DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Pembuktian bahwa Islam bukanlah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
User avatar
AIR
Posts: 774
Joined: Sat Jan 23, 2010 9:57 pm
Location: Indonesia Faith Freedom
Contact:

DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by AIR »

Salam,

Akhirnya saya tulis di FFI juga sebagai thread saya yang kedua. Saya sudah menuliskan di Facebook dan ternyata cukup mendapat perhatian dari Facebookers.

Saya akan menuliskan dalam 5 bagian. Mengapa judulnya Dilema Muslim Indonesia: Pancasila VS Islam ?

Karena keduanya bertentangan. Dan kita perlu belajar bagaimana kedua ideologi ini saling berbenturan. Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila. Ke-5 Sila itu adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dasar negara ini disepakati bersama untuk menjaga tegaknya NKRI. Indonesia harus dijaga karena sarat perbedaan dan kemajemukan bangsa ras di dalamnya. Jika satu isu perbedaan dicuatkan kepermukaan dan diresponi kekanak-kanakan, mungkin anda akan melihat perpecahan.

Di dalam Indonesia terdapat berbagai agama dan kepercayaan. Saya percaya dan menemukan mereka (agama dan kepercayaan) sungguh-sungguh memiliki nilai toleransi antar sesama walau kita berbeda, KECUALI: Islam.

Mengapa?

Marilah kita menonton satu film laga berjudul "Pancasila VS Islam"

BAGIAN PERTAMA
"Ketuhanan YME"
Dari sila pertama, Indonesia ialah negara kesatuan yang beriman atas sesuatu; pemahaman akan Tuhan. Biarpun ada perbedaan kepercayaan, tetapi sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia saling menghargai satu sama lain.

Pada pelaksanaannya, Pancasila melahirkan UUD 45 Pasal 29:
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pertanyaannya:
Apakah NKRI benar-benar menjamin kebebasan tiap penduduk untuk memeluk kepercayaan masing-masing? Ya, negara melakukan itu tetapi Islam tidak! Inilah ayat Alquran yang mendefinisikan apa itu KAFIR:
(saya ambil tidak dipenggal-penggal)

إِنَّا أَنزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُواْ لِلَّذِينَ هَادُواْ وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُواْ مِن كِتَابِ اللّهِ وَكَانُواْ عَلَيْهِ شُهَدَاء فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Lafal:
innaa anzalnaa alttawraata fiihaa hudan wanuurun yahkumu bihaa alnnabiyyuuna alladziina aslamuu lilladziina haaduu waalrrabbaaniyyuuna waal-ahbaaru bimaa istuhfizhuu min kitaabi allaahi wakaanuu 'alayhi syuhadaa-a falaa takhsyawuu alnnaasa waikhsyawni walaa tasytaruu bi-aayaatii tsamanan qaliilan waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alkaafiruuna

Terjemahan Indonesia:
[5:44] Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. ]Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

PERHATIKAN:
Kalimat terakhir dari alquran 5:44 ini jelas sekali mengatakan bahwa orang-orang yang disebut kafir adalah orang-orang yang tidak menjalankan perintah Allah. Dalam tulisan di sana ialah: tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah. Artinya sama saja bahwa orang-orang yang tidak menjalankan perintahnya allah swt = KAFIR!

Siapa orang-orang yang tidak menjalankan perintah allah swt? Yang pasti orang-orang non muslim, karena mereka menjalankan ibadah menurut kepercayaannya BUKAN MENURUT Allah SWT.

Kelihatan sangat nyata definisi KAFIR oleh alquran.

Lalu dengan demikian apakah sebenarnya muslim menghormati kebebasan beragama lain? Muslim yang tidak tahu apa-apa (Muslim abangan) pasti secara spontan mengatakan: Kami menghargai kepercayaan anda!

Tetapi jika anda menengok ajaran mereka, anda akan mendapatkan:

مَن كَانَ عَدُوّاً لِّلّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ

Lafal:
man kaana 'aduwwan lillaahi wamalaa-ikatihi warusulihi wajibriila wamiikaala fa-inna allaaha 'aduwwun lilkaafiriina

Terjemahan Indonesia:
[2:39]Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

TERNYATA allah swt memusuhi orang-orang non-islam. Karena itu allah swt memerintahkan dalam alquran:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Lafal:
yaa ayyuhaa alnnabiyyu jaahidi alkuffaara waalmunaafiqiina waughluzh 'alayhim wama/waahum jahannamu wabi/sa almashiiru

Terjemahan Indonesia:
[66:9]Hai Nabi, ]perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir yang mereka sebut tidak melakukan hukum allah swt (non Islam). Jadi, orang-orang muslim yang mengetahui keberadaan ayat ini terus menutupi hati nuraninya. Jadilah mereka semacam orang munafik.

Seharusnya diperintahkan di alquran bahwa muslim harus memerangi kaum non islam. Itu bukti TIDAK ADANYA TOLERANSI BERAGAMA dalam Islam. Jika anda seorang muslim YANG TAAT (KAFFAH), seharusnya anda mempraktikkan ayat ini! Jika anda tidak mempraktikkan ayat ini, anda adalah 1/2 muslim. Muslim ndablek dan munafik!

Saya tidak mencap anda munafik hai muslim. Tetapi perbuatan anda yang tidak menjalankan perintah agama andalah yang membuat anda jadi orang munafik. Saya hanya mengatakan SECARA TEPAT posisi dimana anda berdiri sekarang.

