Proletar: Viva Liberalis Sekularis

Pembuktian bahwa Islam bukanlah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
User avatar
Fajar K
Posts: 480
Joined: Sat Jul 15, 2006 10:12 am
Location: The Secret Garden

Proletar: Viva Liberalis Sekularis

Post by Fajar K »

Proletar: Viva Liberalis Sekularis

by: Hasan Basri

Anda pasti pernah mendengar kata-kata ini. "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat dan kuat". (Mensana et corpore sanu .. whatever..). Kalimat ini bisa diaplikasikan dalam kedalam konteks yang lebih besar. "Di dalam sistem negara yang sehat, akan melahirkan pemimpin yang sehat dan kuat (Men.. kok disono orangne pada senu?).

Di Indonesia, skandal demi skandal, korupsi dan manipulasi, pembunuhan dan intrik politik, kekacauan hukum dan pelanggaran HAM yang hampir setiap hari kita baca dan selalu membuat perut mual menyadarkan kita bahwa sudah begitu rusak mental manusia di tanah air, begitu rakus dan kejam para power holder yang mati-matian menggunakan cara apa saja untuk menjaga ladang korup yang siap dikapling-kapling bagi sanak bini dan kroni.

Semua kehancuran yang terjadi di negara mayoritas Islam terbesar di dunia ini adalah lantaran kerancuan sistim dan budaya. Setelah 55 tahun merdeka negara kita mirip seperti a big baby **** yang tidak pernah dewasa dan mau belajar dari kesalahannya sendiri. Kesalahan demi kesalahan terus menerus dilakukan tanpa punya sense untuk merevisi. Pemberontakan, revolusi, anarki sudah terjadi berkali-kali, tapi tetap saja si **** tidak pernah mengerti kenapa dia selalu jatuh pada liang yang sama berkali-kali, kecuali mengutuki sang lubang di jalan yang sama yang dilaluinya setiap hari. Dia tidak pernah berpikir memperbaiki atau mencari jalan alternative.

Mungkin si bayi **** memang tolol, atau mungkin juga dia memang menikmati jatuh bangun seperti orang masochist atau sadistic yang hobby melukai orang atau dirinya sendiri mencari orgasme dengan cara abnormal. Tapi UUD 45 dan Panca Sila juga turut bersalah. UUD 45 misalnya, adalah map kotor para diktator, karena dia memberikan kekuasaan penuh pada Presiden dengan tidak menjelaskan kapan kekuasaan itu harus berakhir. Akibatnya setiap orang yang telah menjadi Presiden di negara kita selalu punya kecenderungan arogan dan ingin memegang tahta sampai mati. Sedang Panca Sila yang abu-abu itu adalah alat indokrinasi melanggengkan penjajahan yang akan membungkam gerakan separatisme seperti Aceh, Tim-tim dan Irian sekarang ini. Dengan mendewakan sila "Persatuan Indonesia", TNI sebagai tentara pendudukan dengan biadab akan melibas semua anak negeri yang anti Panca Sila.

Indonesia juga adalah negeri yang membingungkan. Bagi para budak-budak arab yang bercita-cita mendirikan kerajaan Islam, Indonesia adalah negara sekular. Mereka anti Panca Sila karena Panca Sila itu tidak islami, sila pertama menurut mereka seharusnya berkiblat pada Quran dan Hadis, dan Tuhan harus disebutkan namanya secara lengkap: Allah Subwana Wataala. Masyarakat harus merealisasikan tata cara kehidupan islam, seperti merendahkan nilai perempuan (memotongi **** mereka agar para muslimah tidak bisa menikmati sex, mengkarungberaskan mereka dengan jilbab, mengawini 4 atau lebih mereka sesuai dengan hadis dan petunjuk nabi, memotong tangan para maling dan copet atas petunjuk tuhan di surat Al-Maidah).

Tapi sekularisme adalah sebuah sistim yang memisahkan agama dari jalan kehidupan bernegara. Dalam sebuah negara sekular, agama tidak bisa ikut campur mempengaruhi sistim bernegara. Komunisme dan liberalisme Amerika adalah sekularisme dalam cara yang berbeda. Jika komunisme memberantas dan berusaha melenyapkan agama dengan cara yang brutal, Liberalisme sekularis Amerika mengajarkan bahwa masyarakat bisa hidup bebas dan tenteram dengan cara merumahkan agama.

