Proletar: Iman Jumpalitan

Pembuktian bahwa Islam bukanlah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
User avatar
Fajar K
Posts: 480
Joined: Sat Jul 15, 2006 10:12 am
Location: The Secret Garden

Proletar: Iman Jumpalitan

Post by Fajar K »

Proletar: IMAN JUMPALITAN

By: Hasan Basri

Bahwa sangat manusiawi bila kita kadang merasa begitu alim, tapi terkadang berpikiran buruk bagai bandit. Ya kadang kita merasa begitu suci mirip nabi nabi, tapi tidak jarang kita merasa kotor seperti para penganut bidah atau para penyembah setan.

Manusia itu adalah mahluk yang dinamis.
Sepanjang waktu berlalu selalu ada situasi yang membuat kita harus berubah.

Setiap detik detik bergerak, sel sel kitapun bertambah tua..
Seperti juga jasad, Iman seseorang tidaklah bisa statis selamanya. Dia bisa naik turun, maju mundur seperti mood atau emosi bawah sadar. Dia juga bisa berkurang atau bertambah tergantung komprehensi, apresiasi dan kemauan menambah wawasan.

Waktu SMP dan SMA, ketika saya masih hobby sembahyang taraweh di Mesjid Mujahidin lantaran ingin nampang dan sekaligus mengamati Nurul & Rini. Kembang kampung Karet Tengsin yang selalu duduk di saf terdepan bagian perempuan yang cuma dibatasi kain pendek panjang di belakang saf laki laki. Saya mengakui, dalam setiap sholat dan ruku, bukan Allah yang mendominasi ini pikiran, tapi merekalah...

Ya cewek cakep yang sangat aduhai lebih sering mampir diotak, dari pada segala macam surga dan objek objek suci. Entah saya lupa dimana waktu itu Tuhan berada, yang jelas setiap kali selalu berusaha untuk nampak khusuk walaupun berkali kali bilang "Amin", bunyi bunyian yang keluar dari mulut saya rasanya cuma manggil "Riniiii...".

Itu duluuuu... Tapi apakah karena dilanda cinta monyet macam begitu saya lalu dianggap tidak beriman?

Bahwa Iman itu berproses adalah sangat wajar.
Yang tidak wajar ialah bahwa orang yang mengaku beriman itu cepat tersinggungan.Gampang terluka dan marah pada pemikiran orang. Karena yang saya tahu Iman artinya percaya pada sang khalik, percaya pada destinasi, menjauhkan diri dari yang haram, mendekatkan diri pada kebenaran.

Ciri ciri orang beriman adalah ketenangan.
Karena beriman artinya penuh optimisme, selalu berpikiran baik, tidak cepat menuduh apalagi mencap orang lain semudah meludah.

Hari ini saya menerima email dari seorang beriman, isi paragraf paragraf itu:

>>Hi again Mr Malin Kundang.
I decided not to respond to your offensive writings on pork and women. In your posting yesterday.
----
Not only do I think you are big headed, but you are also prejudiced, racist and a chauvinistic.
--
I know if your wife is not fake, you have to give your fare share. I don't think she would wait on you.
---
In one of your articles you write about how you generalize that all people from the Karo ethnic group are non-moslem. How dare you! I know for sure I am a moslem and so are many people from the Karo Highland.
--
P.S Please don't stop writing but take the above points into a consideration.<Surat semacam ini sudah banyak sekali saya terima.


Herannya yang mengirim surat seperti ini justru yang mengaku beragama dan beriman. Satu lagi email dari Canada:

>>dear proletar,dengan ini borjuis ingin memberi sedikit komentar atas tulisannya itu,anda seorang penulis dan pengarang yang berbakat sekali, saya setuju dengan mimbar bebas dan saya menghormati freedom of speech and freedom of xpression,tapi saya tidak setuju kalau freedom of expression and freedom of speech ini anda gunakan untuk menghina dan mencemoohkan agama hususnya agama islam.
---
Kalau anda terus menerus begitu, anda betul betul seorang SOB, seorang MF anf AH who dont have nothingelse todo. Terima kasih,sekian komentar dari borjuis.<< end

Saya tidak menyangkal bahwa saya sering menulis liar.
Tapi tentu harus jelaskan, yang saya hujat dalam tulisan adalah pemberhalaan, pengkultusan terhadap agama. Bukan agama itu sendiri. Pada orang jawa, saya menghujat feodalisme, pada orang Arab, aroganisme. Pada orang Muslim, pemujaan terhadap Muhammad.

Tanpa bermaksud merendahkan, akhirnya dengan timbunan email itu saya bisa belajar banyak. Pengetahuan juga makin padat.