Jadi bagaimana?

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila-1 ini.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik


BAGIAN KEDUA
"Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab"

Sila kedua menuntun bangsa Indonesia menjadi bangsa beradab, hidup dalam peradaban manusia modern yang mengenal kasih sayang. Hidup bermasyarakat dan sosialisasi yang harmonis sehingga kerukunan antar penduduk terjalin erat. Dengan demikian kuatlah Indonesia!

Beberapa sumber referensi umum mengatakan hal yang sama dalam implementasi sila ke-2 ini. Saya ambil dari sebuah sumber, yaitu:
http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01 ... -uud-1945/

Makna sila ini adalah:
* Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
* Saling mencintai sesama manusia.
*Mengembangkan sikap tenggang rasa.
* idak semena-mena terhadap orang lain.
* Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
* Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
* Berani membela kebenaran dan keadilan.
* Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Pertanyaannya:
Apakah Islam mampu mempraktikkan Pancasila sila ke-2 ini?
Apakah Islam dididik menjadi manusia yang beradab dan berahlak mulia?
Tentu saja tidak.

Di bagian pertama saya sudah menjabarkan bagaimana ajaran Islam mengadakan pembedaan 2 golongan yaitu golongan yang mempraktikkan hukum allah swt disebut muslim dan golongan kedua yang tidak mempraktikkan hukum allah swt yang mereka sebut sebagai kafir.

Perintah-perintah Alqruan Islam kepada muslim hanyalah mengadakan permusuhan dengan kafir:

At Taubah 39.
Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

QS 8:39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

QS 5:51
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

QS 5:33
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar,

QS 8:12
(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat,: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

QS 9:123
Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.

QS 9:29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah Dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

QS 66:9
Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

QS 2:193
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.

QS 8:39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Ayat-ayat di atas memang sangat-sangat jelas bahwa aplikasi Alquran adalah permusuhan antar muslim dan non muslim. Bagaimana mungkin muslim yang seharusnya mempraktikkan ayat-ayat perang ini menjadi orang yang beradab. Setuju, kalau islam menciptakan peradaban. Ya, peradaban BARBAR! Dimana golongan satu memangsa golongan lainnya.

Justru Islam bertentangan dengan peradaban modern yang seharusnya manusia saling menghargai satu sama lain tetapi oleh Islam semua itu dirusak.

Jadi bagaimana?

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila ke-2 ini.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik


BAGIAN KETIGA
"Persatuan Indonesia"

Sila ke-3 dari Pancasila adalah semangat perekat antar bangsa. Apa-apa yang mengesampingkan SARA, menjunjung tinggi persaudaraan karena anda dan saya adalah bagian dari Indonesia, menghargai kemajemukan bangsa, dan spirit Bhineka Tunggal Ika.

Semangat persatuan Indonesia ditegaskan pula oleh Pasal 1 UUD 1945 sebagai perwujudan Pancasila:
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat.

Bagaimana dengan Islam?

Justru karena Islam sudah memisahkan Islam dan Non Islam dari awalnya sebagian dari komando Alquran, Persatuan Indonesia tidak bisa dilaksanakan. Islam bertentangan dengan Pancasila sila ke-3 ini. Tengoklah isi Alquran QS 60:1

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَاداً فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاء مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاء السَّبِيلِ


Lafal:
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu 'aduwwii wa'aduwwakum awliyaa-a tulquuna ilayhim bialmawaddati waqad kafaruu bimaa jaa-akum mina alhaqqi yukhrijuuna alrrasuula wa-iyyaakum an tu/minuu biallaahi rabbikum in kuntum kharajtum jihaadan fii sabiilii waibtighaa-a mardaatii tusirruuna ilayhim bialmawaddati wa-anaa a'lamu bimaa akhfaytum wamaa a'lantum waman yaf'alhu minkum faqad dhalla sawaa-a alssabiili

Terjemahan Indonesia :
[60:1]. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Dan ajaran Alquran di atas ditegaskan kembali pelaksanaan lapangannya di Hadist Sahih Muslim:
"Jangan kalian memulai mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani. Apabila kalian bertemu dengan mereka di jalan, maka desaklah mereka sampai ke tempat yang sempit" (HR. Muslim)

Sangat kelihatan bahwa muslim dicekoki cara hidup yang tidak punya itikad baik kepada suatu kaum. Contoh di sini adalah Yahudi dan Nashrani. Seharusnya sebuah ajaran baik mengajarkan SECARA PRO-AKTIF dan BERINISIATIF menyapa orang lain. Ajaran Islam bukan untuk mempererat persaudaraan antar warga negara Indonesia tetapi untuk menyudutkan orang lain sehingga persatuan itu tidak bisa dicapai.

Bagaimana seorang muslim dapat mengamalkan Islam dan Pancasila dengan bersamaan? Tidak akan bisa. Selama ia mengamalkan Islam secara menyeluruh, ia tidak akan bisa mengamalkan persatuan Indonesia. Islam menjadi inspirator pemecah Indonesia.

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila ke-3 ini.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik


BAGIAN KEEMPAT
"Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan"

Sila ke-4 Pancasila dimaksudkan sebagai landasan persamaan hak bangsa Indonesia dan semangat demokrasi.

