@prisca:
subhanallah wrote:
Mungkin anda bisa menjelaskan lebih rinci apa yang anda maksud, kalau bisa dengan contoh2nya.
Saya takut salah mengartikan pernyataan anda, dan penjelasan saya malah "ngalor-ngidul".
Maafkan keterbatasan otak saya :)
prisca wrote:
Maaf jk maksud saya tdk saya sampaikan dengan rangkaian kata yg sepantasnya.Image
maksud sy adl kecuali infidel, sy percaya netter IFF meyakini bhw keajaiban itu bisa dilakukan oleh Sang Pencipta dgn cara yg misterius, yg terkadang tdk bisa dicerna dengan akal yg ada di dalam kepala. tp, yg membuat netter IFF tdk percaya adl karakter yg ditunjukkan oleh tokoh nomer satu dlm islam ini, sama sekali tidak mencerminkan nabi yg menyempurnakan.
Mohon maaf, bagian mana yang membuat anda yakin bahwa "karakter yg ditunjukkan oleh tokoh nomer satu dlm islam ini, sama sekali tidak mencerminkan nabi yg menyempurnakan"?
Mungkin saya bisa membantu mencarikan referensi bagi anda untuk lebih mengenalnya :)
subhanallah wrote:
Maksud anda bahwa bacaan2 dari alquran inilah sebagian manusia bisa berkomunikasi dengan dunia lain itu bagaimana? Apakah bicara dengan alam roh? Hantu?
Waduh, saya kurang jelas lagi, maafkan, mohon bisa lebih diperjelas :)
prisca wrote:
Ya demikianlah, mungkin lebih tepatnya adl dengan muslim dari alam lain yg dinyatakan dalam sebuah hadits sebagai saudara para mulim yg mendapat sebutan jin muslim..
Tentang jin, saya meyakini bahwa makhluk itu benar2 ada, karena Allah SWT dalam Al Qur'an dan juga Rasulullah SAW memberitakannya.
Saya yakin jin itu ada dalam suatu tempat, entah itu dimensi lain atau bagaimana wujudnya, tapi saya yakin kita tidak bisa melihatnya (ghaib) tapi dia bisa melihat kita.
Jin, sebagaimana juga manusia, diciptakan Allah SWT untuk beribadah kepadaNya.
Sama seperti manusia, jin ada yang muslim dan ada juga yang kafir, namun demikian kami dilarang bersekutu dengan jin untuk meminta bantuannya atas sesuatu yang tidak bisa kita lakukan sendiri sebagai manusia, bahkan dengan jin muslim sekalipun.
Jika kita minta bantuan kepada jin, untuk melakukan sesuatu yang mustahil kita lakukan sendiri sebagai manusia, hal ini adalah tindakan syirik, dan itu suatu dosa besar.
Kita sebagai manusia biasa terbatas kemampuannya, tapi kita perhatikan ada kejadian2 di sekeliling kita yang secara wajar adalah mustahil, tapi bisa terjadi di depan mata kita.
Saya sendiri secara akal tetap bisa menerima suatu hal mustahil tsb bisa saja terjadi, jika ada bantuan atau campur tangan jin di dalamnya.
Tapi bagi saya itu kesyirikan, dan saya harus meninggalkannya.
Cukuplah Allah SWT sebagai penolong saya :)
subhanallah wrote:
Bagi saya Muhammad adalah manusia terbaik, berakhlak terpuji, beliau tidak pernah berbohong seumur hidupnya, sejak sebelum menjadi rasul, menjadi rasul, sampai wafatnya :)
Tidak ada bukti, dan tidak ada alasan yang masuk akal saya, sehingga menyebabkan beliau jadi pembohong setelah menjadi rasul :)
prisca wrote:
maksud anda nabi anda infallible?
sepertinya sy akan mengajukan sebuah thread, contoh kecil yg dibuat oleh sdr Jangan Gitu Ah
muhammad-terpuji-gak-salah-tuh-t52388/.
sejauh yg saya tahu(mhn koreksi jk sy salah) pengakuan nabi anda dalam sebuah hadits menyatakan bhw tdk ada yg lepas dari sentuhan dosa sejak dari keturunan Adam kecuali Isa. kata "kecuali" itu sudah menutup kemungkinan bagi nabi anda menjadi kandidat untuk mempunyai label yg sama.
