Tanpa Nama bukan saya.Heylel ben Shachar wrote:@ atas
ya .... reaksi spontan tanpa didahului khayalan itu NYATA adanya. pengakuan spt itu amat sangat banyak. perempuan spertia tanpa nama alias miki memang tak akan bisa memahaminya.
.
.
.
kamu perempuan ...kamu ga tau apa-apa ttg dunia lelaki.
Tanpa Nama adalah seorang pria tulen, yang masih sangat muda. Sudah seperti adik saya sendiri.
Namun walau dia masih sangat muda - jauh lebih muda darimu, Heylel - otaknya jauh lebih bersih daripada otakmu.
Saya memang bukan laki2. Ya tidak apa2 kalau kamu mengatakan saya tidak tau apa2 tentang dunia lelaki... dalam arti saya tidak mengalami "terangsang SECARA laki2".
Namun saya tau tentang dunia lelaki, melalui ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan itu yang membuat saya tau mengenai dunia lelaki. Bahwa pria yang terangsang itu adalah disebabkan oleh apa yang ada dalam otaknya alias PIKIRANNYA sendiri.
Maka dari itu sejak kemarin2 pun saya tidak bicara berdasar yang saya alami, melainkan berdasar ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan sudah mengajarkan saya serta semua pembaca thread ini, bahwa "terangsang"nya seorang pria sama sekali tidak spontan. Terangsangnya seorang pria, TERLEBIH LAGI KEINGINAN SEORANG PRIA UNTUK MENIDURI WANITA, tergantung pada apa isi otak si pria, tergantung ijin dari otak si pria.
Jadi, kamu yang disini ngotot bahwa terangsangnya pria - terlebih lagi hasrat meniduri seorang wanita - adalah spontan, ya sudah to... Kamu tinggal memilih salah satu atau kedua kesimpulan berikut ini mengenai kondisi otakmu:
1. OTAK PRIA MUSLIM ITU MEMANG CABUL SAJA ISINYA
2. "OTAK" PRIA MUSLIM ITU BUKAN YANG BERADA DI KEPALA YANG MEMERINTAH KERJA SELURUH ORGAN TUBUH LAIN, MELAINKAN OTONGNYA ITU SENDIRILAH "OTAK"NYA. Sampai2 otak yang di kepala itu juga malah ngikut kehendak otongnya.
Kalau saya harus bicara berdasar yang saya alami sih... bisa saja. Begini yang saya alami:
Saya pernah (bukan hanya sekali saja deng) mengalami "pelecehan" dari pria bejat. Yaitu berupa seruan2 (tidak perlu saya sebut disini secara detil) dari mulut pria2 yang nongkrong di jalan yang saya lewati dengan berjalan kaki.
Kondisi saya ketika itu adalah:
# saya pakai kaos
# saya pakai jaket
# saya pakai celana panjang jeans
# saya pakai sepatu kets
Saya jelas2 berpakaian sangat sopan, namun tetap dilecehkan. Ini tidak membuktikan apa2 pada saya selain bahwa tingkah polah seorang pria itu sepenuhnya tergantung pada apa isi otaknya. Jika tidak, mereka tidak akan melecehkan saya yang jelas2 berpakaian sangat sopan.
Dari dunia perempuan (yang saya alami) sih tetap tidak membuktikan kebenaran argumen kamu, Heylel.
Malah semakin menegaskan kebenaran perkataan rekan2 pria kafir saya disini, serta kebenaran ilmu pengetahuan yang udah saya kutipkan disini. Bahwa hasrat seorang pria itu tergantung pada isi otaknya.
Dan kamu...... berdasar semua argumenmu disini, sudah membuktikan pada saya serta seluruh pembaca FFI, bagaimana kondisi otakmu sendiri. CABUL.
miki