Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Ttg surga, neraka, hari kiamat, bidadari, 72 perawan, houri.
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

pada *** semua y? Disini logikanya sidharta itu adl nabi dzulkifli, trus saya nanya dia itu termasuk kategori rasul atau hanya nabi.
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by The Satanic God »

Khalifah Almahdi wrote:pada *** semua y? Disini logikanya sidharta itu adl nabi dzulkifli, trus saya nanya dia itu termasuk kategori rasul atau hanya nabi.

Tidak perlu berputar2 pada istilah gelar.

Cukup anggap ia manusia.

Sidarta adalah manusia yang mengajarkan kebaikan.

Muhammad adlaah manusia yang menggajarkan kejahatan.


Muhammad masuk syurga, sidarta masuk neraka.

selesai.
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

terima kasih sudah mw mengakui, kalo orang kafir itu masuk neraka
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by The Satanic God »

Khalifah Almahdi wrote:terima kasih sudah mw mengakui, kalo orang kafir itu masuk neraka

bagiku neraka dan surga itu sama saja.

useless!
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

pasti orang seperti anda ini hidupnya tdk berkah. Trus apa tujuan hidup anda selama ini? Apa tujuan hidup anda setelah mati?
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by The Satanic God »

Khalifah Almahdi wrote:pasti orang seperti anda ini hidupnya tdk berkah. Trus apa tujuan hidup anda selama ini? Apa tujuan hidup anda setelah mati?
Tujuan hidupku adalah menikmati hidup.

Ogud tidak peduli apakah ada kehidupan sebelum lahir atau kehidupan setelah mati.

Mengkhawatirkan yang bukan2 saja kau! [-X
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Khalifah Almahdi »

The Satanic God wrote: Tujuan hidupku adalah menikmati hidup.

Ogud tidak peduli apakah ada kehidupan sebelum lahir atau kehidupan setelah mati.

Mengkhawatirkan yang bukan2 saja kau! [-X
=;
saia
Posts: 1355
Joined: Mon Oct 05, 2009 2:50 am
Location: Di seberang ka'bah mengamati kerumunan manusia dungu

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by saia »

pada *** semua y? Disini logikanya sidharta itu adl nabi dzulkifli, trus saya nanya dia itu termasuk kategori rasul atau hanya nabi.
bung, sidharta tidak termasuk kategori rasul maupun nabi ...makanya gw <--- :shock:

sidharta itu sama seperti ente, hanya dia mempunyai pengetahuan tentang Nibanna ...
dia mengajarkan bahwa manusia setelah mati bisa menjadi sang budha

makanya lepas dulu otak ente dalam pemahaman islam, ga bakan nyambung otak ente dengan ajaran sang budha
bagiku neraka dan surga itu sama saja.

useless!
Yes, you are definetly right, but ...
itu permikiran bagi orang yang tidak mempercayai manusia setelah mati ada "dunia" lain ...
tapi masih better lah daripada ada syurga yg isinya 72 bidadari untuk di "pakai" dan khamar
secara sense juga syurga macam apa yg seperti itu

ada analogi cerita ttg surga dan neraka
Seseorang mati, selama hidup dia mengamalkan "kebajikan" maka dia ditawarkan akan masuk neraka ato surga oleh malaikat
M : ente mau masuk neraka ato masuk surga
O : ntar, boleh liad2 dulu??
M : silahken
Di neraka dia liad, banyak wanita cantique sedang joged2 lengkap dengan bar nya, (pokoke uenaak tenan)
Di Surga dia liad, banyak orang memuja2 Tuhan dan sangat membosankan, karena sehari2 di surga ya itu aja kerjaanya
akhirnya orang tsb menentukan pilihannya
M : Jadi mau kemana??
O : ke Neraka aje deh Oom, keliatannya asiik
M : silahken pergi ke sono
Setelah mencoba neraka, apa yg d liad dan di rasakan berbeda.
lalu di tanyalah sang iblis penguasan neraka tsb
O : Oom iblis, ce2 kemaren pada kemana ya?? terus bar nyang lengkap dengan "khamar" nya mana??
I : ooo itu, kemaren ntu neraka lagi adain acara ulang tahun gw sekalian promosi gitu deh
O : ^***&****!!

Nah bisa di tangkap khan apa maksud gw

wassalam
itachi
Posts: 82
Joined: Fri Feb 19, 2010 11:07 pm
Location: masjid

xixixixi abang setan bikin saya senang deh.

