Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Kumpulan semua pengakuan murtadin situs ini, FFIndonesia, yang meninggalkan Islam.
suara_hati
Posts: 199
Joined: Fri Feb 01, 2008 11:13 pm

Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by suara_hati »

Sudah lama saya nurutin nurani dan pikiran saya pribadi, karena itu saya menjadi murtad.

Cerita Nabi Ibrahim yang mengurbankan anaknya untuk memenuhi perintah Allah sungguh absurd bagi nurani dan pikiran saya.

Nurani saya bicara seorang ayah akan lebih memilih mengorbankan dirinya sendiri untuk anaknya daripada harus mengorbankan anaknya. Hanya seorang ayah yang egois dan keji yang mau melakukan itu, apapun alasannya.

Nurani saya bicara Tuhan yang memberikan ujian “ketaatan” bagi seorang ayah dengan perintah supaya ayah itu membunuh anaknya sendiri adalah Tuhan yang sangat egois, keji, tidak konsisten dan tidak bermoral. Bukankan Tuhan maha tahu? Seandainya Tuhan tahu apapun yang ada dalam hati manusia, mengapa memberikan ujian semacam itu? Bukankah Tuhan membenci pembunuhan dan membenci manusia yang melakukan tindakan ini atas nama-Nya? Tetapi mengapa Tuhan justru memberi perintah membunuh?

[Tuhan]: “Kalau kau taat dan cinta padaKu, maka korbankanlah anakmu untukku?”

[Nuraniku]: ”Saya taat dan cinta pada-Mu, tetapi saya juga mencintai anakku. Cintaku padaMu tidak untuk dibandingkan dengan cintaku pada anakku. Saya sangat mencintaiMu dan juga sangat mencintai anakku. Saya juga sangat mencintai istriku dan orang lain. Kalau istriku meminta saya membunuh orang lain untuk membuktikan cintaku padanya, saya tentu tidak akan mau. Saya bilang permintaan istri saya itu sangat kejam. Saya tidak perlu mengorbankan orang lain atau melakukan perbuatan keji apapun untuk menunjukkan cintaku pada istriku. PermintaanMu supaya saya membunuh anak saya juga sangat kejam dan tidak bijaksana. Tidak mungkin bagiku membunuh anakku untuk menunjukkan ketaatan dan cintaku padaMu. Sungguh sangat keji dan egoisnya saya kalau mau melakukan itu? Bukankah Engkau maha tahu apa yang ada dalam hatiKu. Bukankah Engkau bilang membunuh itu perbuatan yang Engkau benci? Mengapa Engkau memberi ujian seperti ini? Kalau Engkau memaksa, daripada saya harus mengorbankan anakku dan demi menunjukkan cinta dan ketaatanKu padamu, saya rela mengorbankan nyawaKu sendiri untukMu. Tapi jangan Engkau suruh saya melakukan perbuataan yang sangat keji yang Engkau sendiri membencinya”.

Nurani saya bicara bahwa cerita pengurbanan Nabi Ibrahim atas anaknya adalah ajaran tidak bermoral, baik itu benar terjadi maupun hanya cerita kiasan. Tidak ada sikap bermoral yang ditunjukkan dalam cerita itu. Yang ada hanya “kepatuhan total” yang buta nurani dan akal.

Kepatuhan total inilah bagian dari iman. Iman adalah meyakini sesuatu tanpa perlu bukti. Se-absurd apapun bagi nurani dan akal kita, iman kita mengharuskan untuk secara total meyakini kebenarannya.

Ada yang mengatakan “Dalam iman jangan menggunakan akal karena kalau kamu melakukannya kamu akan jadi ateis”. Apakah dengan demikian Akal dan Iman bertolak belakang? Seperti yang saya pahami iman adalah percaya sesuatu tanpa bukti, tanpa kita mengetahuinya. Konsep surga dan neraka adalah salah satu contohnya. Ini diluar akal manusia. Tapi kita percaya. Ini Iman. Apakah dengan begitu kita percaya saja tanpa lagi perlu berpikir? Saya yakin bahwa banyak hal di dunia yang tidak terjangkau akal manusia. Tapi apakah ini kemudian juga berarti bahwa hal-hal yang bisa kita cerna dengan akal terus kita abaikan hanya karena Iman?

