Page 1 of 12

kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 1:24 pm
by Christ_Army
Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal. Sebenarnya, sebelum saya mualaf karena penangkapan dan penuduhan penistaan agama tersebut, sudah banyak pertanyaan dalam hati saya dan akhirnya, setelah penangkapan tersebut, keinginan saya untuk keluar/murtad dari agama sebelum saya, bulat juga.

Ada beberapa pertanyaan dalam hati saya, antara lain adalah :

1. untuk masuk islam, hanya dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat.
suatu hal yang sangat mudah sekali, yang penting sudah ada saksi segala....

2. sehari kita bersembayang sebanyak 5 kali,tetapi ada jam-jam nya.
Buat saya, kenapa jika kita mau menyembah Tuhan kita, harus pada jam-jam tertentu dan ada waktunya. Contoh, jika saya sembayang maghrib, ternyata sudah adzan Isya, kenapa dihitung Isya? apa Tuhan tak mengerti hati manusia? hanya mengerti waktu saja?

3. wanita yang (maaf) Menstruasi tidak diperbolehkan sholat.
Ini suatu diskriminasi terhadap kaum perempuan buat saya. Jika saya di pihak perempuan, pastinya ada keinginan untuk beribadah setiap saat tanpa harus bermasalah dengan siklus tiap bulan itu. Jika Tuhan sudah memberikan hal tersebut pada perempuan, harusnya tidak masalah jika mentruasi tetap beribadah.

4. Ber wudhlu sebelum sholat dan jika habis wudhu, tidak boleh dipegang lawan jenis.
Satu hal yang sangat tidak masuk logika. Jika melihat alasannya, supaya suci katanya,bersih. Lha kalo pas sembayang hatinya kotor,apa masih bisa disebut bersih?

5. tuhan hanya bisa berbahasa Arab
Al'Quran tidak boleh di terjemahkan, karena bahasa arab adalah bahasa surga. Sangat tidak masuk akal juga...masa Tuhan punya keterbatasan dalam memahami sebuah bahasa? bukankah Dia yang Maha segalanya? kenapa hanya karena bahasa saja tidak bisa?

6. sembayang harus ke arah Mekkah, arah Ka'abah
Saat ibadah haji, ribuan orang ingin mencium sebuah batu hitam yang ada di dalam Ka'abah. Tahukah anda, apakah batu tersebut? itu adalah Berhala tertinggi di jaman Muhammad menaklukkan Mekkah. Dan sekarang ada di Ka'abah dan dicium sebegitu banyak manusia yang beragama Islam. Jika begitu, sama saja kita menyembah berhala dong?

semoga sedikit pendapat saya ini dapat membuka mata para saudara2 saya yang masih di sebrang, yang membaca post saya ini...Shalom...Jesus Bless you...

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 1:39 pm
by oglikom
Selamat untuk C_A
Salam kenal, memang Islam tidak cocok untuk seorang yang mualaf....

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 1:54 pm
by crayon-sinchan
congratz ya bro / sista..

ho'oh, islam cocoknya ke laut aja
eh kasian lautnya ding..
:stun:

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 2:01 pm
by APEL EMAS
selamat ..selamat...!!! semoga orang orang makin di bukakan pintu hatinya untuk melihat ajaran setan ini (islam)...!!!!! bravo..!!! :heart: :supz: =D>

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 3:39 pm
by poligami
Christ_Army wrote:Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal.
Masa ulamanya udah mualaf masih membaca Al Quran pake bhs Indonesia..???
Emang pas mualaf ga belajar bhs gurun dulu yap..??? :lol:
Sekalian sebutkan nama mesjid dan jalannya tempat asal jemaah anda donk.



Salam Poligami...

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 4:24 pm
by yohannes99
Hehehe, kasian kristen dapetnya dari islam yg dongok2 mulu..
Sedangkan islam dapetnya dari kristen yg dari kalangan kaum terpelajar :finga:

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 4:46 pm
by don123
yohannes99 wrote:Hehehe, kasian kristen dapetnya dari islam yg dongok2 mulu..
Sedangkan islam dapetnya dari kristen yg dari kalangan kaum terpelajar :finga:

satu jiwa itu sangat berarti untuk keluar dari islam krn sngat jelas ajarannya menyimpang...

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 7:40 pm
by BlackKnight
Christ_Army wrote:Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal.
poligami wrote:Masa ulamanya udah mualaf masih membaca Al Quran..??? Maksud anda bagaimana..???
Sekalian sebutkan nama mesjid dan jalannya tempat asal jemaah anda.
kayaknya pernah denger nih cerita... yah gitulah nasib apes sang mualaf :rolleyes:

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 7:41 pm
by poligami
yohannes99 wrote:Hehehe, kasian kristen dapetnya dari islam yg dongok2 mulu..
Yg penting hati dan kelakuannya menjadi lebih baik, bagi dirinya sendiri dan bagi sesama manusia.
yohannes99 wrote:Sedangkan islam dapetnya dari kristen yg dari kalangan kaum terpelajar :finga:
Percuma terpelajar TAPI kelakuannya tambah bejad, karena mengikuti sunnah Muhammad aka Awlloh. Salah satu mualaf terpelajar yg gw demen adalah yg dibawah ini: O:)
Image


Wakakak...