Mungkin ini hadits yang anda maksudkan (
http://sunnah.com/bukhari/60/):
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Al Musayyab berkata; Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang pun dari anak keturunan Adam yang dilahirkan kecuali dia disentuh oleh setan saat dilahirkan, maka dia akan berteriak (menangis dengan keras) karena sentuhan setan tersebut kecuali Maryam dan anaknya". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu membaca firman Allah Ta'ala: ("…dan aku memohon perlindungan kepada-Mu, ya Allah untuknya (Maryam) dan untuk anak keturunannya dari setan yang terketuk"). (QS Ali 'Imran ayat 36).
Reference : Sahih al-Bukhari 3431
In-book reference : Book 60, Hadith 102
USC-MSA web (English) reference : Vol. 4, Book 55, Hadith 641
(deprecated numbering scheme)
Keistimewaan itu bukan hanya untuk Isa AS, tapi juga ibunya, Maryam binti 'Imran :)
Jika itu dalam pengimanan anda sebagai suci tanpa dosa, dan hanya Tuhan saja yang suci, berarti ibunya juga demikian. Apakah ibunya juga salah satu Tuhan anda?
Muhammad SAW memang manusia biasa, bukan Tuhan, hanya seorang hamba Allah SWT, yang pernah berdosa meskipun hanya dosa kecil saja.
Tapi Allah SWT selalu menjaga beliau, dan langsung menegur beliau disaat khilaf, dan mengampuni dosa2 beliau yang telah lalu dan akan datang, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an surah Al-Fath (QS. 48):
[48:1] Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,
[48:2] supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
[48:3] dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
subhanallah wrote:
Jadi yang mengajari manusia bisa bicara dalam berbagai bahasa ini ya Allah SWT.
Tapi dalam hal ibadah, dalam menjalankan agama Islam ini, kami sepenuhnya mencontoh Rasulullah Muhammad SAW.
Kami lakukan apa yang dilakukan Muhammad SAW. Kami tidak mengada2kan ritual2 baru bikinan kami sendiri. Tidak. Kami mengacu kepada contoh suri tauladan kami, Muhammad SAW.
Kami sholat dalam bahasa arab, kami adzan dalam bahasa arab, dan tidak ada sholat atau adzan selain dalam bahasa itu.
Saya sholat di Indonesia bacaannya sama, adzannya juga sama, saya sholat di Mekkah juga sama, saya sholat di Hongkong juga sama, saya sholat di ujung dunia juga sama.
Mungkin itu juga satu kelebihan Islam ini yang tidak dimiliki umat lain :)
prisca wrote:
Penjelasan yg manis sekali sdr Subhanallah..
Yg mengajari manusia berbahasa dan menciptakan berbagai bahasa adl allah islam?
lalu apa tujuan allah islam menciptakan bahasa yg berbeda? apakah hanya untuk membedakan manusia dari bangsa yg satu dengan bangsa yg lain?
dan hanya menerima ritual atau ibadah yg notabene untuk berkomunikasi dengannya dengan satu bahasa saja, yaitu bahasa arab?
mengacu kepada suri tauladan..
ini sy lihat sebagai ketidakuniversalan agama islam...karena mengacu dan berpusat kpd adat, kebiasaan, bahasa, budaya, dan tata cara tertentu.
dengan kata lain, upaya menjadikan isi dunia yg diciptakan indah karena perbedaan dlm kedamaian menjadi damai dalam keseragaman..
islam sy lihat tdk universal untuk seluruh dunia, karena islam berupaya menjadikan penganutnya serupa dengan sebuah budaya.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT menjelaskan dalam QS. 49:13, artinya:
[49:13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Jadi, Allah SWT memang menciptakan manusia berbeda2, dalam kumpulan bangsa dan suku berbeda (dan kenyataannya bahasanya juga bisa berbeda2), supaya kita bisa saling mengenal :)
Tapi yang paling utama dari seluruh manusia itu, apapun bangsa dan sukunya, adalah orang yang paling takwa.
