kompas wrote:Tuhan Abraham NGIBUL.....PLINTAT PLINTUT .....
"Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Tuhan Abraham berjanji :
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak;
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Tuhan Abraham memberi perintah :
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran
pada ayat sebelumnya tuhan Abraham berjanji akan membuat Abraham beranak cucu yang sangat banyak, pada ayat lainnya anak Abraham yang tunggal itu diperintahkan untuk dijadikan korban bakaran.
PLINTAT PLINTUT .... TUT...TUT... KENTUT ....
Mudah2an benar yang saya pikir, bahwa anda mulai mau berpikir terbuka dan menggunakan logika untuk mempertanyakan sesuatu, dan ini sangat bagus.
Memang benar, segala sesuatunya harus diuji. Oleh karena itu, jika anda mau berpikir lebih terbuka, coba pahami apa yang ada di dalamnya.
Bukan dengan maksud untuk OOT ke Kristen, tetapi mungkin ada gunanya jika saya menambahkan masukan dari pikiran saya yang terbatas ini, dengan sambil berusaha mengambil posisi bukan untuk membela Kristen, namun membagi apa yang saya tangkap dari perikop di atas.
Buat saya kuncinya ada di sini:
22:7 Ishak berkata, "Ayah!" Abraham menjawab, "Ada apa, anakku?" Ishak bertanya, "Kita sudah membawa api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?"
22:8 Abraham menjawab, "Allah sendiri akan menyediakan anak domba itu." Lalu keduanya berjalan terus.
Seorang yang beriman, tentu sebagaimana pemahaman teman dari Muslim, adalah orang yang percaya sepenuhnya kepada Tuhannya. Bukan dengan percaya buta, bukan dengan ragu-ragu. Bagi Abraham tentu saja sebagai seorang ayah, saya sangat percaya pasti di dalam hatinya paling tidak ada suara yang mempertanyakan tentang permintaan Tuhan untuk mengorbankan anaknya. Itu wajar. Ayah manapun sewajarnya mempertanyakan itu.
Perbedaan antara Abraham dengan Ibrahim disini adalah,
Abraham (saya asumsikan) mempertanyakan hal tersebut di dalam hatinya, tapi kemudian mengingat betul janji Tuhan kepadanya tentang membuat keturunannya menjadi bangsa-bangsa yang besar. dan saya yakin disitu Abraham percaya bahwa Tuhan pasti memiliki alasan khusus mengapa meminta anaknya untuk dikorbankan. Dan Tuhan pasti konsisten dengan perkataan-perkataan-Nya yang terdahulu. Dari kisah tentang Abraham yang saya baca di kitab suci Kristen,Tuhan Abraham bukanlah Tuhan yang plin-plan. Meskipun Abraham tidak tahu bahwa ia sedang diuji oleh Tuhan, tapi ia sangat mengenal Tuhannya. Itu yang membuat ia percaya dalam hatinya bahwa Tuhan tidak akan meminta ia mengorbankan anaknya kalau bukan karena alasan khusus. Itu mengapa ketika Ishak bertanya tentang anak domba yang akan dikorbankan, ia bukannya berkata bahwa Ishak lah yang akan dikorbankan, tapi ia percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan menyediakan anak domba tersebut. Ia bisa menjawab seperti itu, bukan karena ia paranormal yang telah mengetahui bahwa Ishak akakn digantikan dengan domba beneran, tetapi karena Ia mengenal Tuhannya dengan baik.
Di kisah lain, Ibrahim dengan cerita yang sama, hanya saja mendapat mimpi yang lalu diartikan sebagai sebuah perintah, lalu menceritakan mimpi itu kepada anaknya, dan lalu bertanya bagaimana pendapat anaknya tentang mimpi itu. Hal ini tidak masuk di akal logika saya, KECUALI jika Ibrahim tidak mengenal siapa yang ada di dalam mimpinya tersebut. Jika saya tidak begitu mengenal pribadi yang saya anggap sebagai "yang Maha Besar", maka sudah pasti hati saya dipenuhi oleh keraguan. Hal yang sama pula akan saya katakan kepada anak saya, "bagaimana menurutmu nak? 'Dia' meminta aku untuk mengorbankanmu, maukah kamu menurut?" Itulah keraguan yang dipenuhi oleh ketakutan untuk berbuat salah dan menanggung perasaan bersalah jika saya benar2 mengorbankan anak saya itu.
