Mus: Islam Melarang Kebebasan Berpendapat

Pembuktian bahwa Islam bukanlah ajaran dari Tuhan.
Post Reply
User avatar
Fajar K
Posts: 480
Joined: Sat Jul 15, 2006 10:12 am
Location: The Secret Garden

Mus: Islam Melarang Kebebasan Berpendapat

Post by Fajar K »

Islam Melarang Kebebasan Berpendapat !!!

Dasar ajaran Islam adalah melarang umatnya berpendapat karena Allah
sajalah yang memiliki pendapat dimana umatnya hanya menjalaninya
sebagai kewajiban. Memang umat Islam secara terpimpin dibolehkan
untuk mengeluarkan pendapat hanya terbatas kepada cara2 bagaimana
mengimplementasikan kewajiban2 dari pendapat2 Allah itu sendiri.

Misalnya, ada umat Islam berpendapat bahwa shalat harus pakai sajadah,
tapi umat lain bilang bahwa tanpa sajadah juga shalatnya syah.
Demikianlah pendapat umat hanya terbatas dalam cara2
mengimplementasikan perintah Allah maupun pendapat2 Allah yang bukan
merupakan pendapat pribadi umat yang bebas tanpa batasan.

Tapi kalo ada pendapat umat yang menganggap Allah itu tidak ada hanya
merupakan angan2 masa lalu, maka pendapat ini harus diharamkan karena
dosa, bahkan umat yang berpendapat seperti ini harus dibunuh karena
merusak akidah islam.

Kebebasan berpendapat yang dibabatasi, tidak pernah dinamakan
kebebasan berpendapat. KEBEBASAN BERPENDAPAT ARTINYA PENDAPAT YANG
BEBAS. Perdefinisi, arti "bebas" itu adalah "tidak terbatas".

Lawan kata "bebas" adalah "tidak bebas". Istilah kata "tidak bebas"
adalah "terbatas" atau "dibatasi".

Disinilah prinsip dasar latihan "critical thinking" yang mencakup
penggunaan bahasa yang benar bukan memutar balik arti kata itu sendiri
seperti banyak dilakukan para ulama semua agama2.


> OmPopa <ikhwan.sopa@ ...> wrote:
> Saya mengundang kepala sekolah dan seorang guru di workshop Saya
> menunjukkan, betapa ketrampilan public speaking adalah basic skill
> yang penting. bahwa sekarang, sekolah2 dimungkinkan untuk mengambil
> porsi dalam membangun struktur pendidikan dengan membuat kurikulum
> mereka sendiri di sekolahnya masing-masing. target Saya, kurikulum
> public speaking di sekolah2 dasar.
>


Sekolah2 diikut sertakan dalam membuat kurikulum sekolah sudah lama
dilakukan di Indonesia, sejak mulai merdeka pun sudah demikian
aturannya. Hal ini berkaitan dengan demokrasi bukan terkait dengan
ajaran Islam ataupun komunis. Islam dan Komunis tidak memberi celah
ajaran lain untuk merusak standarisasi ideology mereka. Yang harus
diperhatikan bukan hanya public speaking melainkan isinya ucapan apa
yang dilontarkan dalam public speaking tersebut. Oleh karena itu
public speaking hanyalah kelanjutan daripada pendidikan menggiring
pemikiran public itu sendiri bukan se-mata2 ditujukan kepada kemampuan
si anak dalam mengimplementasikan public speaking itu sendiri.


> Dikampus ma'had Al-Hikmah didaerah Bangka, Mampang Prapatan sudah
> diadakan public speaking day juga entah karena brosur Saya atau
> kebetulan saja.


Tugas2 Dai memang menggiring dan memasung pendapat umatnya melalui
public speaking yang dinamakan DAKWAH. Hal ini dilakukan disemua
pesantren maupun lainnya yang sama sekali bukan karena brosur anda,
mungkin justru anda yang baru saja memahaminya.