Post by itachi »

The Satanic God wrote: Tujuan hidupku adalah menikmati hidup.

Ogud tidak peduli apakah ada kehidupan sebelum lahir atau kehidupan setelah mati.

Mengkhawatirkan yang bukan2 saja kau! [-X

aduuh. orang yang ini ga boleh kelewat nih nanti pas ane mau jalan2 liat neraka. :rolling:


trnyata bneran ada ya orang yang akalnya sama sekali ga dipake, kirain cuma orang gila aja. :lol: :lol: :lol:



:axe:
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: xixixixi abang setan bikin saya senang deh.

Post by The Satanic God »

The Satanic God wrote: Tujuan hidupku adalah menikmati hidup.

Ogud tidak peduli apakah ada kehidupan sebelum lahir atau kehidupan setelah mati.

Mengkhawatirkan yang bukan2 saja kau! [-X
itachi wrote:
aduuh. orang yang ini ga boleh kelewat nih nanti pas ane mau jalan2 liat neraka. :rolling:


trnyata bneran ada ya orang yang akalnya sama sekali ga dipake, kirain cuma orang gila aja. :lol: :lol: :lol:

:axe:

Ada aliran kepercayaan yg percaya kalo kita makan babi akan selamat dari maut setelah kematian & yang tidak makan babi akan masuk dlm penjara penyiksaan abadi.
Kalau itachi khawatir akan surga neraka buatan bang mamad, kenapa ia nggak khawatir ama aliran di atas?
Dari segi kualitas keduanya sama aja, doktrin-doktrin kampungan!


Jadi kesimpulannya: Itachi konslet!


ngakak.com
itachi
Posts: 82
Joined: Fri Feb 19, 2010 11:07 pm
Location: masjid

coba bang setan mikir lagi sebelum mati!

Post by itachi »

The Satanic God wrote:
Ada aliran kepercayaan yg percaya kalo kita makan babi akan selamat dari maut setelah kematian & yang tidak makan babi akan masuk dlm penjara penyiksaan abadi.
Kalau itachi khawatir akan surga neraka buatan bang mamad, kenapa ia nggak khawatir ama aliran di atas?
Dari segi kualitas keduanya sama aja, doktrin-doktrin kampungan!


Jadi kesimpulannya: Itachi konslet!


ngakak.com
hmm.. tok tok tok ](*,) :lol: :lol: :lol:
boleh tau ga, bang setan usianya berapa ya? kok kebangetan gitu sih beg0nya? :lol: :lol: :lol:

aliran apa lagi tuh, yang bangga2in makan babi segala? :vom:

yang pasti, saya harus ktemuan ya sama ente nanti di akhirat(pake name tag, biar gampang saya carinya). :lol: :lol: :lol:

oh iya kesimpulannya: bang setan ya setan. :rolling:
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: coba bang setan mikir lagi sebelum mati!

Post by The Satanic God »

The Satanic God wrote:
Ada aliran kepercayaan yg percaya kalo kita makan babi akan selamat dari maut setelah kematian & yang tidak makan babi akan masuk dlm penjara penyiksaan abadi.
Kalau itachi khawatir akan surga neraka buatan bang mamad, kenapa ia nggak khawatir ama aliran di atas?
Dari segi kualitas keduanya sama aja, doktrin-doktrin kampungan!


Jadi kesimpulannya: Itachi konslet!


ngakak.com
itachi wrote: hmm.. tok tok tok ](*,) :lol: :lol: :lol:
boleh tau ga, bang setan usianya berapa ya? kok kebangetan gitu sih beg0nya? :lol: :lol: :lol:

aliran apa lagi tuh, yang bangga2in makan babi segala? :vom:

yang pasti, saya harus ktemuan ya sama ente nanti di akhirat(pake name tag, biar gampang saya carinya). :lol: :lol: :lol:

oh iya kesimpulannya: bang setan ya setan. :rolling:
Ogud lahir tahun 81. Bulan dan tanggal rahasia.