Ada beberapa bahan bacaan yang pernah saya baca, mengenai sifat Iblis. Kalau tidak salah, mengatakan bahwa Iblis tidak bisa menyamar sebagai Tuhan, dan Iblis tidak akan mengaku menyembah Yawheh sebagai Tuhan. Itu pula yang harus menjadi pertanyaan penguji jika ada roh yang datang kepada kita.
Masalahnya adalah, saya percaya bahwa Iblis tidak pernah datang kepada manusia dengan menyamar sebagai Yahweh, karena dia tidak bisa dan tidak boleh. Hanya saja, masalahnya Iblis adalah bapa dari segala pendusta, dengan segala macam tipu dayanya, ia datang kepada manusia. Iblis tidak pernah berkata bahwa dirinya adalah Tuhan yang benar, namun manusia yang terlanjur tertipu menganggap dengan sendirinya bahwa segala tanda2 yang datang bersama Iblis itu adalah tanda-tanda bahwa Iblis adalah tuhan yang benar.Iblis tidak pernah berani mengaku bahwa ia adalah tuhan yang benar, tetapi Iblis bisa menggunakan tipu dayanya agar manusia menganggap ia adalah tuhan yang benar. Jadi disitu Iblis tidak berbohong (dan ia memang tidak bisa berbohong mengenai ini) bahwa ia adalah tuhan yang benar, tetapi manusia lah yang dengan kemauannya sendiri tertipu oleh Iblis dan menganggap Iblis sebagai tuhan yang benar. Jika manusia menganggap Iblis yang datang tersebut sebagai tuhan, maka Iblis bisa cuci tangan disini, sama seperti israel yang pernah membuat baginya patung sapi dari emas untuk disembah, dosa tidaklah jatuh kepada patung sapi emas tersebut, tetapi dosa jatuh kepada kaum israel yang menyembah patung tersebut sebagai berhala.
Saya pikir inilah sebabnya kenapa ada ayat "Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan". Hanya orang-orang yang mengenal pribadi Tuhan-lah yang mengerti arti takut disitu bukanlah takut karena ada hukuman. tetapi takut terhadap kesia-siaan hidup karena segala perbuatan baik/ amal yang dilakukan ternyata bukanlah untuk kemuliaan Tuhan yang Maha Tinggi.
Dalam pemahaman saya, konsep seperti inilah yang seharusnya digunakan oleh teman-teman Islam jika mau mengerti tentang apa yang mau disampaikan oleh forum FFI ini. Jika anda menolak untuk mengenal tuhan yang anda sembah, bagaimana anda bisa yakin bahwa anda beribadah kepada tuhan yang benar? Fakta-fakta yang disodorkan di forum ini, seluruhnya adalah bantuan /
short cut bagi anda untuk lebih mengenal tentang tuhan yang anda sekarang sedang sembah. Anda tidak perlu bersusah payah membeli sumber-sumber kajian tentang Islam lagi kemana-mana, karena disini semuanya telah tersedia. Dan entah kenapa saya bisa sangat yakin, tapi saya percaya sumber2 mengenai Islam yang ada di forum ini bukanlah bahan-bahan yang telah diedit sesuai dengan kemauan para kafir disini.
Hanya satu yang tidak tersedia disini, yaitu hati yang mau mendengar. Jadi sepanjang anda tetap menutup hati anda terhadap KEBENARAN, maka mustahil anda bisa mendapat apapun disini.
Demikian dari saya, semoga bermanfaat.
PS: jika admin berpendapat bahwa postingan saya terlalu OOT, monggo silakan diedit atau dihapus. Terimakasih atas perhatiannya.
Salam.