Pasal yang mengatur pelaksanaan Pancasila sila ke-4 ini terlihat pada:
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Indonesia harus menjunjung sila ke-4 ini dimana demokrasi ditegakkan! Namun, Islamlah sumber penghalang penegakan Pancasila.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Lafal:
qad kaanat lakum uswatun hasanatun fii ibraahiima waalladziina ma'ahu idz qaaluu liqawmihim innaa buraaau minkum wamimmaa ta'buduuna min duuni allaahi kafarnaa bikum wabadaa baynanaa wabaynakumu al'adaawatu waalbaghdaau abadan hattaa tu/minuu biallaahi wahdahu illaa qawla ibraahiima li-abiihi la-astaghfiranna laka wamaa amliku laka mina allaahi min syay-in rabbanaa 'alayka tawakkalnaa wa-ilayka anabnaa wa-ilayka almashiiru

Terjemahan Indonesia:
[60:4] Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.

Bagaimana mungkin Islam mampu menjunjung demokrasi jika untuk bersatu dengan orang-orang diluar Islam saja tidak bisa dilakukannya. Islam adalah agama gila! Ide menjayakan agama ini adalah ide bagi orang yang sakit jiwa.

Islam tidak mungkin menerapkan demokrasi karena perintah berperang oleh Allah SWT pada Islam SAMPAI non Islam membayar Jizyah:

قَاتِلُواْ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُواْ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

Lafal:
qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu'thuu aljizyata 'an yadin wahum shaaghiruuna

Terjemahan Indonesia:
[9:29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Jadi bagaimana?

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila ke-4 ini.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik


BAGIAN KELIMA
"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"

Keadilan harus ditegakkan di Indonesia agar semua warga negara Indonesia mendapat perlakuan tidak sewenang-wenang.

Bagaimana Islam mau memberlakukan keadilan terhadap semua rakyat Indonesia kalau keadilan gender tidak ditegakkan dalam Islam. Ternyata ditemukan diskriminasi dan tindak ketidakadilan dalam gender. Islam diskriminasi wanita

1. Pria boleh poligami, wanita tidak boleh poliandri
Dasar poligami Islam:

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ

Lafal:
wa-in khiftum allaa tuqsithuu fii alyataamaa fainkihuu maa thaaba lakum mina alnnisaa-i matsnaa watsulaatsa warubaa'a fa-in khiftum allaa ta'diluu fawaahidatan aw maa malakat aymaanukum dzaalika adnaa allaa ta'uuluu

[4:3] Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Pria muslim boleh mengawini beberapa istri sampai batas maksimal 4 orang. Boleh juga setubuhi budak-budak. Tetapi dalam alquran yang sama tidak diatur bahwa jika wanita mampu berlaku adil, ia boleh mengawini beberapa pria batas maksimal 4 orang.

2. Wanita boleh diceraikan paksa (SKAK MAT) dengan talak 3 sedangkan wanita tidak boleh mencerai paksa suaminya.
Inilah dasar talak (menceraikan) terhadap istri oleh suami:

فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ حَتَّىَ تَنكِحَ زَوْجاً غَيْرَهُ فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَن يَتَرَاجَعَا إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Lafal:
fa-in thallaqahaa falaa tahillu lahu min ba'du hattaa tankiha zawjan ghayrahu fa-in thallaqahaa falaa junaaha 'alayhimaa an yataraaja'aa in zhannaa an yuqiimaa huduuda allaahi watilka huduudu allaahi yubayyinuhaa liqawmin ya'lamuuna

Terjemahan Indonesia:
[2:230] Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.

Tidak ditemukan hukum talak terhadap suami oleh istri dalam Islam.

3. Wanita boleh dipukul pria, tidak ditemukan ajaran bahwa wanita boleh memukul suaminya.

Dasar-dasar pria boleh memukul wanita:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً

Lafal:
alrrijaalu qawwaamuuna 'alaa alnnisaa-i bimaa fadhdhala allaahu ba'dhahum 'alaa ba'dhin wabimaa anfaquu min amwaalihim faalshshaalihaatu qaanitaatun haafizhaatun lilghaybi bimaa hafizha allaahu waallaatii takhaafuuna nusyuuzahunna fa'izhuuhunna wauhjuruuhunna fii almadaaji'i waidhribuuhunna fa-in atha'nakum falaa tabghuu 'alayhinna sabiilan inna allaaha kaana 'aliyyan kabiiraan

Terjemahan Indonesia:
[4:34]. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan PUKULLAH mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Sedangkan untuk suami yang mabuk-mabukan, judi, dan tidak mau mendengar nasihat istri; tidak ada hukum Islam yang memperbolehkan Istri memukul suaminya.

Sebagai tambahan:
Di akhirat, pria muslim yang taat akan dihadiahi 72 bidadari sedangkan untuk wanita tidak dijanjikan demikian. Muslim seringkali mengelak jika dibuka matanya atas umbar seks di surganya muslim. Mereka mengatakan bahwa itu hanya karangan kafir, hadist tidak sahih, dan tidak ada ayat di alquran.

Tetapi hari ini saya tunjukkan ayat alquran dimana menjadi pedoman atas Hadist Sahih yang berlaku:

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

Lafal:
fiihinna qaasiraatu alththharfi lam yathmitshunna insun qablahum walaa jaannun

Terjemahan Indonesia:
[55:56] Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.

DAN LAGI.............

