17 Alasan Kenapa Saya Murtad
Posted: Sat Jul 09, 2011 3:12 pm
17 Alasan Kenapa Kami Meninggalkan Islam dan Masuk Agama Buddha
1. Tuhannya benar.
Tuhan Islam adalah alien sirius “Dia yang menguasai bintang Syria” – Alquran dan punya sifat-sifat maha pengasih, penyayang, seperti makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Mengetahui ini, saya segera murtad.
2. Islam bukan agama, melainkan mistik.
Mistik = Usaha mencari rahasia gaib untuk kesempurnaan hidup.
Zikir, puasa, shalat, haji, semua ini mistik.
Tak ada ajaran-ajaran yang bisa mengkultivasi pikiran, seperti Kristen, Hindu, Buddha.
Meski ada ajaran moral, tapi diimbuhi “katanya Allah, perintah Allah” membuatnya menjadi mistik kembali.
3. Ilmu Islam tak bisa mendefinisikan apapun dengan tepat.
Misalnya, yakin dibagi menjadi 3 sehingga membuat anak mereka **** sejak kecil.
4. Agama kurang lengkap.
Alquran dan hadist kurang lengkap untuk hidup di jaman ini. Buktinya muslim masih harus beli buku-buku lain.
5. Muhammad nabi munafik.
Mau memperkosa alasannya karena disuruh Allah, mau rampok alasannya karena disuruh Allah, dsb.
6. Tradisi Islam merusak dan tak berguna.
- Sunat salah karena mengurangi kenikmatan co dan ce.
- Puasa pagi salah karena pagi untuk bekerja dan puasa seharusnya siang sampai malam seperti Buddha.
- Memandikan mayat salah karena mendewa-dewakan fisik yang sudah tak berfungsi.
- Shalat salah karena lambat dalam perjalanan mental.
- Jilbab salah karena cuma cocok untuk jaman dulu. jika jaman sekarang cuma menghasilkan tubuh yang berlemak dan bau keringat.
7. Mantra-mantra Islam tak berguna.
- Untuk apa alhamdulillah, nikmati saja saat demi saat. Dalam pandangan Buddha, orang yang “saat ia melihat ia menyadari ia sedang melihat…dst” sudah termasuk orang yang bersyukur.
- Untuk apa insya allah, segala sesuatu ditentukan pikiran, ucapan, perbuatan sendiri. Termasuk hal yang besar-besar seperti perubahan tatasurya, gempa, dsb.
- Untuk apa astaghfirullah, lebih baik bervipassana setiap saat menghilangkan kebodohan, kekotoran, ketamakan.
- Untuk apa subhanallah, segala sesuatu itu bukanlah hal yang mengherankan asal tahu hukum-hukum/panca niyama yang mengatur alam.
8. Tak ada ajaran cinta dalam Islam. Cuma ada ajaran penyembahan dan moral.
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” – Q.S. Al-Maidah 5.38.
9. Penggambaran surga dan neraka agama Buddha jauh lebih lengkap daripada Islam.
10. Ajaran Islam tak sebaik ajaran Buddha.
Taqwa kalah dengan metta, yakin kalah dengan saddha, ikhlas kalah dengan upekkha, sabar kalah dengan karuna, islam tak mengajar mudita, puasa sebulan kalah dengan puasa setiap hari, puasa pagi kalah dengan puasa malam, shalat kalah dengan vipassana, zikir kalah dengan vipassana dan samatha. Sorban atau peci kalah dengan botak. Sarung dan mukena kalah dengan pakaian apa adanya. Sunat kalah dengan membiarkannya apa adanya. Azan 5 kali sehari yang membuat polusi suara kalah dengan ketenangan buddhist-budddhist yang meditasi.
11. Ajaran Islam cuma berputar-putar di situ saja.
Meski dikatakan ada syariat – makrifat – hakikat sama saja. Karena jika kita melihat setiap maqam dalam sufism, semua maqam itu masih tingkat syariat. Misalnya saja Zuhud. zuhud ini masih syariat atau sila.
12. ‘Malaikat’ dalam Islam sebenarnya setan.
Orang jika sudah masuk Islam tak bisa jadi pintar. Ada kesempatan mau pintar dibodoh-bodohi terus dengan alasan “itu kan cobaan, masa gak tahan”. Jadi kebenaran itu dalam Islam tak lagi ditandai dengan berpikir benar tapi dengan bertapa ditengah ‘godaan’ jin kafir yang sebetulnya bermaksud baik hendak menolongnya.
13. Umat muslim tak bisa bijak.
Cuma konsep-konsep kebijakan, bukan darah yang bersih karena latihan olah energy sehingga bijak.
14. Zikir tingkat dasar.
Untuk membuat umat muslim mau bersih, alien harus mengembangkan ritual penyembahan terhadap mereka melalui zikir. Sedang umat buddhist bisa berwirid langsung untuk tujuan ketenangan pikiran, tanpa harus diarahkan ke pemujaan agar mau melakukannya.
15. Islam tidak mengkultivasi bijak benar cinta, tapi mengkultivasi pembodohan kemunafikan dan kebencian.
16. Islam baik untuk masanya, baik untuk kepentingan-kepentingan kecil.
17. Tak ada Diri yang disebut Tuhan, hidup itu mengikuti garis kamma (kegiatan pikiran, ucapan, perbuatan) bukan mengikuti garis perintah Allah. Bahkan Tuhan sendiri juga mengikuti garis kammaNya. Agama Buddhi menyembah buddhi hawa, sinkronitas antara niat sendiri dan pesan yang masuk.