Kami umat Islam, dalam hal ibadah khususnya secara vertikal kepada Allah SWT, sepenuhnya mencontoh Rasulullah SAW.
Pedomannya jelas, cara2nya juga jelas, seperti yang dilakukan sendiri oleh Rasulullah SAW, dan itulah yang kami tirukan, tidak menambah dan tidak mengurangi.
Bacaan2 kami dalam sholat dan adzan dalam bahasa Arab, dan justru itulah terasa Islam yang universal, karena dibelahan bumi manapun kami memahaminya.
Coba kalau adzan dan sholat dalam bahasa masing2, saya jadi makmum sholat di hongkong gak akan paham. Bukankah satu bahasa ini menyatukan umat islam secara universal?
Dan sekali lagi saya sampaikan, penggunaan bahasa "ibu" Al Qur'an ini, justru makin memantapkan saya tentang sumber Al Qur'an yang tidak meragukan.
Kami mengkaji Al Qur'an bersumber dalam bahasa aslinya, padanan kata masing2 bahasa mungkin tidak selalu bisa menggantikan kata2 dalam bahasa arab tsb. Kalaupun kami bingung arti dalam bahasa kita sendiri, kami tetap merujuk lagi ke bahasa aslinya untuk lebih memaknai artinya.
Bukankah justru penggunaan satu bahasa dalam Islam menjadikannya universal buat seluruh manusia sedunia?
Dalam hal muamalah, hubungan antar sesama manusia dan lingkungan sekitarnya, bolehlah menggunakan adat, kebiasaan, bahasa, budaya, dan tata cara masing2. Silakan, asal tidak bertentangan dengan norma2 dan kaidah2 dalam Islam. Perintah2 muamalah dalam Islam universal kok :)
Kami boleh saja kok melantunkan lagu2 Islami dalam bahasa Indonesia, kami juga boleh menyanyikannya dalam genre rock misalnya, tidak harus dalam bentuk qasidah.
Mohon bisa dibedakan antara budaya, dan perintah Allah SWT. Kami tidak berdosa tidak berkebudayaan seperti orang Arab, asal kami tidak meninggalkan perintah Allah SWT dan RasulNya :)
subhanallah wrote:
Manusia penghafal Al Qur'an ini banyak, dan saya yakin mereka tidak merasa terbebani, karena keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT.
Siapa yang menyuruh mereka? Mereka sendiri ataukah hati dan niatnya tergerakkan oleh Allah SWT?
Kita lho antara muslim dan non muslim sama2 manusianya, tapi kok yang niat menghafal kitab sucinya cuma umat Islam? Jadi siapa yang menjaga Al Qur'an?
Soal hati, saya juga sepakat kalau ini faktor penting dalam hal keimanan disamping otak.
Di literatur Islam, Al Qur'an dan Al Hadits, banyak sekali disebutkan soal hati (qalbu), silakan anda membacanya :)
prisca wrote:
tidak merasa terbebani, itu adalah mindset, bukan rasa hati.. karena itulah sy mengatakan bhw penyesatan itu mengerikan.
niat menghafal hanya muslim saja...
dari "menghafal" saja, kita sudah bisa lihat, apa yg paling diandalkan untuk menjadi muslim...
berupaya keras melakukan hafalan2 untuk menjaga dan memadupadankan bacaan ayat2 alquran, anda tetap mengelak bahwa itu bukan beban meskipun anda tahu praktek di dunia nyata bhw anak2 kecil muslim sdh diharuskan menghafalkan alquran?
sedang dalam non, diajarkan untuk menelaah dan memahami sebuah ayat...apa gunanya hafal tp tdk memahami?
Tidak merasa terbebani, itu adalah mindset, bukan rasa hati? Sepertinya anda menyamaratakan "keberatan" ini pada semua orang.
Bisa jadi memang ada sebagian yang dipaksa menghafalkan karena itu tugas dia, sebagai murid misalnya, di suatu pesantren.
