http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... af-t32192/
Dipindah ke sini agar lebih banyak yang membaca. Jika netter pecinta_babi_kecap keberatan, maka tulisan akan dikembalikan ke tempat semula. M.
===================
Salam kenal, saya newbie here. Sejak kecil, seperti mbak mualafbatal, saya juga non-muslim yang tinggal di lingkungan sekitar islam. Saya sering mendapat perlakuan kasar dari teman muslim saya seperti dia pernah mendorong saya sampai jatuh hanya karena saya mau ikut nonton film cartoon "popeye" di rumahnya. Kata dia, saya "bau anjing", "najis". Dan pulanglah saya dengan sedih. Hal kecil mungkin, tapi kata-kata itu masih saya ingat sampai sekarang Saat ini saya hanya bisa berpikir, mungkin itu yang namanya mulut anak-2 yg hobi ngebeo, tapi kepikiran juga sih darimana ya mereka bisa kepikiran buat ngomong gitu??mualafbatal wrote:Aku bukan orang islam tapi aku hidup dalam lingkungan islam, dan aku sangat trauma dengan Agama ini, pada saat aku sekolah dasar aku sering diejek teman rumahku yg jawa muslim dengan kata-kata makan babi, makan anjing, dan kata-kata najis...
Meskipun pengalaman masa kecil saya tadi "mengerikan" tapi saya tidak menutup mata untuk berteman dengan orang non agama saya, salah satunya Moslem. Tahun 2007, Saya pernah punya pacar seorang Moslem. Dia baik, lembut, sederhana, dan tidak pernah sekalipun memancing untuk berbicara masalah agama. Orangtua kami tidak setuju, tapi kami terus berusaha menunjukkan bahwa kami bisa menerima satu sama lain. Karena merasa cocok, maka kami bicara tentang pernikahan, dan kami setuju untuk menikah dengan 2 agama (Teman saya memberitahu nama yayasan yang bisa membantu menikahkan dengan kondisi seperti ini).
Suatu hari, Ibu sahabat saya di sebelah rumah memanggil saya untuk bicara. Beliau bertanya mengenai hubungan saya dengan pacar dan saya ceritakan keadaannya. Beliau tidak banyak bicara, tetapi malah mengambil secarik kertas sambil bilang begini, "Coba kamu masuk ke website ini. Disini kamu akan melihat kebenaran. Cuman, jangan kamu kasih tau pacar kamu kalau kamu belum melihat dimana kebenarannya." Setelah itu, saya pulang. Sambil jalan saya baca alamat websitenya, disitu tertulis faithfreedom.com.
Sampai rumah, saya langsung browsing, tetapi agak sulit karena kadang bisa terbuka kadang tidak. Kemudian muncullah gambar depan, seorang putra Hamas yang murtad, dan saya baca2 sebentar. Saya kaget setengah mati, "M***us, forum apaan nih !" Saya ketakutan, saya pikir ini forum kristen radikal, bisa2 saya kena getahnya. Jadi saya berhenti membaca dan membuang kertas itu.
Saya sudah lupa website tsb sampai suatu hari saya ketemu lagi sama Beliau. Dia tanya apakah saya sudah baca, saya bilang belum. Saya takut. Beliau cuman ketawa aja, tapi gak ngomong apa2. Saya pergi dan saya buka lagi websitenya (sempat tidak bisa pake.com, jadi saya coba2 pake .net, dan .org), secara random saya buka salah satu forum. Di dalamnya (saya lupa siapa yang posting) saya baca mengenai sumpah sehidup semati pernikahan kristiani. Dan ada netter yang bersaksi bahwa beliau selalu merinding dan terharu kalau mendengar sumpah tersebut diucapkan oleh calon suami-istri (saya lupa siapa). Tapi dari situ, saya lihat, ini bukan forum kristiani, karena netter tersebut mengaku bukan pengikut kristiani. Saya baca terus dan terus, sampai saya terkaget2 terutama di bagian bahwa laki-laki Moslem yang meninggal akan sampai di surga dengan 72 bidadari. (Trus saya kemana dan dapat apa? Pikir saya ). Tapi saya belum berani posting, saya hanya bisa ngomel, nyumpah, ato ngakak dalam hati liat komen2 netter disini.
Suatu ketika saya ajak pacar untuk mampir kesini. Dia nurut, baca2, dan ga banyak omong. Setelah baca beberapa tret dia bilang, "ah ini bohong. Ini upaya adu domba, gak usah terpancing. Banyak lah yang begini". Gak tau kenapa, saya marah. Saya suruh dia baca yang bener, tapi dia gak peduli. Setelah 'insiden' ini, hubungan kami tetap baik2 saja dan makin dekat, terutama kedua orang tua kami sudah setuju. Dia baik, sopan, sangat helpful di depan saya dan keluarga saya.
