@Credo Ergo Sum,
Alasannya sangat banyak tapi lebih dari separuhnya sudah diwakili artikel-artikel FFI.
@PHpBB-ID, anda bilang "Selamat masuk Neraka ya...
" --> justru inilah salah satu hal yang membuat saya meninggalkan Islam.. Tuhan yang saya yakini bukan Tuhan psikopat yang dengan enteng menjebloskan ciptaan-ciptaanya ke dalam neraka hanya karena sebuah ego penyembahan (bahkan yang mengaku Muslim pun belum tentu tidak masuk neraka).
Hitungan kasar dari sekian miliar (katakanlah 7 miliar manusia yang pernah dilahirkan)
- 1.5 Miliar adalah Muslim dengan 1.499.000.000 terlahir Muslim dan katakanlah 1.000.000 Muslim Mualaf, secara persentase 99.93 % Muslim karena kelahiran, dan 0.07% Muallaf
- Dari 1.5 Miliar, proporsi Islam Syiah dan Sunni (ulama Sunni mengatakan Syiah sesat) : 30:70 --> 450juta masuk neraka, sisa 1.05 M
- Dari 1.05 M, yang menjalankan Islam secara kaffah (puasa, solat 5 waktu dengan sempurna, dll) --> Statistik kasar deh, pengamatan teman2 saya, Muslim yg jarang solat kayaknya nyampe 60% yang ga puasa waktu Ramadhan juga bejibun, jadi 600jt masuk neraka, sisa 400jt
- Dari 400jt, yang menjalankan syariah Islam berapa? Menutup aurat, menjauhkan diri dari musik, film2 pengumbar aurat, riba, tidak mengejar keduniawian, menyebarkan amar maruf nahi munkar, mencintai nabi msaw dan aswt di atas segalanya, dan selalu memohon taubat?? mungkin ga nyampe 1 dari 10 kali ya.. jadi 90% dari 400jt akan masuk neraka yaitu 360jt, sisa 40jt ...
40jt dari 7 miliar atau sekitar 1 dari 175 manusia ciptaan Tuhan akan masuk neraka. Anda Muslim akan dengan gampangnya mengatakan, jikapun seluruh manusia ini ingkar dan masuk neraka, tidak akan mengurangi kemuliaan Tuhan sedikitpun.
Saya ilustrasikan anda seorang juragan padi sedunia. Lalu anda memerintahkan anak-anak buah anda untuk menanam padi di seluruh penjuru dunia. Ada yang ditugaskan menanam padi di pulau jawa, sumatra, kalimantan, Papua, Antartika, Gurun Sahara, Porong, California, Arab, dll. Lalu anda menstandarkan padi yang harus dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang bagus. Bisa dibayangkan hasilnya bukan, anak buah anda yang menanam padi di sahara tentu tidak akan sebagus yang menanam padi di Jawa. Lalu kemudian bila anda menganggap anak buah anda tersebut tidak becus, menurut anda apakah anda gila? Siapa yang salah, anda atau anak buah anda?
Tuhan yang anda yakini itu seperti itu. Seenak udelnya dan mudah cuci tangan walaupun dalam kapasitasnya memang berhak untuk se-enakudelnya. Saya justru akan merendahkan nilai Tuhan itu sendiri bila meyakini Tuhan seperti yang anda yakini.
Setiap agama memang berhak melakukan klaim kebenarannya sendiri apakah Kristen, Buddha, Hindu, Atheis, dll. Klaim monopoli kebenaran tersebut berpotensi pada timbulnya gesekan. Di sini perbedaan mencoloknya adalah desain Islam yang banyak dituangkan dalam hadist dan Qurannya langsung atau tidak langsung menimbulkan permasalahan. Islam dengan jelas-jelas menistakan Yahudi dan Kristen dalam banyak ayat dan hadistnya, serta menistakan agama lain secara tersirat. Dengan pemahaman yang melekat bahwa satu-satunya umat yang diberi keridhaan Tuhan hanyalah Islam, sedangkan yang lain dinajiskan dan dinistakan untuk dilemparkan ke dalam neraka, hal tersebut membentuk pemikiran Muslim seperti ini:
- Kenapa saya harus tunduk pada aturan orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
- Kenapa saya harus memilih pemimpin dari orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
- Kenapa saya harus bersahabat dengan orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
- Kenapa saya harus membela orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
- Kenapa saya harus memelihara, melindungi dan menyayangi orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
- Kenapa saya harus loyal pada orang-orang yang nantinya akan masuk neraka?
- Kenapa saya harus menghargai dan menghormati orang-orang yang nantinya akan masuk neraka ?
