Page 1 of 3

Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Wed Aug 31, 2011 10:45 pm
by Kongming
Di thread ke-empat ane, ane bermaksud memberi gambaran tentang orang-orang yang bersedia mati demi membela sebuah kebenaran yang diyakininya. Ane awali dengan dua buah kisah.

Kisah pertama :
  • Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.

    Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu. Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
    Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.

    Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi. Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup tuanku! Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu, dan bahwa siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."

    Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja, berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"

    Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

    Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
    Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
    Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

    Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Ketiga orang itu (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) meyakini sebuah kebenaran yaitu Allah Sejati yang mereka sembah dan menolak perintah Raja Nebukadnezar agar mereka menyembah kepada dewa Sang Raja. Dan akhirnya mereka pun dihukum mati karena keteguhan mereka atas keyakinan mereka sendiri.

Kisah kedua :
  • Manajer Hotel, Sun Shufen Dianiaya Sampai Mati
    Oleh: koresponden Clearwisdom dari Provinsi Jilin
    Nama: Sun Shufen (孙淑芬)
    Jenis Kelamin: Perempuan
    Umur: 45
    Alamat: Kota Jilin, Provinsi Jilin
    Tanggal Meninggal: 13 September 2009
    Tanggal Penangkapan Terakhir: Oktober 2003
    Tempat Penahanan Terakhir: Kamp Kerja Paksa Heizuizi di Changchun (长春黑嘴子劳教所)
    Kota: Changchun
    Provinsi: Jilin
    Penganiayaan yang Diderita: Penahanan, kerja paksa, dicuci otak, dilarang tidur, diestrum dengan listrik, pemukulan, berdiri dalam waktu yang lama, penggeledahan rumah, pemerasan

    (Kebijakanjernih.net) Sun Shufen, mantan manajer di sebuah hotel di Jilin, pernah memiliki watak yang buruk dan beberapa masalah kesehatan sebelum dia mulai berlatih Falun Gong pada 1998. Setelah berlatih, kondisi fisik dan mentalnya meningkat dengan pesat.

    Ketika Partai Komunis China (PKC) melancarkan penganiayaan pada Juli 1999, petugas dan staf lokal Kantor 610 dari komite tetangga sering mengganggu Sun karena keyakinan spiritualnya.

    Sun pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong pada Desember 2000, tetapi ditangkap secara ilegal karena membentangkan spanduk bertuliskan “Falun Dafa Baik” di Lapangan Tiananmen. Setelah ditahan di Kantor Polisi Xicheng selama 4 hari, Kantor Jilin di Beijing menginformasikan kepada Kantor Polisi Kaoshan di Jilin dan keluarga Sun atas penangkapannya. Sesudah itu, Direktur Kantor Polisi Kaoshan, Jiang Ping dan seorang anggota dari komite tetangga lokal dengan nama panggilan Wang datang ke Beijing untuk membawa Sun ke Pusat Penahanan No. 3 di Jilin. Dia ditahan di sana selama 50 hari, kemudian dijatuhi hukuman dua tahun kerja paksa.

    Sun dicuci otaknya di Cabang Ketiga Grup No. 7 di Kamp Kerja Paksa Heizuizi, Changchun. Petugas PKC mencoba untuk memaksa dia menulis tiga pernyataan untuk mencela Falun Gong. Karena dia menolak untuk menulis pernyataan seperti itu, dia disetrum oleh para petugas dengan tongkat listrik. Suatu malam, penjaga Hou Zhihong menyetrum lehernya selama tiga jam. Narapidana Liu Dongjiao diperintahkan untuk mengganggu tidur Sun dengan memaksa dia berdiri dengan kepala menghadap ke bawah. Narapidana itu menonjoknya bahkan jika dia bergerak sedikit saja. Kaki Sun menjadi bengkak, dia merasa pusing serta susah bernafas karena penyiksaan ini. Sun meminta si pelaku untuk memberitahu kepala penjaga Wang Lihua bahwa dia tidak ingin “dirubah keyakinannya.” Kemudian Hong Zhihong dan Wang Lihua menyiksa dia dengan tongkat listrik selama tiga jam, sampai leher, ketiak, punggung, dan bagian lain tubuhnya dipenuhi dengan luka memar. Sun juga dipaksa untuk melakukan kerja berat dan mengerjakan produk-produk lain.