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Wed Aug 25, 2010 7:45 pm
by BlackKnight
yohannes99 wrote:Hehehe, kasian kristen dapetnya dari islam yg dongok2 mulu..
Sedangkan islam dapetnya dari kristen yg dari kalangan kaum terpelajar :finga:
contohnya yang kayak gini ya om yo? :butthead:

Image

:rolling: :rolling: :rolling:

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 12:44 am
by kuta bali
Hore ada murtadin lagi, selamat mas dan keluarga akhirnya Tuhan yang benar membimbing anda kejalan yang benar.

Saya agak bingung, apa Anda yang dulu ditangkap itu?

Jangan lupa klik Tell A friend di atas dan kirim ke keluarga dan teman yang muslim ataupun non muslim tentang website ini tanpa diketahui mereka.

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 5:15 am
by Adadeh
Christ_Army wrote:Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal. Sebenarnya, sebelum saya mualaf karena penangkapan dan penuduhan penistaan agama tersebut, sudah banyak pertanyaan dalam hati saya dan akhirnya, setelah penangkapan tersebut, keinginan saya untuk keluar/murtad dari agama sebelum saya, bulat juga.
Selamat murtad, Pak. Terima kasih atas keterangan murtadnya.

Ada yang mengganjal nih. Sama seperti komentar beberapa netter di sini, aku pun ingin tahu apakah bapak adalah ulama yang dulu ditangkap karena membaca Al Qur'an dalam bahasa Indonesia? Kalau bukan, berapa tahunkah Anda menjadi mualaf? Kenapa kok dulu bisa sampai jadi mualaf?

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 7:18 am
by Utbahbinabuwaqqash
Weleh..weleh.. kalo kubaca Christ Army itu lain si ulama mualafe tapi berasal dari sono mungkin jamaah'e
Selamat Murtad

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 7:45 am
by OnLine
BlackKnight wrote:contohnya yang kayak gini ya om yo? :butthead:

Image

:rolling: :rolling: :rolling:
Silau coy giginya Image


Selamat y buat saudara christ...
Image

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 1:37 pm
by Credo Ergo Sum
Christ_Army wrote:Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal. Sebenarnya, sebelum saya mualaf karena penangkapan dan penuduhan penistaan agama tersebut, sudah banyak pertanyaan dalam hati saya dan akhirnya, setelah penangkapan tersebut, keinginan saya untuk keluar/murtad dari agama sebelum saya, bulat juga.
Jama'ah pondok i'tikaf ngaji lelaku pimpinan Mochamad Yusman Roy, mantan petinju yang mengajarkan Shalat Berjama'ah Bilingual di daerah Malang medio 2005. Mengenai keulamaan beliau, saya kira itu sangat relatif kawan. Bagi anda mungkin beliau itu ulama, tapi mayoritas umat Islam tidak menganggap demikian. Beliau juga tidak berpendidikan agama secara memadai. Kalau untuk menjadi pelatih tinju, mungkin lebih tepat.
Christ_Army wrote:Ada beberapa pertanyaan dalam hati saya, antara lain adalah :
1. untuk masuk islam, hanya dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat.
suatu hal yang sangat mudah sekali, yang penting sudah ada saksi segala....
Saya kira mudah atau tidak itu relatif kawan. Toch meski menurut anda mudah, banyak orang yang merasa berat. Itu jika bukan sekedar diucapkan, tapi juga diyakini, dihayati, dan diamalkan.
Christ_Army wrote:2. sehari kita bersembayang sebanyak 5 kali,tetapi ada jam-jam nya.
Buat saya, kenapa jika kita mau menyembah Tuhan kita, harus pada jam-jam tertentu dan ada waktunya. Contoh, jika saya sembayang maghrib, ternyata sudah adzan Isya, kenapa dihitung Isya? apa Tuhan tak mengerti hati manusia? hanya mengerti waktu saja?
Berdo'a dan menyembah Tuhan itu bukan hanya dalam bentuk shalat saja kawan. Silahkan berdo'a, berdzikir, mengaji dan ibadah yang lain. Tidak ada waktu tertentu. Untuk shalat, itu adalah ibadah yang sudah ditentukan waktu dan cara melaksanakannya.
Christ_Army wrote:3. wanita yang (maaf) Menstruasi tidak diperbolehkan sholat.
Ini suatu diskriminasi terhadap kaum perempuan buat saya. Jika saya di pihak perempuan, pastinya ada keinginan untuk beribadah setiap saat tanpa harus bermasalah dengan siklus tiap bulan itu. Jika Tuhan sudah memberikan hal tersebut pada perempuan, harusnya tidak masalah jika mentruasi tetap beribadah.
Well, itu yang akan terjadi jika anda menilai secara negatif kawan. Misalkan, Wanita dilarang berhubungan intim pada saat menstruasi, apa lantas perlu dipertanyakan? Larangan ini sudah ada sejak dulu, sebelum ilmu kedokteran dikenal orang kawan. Wanita boleh beribadah setiap saat kawan, justru mereka mendapat keringanan untuk tidak shalat pada saat menstruasi.
Christ_Army wrote:4. Ber wudhlu sebelum sholat dan jika habis wudhu, tidak boleh dipegang lawan jenis.
Satu hal yang sangat tidak masuk logika. Jika melihat alasannya, supaya suci katanya,bersih. Lha kalo pas sembayang hatinya kotor,apa masih bisa disebut bersih?
Tidak semua ibadah dapat dijelaskan dengan logika kawan. Tidak ada logika yang menyatakan Ibadah hari Minggu lebih baik dari Ibadah hari Rabu. Tapi ya itulah beragama kawan.
Christ_Army wrote:5. tuhan hanya bisa berbahasa Arab
Al'Quran tidak boleh di terjemahkan, karena bahasa arab adalah bahasa surga. Sangat tidak masuk akal juga...masa Tuhan punya keterbatasan dalam memahami sebuah bahasa? bukankah Dia yang Maha segalanya? kenapa hanya karena bahasa saja tidak bisa?
Itulah pertanyaan usang yang menunjukkan betapa "dangkalnya" jalan pikiran anda kawan. Umat Islam boleh berdo'a dengan bahasa apa saja. Di TV para ulama juga berdoa dengan bermacam-macam bahasa. Al Qur'an boleh diterjemahkan. Sudah komplit kawan. Kok anda bilang tidak boleh ya? Aneh bin Ajaib anda ini kawan.
Christ_Army wrote:6. sembayang harus ke arah Mekkah, arah Ka'abah
Saat ibadah haji, ribuan orang ingin mencium sebuah batu hitam yang ada di dalam Ka'abah. Tahukah anda, apakah batu tersebut? itu adalah Berhala tertinggi di jaman Muhammad menaklukkan Mekkah. Dan sekarang ada di Ka'abah dan dicium sebegitu banyak manusia yang beragama Islam. Jika begitu, sama saja kita menyembah berhala dong?
Wah anda sama sekali tak mengerti sejarah Islam kawan. Sangat diragukan kalau anda ini pernah mu'alaf. Pura-pura mu'alaf mungkin sering ya. Menghadap ka'bah itu hanya penyatuan arah saja, bukan berarti menyembah ka'bah. Batu hitam itu sudah ada sejak zaman sebelum Nabi, orang-orang quraisy saja tidak menyembah batu hitam itu, apalagi Nabi.
Christ_Army wrote:semoga sedikit pendapat saya ini dapat membuka mata para saudara2 saya yang masih di sebrang, yang membaca post saya ini...Shalom...Jesus Bless you...
Semoga apa yang saya sampaikan tadi dapat membuka jalan pikiran anda kawan.
Berikut saya kutipkan tentang kasus Mochamad Yusman Roy
CES wrote:Kronologi Mengapa Yusman Roy Ditahan
Penulis: H. Luthfi Bashori (Ketua Komis [ 8/3/2009 ])
Banyak orang salah persepsi terhadap MUI Kabupaten Malang, setelah mengeluarkan fatwa tanggal 21 Januari 2004, atas kesesatan ajaran Yusman Roy. Mereka beranggapan bahwa penahanan Yusman Roy, disebabkan karena tata cara shalat yang menggunakan dua bahasa terkait fatwa tersebut. Sebagian orang, beranggapan bahwa permasalahan Yusman Roy adalah urusan khilafiyah fiqhiyyah (perbedaan dalam masalah fikih). Menurut mereka, MUI tidak mempunyai wewenang menvonis sesat ajaran Yusman Roy, apalagi sampai menahannya.
Agar dipahami oleh masyarakat, bahwa MUI sebagai lembaga, sesuai dengan AD/ART mempunyai kewenangan mengeluarkan fatwa yang bersifat nasehat, sesuai dengan kronologi kasus, disamping pertimbangan syariat. Lantas fatwa tersebut disampaikan kepada pihak-pihak yang dianggap perlu, demi kemaslahatan yang lebih besar.
Dalam kasus Yusman Roy, MUI Kabupaten Malang merespon keresahan dan pengaduan masyarakat terhadap selebaran yang dikeluarkannya. Selebaran Yusman Roy tersebut dinilai memancing keresahan dan amarah masyarakat, karena gegabahnya Yusman Roy dalam menafsirkan ayat Alquran. Hal ini dinilai oleh masyarakat pada umumnya sebagai pelecehan agama. Masyarakat mulai kasak-kusuk untuk menggerebek rumah yang diklaim oleh Yusman Roy sebagai Pondok Pesantren, dengan menggunakan istilah Yayasan Taqwallah.
Dalam selebarannya, Yusman Roy menganggap imam shalat yang tidak menerjemahkan bacaan Quran-nya, sebagaimana cara shalat versi Yusman Roy, dikatakan sebagai imam yang terlaknat. Dalam selebaran itu, Yusman Roy juga mengatakan, "Poro ulama atau Kiyai yang sedang mengimami shalat berjama`ah apabila dengan sengaja tidak mau menerjemahkan bacaan ayat-ayat suci Alquran kedalam bahasa kaumnya, hal itu berarti perbuatan yang menyesatkan para makmumnya yang belum mengerti bahasa Arab ( Muallaf / Moslim yunior ). Perbuatan semacam itu adalah dilaknat."
Padahal realitanya, jutaan umat Islam pernah menjadi imam shalat dengan tidak diterjemahkan, baik menjadi imam shalat dengan jumlah jama`ah yang banyak, seperti shalat Jum`at, maupun jama`ah berjumlah sedikit di rumah-rumah atau bahkan antar dua orang.