Suatu hari, Bapaknya panggil saya, dia tanya apakah saya mau lanjut dengan "si doi" ? Kalo iya saya harus masuk Islam, karena menurut Beliau, tidak ada dua nahkoda dalam satu kapal. Saya bergumul luar biasa, sampai akhirnya kalah oleh rasa cinta sama pacar dan saya bilang Iya (Mohon ampun, Tuhan ). Sejak saat itu, keluarganya jadi baik, terbuka, malah saya dibiarkan menginap di rumah mereka kalau pulang kemalaman setelah manggung (saya membantu mempromosikan band-nya). Saya mulai melupakan ffi sedikit demi sedikit (meskipun masih kawatir dengan 72 bidadari bermata jeli itu") , diajari baca syahadat, diajari berwudhu dan bacaan2nya, urutan2nya (Sampai saya catat dan saya tempel di atas kran wudhu di kosan saya). Setelah itu Pacar berniat memperkenalkan saya dengan salah seorang pemuka agama sahabat keluarga mereka. Katanya, saya diperbolehkan tanya apa saja, karena pasti akan ada keragu-raguan dalam hati saya. Saya belum meng-iya-kan, tapi saya bilang saya usahakan, soalnya banyak kerjaan. Malamnya saya tidak bisa tidur, saya bingung mau mohon sama siapa. Mau berdoa, saya malu sama Tuhan yang saya masih anut. Sudah setengah jalan terbuka, termasuk untuk berbicara sama orang tua saya mengenai keinginan saya masuk Islam. Akhirnya saya tidur dengan sangat tidak tenang. Saya bermimpi saya jemput adik dari bapak saya di bandara tetapi yang saya lihat adalah ayat2 Kitab Suci tertulis di dinding. Saya bangun dan sempat lihat Kitab Suci, ternyata isinya adalah ayat-ayat kecaman bagi mereka yang meninggalkan terang dan masuk ke dalam kegelapan. Saya merinding tapi saya pikir itu hanya mimpi. Beberapa bulan ke depan, saya diberi mimpi ini lagi, dan seterusnya sampai 3 kali.
Saya bilang soal ini sama pacar, tapi dia bilang itu karena saya masih ragu2. Saya berusaha melupakan, tapi tidak bisa total lupa. Hubungan semakin membaik, tetapi kemudian datanglah hari itu. Ayah saya meninggal dunia. Dan saya yang anak perempuan satu2nya dengan banyak nasihat ini itu tentang tidak meninggalkan Tuhan, menerima pukulan paling telak. Runtuhlah pertahanan saya. Di depan jenasah Bapak, saya bersumpah tidak akan mengecewakan Bapak, juga Ibu yang masih tersisa.
Akhirnya, dengan banyak teriakan dan airmata, meskipun perlu waktu lama, kami putus (Itu juga putus dengan tuduhan saya tidak setia, alias saya punya pacar lagi. Dia buat email dan kirim ke semua teman2 di kompleksnya kalau saya yang duluan cari pacar baru, sampai pergi menginap berdua di bandung ckckcck hebat banget tuduhannya).
Tapi saya tidak peduli, saya memang punya pacar tapi setelah dia putuskan saya (setelah saya di'gencet'nya di pintu dan diteriaki di depan banyak orang kalau saya perempuan murahan - kemana sikap baik dan tulusmu selama ini wahai mantan? ). Pacar saya baik, seiman, dan dia sampai nangis setelah saya ceritakan semua, termasuk email2 mantan yang diforward ke saya mengenai apa yang mantan katakan tentang saya ke semua orang). Sekarang pacar saya ini dan saya sudah menikah satu tahun, memang belum dikaruniai keturunan, tetapi saya bersyukur, bahwa saya boleh mendengar sumpah sehidup-semati (dari seorang laki-laki yang sungguh saya cintai) yang memang membuat siapapun yang mendengarnya merinding dan menangis terharu. Saya yakin bapak saya melihat upacara itu dengan senyumnya yang bijaksana. Terima kasih Tuhan, anak yang hilang ini sudah kembali.
Ini kali pertama saya menulis di ffi, setelah hampir 3 tahun yang tersia-sia, dengan segenap keyakinan dan keberanian, dan juga karena suami sekarang rajin mampir kemari untuk mengetahui lebih banyak kebenaran.
Terima kasih FFI, sudah membukakan mata saya terhadap kebenaran.
Brgds,
Sang Pecinta Babi Kecap
-- Babi Kecap : A moment on your lips, forever on your hips. --