Bisa jadi ada orang yang mengimani dulu sepenuhnya kepada Allah SWT, RasulNya, dan memuliakan Al Qur'an, dengan begitu dari dia sendiri berniat untuk menghafalkan ayat demi ayat Al Qur'an karena kecintaannya padanya. Apakah hati orang ini terbebani menghafal Al Qur'an?
Oh, anda salah jika muslim hanya menghafal Al Qur'an dan tidak menelaah dan memahami ayat2nya :)
Di tiap ceramah Islam, di kajian2 Islam di masjid2, ayat2 Al Qur'an lah yang dikaji dan "dibedah" untuk dipahami pesertanya.
Tafsir2 tentang ayat2 Al Qur'an juga banyak dituliskan oleh ilmuwan2 muslim, jadi bagaimana anda bisa menarik kesimpulan kami tidak mengkaji Al Qur'an?
Justru menurut saya, mohon maaf, kami umat Islam setidaknya selangkah lebih maju dari kaum anda, karena selain kami mengkaji ayat2 kitab suci kami (sama seperti kaum anda), kami juga menghafalnya :)
subhanallah wrote:
Sebaliknya,kenyataan bahwa Muhammad SAW itu bukan pembohong, dan Al Qur'an adalah benar wahyu Allah SWT, adalah bukan suatu keanehan jika anda mengimani Allah SWT, Sang Pencipta yang sesungguhnya :)
prisca wrote:
bagaimana anda bisa dengan yakin mengatakan bahwa itu adalah kenyataan?
perbandingan kecil misalnya: sebelum menjadi rasul nabi anda tdk pernah tercatat menjadi perampok, beristri satu, tdk pernah bersinggungan dengan aksi pembunuhan...NAMUN, setelah jadi rasul....tercatat melakukan perampokan; istri lebih dari satu, bahkan tercatat berhubungan di luar nikah dengan seorang budak bernama Mariyah hingga menghasilkan buah; aksi pembunuhan?..if im not wrong, called the warlord..
tergantung iman anda kepada allah anda bagaimana...apakah anda menerapkan iman kaffah yg subjektif menuruti segala perintah tanpa dicerna melalui hati ataukah anda memfungsikan hati anda..
baru anda bisa membedakan aneh dan tidaknya..
Ya begitulah, itulah hasil pendalaman saya tentang Islam, dan hasil perenungan saya tentang diri seorang Muhammad SAW :)
Informasi2 negatif yang banyak saya baca di IFF ini, ilustrasi2 dalam bentuk komik, dsb, tidak saya temukan dasar yang cukup kuat bagi saya untuk meyakininya sebagai sebuah kebenaran selain fitnah, mohon maaf :)
subhanallah wrote:
Loyalitas seperti itu karena kami sangat yakin akan kebenaran dan keaslian Al Qur'an.
Dan bagi saya inilah keimanan yang total, yang seharusnya dilakukan, yang menjalankan seluruh perintah Tuhannya, yang kebanyakan umat lain selain Islam sudah menanggalkannya :)
prisca wrote:
keyakinan anda, sama seperti pengucapan dua kalimat syahadat anda... berkeyakinan besar, melakukan kesaksian yg tdk terbantahkan...namun tdk/blm dilami..
apakah anda menemukan perintah dari agama umat lain yg memberikan kewenangan kpd sesamanya manusia untuk mengadili manusia lain yg berani meninggalkan islam?
apakah anda menemukan perintah dari agama umat lain yg memberikan kewenangan kpd sesamanya manusia untuk mengatur manusia lain dgn hukuman yg telah didtetapkan untuk mengatur hubungan vertical antara manusia dgn Tuhan?
tentunya anda tahu, kenapa hanya islam yg tdk berani mereka tanggalkan secara terang2an..
Soal dua kalimat syahadat, akhirnya saya pahami memang itulah "kunci" sebagai pembeda antara muslim dan kafir :)
Jika seseorang dengan tulus hati meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan mengakui Muhammad SAW adalah benar Rasul Allah SWT, saya yakin tiap ayat Al Qur'an dan hadits2 sahih akan jelas terlihat kebenarannya.