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ

muttaki-iina 'alaa sururin mashfuufatin wazawwajnaahum bihuurin 'iinin

[52:20] mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

Kalau anda membacanya dari 52:17-20

17. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenimatan, (QS. 52:17)
18. mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. (QS. 52:18)
19. Dikatakan kepada mereka): Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan, (QS. 52:19)
20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. 52:20)

Apakah anda mengerti?
Inilah janji Allah SWT bagi orang-orang yang masuk surga karena bertaqwa (17) dimana mereka akan diberi kenikmatan-kenikmatan termasuk dikawinkan dengan bidadari (18-20).

Carilah ayat Alquran apakah akan diberikan kenikmatan-kenikmatan setara oleh Allah SWT kepada wanita bertaqwa? TIDAK!

Jelaslah Islam mengajarkan diskriminasi terhadap wanita, termasuk DISKRIMINASI TERHADAP WANITA ISLAM.

Bagaimana muslim mau mengamalkan KEADILAN SOSIAL PANCASILA kalau diri mereka saja tidak adil memperlakukan sesamanya (Diskriminasi Gender)?

Jadi bagaimana?

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila ke-5 ini.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik


PENUTUP

Dari penjabaran di atas, ada perbedaan kontras antara dasar negara yang kita cintai dengan agama Islam. Seorang pemeluk agama Islam yang seharusnya mengamalkan ajaran agamanya harus mengalami pertentangan hati. Inilah dilema muslim.

Mungkin seorang muslim akan mengatakan:
Saya akan menjadi seorang Indonesia yang Nasionalis dan mengamalkan ayat-ayat alquran yang lain saja (menutup mata terhadap ayat-ayat yang bertentangan dengan Pancasila).

Ini tanda-tanda anda bukan Islam murni. Anda memeluk Islam tetapi milih-milih ayat untuk diamalkan dalam hidup. Bisa dikatakan anda ini setengah Islam setengah kafir. Jiwa anda dibelenggu Islam tetapi anda tidak mau mengakui keberadaan dan pelaksanaan ayat-ayat yang bertentangan dengan Pancasila.

Sudah seharusnya seorang pemeluk agama mengamalkan ajaran agamanya 100% bukan milih-milih.

Pertanyaan saya sudah saya tanyakan 5 kali.

Jadi bagaimana?

Anda seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur dengan Pancasila sila dari sila pertama sampai sila kelima.

Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik

Ada SOLUSI yang bisa menjadi pilihan, yaitu:
1. Hancurkan Pancasila dan dirikan negara Islam agar anda bisa mengamalkan Islam secara penuh.

2. Pergi saja ke Arab! "Syuh..Syuh...! Jauh-jauh sana ke Arab"
Anda tidak boleh berada di negara Pancasila dan Negara demokrasi.

Sebagai tambahan bahwa Indonesia bukan negara Islam.
"Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan Sulawesi, membawa agama mereka.
Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah mempengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra.
Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu, Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 M. Berasal dari Gujarat, India, Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram dan Banten. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia."


Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Islam adalah agama pendatang. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, Hindu dan Buddha telah ada! Jadi jangan ngelunjak!!! Indonesia bukan negara Islam.

3. Kalau muslim tidak mau ngungsi ke Arab dan tetap tinggal di Indonesia, lebih baik anda MURTAD saja! Tinggalkan agama setan itu dan jadilah Nasionalis Indonesia yang saling menghargai, tidak memusuhi agama-agama lain. Karena Islam hanya sebuah VIRUS di Indonesia.




AIR
Last edited by AIR on Tue Mar 23, 2010 10:12 pm, edited 1 time in total.
User avatar
Bigman
Posts: 3186
Joined: Sat Jan 03, 2009 8:19 pm
Contact:

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Bigman »

AIR wrote:Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Islam adalah agama pendatang. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, Hindu dan Buddha telah ada! Jadi jangan ngelunjak!!! Indonesia bukan negara Islam.
Ane setuju bener, sejarah membuktikan! Bahwa eslam belakangan datengnya di Indonesia!

Tapi emang demikian ajaran muhammad alm.!

Dunia ajah auwloh swt nyang punya!
Nyang ngga percaya auwloh swt ame muhammad alm, khan cuman numpang doang and ngontrak doang.
Kalo ngga setuju dengan eslam silahkan angkat kaki!

Kalo eslam punya kekuatan Amerika & Eropa & Seluruh Donia juga mo dijadiin eslam........ (Khotbah ustad2 di film Fitna!)

Kalo eslam punya kekuatan non muslim musti ngungsi keplanet laen, ngga boleh hidup didonia!!
DONIA PUNYA auwloh swt aka muhammad alm, tiada nyang laen!


Khayalannya /ngelamun-nya, nyang memang mboten2 wae, emang aje gile ntuh ajaran muhammad alm.
Trim's Bro AIR.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Heee,... akhirnya ada juga trit ini,
Salut untuk saudara air.
<>

Trit ini juga sekaligus 'membungkam' argumen muslim (dungu atau pura2 lugu) yg selalu berlindung di balik hukum, manhaj, mabda sekuler
Pancasila dan Bhineka tunggal ika

Sebaga ref. lihat disini http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p584225

Faizal Assegaf
18 Februari 2010 | 02:25

Anda jangan sekali2 mengajarkan kebhinekaan kpd umat Islam, sbb ummat Islam di negeri ini telah terbukti dalam sejarahnya sangat menghormati perbedaan beragama…

dan disini http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p577853
<>

Silahkan argumen saya yg diatas ditanggapi, dihajar dan diserang balik.
terutama di tutup website haram ini.