Kamu itu go blog !

ngakak.com
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by CRESCENT-STAR »

bluelotus wrote: komentar anda sangat ber tentangan, pertama anda kata
tidak kok.
saya hanya tdk merasa memiliki bukti kuat bahwa apa yg tertulis adalah ajaran sesungguhnya dari sang budha. bagi saya itulah keanehan agama budhisme. yakni malah menjauh dari Tuhan dan tdk berusaha "menyapa" Nya dalam bentuk2 yg kongkrit.
saya mengimani personifikasi (takwil) tanpa mencemarkan kesucian Nya sbg sosok yang jauh dari sifat2 makhlukiyah..
itachi
Posts: 82
Joined: Fri Feb 19, 2010 11:07 pm
Location: masjid

hah?

Post by itachi »

The Satanic God wrote:Ogud lahir tahun 81. Bulan dan tanggal rahasia.

Kamu itu go blog !

ngakak.com

:shock:
aduh aduh segitu tuanya tapi kok otaknya belum?? :-k
saran saya rajin2 minum susu lagi ya bang setan + vitamin dibanyak2in. :lol: :lol: :lol:


oh iye, jgn lupa nanti pake name tag! Ok :rock:
The Satanic God
Posts: 664
Joined: Mon Feb 01, 2010 12:06 pm

Re: hah?

Post by The Satanic God »

The Satanic God wrote:Ogud lahir tahun 81. Bulan dan tanggal rahasia.

Kamu itu go blog !

ngakak.com
itachi wrote: :shock:
aduh aduh segitu tuanya tapi kok otaknya belum?? :-k
saran saya rajin2 minum susu lagi ya bang setan + vitamin dibanyak2in. :lol: :lol: :lol:


oh iye, jgn lupa nanti pake name tag! Ok :rock:
Auwloh Barbar!

Di dunia ini, tidak pernah ada muslim yang pakai nalar.
Semua berdasarkan iman buta nan to-lol be-gog.

ngakak.com
bluelotus
Posts: 578
Joined: Mon Jan 11, 2010 10:56 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by bluelotus »

Hello CS !!

how are you ... long time no see ... wish you're well :green:

back to discussion
tidak kok.
saya hanya tdk merasa memiliki bukti kuat bahwa apa yg tertulis adalah ajaran sesungguhnya dari sang budha.
\

in regards dari semua itu, saya tahu anda cukup well-knowledged about Islam ...
apa ada bukti kuat bahwa apa yang tertulis adalah ajaran sesungguhnya dari muhammad ??
mengingat :
1. ada hadith kata ayat rajm di balik bantal Aisha dimakan binatang
2. ada beda jumlah verse dalam alquran dalam berbagai version ...

but back to topic, anda kata anda pernah having discussion dengan rekan buddhist ... boleh saya tanya pendapat anda tentang Siddhartha ?? manusia seperti apa dia menurut anda ??
bagi saya itulah keanehan agama budhisme. yakni malah menjauh dari Tuhan dan tdk berusaha "menyapa" Nya dalam bentuk2 yg kongkrit.
apakah dengan "sapa" Tuhan dalam bentuk tidak real = menjauh dari Tuhan ?? seperti apa menurut anda cara sapa dalam bentu real = kongkrit (mohon koreksi kalau saya salah) ??
saya mengimani personifikasi (takwil) tanpa mencemarkan kesucian Nya sbg sosok yang jauh dari sifat2 makhlukiyah..
saya harus admit anda ada kebenaran dalam hal ini ...
sifat mahlukiyah seperti : kejam, iri, suka disembah, suka siksa dan sesatkan harusnya tak ada dalam diri Tuhan, anda setuju ??
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

C-S Wrote = tidak kok. saya hanya tdk merasa memiliki bukti kuat bahwa apa yg tertulis adalah ajaran sesungguhnya dari sang budha.
Sebenarnya cara pandangmu ini hanya melanjutkan 'Keyakinan dogmatis' Islam saja.
Dan ini wajar adanya karena anda beragama Islam.

Tapi jika kita berangkat dari perspektif netral. Tuduhan yang tidak bisa dibuktikan hanyalah berupa Fitnah belaka alias Klaim sepihak.
Sama halnya ketika umat Islam tidak bisa membuktikan lokasi dimana 'Injil yang asli' berada sebelum dipalsukan oleh Pengikutnya.

Ijinkan saya membagi sudut pandang saya,..... yang Sebelumnya
Agama yang ideal adalah agama yang logis, bisa dinalar dengan akal. Iman adalah awalnya…Pencarian dengan hati dan pikiran kemudiannya, untuk menambah ketebalan iman yang tadinya hanya diyakininya…. Agama ideal adalah agama dengan bukti-bukti kongkrit…
Sudut pandang saya saat ini.
Idealnya, IMAN bukan “awal”, tetapi “HASIL”.

