Rifky wrote:
ohh gue kira ini forum suruh orang murtad trus masuk ke kristen .. yahh klo sampe gitu sih objectifitasnya diragukan nih forum ..
intinya gue g mo mikir deh tentang yg gituan kecuali gue pernah liat sorga, neraka, kehidupan akhirat dll .. baru gue percaya dgn Muhammad sebg nabi ...
Saya pribadi bersyukur atas iman saya. Tapi buat Rifky, saya ingat salah satu tulisan Ali Sina. Saya coba terjemahkan, disini sepertinya belum ada:
http://alisina.org/what-if-god-exists/
Bagaimana jika Tuhan itu ada?
Posted by Ali Sina On July 28th, 2011
Sahabatku Ali Sina,
Saya seorang muslim. Salah satu fansmu. Saya membaca secara teratur websitemu.
Bagaimana jika aku percaya bahwa Tuhan tidak ada tetapi setelah kematian tiba-tiba aku menemukan bahwa Tuhan itu ada. Tentu aku akan jadi pecundang. Tak punya apa-apa untuk memperbaiki situasi.
Jadi apa lebih baik aku menunggu sampai Tuhan terbukti?
Aku ingin berada di sisi yang aman saya ingin percaya pada Tuhan. Apakah ini Ok?
Terima kasih dan salam,
Maruf
Hai Maruf,
Pertanyaanmu dikenal sebagai Pascal’s Wager. Di abad ketujuh ahli matematika Blaise Pascal merumuskan argumen pragmatis untuk kepercayaan akan Tuhan dalam Pensées. Argumennya:
If you erroneously believe in God, you lose nothing (assuming that death is the absolute end), whereas if you correctly believe in God, you gain everything (eternal bliss). But if you correctly disbelieve in God, you gain nothing (death ends all), whereas if you erroneously disbelieve in God, you lose everything (eternal damnation).
Terj. Bebas:
Kau tak percaya & ternyata Tuhan tak ada, kau tak kehilangan apa-apa (dengan asumsi kematian adalah benar-benar mengakhiri segalanya); sedangkan bila kau percaya & ternyata Tuhan ada, kau mendapatkan segalanya (kebahagiaan kekal). Tetapi jika kau percaya & ternyata Tuhan tak ada, kau tak mendapat apapun (kematian mengakhiri segalanya); sedangkan bila kau tak percaya & ternyata Tuhan ada kau kehilangan segalanya (mendapat kutukan kekal.)
Menurut Pascal, dengan mengenyampingkan bukti keberadaan atau ketidakberadaan Tuhan, seseorang takkan kehilangan apa-apa bila ia percaya pada Tuhan sementara seseorang mungkin kehilangan segalanya jika ia tidak percaya pada Tuhan.
Masalahnya dengan argumen Pascal adalah, bahkan jika kita berasumsi bahwa Tuhan itu ada, kita tidak pernah tahu mana agama yang benar. Ambil Pascal sebagai contoh. Dia adalah seorang Kristen, tetapi jika Muhammad benar maka Pascal akan dikirim ke neraka meskipun keyakinannya pada Tuhan karena ia tidak percaya pada Allah dan utusan-Nya.
Sekarang, mari kita katakan Pascal masuk Islam. Tapi bagaimana kalau saat dia meninggal, dia menemukan bahwa Allah adalah bukan Tuhan dan Muhammad adalah pembohong? Dia akan dikirim ke neraka.
Masalahnya jadi rumit bila kau ingat bahwa Muhammad berkata agamanya akan terbagi menjadi 73 sekte dan hanya satu yang benar, sisanya ke-72 lain akan dikirim ke neraka. Bagaimana kau tahu mana sekte yang benar?
Hal yang sama berlaku untuk agama Kristen, Yahudi dan agama lainnya. Ada ribuan agama dan sekte. Mereka semua percaya bahwa merekalah yang telah menemukan kebenaran dan akan diselamatkan dan semua orang yang tidak percaya pada apa yang mereka percayai tidak akan selamat. Jadi apa yang kau lakukan? Kau tak mungkin percaya pada Tuhan yang salah agar selamat. Kau harus percaya pada Tuhan yang sejati. Bagaimana kau tahu mana Tuhan yang sejati dan mana yang palsu? Kau harus menggunakan logikamu. Tapi kau tak dapat mengandalkan logika untuk percaya pada Tuhan. Kepercayaan pada Tuhan adalah berdasarkan iman bukan logika.
Aku sudah pernah mengatakan bahwa aku tidak menentang suatu agama/kepercayaan pada Tuhan. Bahkan jika aku bisa memeluk suatu kepercayaan tertentu akan kulakukan. Sayangnya aku tak bisa.
Jika kau ingin memeluk suatu kepercayaan, tanyalah pada dirimu sendiri, Tuhan mana yang sifatnya baik dan mana yang buruk. Apakah Tuhan itu pengasih atau pendendam? Apakah Dia murah hati dan pemaaf, atau sosok yang memerintahkan nabi-Nya untuk membunuh orang, menjarah dan memperkosa istri mereka. Katakanlah Tuhan ada, pasti ia bukan Allahnya Muhammad yang tidak memiliki kualitas ilahi yang diharapkan dari Tuhan.
Akankah Tuhan yang bijaksana dan mengasihi mengirim orang ke neraka dan membakar mereka untuk selama-lamanya karena mereka tidak percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal bagi mereka? Di satu sisi Ia mengaruniakan kecerdasan pada manusia dan kemudian ia mengirimkan seorang nabi yang mengatakan hal-hal **** yang bertentangan dengan kecerdasan itu dan mengirim orang-orang yang mempertanyakan segala omong kosong itu ke neraka yang kekal. Katakanlah ada Tuhan seperti itu. Apakah dia layak disembah? Tentu saja tidak! Tuhan ini adalah sosok yang menyedihkan dan ‘sakit’.