    Sun dibebaskan dari Kamp Kerja Paksa Heizuizi di akhir tahun 2002. Pada Oktober 2003, dia ditangkap lagi oleh petugas dari Kantor 610 Jilin dan Kantor Polisi Kaoshan, termasuk Jiang Ping dan seorang petugas dengan nama panggilan Chen. Rumahnya digeledah, dan barang pribadinya disita oleh polisi. Dia dijatuhi dua tahun penjara dan dibawa kembali ke Kamp Kerja Paksa Heizuizi lagi. Di sana, dia dipaksa untuk bekerja dengan waktu diperpanjang dan disiksa beberapa kali, setelah itu dia menderita fibroid rahim dan menderita pendarahan yang serius. Kamp kerja paksa memeras 3.000 yuan dari keluarga Sun sebelum dia dibawa ke sebuah rumah sakit.

    Pada Agustus 2006, petugas dari Kantor Polisi Kaoshan mengganggu Sun dan berniat untuk menangkapnya. Untuk menghindari penangkapan lagi, Sun meninggalkan rumahnya dan menjadi tunawisma.

    Kesehatan Sun memburuk karena mengalami pendarahan terus-menerus sejak di Kamp Kerja Paksa. Dia meninggal dunia pada 13 September 2009.
Sun Shufen mengalami berbagai macam penyiksaan termasuk penganiyaan karena keyakinannya. Walaupun akhirnya dia tidak tahan dengan penderitaan itu, Sun meninggalkan rumah (menjadi tuna wisma) namun akhirnya dia mati karena penderitaan yang telah dialaminya.

Berikut situasi yang dialami tokoh pada dua kisah di atas :
  1. Mereka berada dalam tekanan mengingkari keyakinannya
  2. Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melawan tekanan
  3. Mereka dihukum mati / dianiaya karena mempertahankan keyakinan, bukan karena memaksakan keyakinan
Di islam, ada juga tokoh-tokoh yang mati karena keyakinannya, sebut saja Amrozi dan Imam Samudradan para suicide bombers. Tapi situasinya benar-benar berbeda dari kedua kisah di atas.

Allah swt menganjurkan muslim untuk "menghianatinya" demi nyawa muslim itu sendiri.
Berikut perintah allah swt :
  • "An-Nahl (16) No. Ayat : : 106

    مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

    16.106. Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
Al-Tabary menjelaskan Surah 16:106 sbg surah yg diturunkan kpd Muhamad setelah ia tahu bahwa Ammar Ibn Yasser dipaksa untuk menolak Islam ketika ia diculik oleh Banu Moghera. Muhamad menenangkan Ammar dgn mengatakan "Jika mereka berbalik, kau ikut berbalik."

Nggak usah ribet-ribet menafsirkan ayat di atas, cukup baca keseluruhan dengan nalar - terutama yang udah ane tebalin - para pembaca tentu langsung mengerti maksud allah swt.

Kesimpulan ane :
Ajaran KEBENARAN versi allah swt ini benar2 rendah nilai moralnya. Muslim dibenarkan untuk bersikap munafik. Dan allahnya merasa fine-fine aja jika muslim menghianati / menyangkal kebenaran karena nyawa sedang terancam. Beda banget sama kedua kisah di atas, di mana tokoh2 itu menilai kebenaran yang diyakininya lebih dari nilai nyawanya/keselamatannya sendiri.

Silakan yang pro dan kontra, tuangkan pendapat di thread ini.
:rock:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Wed Aug 31, 2011 10:58 pm
by kalangkilang
@kongming..
OOT bisa kagak? :-k

nanya nih.....username anda itu : kongming = zhuge liang = naga tidur itu bukan? dalam kisah samkok ...

btw...
topik anda bagus, sayang :
ini masih libur lebaran....netter muslim yang tetap aktif adalah Patah Salero....
harap bersabar yah.......eh...gue pertamax di topik ente..... :lol:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Wed Aug 31, 2011 11:17 pm
by Momad Narsis
@TS
Mau share juga nih..memang dalam islam ada ajaran yg memerintahkan muslim bersikap demikian..banyak contoh kalau diperhadapkan di zaman sekarang..
Kebenaran dalam islam itu relative atau dengan bahasa Muslim Netral "Fleksible"..! Muslim kaffah sama banyaknya dengan Muslim munafik..! Sebenarnya "peperangan" muslim VS muslim saat inikan karna munafikun itu..
Saya yakin muslim ada yg ngaku di thread ini nanti..
Salam Damai

