kemana ia akan menuju SURGA ATAU NERAKA???????

Mohon bagi anda yg muslim(khususnya), dan kafir(umumnya) saya dicerahkan dan di jwb 3 pertanyaan saya yg sering mengganjal pikiran saya ini.

Terima kasih sebelumnya, semoga amal baik kita semua mndapat balasan setimpal.............
User avatar
Pan Kobar
Posts: 370
Joined: Fri Aug 06, 2010 1:16 pm
Location: Negri Mimpi

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by Pan Kobar »

Saya sendiri bila jadi MUALAF tdk yakin bisa masuk surga malah saya yakin akan masuk neraka karena Islam bagi saya sgt kaku dan memaksa karena sbb:

1. Saya gak mungkin bisa puasa karena saya mengidap penyakit maag kronis. Jangan kan puasa sebulan sarapan jam 07.00 ehhh Jam 09.00 perut dah melilit rasanya kayak di sayat pisau
2. Gak bisa naik haji. boro2 naik haji yg biayanya skrg 50jt rokok sebatang aja saya masih ngebon
3.Gak bisa melaksanakan sholat 5 waktu, khususnya yg jam 04.00 dini hari. soale alergi dingin. Kalau di paksakan ya dokter bilang akan sakit parah.
4. Frekwensi kentut sy lumayn tnggi bisa 4X dlm stiap 15 menit. Anda bisa byngkn bila mualaf sering mengentuti kepala jamaah yg lain ktika sholat jumat...cress..... dijamin pulang gk bw kepala
5.Gak bisa baca alquran, boro2 baca alquran baca tulisan yg bagus2 n besar2 di komputer aja masih sering keliru. kadang huruf u saya baca n. Apalagi baca bahasa & tulisan alquran yg kusut kisut kayak *** kucing itu.......

jadi sory sory aja dech...........aku bukan kafir murahan
User avatar
Maher-Shalal
Posts: 1283
Joined: Mon Mar 17, 2008 4:49 pm
Location: Between heaven and hell

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by Maher-Shalal »

Muslim sudah pasti masuk neraka kok.

Dari sini:
Adadeh wrote:JAMINAN ALLAH 100%: MUSLIM PANGGANG!!

Alloh dengan penuh semangat memberi JAMINAN 100% bahwa Muslim PASTI dan TIDAK DAPAT TIDAK dipanggang api neraka:

Q 19:71-72
(71) Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
(72) Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.

Apa tuh maksudnya mendatangi Neraka? Silakan tanyakan pada guru agama Islam apa arti ayat Q 19:71 yang terkenal itu. Allah berkata tidak seorang Muslim pun yang tidak akan mendatangi neraka dan itu sudah ditetapkan Allah. Masalahnya adalah BERAPA LAMA KAU AKAN BERADA DI SANA dan itu tergantung dari berapa banyak hasanat dan sayaat-mu. Bisa setahun, bisa seratus tahun, bisa seribu tahun... Muslim2 yang hasanat-nya lebih berat daripada sayaat-nya akan diberi Kitab amal di tangan kanannya (Q.69: 19-21, Q.84: 7-9), dan akan dikirim ke Surga setelah berdiam sementara disiksa di Neraka (Q.19: 71). Para Muslim yang sayaat-nya lebih berat daripada hasanat-nya akan diberi buku di tangan kiri mereka, di belakang punggung mereka (Q.69: 25-32, Q.84: 10) - pertanda bahwa mereka akan tinggal di Neraka untuk jangka waktu yang lamaaaa.

Nah, sekarang pertanyaannya: bagaimana Muslim dapat tahu apakah hasanat-nya lebih berat/banyak dibandingkan sayaat-nya sebelum mati? Jawabnya: Muslim tidak akan pernah tahu sebab hanya Allah saja yang tau dan payahnya Allah juga tidak akan pernah memberi tahu dulu sebelum Muslim mati.