Tragisnya, seluruh email yang mengganyang saya adalah dari orang seiman. Ada yang menyangka saya ini Islam pemakan babi, ada yang menyangka saya bekas Islam. Penghina perempuan,dan pendendam.

Orang Nasrani, yang juga sering saya ledeki, malah banyak yang mengerti...

Cuma di Riska, ya di milis Islam ini saya melihat ada semacam kecerahan, biar se amburadul apapun mutu dan isi tulisan saya di posting, manusia di milis sana masih bisa menahan sabar, bahkan saya tes dengan tulisan yg sedikit vulgar, mereka tidak nampak goyah, dan saya percaya, orang macam beginilah yang sebenarnya orang beriman. Tidak gampang main fitnah dan menuding orang.

So, dari itu saya akhirnya membagi orang beragama dalam dua sisi ekstrim, satu yang menyembah simbol, satu yang menyembah lurus ke Tuhan.

Islam jumpalitan yang gampang terbakar saya posisikan sederajat dengan Kristen idiot yang gampang tersinggungan.

Islam jumpalitan, yang krasak krusuk seperti babi hutan bila sakit hati, adalah ektremis agama yang tidak kalah berbahayanya dari ektemis kristen ortodok di Serbia yang sedang membantai orang Albania di Kosovo sana.

Dalam Iman Jumpalitan, Tuhan adalah kisas, haus darah dan Jihad tidak berkesudahan, seakan dunia ini cuma terbagi dari Aku atau Dia. Surga atau neraka, agamaku dan selalu agamaku.

Dari Aljazair, Mesir, Bosnia, Afhagnistan, Sudan, Iran, India, semua yang berkubangan darah adalah semua yang mengaku berTuhan.

Sayangnya, jika saya banding bandingkan antar penganut beragama, diantara Tuhan satu dengan Tuhan versi lainnya, konsep Tuhan yang paling menarik justru ada di kepala orang Cina yang beragama Budha.

Cuma Budha yang saya ketahui agamanya menyebar dari India, ke Asia belakang, lalu masuk Jepang, dianut oleh manusia tanpa medium kekerasan.

Dan di Cina, Sidarta sang Budha yang seharusnya adalah orang India berbadan sedang, secara kreatif menjadi Smiling Budha bertampang Cina. sang Amithaba yang berperut buncit, botak dan selalu nampak ramah dan riang.

Tuhan yang baik, dan tidak bersusah susah dan dendam serta mengancam ancam ini sebenarnya adalah Tuhan yang paling menarik.

Itulah sebabnya di Cina tidak ada pembantaian umat dari agama lain atau etnis lain, jika ada pembantaian, itu dilakukan bukan oleh penganut Budhist tapi serdadu komunis.

Begitu juga di Nepal.

Jadi, tanpa bermaksud merendahkan, bila dibagi bagi agama mana yang juara dalam soal kekerasan, dengan pahit saya harus memberi urutan.

Islam, Hindu, Kristen, dan jauh dibelakang adalah Budha.

Nah disini, saya ingin orang Islam memberi koreksi, memperbaiki diri, dan lebih banyak membuka diri.

Jangan takut untuk merasa **** dan ketinggalan.
Jangan gampang lekas percaya pada konsep "Agama yang disempurnakan". Jangan juga gampang membanggakan diri sebagai penganut Agama langit yang merendahkan agama bumi seperti Hindu ,Budha ,atau Zoroaster sekalipun.

Jangan cepat mengumpat Yahudi.
Ingat, Islam dan Nasrani itu adalah agama yang bernenek moyang ajaran Judaism.

Dan satu lagi, Jika anda beriman, masuklah dalam Iman yang utuh, ingat anda bisa saja berpikiran kotor sewaktu sholat, sedikit bergunjing, atau kleptomanik kecil kecilan, dia bisa pasang surut bagai air laut, dia bisa sedikit berubah bentuk. Tapi Iman tetaplah Iman. Seperti air, dia tidak bisa habis menghilang, cuma berubah bentuk dan manifestasi.

Iman tetap Iman.
Ciri cirinya adalah dia tidak Jumpalitan seperti pemain akrobat. Yang gampang mengkafiri orang, mencap murtad orang yang berbeda pandangan semudah mengganti celana dalam..(*)
User avatar
displacesux
Posts: 64
Joined: Fri Jul 21, 2006 2:27 am

Post by displacesux »

tulisannya dpt drmn bang fajar ?
User avatar
YIM
Posts: 38
Joined: Mon Jul 24, 2006 3:21 pm
Location: SURABAYA
Contact:

Post by YIM »

Salam buat Bang Hasan,

dari : YIM_YANG

Gue sependapat dengan loe !
User avatar
Fajar K
Posts: 480
Joined: Sat Jul 15, 2006 10:12 am
Location: The Secret Garden

Post by Fajar K »

Post Reply