ITUPUN kalau anda bisa. :rock:
User avatar
AIR
Posts: 774
Joined: Sat Jan 23, 2010 9:57 pm
Location: Indonesia Faith Freedom
Contact:

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by AIR »

Salam,

Selamat datang untuk bung Bigman dan bung zulfi. Betul, ketika Islam masih baru masuk negeri kita ini melalui pedagang Arab. Saat mereka masuk, mereka gak berani ngeyel karena mereka belum punya power apa-apa. Sama seperti Muhammad dulunya tidak berani apa-apa sampai ia punya power lalu ngelunjak. Anda bisa membaca di SINI:
Dari Mekkah Ke Madinah - Dari Lembut Menjadi Sadis

DAN

Islam bukan agama Tuhan, melainkan agama Arab

Itulah Islam masuk Indonesia dari angguk-angguk sampai sekarang udah punya power jingkrak-jingkrak bawa parang. Islam memang Virus! Agama keroyokan. Ajaran konyol yang memisahkan manusia menjadi 2 golongan dimana golongan pertama (Muslim) diajarkan untuk membunuh golongan kedua (Non Muslim). Tetapi di akhirat, seharusnya manusia-manusia pembunuh di dunia TIDAK dihukum, tetapi manusia golongan kedua ini (Sebagai Korban pembunuhan) yang dijebloskan ke neraka oleh Awloh. Ini sangat aneh!

Terima kasih untuk bung zulfi atas inspirasi anda juga saya menulis thread ini. Saya hanya menambah beberapa bagian dan mengkritisinya. Dari sila pertama sampai sila terakhir Islam bertentangan dengan Pancasila.

Pertanyaan mendasar untuk muslim Indonesia:
"Pilih Islam atau Pancasila?"

Ini solusi untuk anda:
1. Hancurkan Pancasila dan dirikan negara Islam agar anda bisa mengamalkan Islam secara penuh.

2. Pergi saja ke Arab! "Syuh..Syuh...! Jauh-jauh sana ke Arab"
Anda tidak boleh berada di negara Pancasila dan Negara demokrasi.

3. Kalau muslim tidak mau ngungsi ke Arab dan tetap tinggal di Indonesia, lebih baik anda MURTAD saja! Tinggalkan agama setan itu dan jadilah Nasionalis Indonesia yang saling menghargai, tidak memusuhi agama-agama lain. Karena Islam hanya sebuah VIRUS di Indonesia.




AIR
User avatar
a_man
Posts: 4294
Joined: Mon Sep 01, 2008 5:12 pm
Location: http://code.google.com/p/a-manffi/downloads/list
Contact:

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by a_man »

Di sila pertama aja sudah jelas bedanya.

5sila : Tuhan itu ESA
islam : Tuhan itu TAUHID
kuffur nikmat
Posts: 50
Joined: Wed Jan 13, 2010 10:09 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by kuffur nikmat »

thread yang muantap...!!!!
nandain thread ini aja.
User avatar
Bigman
Posts: 3186
Joined: Sat Jan 03, 2009 8:19 pm
Contact:

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Bigman »

K.B.B.I:
di·le·ma /diléma/
n situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yg sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan;
situasi yg sulit dan membingungkan.
AIR wrote:"Pilih Islam atau Pancasila?"
Kalo ane pasti pilih PancaSila daripada islam!
Kalo pilih islam:
Kismin dah Republik Indonesia kek Pakis, Afghan,
Palest /hamas, de el el.

Trim's. :lol:
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by CRESCENT-STAR »

Profesor Hazairin berkata :

Dari manakah datangnya sebutan “Ketuhanan Y.M.E.” itu? Dari fihak Nasrani-kah, atau fihak Hindu-kah atau dari fihak “Timur Asing” (seorang keturunan Cina)-kah, yang ikut bermusyawarah dalam panitia yang bertugas menyusun UUD 1945 itu ? Tidak mungkin ! Istilah “ketuhanan Yang Maha Esa” itu hanya sanggup diciptakan oleh otak, kebijaksanaan dan iman orang Indonesia Islam, yakni sebagai penerjemah pengertian yang terhim-pun dalam “Allahu al-wahidu al-ahad” yang disalurkan dari QS. 2:163 dan QS. 112, dan dizikir-kan dalam doa Kanzu ‘Arsy baris 17.
User avatar
AIR
Posts: 774
Joined: Sat Jan 23, 2010 9:57 pm
Location: Indonesia Faith Freedom
Contact:

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by AIR »

Salam,
CRESCENT-STAR wrote:Profesor Hazairin berkata :

Dari manakah datangnya sebutan “Ketuhanan Y.M.E.” itu? Dari fihak Nasrani-kah, atau fihak Hindu-kah atau dari fihak “Timur Asing” (seorang keturunan Cina)-kah, yang ikut bermusyawarah dalam panitia yang bertugas menyusun UUD 1945 itu ? Tidak mungkin ! Istilah “ketuhanan Yang Maha Esa” itu hanya sanggup diciptakan oleh otak, kebijaksanaan dan iman orang Indonesia Islam, yakni sebagai penerjemah pengertian yang terhim-pun dalam “Allahu al-wahidu al-ahad” yang disalurkan dari QS. 2:163 dan QS. 112, dan dizikir-kan dalam doa Kanzu ‘Arsy baris 17.
Selamat datang bung CS. Saya senang anda turut berpartisipasi di thread saya. Anda menyatakan bahwa istilah ketuhanan yang maha esa dari muslim. Saya belum mengomentari yang ini. Sebab dunia Islam banyak HOAX dan self proclaim. So what? Diskriminasi Islam dan Non Islam (Kafir) juga datangnya dari agama Islam. Bagaimana anda menjelaskan diskriminasi umat manusia dalam 2 golongan yang sangat jelas?