Jika anda meletakkan “iman” di awal, sebagai permulaan, maka hasilnya adalah pembenaran. Dan inilah yang sering terjadi. “Iman” seperti tidak mau kalah dan salah. Maunya benar melulu, dan para penganutnya kerap kali melakukan standar ganda untuk mempertahankan keimanannya.

Jika anda meletakkan “iman” di awal, maka: apa yang menjadi dasar iman anda? Ini pertanyaan fundamental yang serius.
Yang benar itu: “iman” adalah hasil, letaknya di ujung.

Yang disebut dasar berpikir itu adalah: analisa terhadap realita. Inilah yang kemudian “diolah” sehingga ujung-ujungnya menghasilkan “iman” (atau tidak beriman) terhadap teologi tertentu (tergantung bagaimana “proses”-nya). Itu adalah alur pikir yang valid.
Bukan iman dulu, terus dicari-cari pembenarannya! Itu mah alur pikir orang awam!!!
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

bagi saya itulah keanehan agama budhisme. yakni malah menjauh dari Tuhan dan tdk berusaha "menyapa" Nya dalam bentuk2 yg kongkrit.
Ok, sekarang kita masuk pokok bahasan Tuhan.
Jika bicara “Tuhan”, kita harus pahami dulu, di mana posisi pemahaman kita mengenai Tuhan, supaya tidak campur aduk. Apakah berada di wilayah “tuhan falsafati” atau “tuhan normatif”.

Yang saya maksud “tuhan falsafati” adalah tuhan dalam kerangka penalaran filsafat yang bersifat umum (general), logis (beralasan), dan “bebas nilai” (objektif). Filsafat tidak mengharuskan orang untuk percaya atau tidak percaya terhadap tuhan. Tuhan falsafati tidak membutuhkan “iman” sebagai modal untuk menerimanya, melainkan penalaran atau pemahaman. Tuhan falsafati tidak ada urusannya dengan apakah tuhan menyukai kebaikan atau tidak, atau kebaikan macam apa yang disukai tuhan.

Sedangkan “tuhan normatif” adalah tuhan dalam kerangka keimanan (teologi) tertentu yang bersifat “khas”.
Sebagai contoh: Agama Islam dan Kristen memiliki “tuhan normatif” yang berbeda. “Tuhan normatif” cenderung dipengaruhi nilai-nilai tertentu, seperti nilai-nilai kebajikan, kesusilaan, dan sebagainya yang dianut oleh subjek (manusia). Sehingga sah-sah saja ketika teologi tertentu mengatakan bahwa tuhan menyukai kebaikan dan membenci kejahatan, atau berbicara mengenai kebaikan macam apa yang disukai tuhan (di sini tuhan terlihat antropomorfis/ berpribadi, di mana tuhan menjadi subjek yang memiliki penilaian baik-buruk terhadap sesuatu). (karena pada dasarnya manusia itu mempunyai “norma”, maka manusia cenderung “menciptakan” tuhan yang “pro” dengan norma-norma mereka. Contoh sederhana, tuhan agama-agama semit cenderung “lelaki” karena lahir dalam budaya yang patriarkhis) .

Konsep “penggerak utama” Aristoteles adalah contoh hasil perenungan falsafati. Jika itu benar, “penggerak utama” tersebut tidak harus diklaim “telah berinkarnasi ke bumi” untuk menebus dosa, atau “berfirman kepada Muhammad”, atau menjadi bukti adanya “kehidupan sesudah mati”. Apalagi menghukum manusia ke dalam api neraka bagi yang tidak mempercayai “penggerak utama” tersebut.
<>
Penjabaran Konsep Tuhan dalam agama samawi sebagai The Creator Of All
Tuhan Pencipta –The Creator- yang dimaksud itu adalah sosok makhluk tinggi yang maha kuasa dan maha pencipta, yang berpribadi, yang mengatur macem-macem

Terhadap pandangan ini, Sakyamuni Buddha bersabda,

“Jadi, karena diciptakan oleh seorang Tuhan yang maha tinggi, maka manusia akan menjadi pembunuh, pencuri,
penjahat, pembohong, pemfitnah, penghina, pembual, pencemburu, pendendam dan orang yang keras kepala.