Umat Islam yang merasa pernah menjadi imam shalat, terbakar emosi dan kemarahannya, bahkan sebagian mereka mengancam akan berbuat anarkis. Terbukti tatkala pengikut Yusman Roy menyebarkan selebarannya di Masjid Besar Hizbullah Singosari Malang, 11 September 2003, secara spontan beberapa orang jama`ah masjid menangkap penyebarnya hingga memukulnya, yang pada akhirnya diserahkan kepada pihak aparat polsek Kecamatan Singosari.
Belum lagi CD ucapan Yusman Roy yang menggunakan bahasa provokatif, diantaranya, "Dengan tegas saya melaknat para imam-imam shalat, yang dengan sengaja menyembunyikan, atau tidak mau menyertai arti, atau terjemahan dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh makmumnya, yang mengakibatkan makmumnya tersesat,…saya termasuk yang melaknat. Silahkan, saya mau bertanggung jawab bila ada orang yang mempermasalahkan."
Masih dalam CD itu, Yusman Roy juga berkomentar, bahwa orang yang mengatakan, "Tidak sah shalat dengan disertai terjemahan", sebagai orang yang ***** pol (sangat ****). Yusman Roy juga menganggap sesat orang yang tidak mengerti bahasa Arab tetapi shalat dengan imam yang berbahasa Arab. Orang yang shalat hanya memakai bahasa Arab saja, menurutnya, orang ini telah dicontohkan oleh Allah bahwa dia adalah model orang yang dzalim, ***** (****), dan tidak tahu apa-apa.
Arogansi Yusman Roy menjadi bertambah nyata, tatkala dia mendatangi kantor Depag dan MUI pada tanggal 26 Januari 2005, dengan maksud agar dua lembaga tersebut bersedia melegalisir yayasan dan edarannya. Padahal dua lembaga tersebut menilai, yayasan Yusman Roy tidak memenuhi syarat administrasi sebagaimana mestinya. Lantas Yusman Roy mengancam akan membunuh pegawai Depag dan pengurus MUI, sekaligus para penanda tangan fatwa sesat yang dikeluarkan oleh MUI. Peristiwa ini disaksikan oleh aparat kepolisian wilayah Sukun Malang.
Berdasarkan banyak pertimbangan, serta kekhawatiran terjadinya tindakan anarkis dari masyarakat, maka pihak aparat bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Malang, mengambil tindakan pengamanan terhadap Yusman Roy. Terlebih setelah masyarakat Pasuruan turun ke lokasi rumah Yusman Roy di Sumber Waras Lawang Malang, serta berita masyarakat Sukorejo dan Kepanjen, dan beberapa kota lainnya, akan menyusul aksi tersebut. Belum lagi "kasak-kusuk" di kalangan pondok pesantren, yang merasa institusi pondok pesantren telah dilecehkan oleh Yusman Roy, karena mengklaim rumah dan tempat aktifitasnya sebagai pondok pesantren. Apalagi adanya kabar bahwa Yusman Roy memelihara anjing herder di rumahnya. Terbukti majalah Nurani memuat photo Yusman Roy sedang berjabatan tangan dengan anjingnya. Photo ini menyulut kemarahan kalangan pondok pesantren.
Mengenai substansi ajarannya, Yusman Roy mempunyai persepsi bahwa wajib bagi Imam shalat tatkala mengimami shalat, di saat membaca al Fatihah, harus disertai terjemahannya, misalnya: Bismillahir rahmaanir rahiim, Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang; Alhamdu lillaahi rabbil `aalamiin, Segala puji bagai Allah Tuhan sekalian alam. Demikian dan seterusnya, dengan tujuan agar para makmum memahami isi Alquran yang dibacanya.
Dalam tulisannya, Yusman Roy menukil beberapa cuplikan ayat Alquran. Hanya saja bagi orang yang memahami ajaran agama Islam dengan baik, akan mengatakan bahwa ayat yang dinukil tersebut tidak ada relevansinya dengan tata cara shalat yang diajarkannya. Bahkan ia mengatakan bahwa tidak ada satu dalilpun, baik dari Alquran maupun Hadits yang melarang penerjemahan Alquran di dalam shalat. Dengan diterjemahkan justru sangatlah afdal (lebih utama) menurutnya.
Kalau kita jeli dan cerdas dalam memahami Alquran dan Hadits, khususnya di dalam masalah shalat, tentu pemahaman di atas tidak perlu terjadi. Beberapa kitab para ulama salaf telah membahasnya dengan rinci. Dalil-dalilnya pun konkrit, baik dari Alquran maupun Hadits. Diantara kitab-kitab tersebut adalah Kifaayatul Akhyaar (oleh Imam Taqyuddin Abu Bakar Bin Muhammad Al Husaini), An Nafahaat As Shamadiyah (oleh Imam Abdurrahman Mahmud al Juhani ), Shahih Muslim (Imam Muslim), dan kitab-kitab lainnya yang membahas tentang Mubthilaatus Shalaat (Beberapa perkara yang membatalkan shalat). Inti dari kitab-kitab tersebut di atas, menerangkan bahwa cara shalat yang diajarkan oleh Yusman Roy adalah batal alias tidak sah. Shalat yang batal wajib di-qadla (diganti).
Nukilan ringkas hadits Nabi SAW riwayat Imam Muslim adalah sebagai berikut: Dari Zaid bin Arqam ra, beliau berkata, "Dulu kami pernah berbincang-bincang tatkalah shalat, sehingga turun firman Allah ta`ala - Waquumuu lillaahi Qaanitiin – (Shalatlah karena Allah dengan penuh khusyuk), lantas kami diperintah untuk diam dan dilarang berbicara. Bahkan Nabi SAW menegur Mu`awiyah bin Alhakam Assulami yang mendoakan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu) kepada orang yang bersin di dalam shalat, "Sesungguhnya shalat itu tidak boleh sedikitpun dicampuri pembicaraan orang. Sesungguhnya bacaan shalat itu hanyalah tasbiih (subhaanallah), takbiir (Allahu akbar) dan bacaan Alquran". Sedangkan terjemahan bacaan shalat tergolong pembicaraan.
Nabi juga mengajarkan bacaan-bacaan yang menjadi ketentuan bagi pelaksanaan shalat, sekaligus tata cara gerakan serta waktu-waktunya. Hingga beliau perlu menegaskan dengan sabda beliau, "Shalluu kamaa ra-aitumuunii ushallii" (Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat tata caraku dalam shalat). Inilah yang dinamakan amrun tauqiifiy. Maksudnya, ibadah yang langsung diajari dan direkomendasikan oleh Nabi SAW yang tidak bisa ditawar oleh siapapun. Hukumnya wajib diikuti oleh umat, baik faham artinya atau tidak. Untuk memahami bacaan-bacaan yang ada di dalam shalat, umat Islam bisa mempelajarinya di lain waktu di luar shalat.
Di dalam upaya menguatkan opininya, Yusman Roy menukil ayat (yang artinya) "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan". (QS.Annisa – 43).
Yusman Roy salah persepsi pada potongan ayat (yang artinya) "sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan", yang mana menurut pemahamannya harus diterjemahkan. Padahal maksud ayat ini adalah larangan melakukan shalat dalam keadaan mabuk, misalnya karena minum arak. Sebab orang mabuk tidak bisa mengontrol pembicaraan. Bahkan membaca Alquran di saat mabuk bisa merubah bacaan Alquran yang sekaligus juga akan merubah artinya. Padahal memasukkan satu kata dari pembicaraan orang bisa membatalkan shalat, apalagi dengan mengigau saat mabuk. Untuk itulah diturunkan ayat ini.
Ayat berikutnya yang dinukil Yusman Roy adalah (yang artinya), "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka" (QS. Ibrahim – 4).
Ayat ini juga dipelintir dengan gegabah, bahwa tatkala seorang imam memimpin shalat, maka ia harus menerjemahkan dengan bahasa kaum di mana ia hidup. Padahal ayat ini mempunyai arti, bahwa setiap Rasul yang diutus oleh Allah, pastilah menggunakan bahasa kaumnya. Hal ini untuk mempermudah penyampaian syariat Allah. Demikian juga Nabi Muhammad SAW, diutus dengan menggunakan bahasa Arab, sebab beliau hidup di kalangan bangsa Arab. Maka dengan sendirinya, bahasa Arab menjadi bahasa agama Islam. Setiap muslim wajib menguasai bahasa Arab, minimal sebatas yang dipergunakan sebagai ibadah wajib yang tidak bisa ditawar. Seperti pelaksanan ibadah shalat yang sifatnya tauqiify (dogmatis).