-------------------------------------
Nih, sekalian gue kasih tafsir Q 19:71 dari Ibn Kathir:
http://tafsir.com/default.asp?sid=19&tid=31598
[وَإِن مِّنكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا]
(There is not one of you but will pass over it; ) "The passing of the Muslims (over the Hellfire) means their passing over a bridge that is over it. But the passing of the idolators over the Hellfire refers to their admission to the Fire.'' As-Suddi reported from Murrah, from Ibn Mas`ud, that he said concerning Allah's statement,
terjemahan:
(tidak ada seorang pun dari padamu melainkan mendatangi neraka itu)
Penyebarangan kaum Muslim (di atas Api Neraka) berarti mereka menyeberangi jembatan di atas Neraka. Tapi penyeberangan kaum pagan di atas Api Neraka berarti mereka masuk ke dalam Api." As-Suddi melaporkan dari Murrah, dari Ibn Mas'ud, bahwa dia menerangkan tentang pernyataan Allah,

[كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْماً مَّقْضِيّاً]
(this is with your Lord; a Hatman decree.) "An oath that must be fulfilled.'' Mujahid said, "Hatman means preordainment.'' Ibn Jurayj said the same. Concerning Allah's statement,
terjemahan:
(Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.) "Sebuah sumpah yang harus dipenuhi." Mujahid berkata, "Hatman berarti telah ditetapkan sebelumnya." Ibn Jurayj mengatakan hal yang sama. Mengenai pernyataan Allah,

[ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَواْ]
(Then We shall save those who had Taqwa.) When all of the creatures passed over the Hellfire, and those disbelievers and the disobedient people who are destined to fall into it because of their disobedience, Allah will save the believers and the righteous people from it because of their deeds. Therefore, their passing over the bridge and their speed will be based upon their deeds that they did in this life. Then, the believers who performed major sins will be allowed intercession. The angels, the Prophets and the believers will all intercede. Thus, a large number of the sinners will be allowed to come out of Hell. The fire will have devoured much of their bodies, except the places of prostration on their faces. Their removal from the Hellfire will be due to the faith in their hearts. The first to come out will be he who has the weight of a Dinar of faith in his heart. Then, whoever has the next least amount after him. Then, whoever is next to that after him, and so forth. This will continue until the one who has the tiniest hint of faith in his heart, equal to the weight of an atom. Then, Allah will take out of the Fire whoever said "La ilaha illallah,'' even one day of his entire life, even if he never performed any good deed. After this, no one will remain in the Hellfire, except those it is obligatory upon to remain in the Hellfire forever. This has been reported in many authentic Hadiths from the Messenger of Allah . This is why Allah says,
terjemahan:
(Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa)
Ketika semua makhluk melalui Api Neraka, orang2 yang tak percaya dan tak taat sudah ditentukan untuk jatuh ke dalamnya karena ketidaktaatan mereka, Allah akan menyelamatkan orang yang beriman dan takwa dari Api Neraka karena perbuatan mereka. Karenanya, penyeberangan mereka di atas jembatan dan cepatnya mereka menyeberangi tergantung dari perbuatan2 mereka sewaktu hidup. Muslim yang melakukan dosa2 besar tidak akan mendapat perantaraan. Para malaikat, nabi2 dan Muslim2 lainnya akan memperantarai. Maka, banyak orang2 berdosa diperbolehkan ke luar Neraka. Saat itu api telah membakar habis banyak bagian tubuh mereka, kecuali bagian muka wajah untuk bersujud. Pengeluaran mereka dari Api Neraka tergantung dari iman dalam hati mereka. Juga tergantung siapapun yang punya iman lebih kecil setelah dia. Lalu siapapun setelah orang itu yang punya iman lebih kecil lagi, dan begitu seterusnya. Hal ini terus berlangsung sampai ke orang yang punya iman terkecil dalam hatinya, yang berat imannya sama dengan berat sebuah atom. Setelah itu, Allah akan mengeluarkan dari Api Neraka orang yang berkata "La ilaha illallah,'' meskipun orang itu hanya satu hari dalam seluruh hidupnya melakukan kebaikan, atau bahkan tidak pernah melakukan kebaikan apapun dalam hidupnya. Setelah itu, tiada lagi yang tinggal dalam Api Neraka, kecuali mereka yang tetap harus berada di sana untuk selamanya. Hal ini telah dilaporkan dalam banyak Hadis sahih dari Rasul Allah.
---------------------