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Wed Aug 31, 2011 11:19 pm
by Kongming
kalangkilang wrote:@kongming..
OOT bisa kagak? :-k

nanya nih.....username anda itu : kongming = zhuge liang = naga tidur itu bukan? dalam kisah samkok ...
OOT ? Boleh, sekali ini aja ya.. :yawinkle:
Betul, itu dari kisah samkok. Ane baru nonton filmnya, download dari internet. Di subtitle-nya memang namanya ditulis Kongming, Sang Naga Tidur. Mungkin bentar lagi muncul Pang Tong, Sang Anak Phoenix :lol:
kalangkilang wrote:btw...
topik anda bagus, sayang :
ini masih libur lebaran....netter muslim yang tetap aktif adalah Patah Salero....
harap bersabar yah.......eh...gue pertamax di topik ente..... :lol:
Iya nih, tapi tenang ajah.. ane masih akan terus update thread ini dengan kisah-kisah orang yang menghargai kebenaran yang diyakininya lebih dari nyawanya sendiri.
Kalo ente punya kisah yang cocok, silakan update juga (ane tau ente pasti di kubu PRO) :supz:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Wed Aug 31, 2011 11:33 pm
by Kongming
@momad narsis,
Ane juga yakin seperti yang ente tulis karena memang sikap munafik (baca : fleksibel :lol:) dapat dimaklumi oleh allah swt.
Ntar kalo ente punya kisah yang cocok, jangan ragu untuk tulis di sini ya.. :supz:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 4:58 pm
by ksatria86
Kongming wrote:
Ajaran KEBENARAN versi allah swt ini benar2 rendah nilai moralnya. Muslim dibenarkan untuk bersikap munafik. Dan allahnya merasa fine-fine aja jika muslim menghianati / menyangkal kebenaran karena nyawa sedang terancam.
Menurut saya, dalam pandangan islam hal tsb bukanlah munafik, melainkan taqiyah.
Munafik adalah orang yang menyembunyikan kekufuran sementara dirinya memperlihatkan keislamannya.
Sementara taqiyah adlh orang yg menyembunyikan keislaman sementara dirinya memperlihatkan kekufuran.
Simpelnya, munafik = pura2 islam sementaqa taqiyah = pura2 kafir.
Bagi kafir, baik taqiyah maupun munafik sama buruknya, sama bahayanya dan sama memalukannya. Tapi tidak bagi islam. Munafik dan taqiyah adalah suatu hal yg berbeda bahkan bertentangan. Juga dalam penerapan hukumnya.
Jelas dalam islam munafik 'haram' hukumnya. Sementara taqiyah hukumnya 'boleh' bg penganut sunni dan 'wajib' bg penganut syiah, terutama dalam kondisi darurat.
Perbedaan penafsiran kata 'darurat' inilah yg bnyak menimbulkan perdebatan dikalangan muslim. Ada yg bilang 'sampai nyawa terancam'. Ada yg bilang 'sampai harta terancam'. Bahkan ada yg membolehkan muslim bertaqiya, berperan menjadi tokoh yesus ( film ? ), pdhl kita tahu bahwa hal tsb dlm islam adalah 'saling tolong menolong dalan kekufuran', yg sangat jelas dilarang islam.

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 5:16 pm
by duren
Dengan saya ... dalam debat terakhirnya si CN berkata :

Betapalah baiknya muhammad terhadap Jahudi Madinah , sebab menawarkan " MASUK ISLAM " atau " NYAWA / HARTA TERANCAM "

Si CN mengatakan : Apa salahnya sih para kapir PURA PURA MASUK ISLAM asal nyawa/ hartanya bisa selamat !!


Lantas saya beri analogi : Bila dia jumpa penjahat yang pengen memerkosanya ... pasti dia akan segera membuka CD nya sendiri .... NGANGKANG SENDIRI ... PURA PURA MENDESAH DESAH SENDIRI ... demi keselamatan nyawa nya .




YA ... Allah swt memaklumi dan mendidik muslim untuk munafik !!

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 5:31 pm
by Kongming
ksatria86 wrote:Menurut saya, dalam pandangan islam hal tsb bukanlah munafik, melainkan taqiyah.
Munafik adalah orang yang menyembunyikan kekufuran sementara dirinya memperlihatkan keislamannya.
Sementara taqiyah adlh orang yg menyembunyikan keislaman sementara dirinya memperlihatkan kekufuran.
Simpelnya, munafik = pura2 islam sementaqa taqiyah = pura2 kafir.
Oh begitu ya bro, ane baru tahu kalo spesifik begitu.
Soalnya ane cuma ngerti ini :
mu·na ·fik a berpura- pura percaya atau setia dsb kpd
agama dsb, tetapi sebenarnya dl hatinya tidak;
suka (selalu ) mengatakan sesuatu yg tidak sesuai
dng perbuatannya; bermuka dua: ia tidak
pernah berpura- pura, selalu jujur dan tidak -- ;
ke· mu·na ·fik ·an n perihal munafik: - para saksi
sedang diteliti

Thanks.. :supz:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 5:37 pm
by Kongming
@duren,
Lantas, menurut bro duren, mulia ga sih sikap yang dianjurkan oleh MN itu?

