Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw.
Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab.
Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?'
Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!'
Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'" (Q.S. Ali Imran 59-61)
Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya,
"Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam,
Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.'
Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.'
Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.' (Q.S. Ali Imran 59-62)
Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
Q 3.61 Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): `Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
Sesungguhnyalah awlloh swt MEMANG BANCI KUNINGAN .... diajak debat secara baik baik kok malah nyuruh bawa anak bini tuk adu nyawa
masya Allah ini fitnah apalagi bung duren ? ...
siapa yg tidak berani debat ? ... siapa yg mengatakan DEBAT tidak terjadi dan tidak selesai ??? ...jangan NGAWUR terus lah bung ...apa tidak capek ?
ketika Abu Harithah (uskup najran) SELESAI debat dengan Nabi maka terjadi DEADLOCK. maka dibuat PENYELESAIAN AKHIR dengan MUBAHALAH. coba baca apa kata AL AQIB Hakim agama Najran :
Ibnu HIsham hal 553 : Setelah itu mereka keluar dari hadapan Rasulullah saw dan menemui al Aqib, salah seorang tokoh berpengaruh mereka. mereka berkata pada al Aqib "wahai abdul Masih, bgm pendapat mu ?" al Aqib menjawab "Hai orang-orang kristen, sungguh kalian telah mengetahui bahwa Muhammad adalah Nabi yang diutus, dan sungguh ia (red. Muhammad) telah datang kepada kalian dengan membawa jawaban final tentang Nabi kalian (red. ISA) ....."
jelas-jelas DEBAT SAMPAI SELESAI kok ...siapa yg ga berani debat ? ... yang banci itu yang ASBUN tak berilmu barangkali ...
Coba bung CS NGAJARIN SAYA untuk mencerna kalimat ini
Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
Q 3.61 Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): `Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.[/i]
saya sudah katakan, bung baca Quran itu ibarat membaca SATU SISI dari sebuah DIALOG (2 arah).
saya dengan bung hilman berbicara, sedangkan bung hanya mendengarkan jawaban bung hilman saja, mana bisa bung mengerti ?
kalau begini terus sampai kiamat juga NGAWUR nya tidak akan hilang-hilang ...
mubahalah tidak ada hubungannya dgn upeti. mubahalah hubungannnya dengan ISI DISKUSI yg berakhir deadlock.
mereka diminta masuk Islam oleh Nabi, tetapi mereka minta dijelaskan dulu ttg ISA. maka Nabi menjelaskannya dengan bantuan WAHYU HINGGA TUNTAS.
setelah tuntas masing2 mengeluarkan argumen, maka kedua pihak menguji diri sejauh mana YAKIN DENGAN ARGUMENNYA, caranya dgn MUBAHALAH.
Nabi berani karena yakin dgn argumen. tetapi Kristen mundur, karena tau argumennya lemah, mereka takut kutukannya nyata.
CRESCENT-STAR wrote:mubahalah tidak ada hubungannya dgn upeti. mubahalah hubungannnya dengan ISI DISKUSI yg berakhir deadlock.
mereka diminta masuk Islam oleh Nabi, tetapi mereka minta dijelaskan dulu ttg ISA. maka Nabi menjelaskannya dengan bantuan WAHYU HINGGA TUNTAS.
setelah tuntas masing2 mengeluarkan argumen, maka kedua pihak menguji diri sejauh mana YAKIN DENGAN ARGUMENNYA, caranya dgn MUBAHALAH.
Nabi berani karena yakin dgn argumen. tetapi Kristen mundur, karena tau argumennya lemah, mereka takut kutukannya nyata.
Mubahalah itu karena muhammad sudah mentok tidak bisa menjawab pertanyaan mereka.
Dan itu bukan tradisi mereka yang gampang mengangkat sumpah serapah, sangat berlainan dengan tradisi pagan yang senang dengan "Demi Awloh".
Sekiranya mereka menerima opsi mubahalah dari muhammad apakah lebih aman dari opsi menyetujui upeti???
jadi yg otaknya jernih itu yang ngacak-ngacak sejarah ya ?... ish ish ish ...
jangan lari dulu ke upeti, masalah apa itu mubahalah aja ngawur sekali bung ini
Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw.
Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab.
Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?'
Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!'
Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'" (Q.S. Ali Imran 59-61)
Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya,
"Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam,
Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.'
Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.'
Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.' (Q.S. Ali Imran 59-62)
Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
Q 3.61 Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): `Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
Sesungguhnyalah awlloh swt MEMANG BANCI KUNINGAN .... diajak debat secara baik baik kok malah nyuruh bawa anak bini tuk adu nyawa
Ehh ujung ujungnya minta jizya
duren wrote:Coba bung CS NGAJARIN SAYA untuk mencerna kalimat ini
Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
Q 3.61 Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): `Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.[/i]