Jadi percumah aja para Muslim nungging2 5x sehari, naik haji, zakat, dll, ... percuma ajah!! Segala aturan ibadah pagan tersebut ternyata tidak sanggup menyelamatkan Muslim dari Api Neraka. Muslim tetap aja bakal jadi MUSLIM PANGGANG yang dibakar habis Api Neraka. Hihihihi.... :lol:
Ngapain beragama kalau akhirnya tetap aja dipanggang habis Api Neraka? :roll:
User avatar
Pan Kobar
Posts: 370
Joined: Fri Aug 06, 2010 1:16 pm
Location: Negri Mimpi

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by Pan Kobar »

@ Mas Mahar, Thanx atas infonya.

Busyettt...Lbh ngeri dari yg pernah sy bayangkan.
Gmn tmn2 muslimin n muslimah bila bener uraian Mas Maher di atas so tunggu apa lagi buruan.........
Tp bl uraian Mas Maher di atas adalah fitnah, mohon di sanggah. Saya masih stia menunggu pncerahan dari temen2 muslim
User avatar
Maher-Shalal
Posts: 1283
Joined: Mon Mar 17, 2008 4:49 pm
Location: Between heaven and hell

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by Maher-Shalal »

Pan Kobar wrote:@ Mas Mahar, Thanx atas infonya.

Busyettt...Lbh ngeri dari yg pernah sy bayangkan.
Gmn tmn2 muslimin n muslimah bila bener uraian Mas Maher di atas so tunggu apa lagi buruan.........
Tp bl uraian Mas Maher di atas adalah fitnah, mohon di sanggah. Saya masih stia menunggu pncerahan dari temen2 muslim
Itu bukan tulisan saya, mas. Itu kepunyaan om Adadeh.
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by bocor »

“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.”
(Qs Maryam/19: 71-72)



Penjelasan dari Ayat

Ayat ini (ayat pertama) merupakan kabar berita dari Allâh Ta'ala kepada seluruh makhluk, baik orang-orang yang shaleh ataupun durhaka, Mukminin maupun orang kafir. Setiap orang akan mendatangi neraka. Ini sudah menjadi ketentuan Allâh Ta'ala dan janji-Nya kepada para hamba-Nya. Tidak ada keraguan tentang terjadinya peristiwa itu dan Allâh Ta'ala pasti akan merealisasikannya.

Yang perlu diketahui, Ulama ahli tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian kata al-wurûd (mendatangi neraka) dalam ayat tersebut. Sebagian Ulama menyatakan, maksudnya neraka dihadirkan di hadapan segenap makhluk, sehingga semua orang akan merasa ketakutan. Setelah itu, Allâh Ta'ala menyelamatkan kaum muttaqîn (orang-orang yang bertakwa). Atau menurut penafsiran yang lain, semua makhluk akan memasukinya. Akan tetapi bagi kaum Mukminin meskipun mereka memasukinya, neraka akan menjadi dingin dan keselamatan bagi mereka. Di samping itu, terdapat penafsiran lain yang memaknai kata al-wurûd dengan mendekati neraka. Dan ada pula yang menafsirkan bahwa maksudnya adalah panas badan yang dialami kaum Mukminin saat menderita sakit panas.

Syaikh ‘Abdul Muhsin menyatakan bahwa penafsiran paling populer mengenai ayat di atas ada dua pendapat. Pertama, semua orang akan memasuki neraka, akan tetapi kaum Mukminin tidak mengalami bahaya. Kedua, semua orang akan melewati shirâth (jembatan) sesuai dengan kadar amal shalehnya. Jembatan ini terbentang di atas permukaan neraka Jahannam. Jadi, orang yang melewatinya dikatakan telah mendatangi neraka. Penafsiran ini dinukil Ibnu Katsîr rahimahullâh dari Ibnu Mas’ûd radhiallâhu'anhu.