Sudah menjadi pengertian umum, bahwa setiap bahasa yang berkembang di dunia ini mempunyai ciri khas masing-masing. Para pakar bahasa pasti mengatakan tidak akan mungkin menerjemahkan suatu bahasa tepat seperti aslinya baik secara gramatikal, dialek, sastra, keindahan susunan, dan lain sebagainya. Khusus dalam Alquran, terdapat rahasia i`jaaz lughawi (mukjizat bahasa) yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang menguasai sastra Arab yang bernilai tinggi.
QS Ibrahim – 4 di atas, sama sekali tidak ada keterkaitannya dengan masalah tata cara shalat yang difahami Yusman Roy. Apalagi dengan nukilan ayat berikut yang artinya, "Dan jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab, tentulah mereka (orang kafir Quraisy) mengatakan: mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya (dengan bahas Arab yang kami fahami) ? Apakah (patut Alquran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?"
Yusman Roy menandaskan, bahwa maksud dari "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? adalah `kok tidak disertai terjemahan bahasa kaum?`
Ayat ini bukanlah perintah untuk menerjemahkan bacaan Alquran di dalam shalat. Tapi menerangkan bahwa intrik-intrik orang kafir Quraisy, selalu mencari dalil, agar mereka bisa menjatuhkan Islam dan Nabi Muhammad SAW, dengan pernyataan-pernyataan konyol dalam menolak Alquran. Untuk itulah Allah menceritakan, "Andaikata Alquran ini diturunkan dalam bahasa `Ajam (non-Arab), pasti orang kafir Quraisy akan berkomentar "kami tidak faham". Namun kenyataannya Allah menurunkan Alquran dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan bagi orang kafir Quraisy untuk menolaknya.
Sebagian kalangan berpendapat, permasalahan ini merupakan khilafiyah fiqhiyyah (perbedaan dalam masalah fiqih). Imam Abu Hanifah, menurut hasil kajian mereka, memperbolehkan orang shalat untuk membaca Al Fatihah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persia, baik orang tersebut cakap membaca Alquran atau tidak. Padahal Imam Abu Hanifah sendiri, sebenarnya telah merujuk (mencabut) pendapatnya tentang sahnya shalat dengan bahasa Persia, bagi orang yang bisa berbahasa Arab. Imam Abu Hanifah tidak menggunakan lagi pendapat tersebut, karena yang diperintahkan adalah membaca teks Alquran, sesuai dengan firman Allah SWT (yang artinya) : "Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Alquran". Rujuk Abu Hanifah ini bisa dilihat di Kitab at Taqrir wa at Tahbir, karangan Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Sulaiman bin Umar bin Muhammad (825-879H), juz 2 / hal 283-285, cetakan Darul Fikr Beirut Lebanon, 1996. Juga di Kitab al Fiqhu al Islami wa Adillatuh, karya Dr. Wahbah az Zuhaily (Syria), Juz I / hal 255.
Berkaitan dengan landasan syar`i di atas, dengan didukung oleh ayat-ayat Alquran dan hadits yang berhubungan dengan masalah ini, serta pengaduan tentang keresahan masyarakat, maka pada tanggal 21 Januari 2004, MUI Kabupaten Malang mengeluarkan Keputusan Fatwa yang salah satu bunyinya (Pasal I) : Ajaran yang disebarkan oleh KH. Moch. Yusman Roy melalui dua selebaran yang dibagikan kepada jama`ah Jum`at di beberapa masjid di kecamatan Lawang dan Singosari yang berjudul "Kita Sudah Merdeka" dan "Cara Shalat dan Mengimami Shalat Berjama`ah yang Afdhol", adalah sesat dan menyesatkan ummat Islam dan merusak syariat Islam yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Yusman Roy sebenarnya telah mengirim surat resmi permintaan maaf kepada MUI, dan MUI menerima permintaan maaf itu. Namun, ternyata dia masih terus menyebarkan selebaran dan CD, yang isinya pelaknatan terhadap imam shalat yang tidak menerjemahkan bacaan shalatnya. Bahkan klimaksnya adalah tampilnya Yusman Roy dalam dialog yang diadakan di IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan tampilnya di media elektronik, serta diekspos oleh media massa secara besar-besaran, termasuk oleh Radio BBC. Tidak menutup kemungkinan, adanya pihak ketiga terobsesi oleh kasus Aminah Wadud, seorang imam wanita shalat Jum`at di gereja dari kalangan kelompok liberal di Amerika, yang berusaha mencuatkan kasus ini. Dalam gugatan resmi pihak Yusman Roy yang diajukan ke Pengadilan Negeri Kabupaten Malang, tertera rincian pengeluaran dana untuk selebaran dan kaset CD yang dia sebarkan, senilai Rp 1 Milyar. Padahal menurut pengakuan Yusman Roy kepada kalangan pers, dia seorang pengangguran. Dengan demikian, timbullah asumsi masyarakat yang mengindikasikan ada pihak ketiga di balik kasus ini.
Maka sesuai tugas dan wewenangnya, sudah tepat tindakan MUI Kabupaten Malang mengeluarkan fatwa kesesatan ajaran Yusman Roy. Fatwa MUI Kabupaten Malang, ini juga telah dikuatkan oleh fatwa MUI Propinsi Jatim, dan fatwa MUI Pusat. Bahkan banyak sekali ormas serta kalangan pergerakan Islam yang mendukung fatwa tersebut. Diantaranya Hizbut Tahrir Indonesia, FPI Jatim, MMI, FPIS Surakarta, FSPS (Forum Silaturahmi Peduli Syariat), Haiah as Shofwah, Hidayatullah, PBB Jatim, PKS, TPM (Tim Pengacara Muslim) Pusat, TPBB (Tim Pengacara Bom Bali), Tim Pengacara dari Kosgoro, NU Kabupaten Malang, Muhammadiyah Malang, Persatuan Pengacara se-Surabaya, LBH UMM, kalangan habaib, pondok-pondok pesantren, dan masih banyak ormas-ormas lainnya. Tak kalah banyaknya juga dukungan yang bersifat perorangan. Dukungan mereka ini disampaikan baik via telepon, SMS, tanda tangan, serta pernyataan sikap, baik secara lisan maupun tulisan, kepada pengurus MUI Kabupaten Malang.
Ditahannya Yusman Roy sejak hari Jum`at tanggal 6 Mei 2005, pada dasarnya adalah akibat ulah provokasinya. Bahasa yang digunakan Yusman Roy menimbulkan kemarahan masyarakat yang menjurus ke tindakan anarkis. Karena itulah aparat sesuai dengan kewenangannya, mengambil langkah pengamanan terhadap Yusman Roy, sekaligus demi keamanan wilayah Malang, agar tidak terjadi peristiwa SARA sebagaimana yang terjadi di Poso.
Maka pada pagi hari Jumat, sebelum penahanan Yusman Roy, sekitar 30 orang berkumpul di Pendopo Kabupaten Malang. Mereka berasal dari berbagai instansi, mulai dari Muspida Kabupaten Malang, Tokoh Agama, KOMINDA, badan legislatif, dan MUI sendiri. Semua yang hadir dalam rapat koordinasi itu menyatakan bahwa apa yang diajarkan Yusman Roy bisa meresahkan masyarakat, bahkan bisa menjurus ke tindak kerusuhan massal. Pada hari itu juga, keluar keputusan Bupati Malang untuk menghentikan kegiatan "Pondok" I`tikaf Ngaji Lelaku pimpinan Yusman Roy.
Perlu dipahami oleh masyarakat, kasus Yusman Roy, mulai sejak awal, tidak terkait dengan kepentingan politik apapun termasuk Pilkada. MUI adalah lembaga keagamaan yang mengurusi keummatan. Dalam aktifitas maupun fatwanya, tidak mempunyai tendensi politik apapun, apalagi memanfaatkan situasi politik yang berkembang. Kasus ini murni urusan ketersinggungan ummat Islam atas provokasi Yusman Roy.
Meskipun kasus Yusman Roy sudah menasional, bahkan sudah go-internasional, namun MUI Kabupaten Malang sedapat mungkin akan menyelesaikan perkara ini secara lokal. Sebab tujuan MUI tiada lain hanyalah untuk kemaslahatan mayoritas ummat, dan kepentingan yang lebih besar. Adapun banyaknya dukungan para relawan, khususnya dari kalangan pengacara, akan di-follow up-i oleh MUI Kabupaten Malang, jika memang suatu saat dibutuhkan.
Salam AMH

