Adik Jibaok yang baik,
Jibaok wrote:Dan, bukankah Ibrahim juga mengakui "menyerah dirinya kepada Tuhan yang satu dengan mengikuti perintah Tuhan dan menjauhkan dari larangan Tuhan" ? Jadi apa ertinya perakuan Ibrahim itu ?
Mana ada kata "Tuhan yang satu" diucapkan oleh Ibrahim dalam ayat karangan Muhammad? Yang disebut oleh Ibrahim adalah:
"Tuhan semesta alam" dan
"Tuhan yang menjadikanku"
Yang bilang
"Tuhan yang satu itu" cuma si Mamad, untuk menunjuk awloh berhalanya.
Jibaok wrote: Dan Muhammad, juga umat Islam memperakui Tuhan yang mereka sembah adalah "Tuhannya Ibrahim", jika tidak mahu mengakui sebegitu bukan Islam namanya.
Kalau benar Tuhan yg disembah Muhammad itu adalah Tuhannya Ibrahim, kenapa sifat/karakternya kok beda?
Betapa mudahnya orang mengklaim bahwa "tuhan" bikinannya adalah Tuhannya Ibrahim. Tapi kita menjadi tahu orang itu bohong atau tidak dari meneliti tabiat-tabiat sosok yang dianggapnya "tuhan" itu.
Jibaok wrote:Jika "Tuhannya Ibrahim" yang dikenali juga dengan "Tuhan semesta alam" dan "Tuhan yang menjadikanku" itu tidak sama dengan "Tuhan yang satu", mengikut loe kapir Ibrahim menyembah Tuhan yang ke berapa ?
Tuhan yang disembah Ibrahim adalah Tuhan tanpa nama, sebagaimana Tuhan yang disembah nabi Musa dengan sebutan "AKU ADALAH AKU" (ini bukan nama, dalam bahasa Ibrani tertulis YHVH). Begitu pula Tuhan yang "disembah" oleh manusia Yesus. Yesus/Almasih mengajar murid-muridNya berdoa dengan menyebut Tuhan sebagai "BAPA YG DISURGA".
Jadi, Tuhan Sang Pencipta sejatinya tidak bernama. Sosok yang memiliki nama itu pastilah bukan Tuhan, tapi makhluk (ciptaan). Kenapa Tuhan tidak bernama? Karena Tuhanlah yg menciptakan Nama, kedudukan Tuhan ada di atas nama. Dia bisa disebut dengan nama apapun di muka bumi ini. Orang Tiongkok menyebut Dia dengan kata "Thian", orang Jawa menyebut Dia dengan kata "GUSTI", orang Arab menyebut Dia dengan kata "Ilah", orang Yunani menyebut Dia dengan kata "Theos", orang Israel menyebut Dia dengan kata "Adonai" atau "Elohim". Semua sebutan itu bukanlah nama diri, melainkan menunjuk pada PRIBADI PENCIPTA.
Ilah dengan "Allah" itu beda. Orang Arab secara umum menyebut Ilah untuk memanggil Sang Pencipta. Sementara sebuah suku di Arab, yaitu Quraish Mekkah mempunyai satu berhala yang mereka favoritkan, namanya "Allah Taala". Jadi, "Allah" ini adalah nama diri, nama dari berhala.
Jelas tidak mungkin, khan, masa nama berhala diterapkan untuk nama Tuhan yg sejatinya tiada bernama?
Ingat, Ibrahim saja menurut pengakuan Muhammad, tidak menyebut nama, melainkan menyebut Sang Pencipta itu dengan sebutan
"Tuhan yang menjadikanku" dan
"Tuhan Semesta Alam". Jadi, Ibrahim tidak bertuhankan Awloh (tuhannya Muhammad), tetapi bertuhankan SANG PENCIPTA.
Itulah kenapa, Muhammad ketika mengarang ayat-ayat Awloh itu tidak memakai kata
"AKU" (=AWLOH) melainkan
"Tuhannya Ibrahim".