Dari dua pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh (wafat tahun 792 H) memandang bahwa pendapat kedua itulah yang paling kuat dan râjih.

Beliau berkata, “Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai pengertian al-wurûd dalam firman Allah Surat Maryam ayat 71, manakah pendapat yang benar? Pendapat yang paling jelas dan lebih kuat adalah melintasi shirâth.”

Untuk menguatkan pendapat ini, Imam Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullâh berhujjah dengan ayat selanjutnya (Qs Maryam/19:72) dan hadits riwayat Imam Muslim rahimahullâh dalam kitab Shahihnya no. 6354.

Imam Muslim rahimahullâh meriwayatkan dengan sanadnya dari Umm Mubasysyir radhiallâhu'anha, ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda saat berada di samping Hafshah radhiallâhu'anha, “Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah berbaiat di bawah pohon (ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah, red) yang akan masuk neraka”.

Hafshah (dengan merasa heran) berkata, “Mereka akan memasukinya wahai Rasulullah”.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam pun menyanggahnya. Kemudian Hafshah radhiallâhu'anha berdalil dengan membaca ayat di atas (Qs Maryam/19: 71).

(Mendengar ini) Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassallam kemudian (mendudukkan masalah seraya) bersabda:

“Sungguh Allah telah berfirman setelahnya: Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut)”. (Qs Maryam/19: 72)

Usai mengetengahkan hadits di atas, Imam Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullâh mengatakan bahwa Beliau (Rasulullah) Shallallahu 'Alaihi Wassallam mengisyaratkan (dalam hadits tersebut) bahwa maksud al-wurûd (mendatangi neraka) tidak mesti memasukinya.

Selamatnya (seseorang) dari mara bahaya tidak mesti ia telah mengalaminya. Seperti halnya seseorang yang dikejar musuh yang hendak membunuhnya, namun musuh tidak sanggup menangkapnya, maka untuk orang yang tidak tertangkap ini bisa dikatakan Allah telah menyelamatkannya.

Sebagaimana Allâh Ta'ala berfirman yang artinya:


"Dan ketika adzab Kami datang, Kami selamatkan Hûd..." (Qs. Hûd /11:58),
"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh..." (Qs. Hûd /11:66),
"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu’aib..." (Qs. D /11:94).

Siksa Allâh Ta'ala tidak ditimpakan kepada mereka, akan tetapi menimpa orang selain mereka. Jika tidak ada faktor-faktor keselamatan yang Allâh Ta'ala anugerahkan bagi mereka secara khusus, niscaya siksa akan menimpa mereka juga. Demikian pula pengertian al-wurûd (mendatangi neraka), maksudnya adalah orang-orang akan melewati neraka dengan melintasi shirâth, kemudian Allâh Ta'ala menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di neraka dalam keadaan berlutut”

Senada dengan keterangan di atas, sebelumnya Imam Nawâwi rahimahullâh (wafat tahun 676 H) pun merâjihkan arti kata al-wurûd adalah menyeberangi shirâth. Beliau rahimahullâh berkata saat menerangkan hadits Umm Mubasysyir radhiallâhu'anha: “Yang benar, maksud al-wurûd (mendatanginya) dalam ayat (Qs Maryam/19:71) adalah melewati shirâth. Shirâth adalah sebuah jembatan yang terbentang di atas neraka Jahanam. Para penghuni neraka akan terjatuh ke dalamnya. Sementara selain mereka akan selamat”.

Dalam kitab al-Jawâbuss Shahîh (1/228), Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyah rahimahullâh juga merâjihkan bahwa pengertian al-wurûd adalah menyeberangi shirâth.

Syaikh Abu Bakar al-Jazairi hafizhahullâh juga memilih pendapat ini dalam tafsirnya.