Menurut saya, begitu para pengikut itu percaya hal-hal absurd yang disampaikan pemimpinnya berdasarkan iman tadi, maka apapun yang disampaikan pemimpinnya dipercayai kebenarannya. Jadi tidak heran kalau misalnya orang yang mengaku utusan Tuhan bilang bahwa dia mendapatkan perintah Tuhan untuk menikahi anak pengikutnya yang masih kecil, pengikutnya akan dengan senang hati menerima keputusan itu. Atau kalau dia minta mereka membunuh orang yang dianggap pemimpinnya melawan perintah Tuhannya, pengikutnya akan dengan senang hati melakukanya karena merasa bahwa dengan menuruti perintah itu dia akan mendapat pahala di surga. Bahkan untuk bunuh diri sekalipun. Absurd, tapi tetap percaya. Akal dan dan nuraninya mati.
User avatar
JC_Lover
Posts: 338
Joined: Sat Jan 19, 2008 5:30 pm

Post by JC_Lover »

Apakah hanya kisah Nabi Ibrahim saja yang pada akhirnya membuat anda murtad?
suara_hati
Posts: 199
Joined: Fri Feb 01, 2008 11:13 pm

Post by suara_hati »

Banyak faktor yang membuat saya murtad. Kisah Nabi Ibrahim adalah pemicu awal keraguan saya akan konsep kenabian. Itu terjadi dulu sekali sewaktu saya masih SMA. Ortu saya hanya bilang, jangan berpikir yang tidak-tidak, karena kalau kamu teruskan pikiran seperti itu, maka kamu akhirnya akan menjadi murtad. Sejak itu saya berusaha untuk mengabaikan hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan hati nurani saja.

Saya sekarang murtad semata-mata karena saya tidak mau mengabaikan akal dan nurani saya; semata-mata karena saya tidak bisa melakukan atau meyakini sesuatu yang bertentangan dengan akal dan hati nurani saya. Terlalu banyak hal yang saya jumpai dalam islam berdasarkan sumber-sumber islam (Quran, tafsir, hadiths, sirat nabi dan berbagi diskusi islam) yang tidak sesuai dengan akal dan hati nurani saya. (Beberapa hal telah saya posting di ruang bedah islam, silahkan baca “Renungan Islam-Dulu sebelum murtad).

Saya tidak percaya bahwa Quran adalah firman Tuhan, yang disampaikan kepada Muhammad lewat Jibril. Akal dan hati nurani saya bilang bahwa semua itu hanya suara manusia, yang mengatas-namakan Tuhan untuk membenarkan semua tindakannya.

Coba anda bayangkan. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan hati nurani. Tuhan juga menciptakan dunia dan isinya dan alam raya. Sudah barang tentu semua itu menunjukkan betapa Tuhan maha segalanya.

Karena suatu hal, Tuhan kemudian memutuskan untuk berkomunikasi dengan manusia ciptaanNya. Bukan dengan cara sederhana yang mudah dipahami manusia, tetapi Tuhan justru memutuskan untuk menyampaikan firmanNya melalui bisikan, mimpi atau hal-hal yang sulit dicerna manusia dan akalnya. Kemudian terbukti, beberapa kali Tuhan tidak mampu menjaga firmanNya dalam bentuk aslinya. Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk menyampaikan firman terakhirNya (Quran) dan menjaga keaslian firmanNya ini dengan sempurna. Bagaimana kenyataannya?