Dalam sebuah negara sekular yang tulen, anda tidak akan menemukan yang namanya Departemen Agama, Partai Islam atau Kristen, ICMI, KISDI atau MUI yang aktif mengendalikan masa dengan sentimen agama yang berbahaya.

Dalam negara sekuler, di sekolah-sekolah negeri tidak akan diajarkan yang namanya pelajaran agama dan PMP yang sarat akan dokrin-dokrin ngaco.

Dalam negara sekular subuh selalu tenang dari raungan muazin yang memaksa orang bangun tidak perduli muslim atau non muslim, hari minggu juga tidak di riuhkan oleh lonceng gereja, dan hari jumaat semua yang beribadat dengan tenang bisa mendengarkan kutbah penceramah di dalam gedungnya sendiri, tidak memekakkan telinga para tetangga dengan lengkingan ribuan speaker mesjid yang aktif mendendangkan doa dalam bahasa arab.

Dalam negara sekular, tidak ada yang namanya membuka pidato kenegaraan atau ucapan resmi dengan Asaalaualaikum atau Yesus this and that yang menunjukan identitas agama tertentu.

Dalam negara sekuluar, birokrat cuma mengucapkan "God Bless You". Sehingga semua orang bisa mengucapkan amin pada Tuhan yang universal. Bukan tuhan tuhan agama yang lokal..

Dalam negara sekular tidak ada kolom agama yang perlu di isi dalam KTP dan surat menyurat resmi kecuali rumah sakit dengan alasan diet agama tertentu mempengaruhi kondisi manusia tertentu.

Dalam negara sekular seperti Amerika, hak-hak perempuan jauh lebih di hargai dari negara agama manapun di dunia ini.

Dalam demokrasi liberalis sekularis, semua orang berhak untuk beragama atau tidak beragama.

Dalam liberalisme, Tentara jabatannya cuma menjadi satpam membela kepentingan negara dan melindungi masyarakat sipil.

Indonesia adalah bayi gede yang dongo, ketika dia kejeblos berkali-kali pada lubang yang sama, dia tidak mau belajar dari tetangga yang kaya-raya, aman dan manusianya bersih dan tampan semua.

Si tolol ingusan ini masih saja merasa benar dan mengharapkan suatu saat tanpa dibenahi, lobang besar itu akan pindah sendiri.

Dalam otak seorang idiot memamg akan selalu melahirkan perbuatan yang idiot.

Oleh sebab itu kawan, bila ingin negara ini maju mari kita ganti sistim di republik ini dengan sitim sekularisme yang total dan demokrasi liberal yang kental

Viva Liberalisme Sekularis.. (*)
namasamaran

Re: Proletar: Viva Liberalis Sekularis

Post by namasamaran »

Fajar K wrote:Proletar: Viva Liberalis Sekularis

by: Hasan Basri

Anda pasti pernah mendengar kata-kata ini. "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat dan kuat". (Mensana et corpore sanu .. whatever..). Kalimat ini bisa diaplikasikan dalam kedalam konteks yang lebih besar. "Di dalam sistem negara yang sehat, akan melahirkan pemimpin yang sehat dan kuat (Men.. kok disono orangne pada senu?).

Di Indonesia, skandal demi skandal, korupsi dan manipulasi, pembunuhan dan intrik politik, kekacauan hukum dan pelanggaran HAM yang hampir setiap hari kita baca dan selalu membuat perut mual menyadarkan kita bahwa sudah begitu rusak mental manusia di tanah air, begitu rakus dan kejam para power holder yang mati-matian menggunakan cara apa saja untuk menjaga ladang korup yang siap dikapling-kapling bagi sanak bini dan kroni.