Menurut muslim yang lain bagaimana? Silakan tuangkan pendapat sesuai nilai2 yang ente2 pegang...
:rock:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 7:58 pm
by Captain Pancasila
apakah tindakan seseorang yang dibawah paksaan itu, bisa dinilai secara obyektif?
salahkah jika Tuhan memaklumi, "tindakan makhluknya yang diakibatkan karena paksaan"?
apakah Tuhan yang tidak memahami isi hati makhlukNya, adalah benar2 Tuhan?

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 8:04 pm
by duren
Kongming wrote:@duren,
Lantas, menurut bro duren, mulia ga sih sikap yang dianjurkan oleh MN itu?
Relative bro

Bagi pemerkosanya ... yah super mulia keramik lah :lol:

Bukan si MN .. tapi si CN ( Cinta Negro )

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 8:38 pm
by Momad Narsis
@Captain P
Banggakah anda hidup terus dalam kemunafikan..? oh mungkin sy salah mengatakan kalau muslim benar2 percaya dan teguh dalam "kebenaran" yg dia anut karna muslim diajarkan menjadi "bunglon". Kalau begitu benar apa yg sy katakan muslim kaffah sama banyaknya dengan muslim munafik..!! saya harap anda tidak termasuk dalam kategori ini..
karna bagi saya kemunafikan adalah pelecehan terhadap keyakinan itu sendiri..! apakah sy salah..? silahkan di tanggapi.
Salam Damai

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 8:59 pm
by Captain Pancasila
Momad Narsis wrote:@Captain P
Banggakah anda hidup terus dalam kemunafikan..? oh mungkin sy salah mengatakan kalau muslim benar2 percaya dan teguh dalam "kebenaran" yg dia anut karna muslim diajarkan menjadi "bunglon". Kalau begitu benar apa yg sy katakan muslim kaffah sama banyaknya dengan muslim munafik..!! saya harap anda tidak termasuk dalam kategori ini..
karna bagi saya kemunafikan adalah pelecehan terhadap keyakinan itu sendiri..! apakah sy salah..? silahkan di tanggapi.
Salam Damai
pernah denger istilah : "mati syahid"
14. Mati dalam membela agama dan jiwa.
Dalam hal ini ada dua riwayat hadits sebagai berikut:

1."Barangsiapa mati terbunuh dalam membela hartanya maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati dalam membela keluarganya maka ia mati syahid, dan barang siapa yang mati dlam rangka membela agama(keyakinannya) maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati mempertahankan darah (jiwanya) maka ia syahid."
(HR. Abu Daud, an-Nasa'i, at-tirmidzi, dan Ahmad)

2. "Barangsiapa mati dalam rangka menuntut haknya maka ia mati syahid" (HR. An-Nasa'i)
jadi, walaupun berbohong dibawah paksaan adalah dibenarkan/dimaklumi, memilih jujur akan mendapatkan balasan yang lebih baik...

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 9:18 pm
by Kongming
Captain Pancasila wrote:apakah tindakan seseorang yang dibawah paksaan itu, bisa dinilai secara obyektif?
salahkah jika Tuhan memaklumi, "tindakan makhluknya yang diakibatkan karena paksaan"?
apakah Tuhan yang tidak memahami isi hati makhlukNya, adalah benar2 Tuhan?
Hehehe... si CP lagi yang muncul... :lol:

Begini CP, Tuhan yang sejati pasti tidak bersekutu dengan kesalahan. Dia adalah kebenaran. Tuhan juga menghendaki manusia untuk hidup dalam kebenaran di dunia ini. Dengan hidup dalam kebenaran, Tuhan akan menerima manusia di dalam surganya kelak.

Syahdat islam adalah kebenaran bagi pengikutnya. Dan dalam berbagai hadis, muhammad mengatakan siapa pun yang mengakui allah swt adalah tuhan dan muhammad adalah rasulnya akan diterima di surga walaupun orang itu adalah pencuri dan penzinah.