Apa anda tidak menyanggah 5 sila yang bertentangan dengan Islam di atas? Silahkan bung CS.

By the way, saya juga masih menunggu sanggahan anda di threadnya mikimos di:
Muhammad: Terobosan Bagi Adopsi & Bagi Perbudakan
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Dari manakah datangnya sebutan “Ketuhanan Y.M.E.” itu?
dari fihak “Timur Asing”..... Istilah “ketuhanan Yang Maha Esa” itu hanya sanggup diciptakan oleh otak, kebijaksanaan dan iman orang Indonesia Islam
Sumber = http://dhammacitta.org/forum/index.php/ ... #msg151930

Sebenarnya jika kita melihat dan memerhatikan sila pertama Pancasila Dasar Negara Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kita tidak bisa mengatakan dan mengartikannya bahwa Indonesia mengakui adanya satu tuhan, tetapi mengakui sifat-sifat tuhan yang mutlak. Kata ”ketuhanan” merupakan kata yang memiliki awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’, ketika suatu kata dasar diberi imbuhan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’ maka kata tersebut memiliki perubahan arti.

Dalam hal ini kata ‘tuhan’ yang merupakan kata benda ketika ditambah dengan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’ akan berubah menjadi kata sifat.
Dengan kata lain, kata ‘ketuhanan’ berarti sifat–sifat atau hal-hal yang berhubungan dengan tuhan, bukan tuhan itu sendiri.
Kata ‘maha’ berasal dari bahasa Sanskerta/ Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian bentuk).
Kata ‘maha’ bukan berarti ‘sangat’. Jadi adalah salah jika penggunaan kata ‘maha’ dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang berarti sangat besar.

Kata ‘esa’ juga berasal dari bahasa Sansekerta/Pali. Kata ‘esa’ bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah.
Kata ‘esa’ berasal dari kata ‘etad’ yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata ‘ini’ (this – Inggris). Sedangkan kata ‘satu’ dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sansekerta maupun bahasa Pali adalah kata ‘eka’.
Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan adalah ‘eka’, bukan kata ‘esa’.
Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah berarti tuhan yang hanya satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa berarti sifat-sifat luhur/mulia tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur/mulia, bukan tuhannya.
Last edited by Zulfi on Mon Mar 15, 2010 10:01 pm, edited 1 time in total.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Ok, utk yg diatas hanyalah sekedar Share sudut pandang saja. Guna menambah ref berpikir.
Tapi sebenarnya tujuan dibuat trit ini adlh 'Apakah Islam selaras dgn Konsep Pancasila' ?!?!

Bagaimana kedudukan Pancasila itu sendiri dlm ranah teologis Islam, lalu bagaimanakah seorang Muslim Kaffah harus menyikapinya ?!?!
inilah yg harus kamu jawab CS !
Saya harap anda bisa bersikap sportif dlm memberikan argumen dan jgn memutarbalikkan ajaran Islam karena saya PASTI akan mengetahuinya.
Syukron.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Pertanyaan mendasar untuk muslim Indonesia:
"Pilih Islam atau Pancasila?"

Ini solusi untuk anda:
1. Hancurkan Pancasila dan dirikan negara Islam agar anda bisa mengamalkan Islam secara penuh.

2. Pergi saja ke Arab! "Syuh..Syuh...! Jauh-jauh sana ke Arab"
Anda tidak boleh berada di negara Pancasila dan Negara demokrasi.

3. Kalau muslim tidak mau ngungsi ke Arab dan tetap tinggal di Indonesia, lebih baik anda MURTAD saja! Tinggalkan agama setan itu dan jadilah Nasionalis Indonesia yang saling menghargai, tidak memusuhi agama-agama lain. Karena Islam hanya sebuah VIRUS di Indonesia.
Sekedar Ilustrasi Klik ---- http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... im-t27732/
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by CRESCENT-STAR »

AIR wrote: Selamat datang bung CS. Saya senang anda turut berpartisipasi di thread saya. Anda menyatakan bahwa istilah ketuhanan yang maha esa dari muslim. Saya belum mengomentari yang ini. Sebab dunia Islam banyak HOAX dan self proclaim. So what? Diskriminasi Islam dan Non Islam (Kafir) juga datangnya dari agama Islam. Bagaimana anda menjelaskan diskriminasi umat manusia dalam 2 golongan yang sangat jelas?
dalam agama manapun selalu dikenal 2 definisi bertentangan yakni BERIMAN dan INGKAR/TIDAK BERIMAN (Kafir). ini term agama. memang seperti itu. dan sangat amat logis.
Apa anda tidak menyanggah 5 sila yang bertentangan dengan Islam di atas? Silahkan bung CS.
tidak ada sila dari pancasila yang melanggar prinsip2 ISLAM. bahkan menurut saya hanya ISLAM yang memiliki dogma "KEADILAN SOSIAL". sudah berulang-ulang saya jelaskan mengenai hubungan erat antara keimanan dalam Islam dan kepedulian sosial serta penitikberatan pada nilai2 keadilan. ayat mengenai ini banyak tersebar. mencintai "KELUARGA" atau "TETANGGA/BANGSA" adalah termasuk inti ajaran Islam. dan MUSYAWARAH adalah UTAMA dan diutamakan dalam ajaran Islam. mana ada di agama selain Islam dikenal konsep rembugan/musyawarah ??? dalam ISlam musyawarah adalah PERINTAH TUHAN.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Halo bung CS lama tak berbincang, ternyata tanggapanmu 'Hanya' begini saja dan bahkan melewatkan poin Krusial yg saya coba angkat dan analisa di Trit ini.
Sekali lagi saya tekankan Ini pertanyaan saya