Tapi jika seseorang tidak meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan tidak mengakui Muhammad SAW adalah benar Rasul Allah SWT, pastilah menganggap Islam itu hanya bualan dan penyesatan semata. Ini nyata terbukti di IFF ini :)
Anda bertanya "apakah anda menemukan perintah dari agama umat lain yg memberikan kewenangan kpd sesamanya manusia untuk mengadili manusia lain yg berani meninggalkan islam?".
Yang banyak diangkat dalam forum diskusi soal ini biasanya di Alkitab, Ulangan 13, khususnya ayat 6-10.
Kebanyakan saya temukan sanggahannya "ayat itu hanya berlaku bagi bangsa Israel (umat sebelumnya), tidak berlaku lagi sekarang", mohon maaf jika saya salah.
Bagaimana penjelasan dan pemahaman anda soal ini? :)
Ada teman saya yang berpendapat "Umat lain selain Islam saat ini maju, karena mereka meninggalkan agamanya (mengambil yang sesuai/enak2 saja dan mengingkari yang tidak sesuai). Sementara umat Islam saat ini mundur, karena mereka meninggalkan agamanya". Hmmm...mungkin ada benarnya juga, bagaimana menurut anda? :)
prisca wrote:
ada sesuatu yg sangat menarik yg ingin sy bagi dgn anda...
kebetulan baru2 ini, sy sdg berinteraksi dengan forum lain seperti IFF..yg membahas ttg islam..
bedanya adl, IFF ini milik ex muslim yg ingin membagi wawasannya ttg islam yg sesungguhnya, dan netternya mayoritas menggunakan proteksi untuk melindungi jati diri yg asli..
sedang forum lain milik islam yg jg membahas islam, tp tdk mengijinkan penguakan seperti yg dilakukan di IFF, dan netternya tdk ada yg menggunakan proteksi seperti netter IFF..
apakah anda tahu kenapa?
di forum lain, kritis terhadap islam itu sebuah pelanggaran, dan admin tdk akan segan2 mereveal identitas anda yg berani2 bermain dgn islam kepada pihak berwajib(entah pihak yg mana)..
di forum ini, kritis terhadap islam perlu proteksi, karena perintah dari agama islam kpd org2 macam netter IFF..tdk ditemukan dr agama lain, hanya islam saja yg memilikinya.
anda bangga karena tdk ada yg menanggalkan islam?
tp anda lupa perintah islam yg mana yg mengacu pada respon umat yg anda utarakan.
Well, saya jujur tidak tahu pasti kenapa forum milik Islam itu tidak mengijinkan penguakan seperti yang anda lakukan di IFF, dan netternya tidak ada yang menggunakan proteksi seperti netter IFF :)
Opini saya, mungkin karena misi forum itu benar seperti yang anda sebutkan, hanya membahas Islam, dan ditujukan untuk umat Islam saja. Kalau IFF kan memang dipersilakan buat muslim-non muslim, memang IFF kan didedikasikan untuk itu, jadi apa masalahnya? Mungkin anda belum menemukan forum diluar IFF yang sesuai dengan misi anda :)
Disisi lain, di Indonesia kan memang tidak dibenarkan berbuat SARA (memicu perselisihan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Ada undang2nya yang mengatur ini di Indonesia. Jadi kalau ada orang yang melanggar undang2 ini sudah pasti harus berhadapan dengan hukum.
Saya temukan di internet, bunyi pasal 28 ayat (2) UU ITE adalah:
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dan ancaman pidana dari Pasal 28 ayat (2) UU ITE tersebut diatur dalam Pasal 45 ayat (2) UU ITE yaitu pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
Itulah undang2 yang berlaku di Indonesia, dan pelanggaran atas undang2 itu ada ancaman hukumnya, dan harus mempertanggungjawabkannya.