Lebih jelasnya, Adik Jibaok ke thread:
Samakah ALLAH SWT dengan Tuhannya Ibrahim dan para nabi?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=22064
Jibaok wrote:loe gak sedar diri ya kapir, selama ini loe sendiri yang mengutip-ngutip terjemahan ayat2 Al-Quran di sini !!!
Ada beberapa ayat Alquran yang bisa dipakai di sini untuk mengungkap sisi-sisi jujur Muhammad, walau itu sebenarnya bukan jujur betulan. Muhammad adakalanya bersikap lugu dan sering kelepasan bicara. Tanpa disadarinya, hal itu malah membuka kedoknya sendiri. Satu contoh ayat:
QS 6:104
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).
Jadi, saya menampilkan ayat-ayat Alquran di forum ini bukan karena saya mempercayainya sebagai FIRMAN, tetapi menunjukkan kepada netter bahwa "ini lho ucapan-ucapan Muhammad."
Jibaok wrote:beberapa ratus tahun selepas Ismail, kapan ada diantara orang2 arab itu membawa pulang ke Mekkah berhala2 dari Syam sebagai perantaran kepada Allah. Itu detik mula penyembahan berhala sebagai perantaran (syirik) dan detik mula zaman arab jahiliyah.
Bukan sebagai perantaraan kepada "Allah", tapi memang nama "Allah" itu sudah dari sononya adalah nama berhala. Itulah kenapa, TUHAN SANG PENCIPTA tidak pernah menyebut nama Ismail ketika Dia memperkenalkan diriNya kepada umatNya. Satu contoh ayat:
Keluaran 3:6
Lagi Ia berfirman: "Akulah Sesembahan ayahmu, Sesembahan Abraham, Sesembahan Ishak dan Sesembahan Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Elohim.
Kenapa tidak disebut nama Ismail di situ? Kenapa TUHAN tidak menyebut diriNya sebagai "Akulah Sesembahan Ismail"? Karena Ismail tidak menyembah SANG PENCIPTA, tapi menyembah tuhan-tuhan lain, terutama jin-jin dan berhala. Itulah kenapa di kemudian hari Arab berubah menjadi PADANG GURUN yang tandus, karena dahulunya dihuni oleh para penyembah jin (yaitu anak keturunannya Ismail).
Apakah Dik Jibaok tidak pernah dengar, kalau ARAB itu MARKASNYA JIN? Orang dari segala bangsa kalau ingin memelihara tuyul dan jin, mereka pasti datang ke Arab Saudi untuk beli makhluk-makhluk halus tersebut. Memang di sanalah tempat bersarangnya JIN-JIN, sebagaimana perkataan dalam buku sejarah berikut:
Yesaya 34:13-14
Duri-duri akan tumbuh di puri-purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta. Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.
Dan masyarakat Mekkah sampai pada zaman Islam juga masih bergaul dengan jin-jin. Itulah kenapa ada wacana, "JIN MASUK ISLAM" atau "JIN ISLAM".
Surat Jin (72) ayat 6
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan[1523] kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
Catatan kaki:
[1523]. Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu.
Muhammad pun meridhoi persekutuan dengan Jin:
Surat Jin:19.
Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.
Surat Jin:1
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan,
Quran 46:29
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya) ". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan
Sahih Bukhari. Vol 6, Book 60. Hadith 385.
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas,
Nabi melakukan sujud ketika dia selesai melafalkan Sura An-Najm, dan semua Muslims dan penyembah berhala dan Jin dan manusia bersujud bersama dengan dia.
Awloh sendiri, yang adalah sebuah batu, dihuni oleh 8.888 jin yang bernama "Huda Al-Fitiri".
Jibaok wrote:Orang2 arab jahiliyah tidak ada berhala bernama Allah, tidak bermakna mereka tidak mempercayai Allah sebagai Tuhan. 360 berhala itu adalah perantaraan kepada Allah. Muhammad memusnahkan kesemua 360 berhala perantaran kepada Allah itu kerana mengadakan perantaraan kepada Allah hukum nya syirik didalam Islam. Muhammad menyuruh menyembah Allah secara direct.