CP tolong pikirkan, lebih berharga/mulia yang mana di mata Tuhan ?
1. Orang yang memberi teladan kepada sesamanya tentang keteguhan pada kebenaran walaupun harus menyerahkan nyawa.
2. Orang yang rela melepaskan kebenaran demi nyawa ataupun kepentingan lain.

Jika ente mengatakan tentu yang nomor satu yang lebih mulia walaupun nomorv satu dan dua tidak salah menurut islam, maka moral apakah yang diajarkan allah swt kepada muslim mengenai kesetiaan dan kejujuran?
Yang ane tangkap malah allah swt membenarkan perilaku khianat bagi muslim. Apakah khianat adalah tindakan benar di mata ente ?

:rock:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Fri Sep 02, 2011 10:43 pm
by Captain Pancasila
kongming wrote:CP tolong pikirkan, lebih berharga/mulia yang mana di mata Tuhan ?
1. Orang yang memberi teladan kepada sesamanya tentang keteguhan pada kebenaran walaupun harus menyerahkan nyawa.
2. Orang yang rela melepaskan kebenaran demi nyawa ataupun kepentingan lain.
point 1, karena itulah sesorang yang matinya karena point 1, matinya dikategorikan sebagai mati syahid (lihat postingan saya sebelumnya)
dari : http://webcache.googleusercontent.com/s ... =firefox-a

Bahkan orang yang berjihad dan mati syahid meskipun dahulunya ia kafir dan pernah membunuh kaum muslimin dijamin masuk surga, Rasulullah saw bersabda: Allah tertawa kepada dua orang yang saling membunuh yang keduanya masuk surga. Para sahabat bertanya: “Bagaimana yang Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Yang satu (muslim) terbunuh (dalam peperangan) lalu masuk surga. Kemudian yang satunya lagi (kafir) taubatnya diterima oleh Allah ke dalam Islam, kemudian dia berjihad dijalan Allah lalu mati syahid (HR. Muslim dah Abu Hurairah ra).
kongming wrote:Jika ente mengatakan tentu yang nomor satu yang lebih mulia walaupun nomor satu dan dua tidak salah menurut islam, maka moral apakah yang diajarkan allah swt kepada muslim mengenai kesetiaan dan kejujuran?
moral keadilan (seseorang tidak akan dituntut Tuhan untuk berbuat/tidak berbuat, diluar kemampuannya) :supz:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Sat Sep 03, 2011 10:51 am
by Kongming
Captain Pancasila wrote:moral keadilan (seseorang tidak akan dituntut Tuhan untuk berbuat/tidak berbuat, diluar kemampuannya) :supz:
Moral keadilan? Yang bagaimana maksud ente?
Apakah karena muslim dipaksa maka dia boleh saja berkhianat? Itukah keadilan menurut ente?

Sedikit pandangan dari ane,
Allah swt bersabda, "Inilah islam, agama yang ane ridhoi. Barangsiapa memeluk islam, akan ane sediakan surga baginya. Hai nabi, siarkan sabda ane ini agar semua manusia selamat." Sabda itu dibawa oleh sang nabi, disiarkan kepada seluruh manusia. Banyak yang menerimanya, menjadi muslim.

Suatu ketika, seorang muslim tertangkap oleh orang2 kafir lalu dipaksa meninggalkan islam. Sang allah swt melihat ke bawah dan si muslim dalam keadaan terpojok, akan kehilangan nyawa jika tetap memeluk islam. Sang allah swt bersabda, "Hai fulan, tidak apa2lah kalau ente meninggalkan ane, ngucapin murtad, yang penting hati ente tetap pada islam".

Orang2 kafir itu juga mendengarkan sabda sang allah swt. Si muslim pun tersenyum lalu mengatakan, "Okelah ane murtad sekarang juga." Lalu dari langit terdengar suara, "Good, that's my boy." Selamatlah nyawa si muslim.

Tak lama si muslim mendengar tawa geli oleh orang2 kafir di sekitarnya. Si muslim pun bertanya, "Apa yang ente2 ketawain?" Jawab kafir, "Ane ketawain allah ente yang dulu. Kok ente berani bersaksi kalo do'i itu Tuhan? Tuhan itu ga pernah berdusta dan ga pernah ngajarin orang berdusta. Yang ngajarin dusta itu cuma iblis karena dusta itu jahat".