Pertanyaan Pertama
Bagaimana kedudukan Pancasila itu sendiri dlm ranah teologis Islam,

Disambung
lalu bagaimanakah seorang Muslim Kaffah harus menyikapinya ?!?!
inilah yg harus kamu jawab CS !
<>

Harap kamu memberikan Format jawaban yg sama ketika 'Menghadapi' saya beberapa waktu yg lalu di Trit Siddartha.
Saya YAKIN kamu paham 'Format apa yg saya maksudkan',

Hormat saya,...
Zulfi
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by CRESCENT-STAR »

ISlam tidak pernah mematok BENTUK NEGARA, ISlam mengamanatkan menyuntikkan nilai-nilai dalam sebuah pemerintahan/kepemimpinan.
saya secara pribadi tdk pernah merasa hidup dalam dilema.
revolusi dan hijrah boleh terjadi hanya jika muslim ditindas dan diperangi hanya karena agamanya. sejauh ini pemerintahan Indonesia tdk melakukan itu, demikian juga para pendiri negara ini.

memang ada sebagian muslim yang selalu merasa afdol jika LABEL harus selalu ISLAM. menurut penilaian saya LABEL dlm konteks ini TIDAK PERLU, sebagaimana di Madinah Nabi saw tdk pernah membuat LABEL. Prinsip dan nilai2 Islam lah yang harus diperjuangkan, tanpa melakukan revolusi fisik dan baku hantam sesama anak bangsa. bukankah Piagama Madinah adalah contoh dari nabi saw, ketika semua pihak berbeda keyakinan ada dalam kata Mufakat untuk hidup damai.

tidak ada paksaan dalam beragama, ayat itu sudah cukup populer dan JELAS. perang hanya diizinkan ketika muslim di perangi dimana dasar PEPERANGAN tsb adalah AGAMA.
yvptgxj
Posts: 1844
Joined: Fri Mar 06, 2009 8:58 pm

Post by yvptgxj »

CRESCENT-STAR wrote:perang hanya diizinkan ketika muslim di perangi dimana dasar PEPERANGAN tsb adalah AGAMA.
Kalau non-muslim atau kepercayaan lain meniru tingkah laku muhammad untuk melakukan BALAS DENDAM MEMBARA karena non-muslim ditindas hak2nya di negara2 yg di dominasi syariah islam, bagaimana menurutmu? Apakah muslim akan meladeni?

Jangan dulu membahas Amerika & Israel. Kita persoalkan masa sebelum ke dua negara ini dibentuk : "Melihat ke belakang dgn kemarahan." misalnya.
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re:

Post by CRESCENT-STAR »

yvptgxj wrote:Kalau non-muslim atau kepercayaan lain meniru tingkah laku muhammad untuk melakukan BALAS DENDAM MEMBARA karena non-muslim ditindas hak2nya di negara2 yg di dominasi syariah islam, bagaimana menurutmu? Apakah muslim akan meladeni?

Jangan dulu membahas Amerika & Israel. Kita persoalkan masa sebelum ke dua negara ini dibentuk : "Melihat ke belakang dgn kemarahan." misalnya.
meniru apa ? ...
gegabah sekali bung bilang JIHAD adalah balas dendam membara. JIHAD itu bukan AMARAH. ingat itu
yvptgxj
Posts: 1844
Joined: Fri Mar 06, 2009 8:58 pm

Post by yvptgxj »

Okelah kalau beg... beg... begitu.

Kira2 dari mana lo tahu muhammad tidak dendam membara.
Zulfi
Posts: 228
Joined: Wed Oct 07, 2009 5:47 am

Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam

Post by Zulfi »

Sebelum saya melanjutkan topik ini, ada baiknya 'kita membaca artikel ini'.
Silahkan disimak
<>
Tinjauan Konsep Pancasila -literal dan kontekstual- dari berbagai perspektif
PENGERTIAN PANCASILA

1. Secara Etimologis

Pancasila berasal dari Bahasa India yakni Bahasa Sansekerta, bahasa kasta brahmana. Sedang bahasa rakyat jelata adalah prakerta.

Menurut Prof. H. Moh. Yamin Pancasila ada dua macam arti yaitu :
Panca : artinya lima
Syila : dengan satu i, artinya batu sendi, alas atau dasar
Syiila : dengan dua i, artinya peraturan yang penting, baik, atu senonoh

Dari kata syiila ini dalam Bahasa Indonesia menjadi susila artinya hal yang baik. Dengan demikian maka perkataan Pancasyila berarti batu sendi yang lima,
berdasarkan yang lima, atau lima dasar Sedang Pancasyiila berarti lima aturan hal yang penting, baik atau senonoh.