1. Tuhannya benar.
Tuhan Islam adalah alien sirius “Dia yang menguasai bintang Syria” – Alquran dan punya sifat-sifat maha pengasih, penyayang, seperti makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Mengetahui ini, saya segera murtad.
2. Islam bukan agama, melainkan mistik.
Mistik = Usaha mencari rahasia gaib untuk kesempurnaan hidup.
Zikir, puasa, shalat, haji, semua ini mistik.
Tak ada ajaran-ajaran yang bisa mengkultivasi pikiran, seperti Kristen, Hindu, Buddha.
Meski ada ajaran moral, tapi diimbuhi “katanya Allah, perintah Allah” membuatnya menjadi mistik kembali.
3. Ilmu Islam tak bisa mendefinisikan apapun dengan tepat.
Misalnya, yakin dibagi menjadi 3 sehingga membuat anak mereka **** sejak kecil.
4. Agama kurang lengkap.
Alquran dan hadist kurang lengkap untuk hidup di jaman ini. Buktinya muslim masih harus beli buku-buku lain.
5. Muhammad nabi munafik.
Mau memperkosa alasannya karena disuruh Allah, mau rampok alasannya karena disuruh Allah, dsb.
6. Tradisi Islam merusak dan tak berguna.
- Sunat salah karena mengurangi kenikmatan co dan ce.
- Puasa pagi salah karena pagi untuk bekerja dan puasa seharusnya siang sampai malam seperti Buddha.
- Memandikan mayat salah karena mendewa-dewakan fisik yang sudah tak berfungsi.
- Shalat salah karena lambat dalam perjalanan mental.
- Jilbab salah karena cuma cocok untuk jaman dulu. jika jaman sekarang cuma menghasilkan tubuh yang berlemak dan bau keringat.
7. Mantra-mantra Islam tak berguna.
- Untuk apa alhamdulillah, nikmati saja saat demi saat. Dalam pandangan Buddha, orang yang “saat ia melihat ia menyadari ia sedang melihat…dst” sudah termasuk orang yang bersyukur.
- Untuk apa insya allah, segala sesuatu ditentukan pikiran, ucapan, perbuatan sendiri. Termasuk hal yang besar-besar seperti perubahan tatasurya, gempa, dsb.
- Untuk apa astaghfirullah, lebih baik bervipassana setiap saat menghilangkan kebodohan, kekotoran, ketamakan.
- Untuk apa subhanallah, segala sesuatu itu bukanlah hal yang mengherankan asal tahu hukum-hukum/panca niyama yang mengatur alam.
8. Tak ada ajaran cinta dalam Islam. Cuma ada ajaran penyembahan dan moral.
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” – Q.S. Al-Maidah 5.38.
9. Penggambaran surga dan neraka agama Buddha jauh lebih lengkap daripada Islam.
10. Ajaran Islam tak sebaik ajaran Buddha.
Taqwa kalah dengan metta, yakin kalah dengan saddha, ikhlas kalah dengan upekkha, sabar kalah dengan karuna, islam tak mengajar mudita, puasa sebulan kalah dengan puasa setiap hari, puasa pagi kalah dengan puasa malam, shalat kalah dengan vipassana, zikir kalah dengan vipassana dan samatha. Sorban atau peci kalah dengan botak. Sarung dan mukena kalah dengan pakaian apa adanya. Sunat kalah dengan membiarkannya apa adanya. Azan 5 kali sehari yang membuat polusi suara kalah dengan ketenangan buddhist-budddhist yang meditasi.
11. Ajaran Islam cuma berputar-putar di situ saja.
Meski dikatakan ada syariat – makrifat – hakikat sama saja. Karena jika kita melihat setiap maqam dalam sufism, semua maqam itu masih tingkat syariat. Misalnya saja Zuhud. zuhud ini masih syariat atau sila.
12. ‘Malaikat’ dalam Islam sebenarnya setan.
Orang jika sudah masuk Islam tak bisa jadi pintar. Ada kesempatan mau pintar dibodoh-bodohi terus dengan alasan “itu kan cobaan, masa gak tahan”. Jadi kebenaran itu dalam Islam tak lagi ditandai dengan berpikir benar tapi dengan bertapa ditengah ‘godaan’ jin kafir yang sebetulnya bermaksud baik hendak menolongnya.
13. Umat muslim tak bisa bijak.
Cuma konsep-konsep kebijakan, bukan darah yang bersih karena latihan olah energy sehingga bijak.
14. Zikir tingkat dasar.
Untuk membuat umat muslim mau bersih, alien harus mengembangkan ritual penyembahan terhadap mereka melalui zikir. Sedang umat buddhist bisa berwirid langsung untuk tujuan ketenangan pikiran, tanpa harus diarahkan ke pemujaan agar mau melakukannya.
15. Islam tidak mengkultivasi bijak benar cinta, tapi mengkultivasi pembodohan kemunafikan dan kebencian.
16. Islam baik untuk masanya, baik untuk kepentingan-kepentingan kecil.
17. Tak ada Diri yang disebut Tuhan, hidup itu mengikuti garis kamma (kegiatan pikiran, ucapan, perbuatan) bukan mengikuti garis perintah Allah. Bahkan Tuhan sendiri juga mengikuti garis kammaNya. Agama Buddhi menyembah buddhi hawa, sinkronitas antara niat sendiri dan pesan yang masuk.