Semua kehancuran yang terjadi di negara mayoritas Islam terbesar di dunia ini adalah lantaran kerancuan sistim dan budaya. Setelah 55 tahun merdeka negara kita mirip seperti a big baby **** yang tidak pernah dewasa dan mau belajar dari kesalahannya sendiri. Kesalahan demi kesalahan terus menerus dilakukan tanpa punya sense untuk merevisi. Pemberontakan, revolusi, anarki sudah terjadi berkali-kali, tapi tetap saja si **** tidak pernah mengerti kenapa dia selalu jatuh pada liang yang sama berkali-kali, kecuali mengutuki sang lubang di jalan yang sama yang dilaluinya setiap hari. Dia tidak pernah berpikir memperbaiki atau mencari jalan alternative.

Mungkin si bayi **** memang tolol, atau mungkin juga dia memang menikmati jatuh bangun seperti orang masochist atau sadistic yang hobby melukai orang atau dirinya sendiri mencari orgasme dengan cara abnormal. Tapi UUD 45 dan Panca Sila juga turut bersalah. UUD 45 misalnya, adalah map kotor para diktator, karena dia memberikan kekuasaan penuh pada Presiden dengan tidak menjelaskan kapan kekuasaan itu harus berakhir. Akibatnya setiap orang yang telah menjadi Presiden di negara kita selalu punya kecenderungan arogan dan ingin memegang tahta sampai mati. Sedang Panca Sila yang abu-abu itu adalah alat indokrinasi melanggengkan penjajahan yang akan membungkam gerakan separatisme seperti Aceh, Tim-tim dan Irian sekarang ini. Dengan mendewakan sila "Persatuan Indonesia", TNI sebagai tentara pendudukan dengan biadab akan melibas semua anak negeri yang anti Panca Sila.

Indonesia juga adalah negeri yang membingungkan. Bagi para budak-budak arab yang bercita-cita mendirikan kerajaan Islam, Indonesia adalah negara sekular. Mereka anti Panca Sila karena Panca Sila itu tidak islami, sila pertama menurut mereka seharusnya berkiblat pada Quran dan Hadis, dan Tuhan harus disebutkan namanya secara lengkap: Allah Subwana Wataala. Masyarakat harus merealisasikan tata cara kehidupan islam, seperti merendahkan nilai perempuan (memotongi **** mereka agar para muslimah tidak bisa menikmati sex, mengkarungberaskan mereka dengan jilbab, mengawini 4 atau lebih mereka sesuai dengan hadis dan petunjuk nabi, memotong tangan para maling dan copet atas petunjuk tuhan di surat Al-Maidah).

Tapi sekularisme adalah sebuah sistim yang memisahkan agama dari jalan kehidupan bernegara. Dalam sebuah negara sekular, agama tidak bisa ikut campur mempengaruhi sistim bernegara. Komunisme dan liberalisme Amerika adalah sekularisme dalam cara yang berbeda. Jika komunisme memberantas dan berusaha melenyapkan agama dengan cara yang brutal, Liberalisme sekularis Amerika mengajarkan bahwa masyarakat bisa hidup bebas dan tenteram dengan cara merumahkan agama.

Dalam sebuah negara sekular yang tulen, anda tidak akan menemukan yang namanya Departemen Agama, Partai Islam atau Kristen, ICMI, KISDI atau MUI yang aktif mengendalikan masa dengan sentimen agama yang berbahaya.

Dalam negara sekuler, di sekolah-sekolah negeri tidak akan diajarkan yang namanya pelajaran agama dan PMP yang sarat akan dokrin-dokrin ngaco.

Dalam negara sekular subuh selalu tenang dari raungan muazin yang memaksa orang bangun tidak perduli muslim atau non muslim, hari minggu juga tidak di riuhkan oleh lonceng gereja, dan hari jumaat semua yang beribadat dengan tenang bisa mendengarkan kutbah penceramah di dalam gedungnya sendiri, tidak memekakkan telinga para tetangga dengan lengkingan ribuan speaker mesjid yang aktif mendendangkan doa dalam bahasa arab.

Dalam negara sekular, tidak ada yang namanya membuka pidato kenegaraan atau ucapan resmi dengan Asaalaualaikum atau Yesus this and that yang menunjukan identitas agama tertentu.

Dalam negara sekuluar, birokrat cuma mengucapkan "God Bless You". Sehingga semua orang bisa mengucapkan amin pada Tuhan yang universal. Bukan tuhan tuhan agama yang lokal..