2. Secara Historis

Secara historis istilah Pancasila mula-mula dipergunakan oleh masyarakat India yang memeluk Agama Budha.
Pancasila berarti lima aturan (Five moral principles) yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa/awam Agama Budha, yang dalam bahasa aslinya yaitu Bahasa Pali.

Pancasila yang berisikan lima pantangan yang bunyinya menurut ensiklopedia atau kamus Budhisme :

1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
Jangan mencabut nyawa setiap yang hidup. Maksudnya dilarang membunuh.

2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
Janganlah mengambil barang yang tidak diberikan. Maksudnya dilarang mencuri

3. Kameshu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami
Janganlah berhubungan kelamin yang tidak sah dengan perempuan. Maksudnya dilarang berzina.

4. Musawada veramani sikkhapadam samadiyami Janganlah berkata palsu. Maksudnya dilarang berdusta.

5. Sura meraya-majja pamadattha veramani sikkhapadam samadiyami
Janganlah meminum minuman yang menghilangkan pikiran. Maksudnya dilarang minum minuman keras.
<>

Selanjutnya istilah Pancasila masuk dalam kasanah kesusastraan Jawa kuno pada zaman Majapahit di bawah Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.

Istilah pancasila terdapat dalam buku keropak Negara Kertagama yang berupa syair pujian ditulis oleh pujangga istana bernama Mpu Prapanca selesai pada tahun 1365, yakni pada sarga 53 bait 2 yang berbunyi sebagai berikut :

Yatnanggegwani pancasyila kertasangska rabhi sakakakrama artinya :
Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (pancasila) itu begitu pula upacara-upacara adat dan penobatan-penobatan.

Selain terdapat dalam buku Negara Kertagama yang masih dalam jaman Majapahit istilah pancasila juga terdapat dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini istilah pancasila disamping mempunyai arti berbatu sendi yang lima (dalam bahasa sansekerta) juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima, pancasila krama, yaitu :

1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minum minuman keras

Demikianlah perkembangan istilah Pancasila dari bahasa sansekerta menjadi Bahasa Jawa kuno yang artinya tetap sama dengan yang terdapat di jaman Majapahit
<>

Pada jaman Majapahit hidup berdampingan secara damai kepercayaan tradisi Agama Hindu Syiwa dengan Agama Budha Mahayana dan campuranya,
Tantrayana. Sedang Mpu Prapanca sendiri kemudian menjabat dharmadyaksa ring kasogatan yaitu penghulu (kepala urusan) Agama Budha.

Sesudah Majapahit runtuh dan Islam tersebar ke seluruh Indonesia maka sisa-sisa dari pengaruh ajaran moral Budha yaitu pancasila masih terdapat juga dan dikenal masyarakat Jawa sibagai lima larangan (pantangan, wewaler, pamali)
dan isinya agak lain yaitu yang disebut " Ma Lima" yaitu lima larangan yang dimulai dari kata "ma". Larangan tersebut adalah :

1. Mateni : artinya membunuh
2. Maleng : artinya mencuri
3. Madon : artinya berzina
4. Madat : artinya menghisap candu
5. Maen : artinya berjudi

Lima larangan moral atau "Ma Lima" ini dalam masyarakat Jawa masih dikenal dan masih juga menjadi pedoman moral, tetapi namanya bukan
Pancasila, tetapi tetap "Ma Lima"
<>

Unsur-unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun secara formal Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki unsur-unsur Pancasila dan bahkan melaksanakan di dalam kehidupan mereka.

Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti yang dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian, kepercayaan,
agama dan kebudayaan pada umumnya misalnya:

1. Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan,
bukti-buktinya: bangunan peribadatan, kitab suci dari berbagai agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan pada peringatan hari besar agama, pendidikan agama, rumah-rumah ibadah, tulisan karangan sejarah/dongeng yang mengandung nilai-nilai agama.
Hal ini menunjukkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesama manusia,
bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus,aja kemaki, aja sawiyah-wiyah, dan sebagainya, tulisan Bharatayudha,Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras,
Riwayat dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin, membantu orang sakit, dan sebagainya, hubungan luar negeri semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua meng-indikasikan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan kekeluargaan,
sebagai bukti-buktinya bangunan candi Borobudur, Candi Prambanan, dan sebagainya, tulisan sejarah tentang pembagian kerajaan,
Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit,

semboyan bersatu teguh bercerai runtuh, crah agawe bubrah rukun agawe senthosa, bersatu laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk
sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, gotong royong membangun negara Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru,
pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan.

4. Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyarakat kita,
bukti-buktinya: bangunan Balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali untuk musyawarah, Nagari di Minangkabau dengan syarat adanya Balai, Balai Desa di Jawa, tulisan tentang Musyawarah Para Wali, Puteri Dayang Merindu, Loro Jonggrang, Kisah Negeri Sule, dan sebagainya, perbuatan musyawarah di balai, dan sebagainya,menggambarkan sifat demokratis Indonesia;

5. Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbungdesa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebagainya.
Konklusi sesi ini adalah
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang baik-baik yang digali dari bangsa Indonesia.
<>

OK,....
Untuk yang diatas anggap saja sebagai 'Salam Pembuka' tuk kemudian baru masuk pokok bahasan sebagaimana yg termaktub dalam Post saya yg lalu.
Post Reply