Siapapun itu, muslim atau non muslim, yang melanggar UU ini, dan anda terganggu karenanya, silakan dilaporkan ke pihak berwajib :)
Saya yakini umat Islam diperintahkan untuk hidup berdampingan dengan umat agama lain, apapun itu agama atau kepercayaannya, asalkan tidak menyerang dan memerangi kami :)
Silakan anda beribadah sesuai agama dan kepercayaan anda, saya tidak mengganggu anda.
Dan ijinkan saya beribadah sesuai agama dan kepercayaan saya, dan mohon anda tidak mengganggu saya.
Kira2 seperti itulah keyakinan saya :)
Allah SWT memerintahkan itu dalam Al Qur'an surah Al-Kafirun:
[109:1] Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
[109:2] Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
[109:3] Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:4] Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
[109:5] dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Ajaran Islam itu indah bukan? :)
Saya juga ingin memberi anda bahan untuk direnungkan, terkait akal budi dan hati nurani, dan terkait kebenaran universal :)
Pemahaman saya soal keyakinan anda, anda meyakini bahwa akal budi dan hati nurani adalah pegangan utama anda dalam menjalani hidup ini, dan menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Benar begitu ya?
Dan nilai baik atau buruk, benar atau salah, ini dihasilkan oleh pertimbangan hati nurani, selain oleh akal budi, dan logika saya seharusnya kebenaran yang dihasilkan oleh hati nurani ini bersifat universal secara kosmis, berlaku untuk siapapun, atau apapun di alam semesta ini, benar begitu?
Saya memfikirkan ke-universal-an kebenaran hati nurani ini, benarkah se-universal itu?
Bagaimana jika ada seseorang yang berdasar perenungan hati nuraninya menyatakan benar, tapi ada orang lain yang dengan hasil perenungan hati nuraninya menyatakan salah? Kebenaran hati nurani siapa yang boleh diterima? :)
Saya ambil contoh di realita kehidupan modern saat ini. Anda pasti pernah mendengar kabar adanya pernikahan sesama jenis di belahan bumi lain, dan itu legal, dan direstui oleh tokoh agamanya, dan dinyatakan pernikahan itu sah.
Saya yakin, bagi 2 orang yang berjenis kelamin sama itu, dan bagi tokoh agama itu, pernikahan sejenis itu adalah benar dan baik. Saya yakin hal itu dibenarkan oleh akal budi dan hati nurani mereka. Pertanyaan saya adalah, apakah akal budi dan hati nurani anda juga menerima kebenaran itu?
Contoh lain, kaum nudist, yang legal secara undang2 di negara bagian mereka, dan mereka secara sadar (tanpa malu) memperlihatkan seluruh auratnya kepada orang lain sebagai ekspresi kebebasan yang mereka idam2kan (mohon maaf, saya tidak bisa membedakan kelakuannya dengan binatang).
Saya yakin tingkah laku mereka itu dinilai baik dan benar oleh akal budi dan hati nurani mereka, juga oleh pembuat undang2 di negara bagian mereka.
Apakah kebenaran akal budi dan hati nurani ini universal sama dengan akal budi dan hati nurani anda?
Jika ada perselisihan kebenaran akal budi dan hati nurani antar manusia ini, kepada apa atau siapa anda mengembalikan pedomannya? :)
Apakah memang benar akal budi dan hati nurani ini adalah kebenaran mutlak? Ataukah ada agama dari Tuhan Yang Maha Mengetahui, yang harusnya meluruskan kesalahan2 pemahaman ini?
Lalu apakah anda tetap bertahan dengan keyakinan kebenaran akal budi dan hati nurani anda, bagaimana jika Tuhan anda memerintahkannya berbeda?
Mohon maaf, sekedar pertanyaan2 kecil yang terfikir di benak saya yang mungkin bisa jadi bahan untuk kita renungkan :)
prisca wrote:
Semoga anda tdk menutup hati anda selagi berdiskusi dgn saya. dan tdk menutup mata dari kenyataan yg jelas tertulis dalam literature agama yg anda pegang.
InsyaAllah, saya hanya manusia biasa yang belajar dan belajar untuk pemahaman saya.
Semoga Tuhan Yang Maha Luas IlmuNya memberi pencerahan kepada kita semua :)