Si muslim pun terdiam, berpikir.... (bersambung)
:rock:

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Sat Sep 03, 2011 6:12 pm
by ksatria86
Kongming wrote:
mu·na ·fik a berpura- pura percaya atau setia dsb kpd agama dsb, tetapi sebenarnya dl hatinya tidak;
Ya betul, ini adalah definisi 'munafik'.
Kasus ammar ibn yasser adalah sebaliknya. Dia berpura2 menolak islam agar kepalanya tetap utuh, tidak spt orng tuanya. Inilah yg disebut taqiyah.
Tindakan ammar ini dibolehkan dlm islam karena keadaan darurat, yakni nyawanya terancam.
Sekali lg ini adalah cara pandang islam.
Cara pandang kafir, jelas, ini identik dgn munafik. Mengajarkan kebohongan. Menjadikan mental pengecut.
Tapi justru bahayanya islam disini. Berpura2 islam damai ketika masih lemah.
Kalau munafik mungkin contohnya dulu adalah abdullah bin ubay, sekarng mungkin JIL atau gusdur.
Kalau kita berdebat dgn muslim, apakah islam mengajarkan kemunafikan? Saya yakin muslim akan bilang islam mengharamkan kemunafikan sambil mengeluarkan segepok ayat quran maupun hadis. ( walau hukumnya masih diperdebatkan oleh ulama, apakah termasuk murtad ( halal
darahnya ) atau sebatas dinasehati.)
Tapi disini saya tertarik ( kalau diijinkan ) untuk mendiskusikan tentang batasan taqiyah itu sendiri.
Menurut muslim, syarat taqiyah itu:
1. Didepan kafir.
2. Keadaan darurat.
Pertanyaan:
1. Bolehkah bertaqiyah didepan sesama muslim?
2. Bolehkah bertaqiyah dalam keadaan nyawa tidak terancam? misal pemeran yesus dlm film '?' adalah seorang muslim. Dlm islam hal ini adlh tasyabbuh bil kuffar ( sikap menyerupai kafir ) yg sangat ditentang islam. Tp apa hukumnya jika 'tasyabbuh' ini dilakukan dlm rangka taqiyah thdp kafir?

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Sat Sep 03, 2011 7:53 pm
by ksatria86
Maaf, mungkin pertanyaan pertama agak rancu.
Contoh:
Sering di media kita dengar ceramah atau komentar2 muslim2 (ada yg ulama) yg menentang kasus2 spt pembunuhan warga ahmadiyah, pembakaran rumah ibadah, pembunuhan murtadin, perajaman, syeh puji dll, dgn mengatakan "ITU BUKAN ISLAM".
Kafir disini tdk mudah ditipu dgn hal tsbt. Kafir disini yakin itu cuma bualan muslim, apalagi kalau yg mengucapkan seorang ulama. Takiyah itu.
Tp yg jd pertanyaan saya disini adlh hal tsb diucapkan dimedia umum. Muslim bnyk yg mendengar/membaca. Baik muslim awam maupun kaffah.
Mungkin muslim kaffah akan menanggapi itu adalah munafik atau fasik. Tp muslim awam mungkin akan bingung.
Nah pertanyaanya, apa hukumnya, jika taqiyah tsb diucapkan muslim atau ulama, demi membela islam agar tdk dicap agama yg jelek? Pdhl hal tsbt bisa mendatangkan kesesatan bg muslim yg awam.

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Sat Sep 03, 2011 8:24 pm
by MaNuSiA_bLeGuG
Captain Pancasila wrote:apakah tindakan seseorang yang dibawah paksaan itu, bisa dinilai secara obyektif?
salahkah jika Tuhan memaklumi, "tindakan makhluknya yang diakibatkan karena paksaan"?
apakah Tuhan yang tidak memahami isi hati makhlukNya, adalah benar2 Tuhan?
saya punya pertanyaan,

bagaimana kafir2 yg dipaksa awloh swt utk kafir, seperti kata awloh bhw dia menyesatkan orang2 yg awloh pengenin ? apakah awloh swt memaklumi ? :-k

Re: Allah swt memaklumi muslim yang munafik

Posted: Sat Sep 03, 2011 8:30 pm
by Captain Pancasila
MaNuSiA_bLeGuG wrote:saya punya pertanyaan,

bagaimana kafir2 yg dipaksa awloh swt utk kafir, seperti kata awloh bhw dia menyesatkan orang2 yg awloh pengenin ? apakah awloh swt memaklumi ? :-k
contoh kasusnya gimana? sebutin dulu!