fayhem wrote:Ibrahim mengiyakan anaknya artinya sebelum bertanya kepada anaknya, ibrahim sudah mengetahui bahwa aloh yang memerintahkannya dalam mimpinya.
Knapa si Ibrahim minta pendapat anaknya, bukan kpd Allah Swt.?kompas wrote: kalo Ibrahim sudah mengetahui mimpi itu adalah perintah Allah yang harus dilaksanakan, untuk apa lagi Ibrahim minta pendapat anaknya ?
fayhem wrote:Kalo ibrahim tidak tau alohnya yang memerintahkannya dalam mimpinya, tentunya setelah anaknya bilang gitu, ibrahim pun akan balik bertanya dengan keraguan, atau membantah bahwa yang dilihatnya dalam mimpinya bukanlah aloh.
...berarti ente sudah tahu cara pikir Ibrahim, benar begitu?kompas wrote: itu cara pikir ente, bukan cara pikir Ibrahim.
...yang benar lantas seperti apa???
fayhem wrote:Jadi
1. Ibrahim dengan jelas mengetahui aloh yang memerintahkannya dalam mimpinya.
Terus yang benar bagaimana kompas?kompas wrote: asumsi ente.
fayhem wrote:2. Ibrahim ragu (seperti kata kompas) akan perintah aloh tersebut makanya dia menanyakan anaknya.
Sudah sepatutnya Ibrahim ragu, tetapi beliau mengkonfirmasikan dengan pribadi yang salah, yaitu anaknya (Ismail) bukan kepada pemberi perintah...Allah Swt.kompas wrote: Ibrahim ragu karena tidak ada perintah Allah.
fayhem wrote:Keraguan atas perintah Tuhan bukanlah iman, kesimpulannya ibrahim bukan orang beriman
Lantas atas dasar apakah si Ibrahim mau nyembeleh anaknya (Ismail)?kompas wrote: Ibrahim tidak pernah menerima perintah untuk menyembelih anaknya, tidak ada hubungannya dengan keimanan Ibrahim ?