Pascal tak selalu benar ketika ia mengatakan lebih baik bertaruh pada kepercayaan akan Tuhan karena dengan cara itu kita tidak kehilangan apapun. Tentu saja kita kalah. Kita kehilangan kebebasan kita. Kebebasan adalah apa yang membuat kita manusia. Bila kau percaya pada Tuhan kau bisa dimanipulasi oleh Tom, D*** dan Harry yang berhasil untuk membuat kau percaya bahwa mereka memiliki pesan untukmu dari Tuhan.
Kau juga bisa tertipu jika tidak percaya pada Tuhan. Semua gerakan New Age hanyalah penipuan. Sejak orang berhenti percaya pada Tuhan dan gereja-gereja menjadi kosong penipu telah menemukan cara lain untuk mengisi kantong mereka dan mengontrol orang-orang.
Jika kau ingin percaya pada Tuhan tapi tahu bahwa dia tidak mengirim pesan melalui orang ketiga, tak jadi masalah. Terimalah bahwa pesan Tuhan ada dalam setiap atom di alam semesta ini. Itu semua ada di sekitarmu dan kunci untuk memahami pesan-Nya adalah melalui ilmu pengetahuan.
Terimalah Tuhan yang tidak bermain favoritisme dan tidak berbicara kepada seseorang lebih dari yang lain. Pesannya adalah universal dan untuk semua orang. Kau dapat memahami pesan Tuhan sebagus orang lain. Kau tidak harus mengikuti siapa pun. Perhatikan alam semesta dengan rasa ingin tahu dan pikiran ilmiah dan kau akan melihat pesan Tuhan ada di sekitarmu. Seperti yang dikatakan seorang penyair Persia: ‘ tiap helai daun pohon adalah buku pengetahuan Tuhan.’
Letak masalahnya bukanlah kepercayaan pada Tuhan. Masalahnya dimulai ketika beberapa individu mengklaim sebagai utusan Tuhan. Lalu mereka menuntut ketaatan dan kepatuhan dan semua yang mereka lakukan adalah menyesatkan manusia dengan kebohongan mereka, menyebabkan perpecahan dan menyebarkan benci. Tidak ada yang membagi umat manusia lebih dari agama.
Biarkan akalbudi menjadi panduanmu. Kita semua telah diberkahi akalbudi yang cukup untuk menemukan jalan kita. Dengan asumsi Tuhan itu ada, akalbudimu mengatakan bahwa jika engkau menjalani kehidupan beretika dan tidak menyakiti sesamamu, Dia akan mengasihimu bahkan jika kau tak memeluk kepercayaan tertentu. Ini taruhan saya. Aku percaya dengan melakukan hal yang benar dan hidup selaras Golden Rule. Tidak melakukan sesuatu pada orang lain yang aku tak ingin orang lain lakukan padaku. Bahkan jika Tuhan ada ia cukup bijak dan penuh kasih untuk tidak mengirim saya ke neraka karena tidak memeluk kepercayaan tertentu, Tuhan bukanlah seorang narsisis seperti digambarkan Muhammad. Dia tidak akan peduli bila kita menyembah Dia atau tidak. Harga diriNya tidak tergantung pada percaya atau tak percaya makhluk-Nya. Jika Dia ada, dia mungkin peduli apakah kita sudah baik pada sesama kita atau tidak.
Aku telah memberitahu orang tentang Golden Rule. Aku telah mengatakan bahwa keyakinan tidak masalah, yang penting adalah perbuatan kita. Namun monster satu ini, Anders Breivik yang membantai hampir 100 pemuda di Norwegia, membaca artikelku, mengutip bukuku dan mengaku penggemarku, tapi masih tidak mengerti inti dari pesanku.
Beberapa hari lalu saya menerima email dari seseorang yang mengatakan bahwa karena kita "domba" (orang baik) dan musuh kita adalah serigala (orang jahat) dan karena serigala hanya dapat dibunuh serigala juga, maka kita "pasukan terang" (sebuah istilah yang diciptakan olehku) harus siap untuk melakukan "pekerjaan kotor yang mungkin tampak jahat atau kekerasan untuk yang bebal."
Aku merasa mual setelah membaca email-nya dan telah memberinya bagian dari pikiranku. Aku tidak memiliki kesabaran dan tidak menghormati orang-orang jahat, dan mereka yang menganjurkan kekerasan dan kebencian, meskipun mereka mengaku fans saya.Bagaimana orang bisa salah menafsirkan semua yang saya tulis dan melakukan begitu banyak kejahatan serta mencemarkan nama saya dengan mengaku sebagai penggemar saya?
Saya tidak punya hubungan dengan orang jahat. Saya tidak mempromosikan kejahatan dan tidak memaafkannya. Jika Tuhan ada, pastilah ia lebih bijaksana dari saya. Saya yakin Dia tak tertarik apa agama kita dan apakah kita memuji-Nya atau tidak. Dia akan menghakimi kita dengan tindakan kita. Tidak menyakiti orang lain. Jika Tuhan ada, hal itulah yang Dia perdulikan bukan agama kita.
Ok saja memeluk kepercayaan pada Tuhan, tapi Tuhan yang penuh cinta kasih bukan yang penuh kebencian. Percaya pada Tuhan akan jadi motivator hebat. Tapi biarlah itu memotivasimu untuk melakukan yang baik bukan sebaliknya.
Salam,
Lara