Oleh karena bagi mereka yang berpandangan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan seorang Tuhan, maka
mereka tidak akan lagi mempunyai keinginan, ikhtiar ataupun untuk menghindar dari perbuatan lain.
(Majjhima Nikaya II, Sutta no. 101).

Jika ada suatu makhluk yang merancang kehidupan dunia, kemuliaan dan kesengsaraan, tindakan baik dan tindakan jahat – maka manusia tidak lain adalah alat dari kehendaknya dan tentu makhluk itu yang bertanggung jawab (Jataka VI : 208).

<>

Buddha bersabda: “Ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak (Udana VIII:3).

Yang Mutlak = Asamkhata-Dhamma = Yang Tak Terkondisi.
Dengan adanya Yang Tak Terkondisi (Asamkhata), maka manusia yang terkondisi (Samkhata) dapat mencapai kebebasan mutlak dari samsara.

Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari Ketuhanan YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur TRANSENDEN dari Ketuhanan YME.

Semua yang transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus dipahami secara INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep.

Tuhan & Ajaran Sang Buddha

BERBICARA MENGENAI KONSEP, SEKILAS dalam benak kita terbayang teori-teori yang kental kaitannya dengan sesuatu yang diteliti, dikaji, diperdebatkan, dan juga diyakini. Dalam konteks artikel ini, konsep yang dibahas adalah tentang tuhan. Secara umum pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama pasti atau harus mempunyai ”satu Tuhan yang diakui”.

Konsep tuhan dari sudut pandang ini sangat jelas memersonifikasikan Tuhan, jadi tuhan dirupakan sebagai sosok atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep tuhan sebagai makhluk adidaya yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan di sekolah maupun lingkungan sekitar
kita.

Yang sulit adalah ketika kita mendapatkan kebenaran akan sesuatu konsep yang telah demikian lama mengakar dalam pikiran kita, bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah.

Sulitnya karena kemelekatan kita pada konsep tersebut (bahwa tuhan dipandang sebagai sosok atau pribadi pengatur dan pencipta alam semesta dan isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (keyakinan) kita terhadap konsep itu begitu kuatnya maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya.
<>

Berbagai Kontroversi

Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam Buddhis itu tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya. Mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma konsep tentang tuhan ini sangat jarang disinggung. Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam Agama Buddha? Mengapa perlu membahas tentang konsep ini?

Menurut ahli-ahli di luar negeri, dikatakan bahwa agama Buddha dimasukkan sebagai agama yang Agnostik dan tidak mengenal tuhan pencipta. Selain itu, menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama karena tidak adanya tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi. Sedangkan menurut historisnya, dikatakan bahwa di Indonesia, Walubi terpaksa menggunakan sebutan Sanghyang Adi Buddha sebagai tuhan dalam agama Buddha karena tekanan dari pemerintah.

Teori

Menjawab berbagai kontroversi tentang pemaknaan tuhan yang sesungguhnya dalam agama Buddha sudah sepatutnya dalam pembahasan berikut ini akan diuraikan dasar-dasar pandangan non-Buddhis terhadap konsep tuhan dalam Buddhisme,

istilah-istilah yang digunakan untuk memperjelas mengenai teori ketuhanan dalam Buddhisme, dan bagaimana pandangan Sang Buddha mengenai konsep tuhan itu sendiri. Jawaban Sang Buddha kelak akan menguak tabir misteri tentang Atta dan doktrin penolaknya, Anatta (doktrin tiada inti diri).

<>
Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb, sehingga agama Buddha sering disebut atheis.
Tentunya jawaban ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan tuhan sebagai pribadi atau makhluk yang agung, tinggi, dan super power, di mana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu.

Sayangnya, cara pandang kita sebagai penganut ajaran Buddha terhadap konsep tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya.

Tuhan dalam agama Buddha didefinisikan sebagai yang mutlak, maka jika meminta definisi tuhan sebagai yang mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII:3. Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama theistik. 'Yang Mutlak' sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan, 'Yang Mutlak' itu sendiri disebut dengan 'tuhan yang maha esa'.

‘Tuhan’ sebagai tujuan akhir

Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan atheis karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang personal, agama Buddha memang tidak ber-’tuhan’. Karena jelas-jelas agama Buddha memegang teguh konsep anatta (doktrin tiada inti diri/aku/jiwa yang kekal) yang merupakan salah satu bagian penting dari 3 corak umum yang universal (tilakkhana). Jika melihat definisi Tuhan dari sudut pandang impersonal (bukan pribadi), maka dalam ajaran Buddha terdapat Nibbana yang bisa disamakan dengan konsep Tuhan karena Nibbana adalah tujuan yang tertinggi dan termulia yang ingin dicapai oleh seorang penganut ajaran Buddha.

