cintagendis wrote:Kalau saya dan Ibu sipit tanpa atribut muslim, orang2 cenderung ga berpikir logis. Asal cina, hajar. Meski yang salah muslim.
membaca kisah ini, saya jadi keingat pas bulan puasa beberapa tahun lalu.
biasalah, kalau pas bulan puasa semua stasiun tv menayangkan sinetron ramadan.
ada salah satu sinetron yg berjudul alung (kayaknya jadi tontonan favorit muslim waktu itu)
saat itu saya masih nge-kos jadi makannya juga sering di warung
si pemilik warung sering nonton sinetron ini, jadi secara otomatis saya juga kadang nonton sepotong2 jadi gak tahu persis jalan ceritanya.
di suatu adegan yg kebetulan saya tonton si alung (berwajah oriental) mencari tempat kos/kontrakan di lingkungan muslim.
ada seorang bapak yg menjawab dgn ekspresi sinis kira2 begini (persisnya saya tidak ingat), tidak akan ada orang sini yg mengontrakkan rumahnya sama orang cina. disini lingkungan muslim, non muslim tidak akan di terima disini.
saat alung menjawab, tapi saya muslim pak. maka reaksi sibapak tersebut menjadi berubah.
saya kira memang beginilah rata2 typical muslim terhadap etnis cina. sutradara juga membuat adegan seperti itu pasti sudah melakukan survey.
cina adalah kapir--->haram---->hajar. persetan dengan HAM kata ustad sobri lubis