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 4:34 pm
by dhiky
[/quote]
Credo Ergo Sum wrote:Well, itu yang akan terjadi jika anda menilai secara negatif kawan. Misalkan, Wanita dilarang berhubungan intim pada saat menstruasi, apa lantas perlu dipertanyakan? Larangan ini sudah ada sejak dulu, sebelum ilmu kedokteran dikenal orang kawan. Wanita boleh beribadah setiap saat kawan, justru mereka mendapat keringanan untuk tidak shalat pada saat menstruasi.]
Saat mens tidak boleh berhubungan intim, jgn dibandingkan dengan tidak boleh berdoa, terlalu ga nyambung kawan...tidak relevan,
Mendapat keringanan utk tidak shalat ?, jadi menurut anda shalat itu memberatkan atau memberikan hiburan rohani ??

[/quote]
Credo Ergo Sum wrote:Itulah pertanyaan usang yang menunjukkan betapa "dangkalnya" jalan pikiran anda kawan. Umat Islam boleh berdo'a dengan bahasa apa saja. Di TV para ulama juga berdoa dengan bermacam-macam bahasa. Al Qur'an boleh diterjemahkan. Sudah komplit kawan. Kok anda bilang tidak boleh ya? Aneh bin Ajaib anda ini kawan.
Kalo gitu, kenapa masih banyak doa yang diucapkan dengan bahasa arab dibumi Indonesia?. rasanya ga pernah di masjid atau pun diluar mesjid muslim berdoa tanpa ada bahasa arab. padahal mayoritas nggak ngerti artinya, ini realitasnya bung.ga bisa dipungkiri