Orang-orang yang Bertakwa Selamat Melintasi Shirâth

Allâh Ta'ala menyelamatkan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya sesuai dengan amal mereka. Amal shaleh akan sangat berpengaruh dalam proses melewati shirâth. Semakin banyak amal shaleh seseorang di dunia, maka ia akan semakin cepat menyeberanginya.

Syaikh as-Sa’di rahimahullâh mengatakan: “Orang-orang menyeberanginya sesuai dengan kadar amaliahnya (di dunia). Sebagian melewatinya secepat kedipan mata, atau secepat angin, atau secepat jalannya kuda terlatih atau seperti kecepatan larinya hewan ternak. Sebagian (menyeberanginya) dengan berlari-lari, berjalan atau merangkak. Sebagian yang lain tersambar dan terjerumus jatuh di dalam neraka. Masing-masing sesuai dengan kadar ketakwaannya. “

Sebagaimana Allâh Ta'ala berfirman yang artinya “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa (kepada Allah Ta'ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya) dan membiarkan orang-orang zhalim (yang menzhalimi diri mereka sendiri dengan kekufuran dan maksiat) di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.”

Semoga Allâh Ta'ala dengan Rahmat dan Kasih-Nya berkenan menyelamatkan kita sekalian dari neraka.



Wallâhu a’lam.
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by CRESCENT-STAR »

bung TS, kata nabi Muhammad saw, jika amal manusia ditimbang oleh Allah, maka niscaya tak ada satu orang pun yg amal baiknya akan lebih banyak dari dosanya. shg dipastikan semuanya akan masuk NERAKA.
sebab itu kata nabi pula, seseorang masuk surga bukan karena amalnya melainkan GIFT dari Allah swt.

hitungan2 amal untuk menunjukkan KEADILAN pada manusia, bahwa manusia dihargai usahanya, bahwa manusia dilihat seberapa perjuangan dia untuk kebaikan.
tidak ada vonis di akhirat bagi seorang anak manusia, tanpa dia mengetahui apa kesalahannya yg menyebabkan dia divonis secara DETAIL.
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Adilkah timbangan Amal (Mizan) di Akhirat

Post by bocor »

Pan Kobar wrote:Saya sendiri bila jadi MUALAF tdk yakin bisa masuk surga malah saya yakin akan masuk neraka karena Islam bagi saya sgt kaku dan memaksa karena sbb:

1. Saya gak mungkin bisa puasa karena saya mengidap penyakit maag kronis. Jangan kan puasa sebulan sarapan jam 07.00 ehhh Jam 09.00 perut dah melilit rasanya kayak di sayat pisau
puasa bisa menghlangkan sakit maag
2. Gak bisa naik haji. boro2 naik haji yg biayanya skrg 50jt rokok sebatang aja saya masih ngebon
haji hanya bagi yang mampu
3.Gak bisa melaksanakan sholat 5 waktu, khususnya yg jam 04.00 dini hari. soale alergi dingin. Kalau di paksakan ya dokter bilang akan sakit parah
gak bisa sholat berdiri, sholatnya duduk, gak bisa duduk bisa sambil rebahan, masih gak bisa sholat juga? anda disholatkan
4. Frekwensi kentut sy lumayn tnggi bisa 4X dlm stiap 15 menit. Anda bisa byngkn bila mualaf sering mengentuti kepala jamaah yg lain ktika sholat jumat...cress..... dijamin pulang gk bw kepala
saya gak bisa bayangkan anda bisa menjalankan hidup anda seperti itu selama ini, semoga cepat sembuh ya O:)
5.Gak bisa baca alquran, boro2 baca alquran baca tulisan yg bagus2 n besar2 di komputer aja masih sering keliru. kadang huruf u saya baca n. Apalagi baca bahasa & tulisan alquran yg kusut kisut kayak *** kucing itu.......
yang penting berniat untuk belajar
jadi sory sory aja dech...........aku bukan kafir murahan
ini kesimpulan anda? oh ya, gpp next time mudah2an Allah memberikan hidayahNya kepada anda

salam
Post Reply