Tujuan akhir dari kita belajar, memperdalam pemahaman tentang Dhamma Sang Buddha, dan mempraktekkannya pun sesungguhnya karena kita menginginkan kebebasan yang mutlak, menuju pada pencapaian pencerahan yang tertinggi, yaitu Nibbana. Sama halnya dengan pandangan umum agama lain yang ingin mencapai atau berada di sisi ‘tuhannya’ setelah meninggal (tujuan akhirnya). Inilah sebabnya kita bisa menggunakan konsep Nibbana untuk mendefinisikan Tuhan dalam agama Buddha karena peranannya sebagai tujuan akhir, sama dengan peranan tuhan dalam agama-agama lainnya.

Hakekat ketuhanan

Dengan mengetahui bahwa tuhan dalam agama Buddha sesungguhnya tujuan akhir yang perlu kita capai sebagai pemeluk ajaran Buddha, maka merupakan sesuatu yang mutlak bagi kita untuk mengenali bagaimana hakekat ketuhanan (sifat-sifat tuhan) itu sendiri. Adapun hakekat ketuhanan dalam agama Buddha adalah tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha. Karena tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha, maka sifat-sifat tuhan adalah maha esa, karena hanya satu-satunya, dan mahasuci, karena terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha.

Karena itu, tuhan bisa dikatakan bersifat impersonal (bukan pribadi), yaitu memahami yang mutlak/tuhan sebagai anthropomorphisme (tidak dalam ukuran bentuk manusia) dan anthropopatisme (tidak dalam ukuran perasaan manusia). Jika masih berpandangan bahwa tuhan bersifat tidak impersonal, maka berarti masih berkondisi, yang berarti masih ada dukkha.

Dengan demikian, bisa timbul pandangan bahwa ”tuhan dapat disalahkan”, sehingga kita tidak dapat mendudukkan tuhan dalam proporsi yang sebenarnya dan mengaburkan kembali pandangan yang semula bahwa ‘tuhan’ adalah yang tertinggi, mahasuci, mahaesa, mahatahu, dsb.
Yang mutlak (tuhan) dalam agama Buddha tidaklah dipandang sebagai sesuatu pribadi puggala adhitthana), yang kepadanya umat Buddha memanjatkan doa dan menggantungkan hidupnya.

Agama Buddha mengajarkan bahwa nasib, penderitaan dan keberuntungan manusia adalah hasil dari perbuatannya sendiri di masa lampau, sesuai dengan hukum kamma yang merupakan satu aspek Dhamma.
Definisi dan asal muasal kata ”tuhan”

Dilihat dari agama dan kepercayaan yang ada, Tuhan/Dei/Deos/God/ Thien pada intinya memiliki pengertian penguasa, pengatur alam semesta yang berkepribadian yang dipercaya memiliki super power. Kepercayaan akan adanya tuhan dimulai dengan konsep politheis atau banyak tuhan dengan tugas-tugas tertentu seperti kepercayaan Mesir dan Yunani kuno.

Belakangan manusia mulai berpikir bahwa tuhan yang jumlahnya banyak tersebut tidaklah efektif lagi karena mengurangi kredibilitas sesuatu yang super power. Selain itu timbul pemikiran perlunya tuhan tertinggi untuk mengatur tuhan-tuhan yang lain yang merupakan cermin dari hirarki kerajaan. Akhirnya terbentuklah konsep monotheis, tuhan yang satu.
<>

Bagaimana dengan Buddhisme? Pada dasarnya dalam Buddhisme tidak terdapat ajaran mengenai tuhan dalam pemahaman pengertian sebagai penguasa, pengatur alam semesta yang berkepribadian yang dipercaya memiliki super power.