[/quote]
Credo Ergo Sum wrote:Wah anda sama sekali tak mengerti sejarah Islam kawan. Sangat diragukan kalau anda ini pernah mu'alaf. Pura-pura mu'alaf mungkin sering ya. Menghadap ka'bah itu hanya penyatuan arah saja, bukan berarti menyembah ka'bah. Batu hitam itu sudah ada sejak zaman sebelum Nabi, orang-orang quraisy saja tidak menyembah batu hitam itu, apalagi Nabi.
Penyatuan arah..., kalo umat lain berdoa menghadap patung dianggap menyembah berhala, padahal alasan merekapun untuk mengarahkan fokus saja,apa hal ini bisa diterima umat muslim ? ,kalo "HANYA penyatuan arah saja" ( itu bahasa anda lho..) berarti apa begitu pentingnya sampe2 MUI mengkoreksi arah kiblat ?, Masalah batu hitam coba anda pelajari lagi, anda muslim jangan mengecilkan arti batu hitam dalam agama islam lho...

[/quote]
Credo Ergo Sum wrote:Semoga apa yang saya sampaikan tadi dapat membuka jalan pikiran anda kawan.
setuju, biarkan forum ini menjadi ajang pendalaman , jujur dan tidak perlu caci maki. ok kawan..?

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Thu Aug 26, 2010 7:50 pm
by AkalSehat
selamat !
membaca alquran pake bahasa indonsia aja dibilang penistaan agama memang islam itu agama BUDAYA ARAB
CULTURE ARAB
BERPAKAIAN ARAB
BERSIKAP SEPERTI ARAB
SETOR DUIT KE ARAB
NYEMBAH BERHALANYA ARAB

gak cocok buat orang yang punya otak dan hati nurani selamat ya bro semoga tenang sama Tuhannya sekarang yang penuh kasih :turban:

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Fri Aug 27, 2010 1:05 pm
by samurai212
Christ_Army wrote:5. tuhan hanya bisa berbahasa Arab
Al'Quran tidak boleh di terjemahkan, karena bahasa arab adalah bahasa surga. Sangat tidak masuk akal juga...masa Tuhan punya keterbatasan dalam memahami sebuah bahasa? bukankah Dia yang Maha segalanya? kenapa hanya karena bahasa saja tidak bisa?
Credo Ergo Sum wrote: Itulah pertanyaan usang yang menunjukkan betapa "dangkalnya" jalan pikiran anda kawan. Umat Islam boleh berdo'a dengan bahasa apa saja. Di TV para ulama juga berdoa dengan bermacam-macam bahasa. Al Qur'an boleh diterjemahkan. Sudah komplit kawan. Kok anda bilang tidak boleh ya? Aneh bin Ajaib anda ini kawan.
Halo kawan Credo Ergo Sum. SElamat datang kembali. Saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Mudah2an amal ibadah anda tidak menjadi kesia2an belaka......

Tulisan anda sgt menarik sekali. Saya punya pengalaman menarik tentang ini. Saya sempet punya bbrp orang Islam yg berasal dari middle east atau afrika utara (maroko, aljazair, tunisia, dsb).
Rata2 mereka tahu kalau umumnya orang Indonesia tidak memahami bahasa arab. Suatu kali mereka pernah bertanya apakah umumnya kita shalatnya pake bahasa arab (Bacaan dalam shalatnya pake arab) ? Saya pun jawab iya. Kemudian mereka nyuruh saya baca doa Iftitah buat ngecek bener enggaknya. Saya pun terus baca doa iftitah. Mereka pun nanya lagi apa saya bisa ngerti bahasa arab? Saya bilang jujur enggak.

