(1) waaaahhhhh....ternyata sampiyan lebih mulia daripada auwlohtaksanggup wrote: Berdasarkan pengetahuan yang saya pelajari makna Kafir ialah INGKAR, penting untuk dipahami bahwa saya tidak pernah menjuluki seseorang yang tidak beragama islam ialah Kafir, karena makna yang saya dapatkan selama ini, Kafir dalam bahasa indonesia ialah Ingkar. Jadi siapapun orang yang melakukan keingkaran oleh hukum AlQur'an (bukan oleh saya) tergolong pada golongan Kafir / Kafirun. Jadi tidak terbesit sedikitpun dalam hati, sekarang saya sedang berdiskusi dengan seorang yang Kafir menurut HUKUM. Tapi saya sedang berdiskusi dengan sesama Manusia yang merupakan mahluk milik Tuhan.
karena auwloh melalui qur'an membagi manusia menjadi mukmin dan kafir
jadi auwloh qur'an menyatakan diri sebagai "gila disembah, diimani"
(2) sementara sampiyan lebih waras daripada auwloh
karena sampiyan melihat manusia sesuai keluhuran kodratnya
sebagai ciptaan Tuhan
(3) sampiyan ngomong tanpa dasartaksanggup wrote: Dan Perlu dipahami pula, kalau saya tidak pernah mengaku saya ini seorang yang MUSLIM, karena berdasarkan pengetahuan yang saya pelajari, sebutan itu akan di dapat setelah seseorang (yang banyak melakukan Amal Shaleh selama hidupnya) meninggal dunia. Jadi jika selama ini banyak orang yang mengaku-ngaku ISLAM, itu baru sebatas ucapan saja, karena penilaian Akhir mah setelah akhir hidup di dunia ini, ini berlaku bagi siapapun bagi penganut agama apapun dengan kata lain berlaku untuk seluruh manusia di dunia ini.
quran sendiri menyatakan bahwa muslim adalah
"bagaimana orang hidup" bukan "bagaimana orang mati"
quran berkata "...wala yumuutuna illa wa antum muslimuuna" (QS 3:102)
hiduplah secara muslim hingga engkau mati
(4) sampiyan orang BERHUKUM (hidup menurut hukum)?taksanggup wrote: Jangankan orang lain, saya saja jika sedang melakukan keingkaran berdasarkan sebutan hukum, akan digolongkan pada golongan kafir.
ataukah sampiyan "di atas" hukum (bukan di luar hukum lho)
secara sederhana "maukah sampiyan makan babi bersama saya?"
(5) haaa.....manusia bersifat ingkar?taksanggup wrote: Penjelasan "Kafir" di sini lebih pas dijelaskan dalam hubungannya dengan SIFAT, yaitu SIFAT KAFIR atau SIFAT INGKAR (Maksudnya supaya bisa lebih dimengerti). Sifat Ingkar ialah sifat yang menyertai mahluk milik Tuhan (contoh yang disertai sifat Ingkar yaitu manusia), dimana manusia yang disertai Sifat Ingkar tersebut melakukan keingkaran, maka tergolong Kafir.
memangnya sejak awal manusia diciptakan tidak sempurna
dengan sifat ingkar di dalam dirinya?
mmm......artinya auwloh gagal menciptakan manusia
dalam bentuk sebaik-baiknya?
lah kok kontradiksi dengan at-tiin ayat 4 dong.
(6) itu sampiyan yang ngomong,taksanggup wrote: (Apakah disitu disebut soal agama yang dianut / keyakinan yang dianut seseorang tersebut? jawabannya TIDAK).
bukan muhammad ibn abdullah ibn abdul muthalib
dia ni maksa bangeetssss minta diakui jadi nabi cuma dari dongengannya
"lu ngakuin gue jadi nabi atau (kalau lo ingkar) lo sesat (fasiq)...."
QS 2:99. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
(7) terjemahan (pengertian) sampiyab nggak nyambungtaksanggup wrote: Seperti pada ayat berikut:[2:39]:"waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa ulaa-ika ash-haabunnaari hum fiihaa khaaliduuna"
Sifat orang-orang, kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Dari ayat di atas dikatakan "Sifat Orang-orang" koma "Kafir", jadi kata kuncinya "Sifat Kafir"(yang menyertai orang-orang). Saya tanya lagi "apakah disitu disebut soal agama yang dianut oleh orang-orang yang tulis di ayat itu?" jawabannya TIDAK. Ayat tersebut berlaku Umum, siapa saja yang dijadikan Tuhan sebagai Orang/Manusia, disebut oleh ayat tersebut.
masa siiih "sifat" masuk neraka?
bukannya orangnya yang masuk neraka?
terjemahan depag sudah pas kok "Adapun orang-orang yang kafir..."
(8) yakin sudah benar?taksanggup wrote: Semua tulisan di atas, dikatakan "berdasarkan pengetahuan yang saya pelajari", bukan "menurut pendapat saya". Saya pelajari kata demi kata, tidak terburu-buru mempelajari "ingin langsung selesai satu Al Qur'an dalam waktu singkat". Karena ada ke khawatiran jika terburu-buru dalam meneliti akan banyak sekali yang terlewat. Prinsip yang saya pakai "Biar lambat yang penting selamat" meskipun mungkin saja "Biar Cepat yang penting Selamat ".
(9) masa siiiiihhhhhhh?taksanggup wrote: Dalam keterangan Al Qur'an sering disebutkan "Hai Orang-orang yang beriman", apakah disitu ditujukan untuk penganut agama tertentu? jawabannya TIDAK, ayat yang berisi demikian ditujukan untuk orang-orang yang beriman, bukan untuk orang-orang yang tidak beriman, jadi siapapun orangnya, bagaimanapun keyakinannya, "Yang beriman"- disebut oleh ayat itu. Dan yang tidak beriman tidak perlu menmperhatikan ayat itu.
bukannya mengacu "beriman kepada muhammad ibn abdullah ibn abdul muthalib"?
yang lainnya kafir, musyrik (ini menurut qur'an lho)
QS 5:57. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.
QS 5:51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); ...
QS 9:28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis[634], maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam[635] sesudah tahun ini[636].
QS 2:104. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih[80].
QS 3:100. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.