Apakah sebelum ada berhala bernama "allah", ada orang yang menyembah Sang Pencipta memakai kata "allah"?
TIDAK ADA.
Tuhan yang disembah orang Ibrani pada awal-awalnya (termasuk juga Ismail) adalah Elohim. Setelah Ismail diusir oleh Abraham, tidak terdengar lagi kabar beritanya, entah dia masih menyembah Sang Pencipta (Elohim) atau menyembah jin, tapi yang pasti, Sang Pencipta
ENGGAN menyebut nama Ismail sebagai nama penyembahNya. Itu artinya, memang benar, bahwa Ismail terutama anak-anak keturunannya yang terkemudian, adalah para penyembah jin dan benda-benda angkasa (berhala).
Kata "allah" baru dikenal belakangan sebagai nama dewa sembahan Quraish, yang wujudnya di langit sebagai bulan sabit dan di Kaabah dirupakan dalam bentuk Hubal dan batu hitam.
Di langit, "allah" itu adalah dewa bulan. Sedangkan di bumi, "allah" adalah penghuni Kaabah yang at-tauhid.
Coba Dik Jibaok lihat simbol apa yang terpasang di atas kubah Masjid. Bulan dan batu hitam, adalah 2 unsur pokok dalam ketuhanan Arab yang tidak bisa dipisahkan.
Jibaok wrote:loe endiri telah memberikan erti SWT = Subhanahuwata'ala = Maha Suci dan Maha Besar. dengan itu Allah SWT = Allah Maha Suci dan Maha Besar.
kalo loe kapir2 juga mengakui tidak menyembah Allah SWT, bererti tidak menyembah Maha Suci dan Maha Besar, apakah itu bererti loe kapir2 menyembah Allah yang JELEK dan KECIL ?
[/quote]
Itu khan cuma embel-embel doang, Dik...! Yang menempelkan gelar itu khan Muhammad dan orang-orang Arab. Tapi mana buktinya Allah SWT itu Maha Suci? Lha wong tahu nabinya berzinah aja dia tidak jijik, malah dia mendukung penuh tingkah laku bejat nabinya itu. Itukah yang Anda katakan "MAHA" SUCI? Apalagi mahasegalanya, semuanya itu bualan orang-orang Arab.
Betapa mudahnya menyematkan gelar-gelar, seperti gelar SH saja bisa dibeli, apalagi kalau sosok yang diberi gelar itu cuma mitos? Siapa yang bisa tahu itu benar atau tidak, karena sang mitos tidak pernah nongol dan protes?
Dik Jibaok, Anda sudah berhasil mengaburkan isi thread ini.
Yang hendak saya tekankan di sini adalah, bahwa TAUHID ISLAM itu adalah sebuah kesalahkaprahan, sebuah kekeliruan pemahaman atas makna kata ESA yang sebenarnya.
Muhammad, karena kebodohannya, berusaha membuat Awloh itu "esa" menurut pemahamannya sendiri (dikiranya ESA sama dengan TAUHID), lalu ia menyingkirkan 359 berhala lain di dalam Kaabah dan menyisakan satu berhala Awloh agar menjadi satu-satunya,
at-tauhid.
Berhala, adalah tetap berhala. Suatu misal, keempat jari kita potong dan kita sisakan ibu jari, apa lantas ibu jari kita ini berubah jadi tangan? Begitu pula berhala, sekalipun semua berhala disingkirkan dan disisakan cuma satu berhala saja, yang terbesar dan terfavorit, bukan berarti lantas berhala favorit itu berubah status menjadi Tuhan. Kalau at-tauhid, memang iya, karena dia menjadi satu-satunya penghuni Kaabah. Tapi kalau jadi Tuhan yang Esa, ini mimpi. Karena sebuah berhala biar sampai kapan pun tidak akan bisa jadi Tuhan.
Salam.