Penggunaan kata ‘tuhan’ dalam agama Buddha di Indonesia merupakan suatu bentuk kompromi politik, di mana Indonesia hanya mengakui agama yang bertuhan meskipun tidak dijelaskan definisi atau pengertiannya apakah harus seragam, dan agama Buddha di Indonesia perlu menyesuaikan diri. Kemudian muncul istilah Sanghyang Adi Buddha yang oleh sebagian orang dianggap sebagai tuhan yang bisa melihat, mendengar, memberkahi, sehingga digunakan dalam upacara pengambilan sumpah seorang umat Buddha dalam sistem kenegaraan.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by Zulfi »

saya mengimani personifikasi (takwil) tanpa mencemarkan kesucian Nya sbg sosok yang jauh dari sifat2 makhlukiyah..
Lanjutan dari post yang diatas.

Argumen Penutup



Dengan demikian, jelaslah bahwa agama Buddha benar-benar mengajarkan keyakinan terhadap tuhan yang maha esa, yang mutlak.
Hal ini penting sebagai penegasan kepada mereka yang mengira bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan keyakinan terhadap tuhan yang maha esa dan dengan sendirinya agama Buddha dianggap tidak berlandaskan pada ketuhanan yang maha esa.

Pengertian ini tidak dapat dimiliki oleh manusia yang batinnya masih dicengkeram oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha).

Sampai di sini, pembahasan kembali pada sifat-sifat tuhan dalam agama Buddha, yaitu tidak berkondisi dan terbebas dari lobha, dosa, dan moha.
Dan dalam Buddhis, hal ini dikenal dengan Nibbana.

Untuk mengetahui apakah sesuatu yang tidak berkondisi ini benar-benar ada, maka dapat digunakan acuan berdasarkan Kitab Suci Tipitaka,
logika (Anumana: melihat yang tidak terlihat dari yang terlihat), dan mengalami langsung (merealisasi).

Bagaimana menuju perealisasian Nibbana adalah tergantung pada usaha kita, dan untuk itu kita perlu memahami satu doktrin penting yang diajarkan Guru Agung Buddha, yaitu ajaran tentang anatta.
<>

Memang betul bahwa dalam ajaran Sang Buddha tidak ada sosok Pribadi Pencipta alam semesta.
Awal mula alam semesta 'tidak seharusnya dipikir-pikir' (acinteyya), kata Sang Buddha.

Namun, membahas masalah "Tuhan" di Indonesia ini sangat penting, karena umat Buddha tidak bisa berada seperti katak di bawah tempurung,
tanpa berinteraksi dengan teman-teman non-Buddhis sesama warga negara ini dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu umat Buddha harus belajar bagaimana bicara tentang "Tuhan" dengan umat agama lain.
Nah, di dalam wacana lintas-iman (lintas-agama), masalah "Tuhan" dibahas di seputar dua topik metafisikal khusus:

(1) Penciptaan alam semesta;
(2) Nasib & tujuan akhir manusia.
Bagi umat Buddha, topik #1 sudah out, karena Sang Buddha sudah menegaskan bahwa "asal mula alam semesta tidak seharusnya dipikir-pikir." Ini bisa kita katakan secara tegas kepada umat agama lain, agar pembicaraan tentang "Tuhan" tidak bertele-tele di seputar topik #1 ini.

Tentang topik #2, nasib & tujuan akhir manusia, Dhamma yang diajarkan Sang Buddha justru berpusat di seputar topik ini. Oleh karena itu, umat Buddha harus & dapat berdialog dengan umat agama lain tentang "Tuhan" dari aspek topik #2 ini.
Harap diingat, pembicaraan tentang "Tuhan" secara lintas-agama bukanlah bermaksud untuk mencari-cari dan memaksakan satu konsep "Tuhan" yang bisa diterima oleh semua pihak--yang adalah mustahil.

Pembicaraan tentang "Tuhan" secara lintas-agama dimaksudkan untuk saling mengenal kepercayaan/iman masing-masing pihak, tanpa niat menyalahkan dan melecehkan satu sama lain- -ini yang sayang sekali sering dilakukan oleh semua pihak di internet--tidak terkecuali oleh umat Buddha sendiri--sesuatu yang mereka sendiri tidak berani melakukannya secara nyata dengan tetangganya yang berbeda agama.
<>

Semoga berbagai ref. saya ini bisa bermanfaat bagi keduabelah pihak
Salam,
Zulfi
bluelotus
Posts: 578
Joined: Mon Jan 11, 2010 10:56 am

Re: Menurut Islam Apakah Sidharta Gautama Masuk Neraka?

Post by bluelotus »

NIce post, Zulfi =D> =D>

I do hope CS may spent his time to open up his mind, read carefully without prejudice and find the Truth :turban:
Post Reply