QS Albaqarah : 120
Orang-orang kafir tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
QS Albaqarah : 14
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata : "Kami ini telah beriman ", dan apabila mereka telah bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka katakan : "Sesungguhnya kami adalah (tetap) bersama kamu, kami ini hanyalah mengolok-.olokkan mereka itu. "
VS
Alkirun (2): 120
Orang-orang Muslim akan selalu dengki kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk tuhan mereka itulah sesat (yang sedustanya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka tuhan mereka hanyalah khayalan yang tidak akan pernah menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Alkirun (2) : 14
Dan apabila mereka (Muslim) berjumpa dengan orang-orang yang di luar golongannya, mereka berkata : "Kami datang dalam damai, untukmu agamamu dan untukku agamaku ", dan apabila mereka telah bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka katakan : "Sesungguhnya kami adalah (tetap) bersama kamu, kami ini hanyalah mengolok-olokkan mereka itu. "
Quiz : berdasarkan kenyataan, mana yang lebih benar ayat Alquran atau Alkirun di atas??
@PHpBB-ID, anda bilang Quran sudah pasti jadi pedoman?? Dipikirin lagi ah, jangan cuma dibaca aja. Dari mana anda berhak menentukan Quran sudah 100% menjawab kebutuhan akan tuntunan hidup? Tipikal Muslim pasti mengatakan dengan perbandingan kitab agama lain.
Kalau menurut saya, tingkat originalitas Alquran dibandingkan dengan kitab agama lain memang paling tinggi. Tapi itu juga tidak berarti Al-quran 100% original kan?
Klaim original atau tidak originalnya Alquran hanya bisa dibuktikan apabila Alquran asli yang berbentuk lembaran2 yang ditulis pertama kali (dalam pelepah kurma, tulang, kulit, dll) dan (seharusnya) disahkan oleh Muhammad masih ada untuk diperbandingkan (diparaf,ditandatangani atau dicap kek, ini kan urusan wahyu Tuhan.. masa administrasinya tidak profesional). dan sayangnya itu sama sekali tidak ada karena sudah dihancurkan (aneh ya, pada saat ayat2 Quran pada lembaran2 autentik dulu dihancurkan sama Usman, kok ga dianggap penistaan, kan ada ayat suci yg terbakar tuh).
Klaim kesucian Alquran hanya berdasar omongan Quran itu sendiri bahwa Allah-lah yang akan menjaga Alquran dari korekan bahkan sehuruf sekalipun (katanya, ceramah yang pernah saya dapatkan di masjid waktu masih sesat dulu). Karena itu klaim originalitas Alquran tidak bisa dibuktikan dengan nalar melainkan berdasarkan kacamata iman Islam semata.
Pun kita para kafir yang berbahagia memang agak repot juga kalo bilang Quran sudah tidak original lagi karena hanya berdasar fakta yang diasumsikan, misalnya:
1. Sejak kapan ayat2 Alquran mulai dihafalkan atau ditulis pengikut Muhammad? tentunya pada wahyu2 pertama sebelum Muhammad punya pengikut pasti belum ada yang menuliskan wahyu tersebut selain itu Muhammad sendiri buta huruf. Mungkinkah Muhammad mengingat semua yang sudah dia ucapkan pada manusia waktu itu sebagai wahyu hingga level kata-per kata? Saya sendiri sanksi ada manusia yang punya kemampuan mengingat seluar biasa itu. Untuk hal ini cuma iman Islam yang bisa menjawabnya.
2. Setelah ada kebijakan wahyu dituliskan dalam lembaran-lembaran, di mana disimpannya? apakah di sebuah brankas yang aman dari tangan2 jahil? Apakah tidak ada lembaran yang berceceran atau hilang? Untuk hal ini cuma iman Islam yang bisa menjawabnya.
3. Dalam penulisan wahyu, seperti saya bilang di atas, administrasinya seperti apa? apakah beri tanda tangan, dicap darah atau seperti apa sebagai legalitas bahwa ayat yang ditulis itu sudah benar. Termasuk menurut saya kalau Muhammad professional, di lembaran tersebut diberi penanggalan dan sebab musabab turunnya ayat (agar tidak ada salah penafsiran seperti yang diributkan di kalangan Muslim sekarang).
- Tidak semua ayat memiliki Asbabun Nuzul yang lengkap
- Asbabun Nuzul berdasarkan riwayat/hadist2 yang tidak bisa dijamin korelasinya benar seluruhnya.
- Asbabun Nuzul yang diyakini Muslim sekarang pun autentikasinya mesti dipertanyakan, jangan sampai menjadi asbun nuzul.