Dalam negara sekular tidak ada kolom agama yang perlu di isi dalam KTP dan surat menyurat resmi kecuali rumah sakit dengan alasan diet agama tertentu mempengaruhi kondisi manusia tertentu.

Dalam negara sekular seperti Amerika, hak-hak perempuan jauh lebih di hargai dari negara agama manapun di dunia ini.

Dalam demokrasi liberalis sekularis, semua orang berhak untuk beragama atau tidak beragama.

Dalam liberalisme, Tentara jabatannya cuma menjadi satpam membela kepentingan negara dan melindungi masyarakat sipil.

Indonesia adalah bayi gede yang dongo, ketika dia kejeblos berkali-kali pada lubang yang sama, dia tidak mau belajar dari tetangga yang kaya-raya, aman dan manusianya bersih dan tampan semua.

Si tolol ingusan ini masih saja merasa benar dan mengharapkan suatu saat tanpa dibenahi, lobang besar itu akan pindah sendiri.

Dalam otak seorang idiot memamg akan selalu melahirkan perbuatan yang idiot.

Oleh sebab itu kawan, bila ingin negara ini maju mari kita ganti sistim di republik ini dengan sitim sekularisme yang total dan demokrasi liberal yang kental

Viva Liberalisme Sekularis.. (*)
STUUUJJJUUUUUUU!!!!!!!
User avatar
choiron
Posts: 35
Joined: Wed Aug 02, 2006 9:18 pm

Post by choiron »

Pendapat Yang Aneh
Mana bisa sekulerisme dan Liberalisme membuat manusia bahagia hidup di dunia apalagi diakhirat. Kalau di LP Cipinang banyak Napi yang orang islam tentu saja bukan karena islamnya yang nyuruh berbuat kejahatan. Kalau di Italia banyak mafionso dan isi penjaranya beragama kristen, juga pasti bukan karena agamanya yang ngajarin kejahatan. Apa di negara sekuler seperti Amrik tidak ada orang bejat, ah loe ternyata gede ngayalnya.
Agama tuh harusnya menjadi jalan bagi ummatnya untuk hidup bahagia dan mati masuk surga. baca nih ayat:
Image
Terjemahannya:
[62] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

So, agama apapun sebenarnya tergantung dari amal sholeh dan nilai manfaat bagi kehidupan ummat manusia (Rahmatal Lilalamin).

Mari berlomba-lomba berbuat kebaikan dan memerangi kemungkaran.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

FAJAR K, kau memang luar biasa sumbangan artikelnya. Betul2 menunjukkan wajah Muslim sebenarnya, spt yg dibawah ini nih !
choiron wrote:Pendapat Yang Aneh
Mana bisa sekulerisme dan Liberalisme membuat manusia bahagia hidup di dunia apalagi diakhirat.
bung, baca nggak baik2 artikel diatas ? Hak apa elu ngurusin akhirat orang ? Itulah tujuan engara sekuler, nggak usah ikutin pendapat orang2 picik macam elu. Yang dipikirin AKHIRAAAAAT aja melulu sampai cari makan di bumi, ngobatin anak sakit NGGAK SANGGUP !!!
Kalau di LP Cipinang banyak Napi yang orang islam tentu saja bukan karena islamnya yang nyuruh berbuat kejahatan.
tanda kau belum baca Quran. Kau pikir napi2 spt Abu bakar basyir dan konco2nya yg masih mendekam di penjara gara2 ngebom kanan kiri itu perbuatannya berdasarkan apa kalau nggak berdasarkan Quran. Ingat bahwa darah kafir menurut Quran adalah HALAL !! Nggak percaya ? ELU TANYA AJA MEREKA SENDIRI !!!