Di Amerika, tidak ada public speaking diajarkan disekolah karena
masalah public speaking hanyalah praktek yang mencakup pelajaran2
gabungan yang selalu dilakukan dalam kelas yang istilahnya
"presentation" . Setiap mata pelajaran selalu mewajibkan seorang murid
untuk mempresentasikannya dimuka kelas dimana murid2 lain dianggap
sebagai audience-nya.

Khusus untuk teknis mempersiapkan public speaking seperti yang anda
maksudkan, merupakan bagian dari mata pelajaran "speech 101, speech
102, dan speech 103". Mata pelajaran speech ini tidak diajarkan dalam
SD tetapi sebagai mata pelajaran wajib di SMA maupun College.

Mata pelajaran speech tidaklah bediri sendiri tetapi merupakan salah
satu saja dari beberapa mata pelajaran wajib yaitu, "Critical
thinking, Logika, dan Bahasa".

Jadi sia2 kalo cuma public speaking dipraktekan oleh anak2 kalo tidak
juga sekaligus dididik penggunaan bahasa dan grammar yang baik,
susunan logis dari isi kata2 dan kalimat yang jelas, maupun cara
berpikir kritis yang dasarnya pro & con.

Dari apa yang saya jelaskan diatas, cukup jelas bahwa ideologi Islam
maupun Komunis melarang berpikir kritis pro & con dan melarang
berpikir bebas.

Kesemua pendidikan yang mengajarkan public speaking pada dasarnya
memang merangsang berpikir bebas, merangsang kreativitas seseorang,
termasuk disini para dai dalam berdakwah.

Demikianlah, perpecahan Islam menjadi ribuan sekte dizaman sekarang
ini hanyalah merupakan satu contoh dari kemampuan orang2 berbakat yang
bisa berpikiran kritis menyalahkan yang sudah jadi standard sebelumnya
untuk menyebarkan pemikiran2 baru yang bergtentangan dengan yang lama.

Nabi dari Pakistan, Ghulam Ahmad juga seorang speaker yang menonjol
yang berhasil mendirikan Islam Jemaah Ahmadiah yang di Indonesia
dilarang, dibakar mesjidnya, dan dijarah umatnya oleh fatwa MUI.

Dengan Demokrasi dan HAM yang disponsori oleh USA, maka dunia kita
akan melahirkan jutaan nabi2 baru seperti Ghulam Ahmad.

Seperti yang anda katakan diatas, bahwa setiap sekolah berhak ikut
serta menciptakan kurikulumnya sendiri, hal ini juga berlaku pada umat
beragama dengan masing2 ulamanya:

Setiap ulama berhak menciptakan ajaran agamanya sendiri, tuhannya
sendiri, aliran agamanya sendiri, dlsb, dlsb.

Jadi dalam hal ini tak perlu diherankan mengapa Demokrasi dan HAM
mendorong adanya kebebasan berpikir dan melarang menghukum siapapun
juga karena berbeda pendapatnya. Dari kebebasan inilah pendapat2 yang
bertentangan dilindungi dan tidak bisa dihukum meskipun pendapatnya
dianggap menghina Islam atau menghina Kristen.

Kalo ada speaker dibolehkan bilang Islam adalah agama Kasih Sayang,
maka speaker lainnya kenapa tidak boleh bilang bahwa Islam adalah
agama terorist biadab. Mana yang benar dari kedua pernyataan pro &
con ini cukup diserahkan kepada realitas yang bisa disaksikan seluruh
masyarakat. Yang penting, tidak boleh dipancung kalo pendapat itu
bertentangan dengan kepercayaan anda.

Dengan pendidikan public speaking kita memupuk kebebasan berpendapat,
dan dalam kebebasan berpendapat maka juga berlaku kebebasan berpikir,
dan dalam kebebasan berpikir, semua orang bebas menerima wahyu-nya
masing2. Salah satu bentuk kebebasan berpikir adalah nabi Lia yang
menerima wahyu kemudian menyebarkan wahyunya yang berakhir dipenjara,
dalam hal ini maka kebebasan berpendapat harus dipasung oleh dominasi
agama yang mayoritas bukan oleh Allah. Apakah Allah itu merupakan
dominasi umat beragama????

Ny. Muslim binti Muskitawati.
Post Reply