pausang wrote:
Secara singkat saya sampaikan bahwa berdasarkan asababun nuzul, terjemah, tafsir dan penjelasan yang saya baca bahwa Allah yang berfirman..
(1) selamat muncul kembali
(2) at tahrim ayat 1
benarkah sampiyan sudah membaca asbabun nuzulnya?
hal mana yang benar diharamkan oleh muhammad
(a) minum madu atau
(b) menyetubuhi perempuan muda cantik bernama mariyah al qibtiyah
(3) manakah yang lebih menimbulkan skandal dan AIB,
(a) madu atau (b) seks curi-curi?
Pooya/Ali Commentary 66:1
As a preface to this surah refer to and study carefully the commentary of Ahzab : 28 to 32, 33, 34, 35 on pages 897 to 908 in which the character pattern of the two wives referred to in this surah, A-isha and Hafsa, has been discussed in the light of the traditions reported by Bukhari and other well known Muslim scholars.
The Holy Prophet used to drink a glass of honey-syrup whenever he visited the apartment of Zaynab. A-isha and Hafsa became resentful, and A-isha devised a plot. Knowing the Holy Prophet's dislike of unpleasant smells she held her nose when he came to her apartment after drinking a glass of honey-syrup prepared by Zaynab, and accused him of having eaten the produce of a very ill-smelling tree. When she accused him of having eaten maghafir (a nauseating herb) the Holy Prophet said that he had taken only honey. She said: "The bees had fed on maghafir." When he visited Hafsa she also acted just like A-isha. Displeased with their obnoxious behaviour the Holy Prophet vowed not to eat honey any more. This is recorded by Bukhari in his commentary on Tahrim, in his Sahih, Vol. 3, p. 136.
In the same place are recorded several traditions as related by Umar bin Khattab stating that the two women, A-isha and Hafsa were insolent and haughty towards the Holy Prophet.
On a day assigned to Hafsa, when she was not found in her apartment as she went to her parent's house, the Holy Prophet spent the night with Marya, the coptic girl, presented to him by the ruler of Egypt, who became the mother of his son, Ibrahim. To calm the quarrelsome bad temper of Hafsa he vowed that he would have no more to do with Marya.
The wives of the Holy Prophet were expected to show a higher standard in behaviour, as they were in the company of the superior most teacher of manners, social behaviour and etiquette.
pausang wrote:
Jika Anda memang sudah membaca tafsirnya, tentu Anda juga membacanya. Kecuali jika Anda pelit bagi2 ilmu di sini atau Anda sengaja menyembunyikannya....
(4) at tahrim ayat 5
benarkah auwloh sendiri yang berfirman?
apakah itu bukan perkataan umar ibn khattab?
http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Taf ... uratKe=66
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tahriim 5
عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا (5)
Ayat ini berisi ancaman dari Allah SWT terhadap istri-istri yang menyakiti hati Nabi saw bahwa jika Nabi saw menceraikan istri-istrinya itu, boleh jadi Allah menggantinya dengan istri-istri baru yang lebih baik dari mereka, baik keislamannya maupun keimanannya. Istri-istri yang tekun kepada ibadat, bertobat kepada Allah, patuh kepada perintah-perintah Rasul, yang sebagian janda dan sebagian yang lain masih perawan.
Diriwayatkan dari Anas R.A.
dari Umar R.A. ia berkata: Telah sampai kepadaku bahwa sebagian istri-istri Nabi bersikap keras kepada Nabi dan menyakiti hati beliau. Maka saya selidiki hal ini. Saya menasihatinya satu persatu dan melarangnya menyakiti hati Nabi SAW.,
saya berkata: "Jika kalian tetap tidak mau taat maka boleh jadi Allah memberikan kepada Nabi, istri-istri baru yang lebih baik dari kalian. Dan setelah saya menemui Zaenab ia berkata: Wahai Ibnu Khattab! Apakah tidak ada Rasulullah usaha untuk menasihati istri-istrinya? Maka nasihatilah mereka itu sampai mereka itu, tidak diceraikan,
maka turunlah ayat ini.
pausang wrote:
Kan sudah jelas:
QS At Tahrim
1. Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Nabi = Nabi Muhammad
kamu = Nabi Muhammad
Allah = Tuhannya Nabi Muhammad
(5) trus siapa dong yang ngomong di ayat (1) itu?
benarkah auwloh menyapa muhammad dengan kata "Nabi"?
(6) dari sisi bahasa,
bila itu adalah percakapan langsung dari auwloh dengan muhammad
maka penggunaan kata "Allah" tidaklah tepat
dimana seharusnya menggunakan kata "Aku" atau "Kami"
bandingkan at tahrim ayat 1 dengan al baqarah ayat 30
dimana Allah menggunakan kata "Aku" sebagai kata ganti (dhomir)
atau pada Shaad ayat 26 dengan kata "Kami"
bukan dengan kata "Allah" (66:1) atau "Tuhannya" (66:5)
QS2: 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
QS 38:26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil
pausang wrote:
5. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Masih terkait dengan ayat sebelumnya...yaitu ditujukan untuk istri2 Nabi.
kamu = istri2 Nabi
nya = Nabi Muhammad
Jadi, Tuhannya = Tuhan yang disembah dan menjadi Pelindung Nabi Muhammad = Allah.
Semoga sudah jelas....
(7) trus siapa yang ngomong memberi tahu istri muhammad (hafsa dan aisyah)
tentang ancaman "akan diceraikan" dari auwloh itu?
auwloh sendiri atau syaithon?
istri nabi menerima wahyu? ASBUN SAMPIYAN
pausang wrote:
Bener nih sudah menguak wajah Islam sesungguhnya???Jika memang anda sudah membaca tafsirnya, silahkan dicopas di sini agar yang lain juga tahu...
(8) kalau sampiyan jujur
saya yakin kok sampiyan akan murtad
pausang wrote:
Maaf kalo anak yang masih kecil ini ikut2an diskusi...tidak dilarang bukan????Semoga saja tidak...
(9) mangnya postingan yang begituan, yang sampiyan tampilkan
sudah melalui proses belajar asbabun nuzul, tafsir dst-dst?