Nih ada pengikut mereka disini :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 45&start=0

Kafir Harby : Orang kafir yang ingin menghancurkan islam dengan segala cara. darah mereka HALAL ditumpahkan. artinya bunuh ditempat bila bertemu.
Kalau di Italia banyak mafionso dan isi penjaranya beragama kristen, juga pasti bukan karena agamanya yang ngajarin kejahatan.
BEEETOEL !!! Karena si mafioNso nggak pakai injil di tangan kiri dan pestol di tangan kanan. Kalau melihat kitab sucinya juga, perbuatan membunuh (membunuh siapapun, termasuk orang yang tidak seagama dgn mereka) dilarang !!!
Apa di negara sekuler seperti Amrik tidak ada orang bejat, ah loe ternyata gede ngayalnya.
YANG BILANG DI AMRIK NGGAK ADA ORANG BEJAT SIAPAAAA ???? :shock: :shock: :shock:
Agama tuh harusnya menjadi jalan bagi ummatnya untuk hidup bahagia dan mati masuk surga.
Betul. Dan dalam hal ini islam GAGAL pakai huruf besar !

Nih baca sumbangan dari Muslim yg pengetahuannya agak lebih mending dari kita semua :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=908
.. Dan kalau mau kata-kata yang lebih keras, sebenarnya agama di Indonesia itu “gagal”. Gagal semua. Orang pergi ke mesjid, sembahyang, puasa, zakat, naik haji, dan sebagainya, inilah perilaku beragama yang penuh dengan simbol. Menurut Cak Nur orang beragama seperti ini hanya berhenti pada simbol belaka, dan jelas tidak berguna buat kemaslahatan umat. Kata Allport, cara beragama semacam ini tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, kebencian, iri hati dan fitnah, serta segala penyakit hati masih tetap berlangsung.
:wink:
User avatar
Fajar K
Posts: 480
Joined: Sat Jul 15, 2006 10:12 am
Location: The Secret Garden

Post by Fajar K »

GERAH DENGAN SILA PERTAMA

oleh: Fathurrahman, S.E, M.App.Fin

Hati nurani saya sebenarnya merasa tidak nyaman dengan keberadaan sila pertama Pancasila. Bukan karena tidak menghargai keinginan luhur para pendiri bangsa yang memimpikan lahirnya bangsa yang berketuhanan dan berbudi pekertir luhur. Akan tetapi implikasi dari sila pertama ini bisa menghadirkan tangan negara untuk turun dalam wilayah yang seharusnya bukan bagiannya.

Peran negara adalah melindungi hak asasi warga negaranya. Beragama atau tidak beragama, ber-Tuhan esa maupun lima, beragama Shinto maupun Yahudi, adalah hak individu yang harus dilindungi negara. Menjadi aneh ketika sebuah negara memuat aturan yang hanya mengakui keberadaan sejumlah agama tertentu saja, bahkan dengan wajah yang diskriminatif.

Negara tidak perlu merasa berdosa kalau ada warga negaranya yang atheis (tidak beragama) atau ada warga yang mengaku sebagai Jibril, shalat dua bahasa, sembahyang sambil bersiul, atau menganggap ahlul-bait sebagai satu-satunya pewaris ajaran Nabi Muhammad Saw yang sah. Akan tetapi, negara perlu merasa resah kalau ada tindakan warga negaranya yang membahayakan jaminan keamanan terhadap warga lainnya ataupun terhadap diri pemeluknya.

Misalnya sekte tertentu membakar anggota jemaahnya sebagai bagian dari ritus kepercayaan. Hal demikian seharusnya menjadi perhatian negara. Atau ketika sekelompok masyarakat merusak tempat ibadah umat lain karena alasan legalitas formal. Juga tindakan teror mengatasnamakan agama untuk mengintimidasi kelompok lainnya.

Keimanan adalah relasi paling intim antara hamba dengan yang disembahnya. Kurang lebih sama dengan cinta dua pihak yang tidak perlu diusik oleh institusi manapun. Bukankah beribadah merupakan keintiman hamba dengan Tuhan yang hanya bisa hadir dalam jiwa yang tenang dan khusuk?

Ruang privat itu harus tetap menjadi wilayah privat yang tidak diatur negara. Sementara negara hanya mengatur wilayah publik dalam rangka mengelola potensi benturan antar ruang privat. Jadi logika hukum negara berbeda dengan logika hukum agama.

Menurut saya, negara seharusnya hadir bukan untuk kepentingan agama, tetapi kepentingan warga yang harus dilindungi dari eksploitasi pihak lain.
Post Reply