Ini dia sumber kebingungan mereka. Mereka yg fasih berbahasa arab gak habis pikir dg orang indonesia yg tetep shalat meskipun umumnya mereka tidak ngerti apa yg dibacanya. Tapi terus saya ngeles, meskipun saya gak bisa bahasa arab, saya hapalin artinya jadinya pas mulut baca bacaan shalat dlm bahasa arab, hati saya ngikutin dg maknanya dalam bahasa Indonesia yg menurut saya justru akan meningkatkan kekhusukan saya dalam shalat. Mereka pun akhirnya relatif bisa memahaminya.

Masalahnya, saya tahu banyak orang Indonesia yg tetep shalat meskipun mereka gak tahu apa makna bacaan shalat itu sendiri.
Apakah ini enggak aneh ? Shalat itu salah satu tiang agama (Rukun kedua dalam rukun Islam), dan didesign sbg alat komunikasi dg Allah. Sekarang gimana kita bisa berkomunikasi dg baik kalo misalnya kita sendiri gak tahu apa maksudnya bacaan yg kita baca pas shalat.

Imam Ghazali dalm bukunya Tanbihul Ghafilin (Peringatan Buat yg Lupa) menulis orang yg shalat tanpa mengetahui maknanya adalah bagaikan orang yg gila. Nah berarti ratusan juta orang muslim Indonesia dan Malaysia yg tetep shalat tapi tidak tahu artinya bacaan shalatnya dianggap orang gila oleh Imam Ghazali.

Kembali ke argument anda, kawan. Emang betul kalo berdoa itu bisa dalam bahasa apa ajah, tapi kalo misalnya ada orang shalat pake bahasa Indonesia apakah orang itu bisa dianggap muslim ? Terus kalo misalnya ada orang cuman berdoa ajah (dlm bahasa Indonesia) tapi dia gak pernah shalat apakah anda akan menganggapnya sbg muslim ?

Kawan, sayangnya argumen anda terlalu lemah. Mau ribuan kali berdoa, tapi kalo tidak shalat, nilainya ya tetep dianggap nol besar. Kalau anda benar2 seorang ustadz, anda pasti bakalan tahu ngajarin anak kecil shalat dalam bahasa arab ajah susahnya minta ampun. dan umumnya kalo anak2 kecil itu gak masuk pesantren, mayoritas dari mereka tidak akan pernah tahu apa makna bacaan yg selalu mereka baca pas shalat, dengan kata lain mereka akan tetap dalam "kegilaan" berdasarkan pendapat Imam Ghazali......

Mohon pendapat Anda....

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Fri Aug 27, 2010 4:30 pm
by Christ_Army
@ All : wah saya jadi bingung bagaimana membalasnya...karena terlalu banyak....yah buat saudara2 seiman, terimakasih atas dukungannya

terus ada yang bertanya juga darimana asal saya, itu tadi sudah terjawabkan ya...dari ustad Yusaman Roy...:)

@sodara yang gak setuju : maaf saya lupa nama anda dan tidak quote, mungkin terlalu panjang. Awalnya saya berpikir begitu, tetapi kemudian saya membandingankan dengan kitab suci dimana saya dan keluarga saya sudah yakini,bahwasanya, Tuhan yang Maha segalanya, tidak pernah membatasi manusia. Beliau menciptakan manusia dengan SEMPURNA, inget SEMPURNA. Jadi Tuhan membuat manusia lebih dari makhluk2 lain. Jadi jika wanita mens, atau beribadah dengan bahasa tertentu, seharusnya Tuhan tidak mempermasalahkan? bukan kah begitu? masalah shalat,dzikir,dll, MENURUT SAYA, itupun masih harus dilakukan dengan BAHASA yang DIMENGERTI oleh Tuhan,Arab. Dan sangat jauh berbeda dengan agama yang sekarang saya peluk, dengan bahasa apapun kita bisa, karena Tuhan saya adalah TUHAN YANG MAHA SEGALANYA...DIA BENAR2 TUHAN...

jadi, semua itu keputusan saya dan itu pendapat pribadi saya. terserah jika ada yang masih seorang pemeluk agama tersebut tidak setuju, tetapi itulah yang bisa kita lihat secara umum. Oh iya, mengenai batu hitam di Ka'abah, pernah saya tanya kepada seorang ustad yang lebih pintar, dan dia tak bisa menjawab, sampai akhirnya menjawab "JANGAN PERTANYAKAN ISLAM,KARENA ITULAH AGAMA DARI ALLAH!". Buat saya itu bukan sebuah agama tetapi sebuah doktrin atau mungkin sebuah budaya?

terimakasih..SAlam...

Re: kenapa akhirnya saya murtad?

Posted: Fri Aug 27, 2010 7:25 pm
by Alexie Rose
Christ_Army wrote:Dulunya saya jemaah di sebuah masjid di daerah Malang jawa timur. Jika anda tahu, ada seorang ulama yang mualaf ditangkap karena di duga penistaan agama karena membaca Al'Quran dengan bahasa Indonesia, yah di sanalah dulu saya berasal. Sebenarnya, sebelum saya mualaf karena penangkapan dan penuduhan penistaan agama tersebut, sudah banyak pertanyaan dalam hati saya dan akhirnya, setelah penangkapan tersebut, keinginan saya untuk keluar/murtad dari agama sebelum saya, bulat juga.
Selamat yah =D> Tetep semangat mengatakan tentang kebenaran yang sudah anda dapatkan, walaupun jalannya mungkin harus berliku.