. Untuk hal ini cuma iman Islam yang bisa menjawabnya.
4. Penghancuran mushaf Alquran selain versi Utsman sangat-sangat disayangkan. Sebetulnya ini sangat patut untuk dicurigai dan dipertanyakan, ada apa sebenarnya??? Hanya iman Islam saja yang bisa menjawabnya.
5. Setelah masa Utsman, penghafal Alquran memang banyak, tapi tidak semua orang hafal Alquran kan? dari tahun 700 Masehi sampai tahun 1924 yang dianggap tahun pertama beredarnya Alquran modern yang dicetak massal sudah banyak kisah-kisah upaya pemalsuan Alquran yang berhasil diketahui. Pertanyaannya berapa yang tidak diketahui?? apakah seluruh Alquran yang beredar di dunia selama masa itu ada pengontrolannya? Artinya selama kurun waktu 1200 tahun ada kemungkinan banyak beredar Quran palsu, lalu apakah Tuhan butuh waktu 1200 tahun untuk menjaga peredaran Alquran yang sah hingga ditemukannya mesin cetak dan kebijakan mengedarkan Alquran yang sah (dari otoritas resmi) yang bisa dicetak massal tersebut. Hanya Iman Islam saja yang bisa menjawabnya.
Meskipun banyak parameter yang bisa memperkecil posibilitas keoriginalan Alquran, Muslim tetap mengabaikan kemungkinan itu, dan memilih jalan Iman untuk menjawabnya. Lantas Muslim pun balik menuding originalitas kitab lain malah lebih rendah. BEDA.... BEDA BESARnya ada di sini, siapa yang berhak mengklaim bahwa suatu kebenaran agama ditentukan berdasarkan originalitas kitab sucinya? cuma MUSLIM SENDIRI yang bilang seperti itu demi kebanggaan pembuktian ayat tentang janji Tuhan dalam memelihara Wahyunya. Jadi kalau ada orang (termasuk FFI) yang mencoba menyudutkan Muslim dari pertanyaan mengenai originalitas Alquran, itu untuk menyumpal Muslim yang banyak omong karena mengklaim Alqurannya sangat terjaga hanya karena Alquran sendiri yang mengatakan demikian.
Misal, Dalam kacamata Kristen (mohon rekan2 Kristen meluruskan bila ada yang salah), inti Iman Kristen bukan pada Alkitab yang disusun dan ditulis oleh 4 murid Yesus yang pelaksanaannya setelah Yesus wafat. Karena itulah ke-4 versi bible ini ada redaksi yang berbeda satu sama lain. Justru itu wajar, ke-4 murid Yesus ini pasti berbeda ingatannya selama kehidupan Yesus, tapi makna ayat2nya tidak berbeda. lagipula Yesus tidak pernah berkata "Inilah Injil yang harus kalian imani, kata-katanya akan abadi sepanjang masa dan tidak akan berubah sedikitpun". Yesus tidak turun untuk membabar Injil. Ajaran kasih sudah cukup baginya untuk dimaknai sebagai induk segala ilmu, yang akan dimengerti bahkan oleh orang buta tuli yang tidak bisa baca dengar Alkitab sekalipun. Kalaupun katanya ada ayat-ayat yang diselewengkan, ya memang Tuhan tidak pernah berjanji untuk memelihara Injil. Hati manusialah yang akan memelihara ajaran Kasih yang sudah Yesus babarkan, toh revisi-revisi Injil tidak ada yang sangat substansial membelokkan makna ayat.
Tripitaka dalam Buddha juga demikian (mohon rekan2 Buddha meluruskan bila ada yang salah). Isinya diakui sudah banyak mengalami perubahan. Tapi ajaran inti sang Buddha adalah tentang makna kehidupan. Dia sendiri tidak pernah bilang kata-katanya harus diikuti, karena setiap orang bisa menjadi Buddha dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan benarnya sendiri. Diri sendirilah yang menentukan kehidupan seseorang. Kitab ini hanya kumpulan kisah dan paparan dhamma yang ditulis para murid Buddha (Siddharta) yang berarti kumpulan realisasi kriteria pikiran, ucapan, dan perbuatan benar yang dilakukan para Buddha.
Jadi silakan Muslim bakar Bible atau Tripitaka, saya yakin yang tersinggung sampai teriak2 ke jalan akan sedikit. Karena bagi mereka inti ajaran yang mereka anut sama sekali bukan mengenai keabadian kata-kata Tuhan yang disakralkan dalam wujud kebendaan (buku). Beda kan sama Islam??
Kahartos Kang??