Sekarang begitu banyak versi kebenaran dari fiman terakhirNya yang dipahamai manusia. Masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang paling benar dalam memahami firman Tuhan ini. Yang terjadi kemudian adalah mereka saling berselisih (bahkan saling bunuh) dalam meyakini kebenarannya sendiri.

Tentu ada satu hal yang mereka sepakati. Tujuan firman Tuhan ini adalah untuk memberikan bimbingan, pedoman bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Tetapi, ironisnya, manusia tidak bisa mengambil pedoman dari fiman Tuhan itu begitu saja karena kalau itu dilakukan, mereka akan membunuhi kafir, membolehkan perbudakkan, merendahkan wanita dan banyak hal keji lainnya.

Jadi, apakah dengan begitu kita dituntut untuk menggunakan akal dan nurani kita? Untuk apa? Kemudian mereka berselisih mengenai manakah yang harus diikuti “firman Tuhan” seperti yang tertera dalam Quran (yang mereka yakini tidak mungkin salah) atau “akal dan hati nurani”. Satu pihak bilang bahwa apa yang tidak sesuai dengan akal dan hati nurani jangan dilakukan dan pihak lain bilang bahwa kita tidak bisa menilai firman Tuhan dengan akal dan hati nurani kita dan menuntut kita untuk melakukan apa yang secara jelas dinyatakan dalam firman Tuhan.

Jadi untuk apa firman Tuhan ini kalau terbukti hanya menimbulkan perselisihan antara manusia? Atau mungkin sebenarnya semua hanya ucapan seorang manusia yang mengatasnamakan Tuhan?
User avatar
xinthing_lu
Posts: 852
Joined: Fri Nov 10, 2006 4:55 am
Location: Surga Islam

Post by xinthing_lu »

Selamat, bro

Wellcome di barisan kafir
M-SAW
Posts: 5149
Joined: Wed Aug 23, 2006 3:59 pm
Location: :)
Contact:

Post by M-SAW »

suara_hati

saya seneng membaca post anda.

kalau bisa..sering2lah anda MEMBUAT postingan,apakah itu artikel atau sekedar CURHAT juga gpp.


karena..
apa2 yg anda posting merupakan PUKULAN TELAK bagi muslim.
User avatar
futakuokanaba
Posts: 34
Joined: Wed Jan 23, 2008 9:03 pm
Location: Jakarta Selatan
Contact:

Post by futakuokanaba »

Hmmm... benarkah apa yg Anda ceritakan ini?

Karena, kayaknya jarang ada orang yg ragu akan suatu agama atau kepercayaan, tapi malah berusaha mendalaminya dari 'sisi yg berbeda'..

Biasanya, orang yg tidak terlalu paham tentang agamanya..
lalu ragu kemudian berniat murtad, akan mengacuhkan ajaran kepercayaannya terdahulu, atau mempelajari kepercayaan lain...
Dan bukan mempelajari shirah maupun hadist, apalagi versi English...

Kayaknya, itu adalah sesuatu yg sia-sia...

Iman bukan hanya sebuah kepercayaan ataupun doktrin...
Mungkin, saya tidak membaca sebanyak atau dengan cara pandang Anda...
Karna pemahaman bukanlah sesuatu yang parsial...

Saya juga tipe pemikir, dan telah lama saya menggunakan akal dan nurani saya... (mungkin?)

Pernah jg beberapa kali berdiskusi dengan atheis, agnostik, juga Nasrani...

Pemahaman dan pemikiran sederhana saya, membawa saya pada kesimpulan sederhana...
¤ Tak mungkin tak ada Tuhan itu mungkin...
¤ Tak mungkin manusia menjadi Tuhan...

Saat ini saya masih Islam, dan insyaAllah akan tetap Islam...
suara_hati wrote:Coba anda bayangkan. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan hati nurani. Tuhan juga menciptakan dunia dan isinya dan alam raya. Sudah barang tentu semua itu menunjukkan betapa Tuhan maha segalanya.

Karena suatu hal, Tuhan kemudian memutuskan untuk berkomunikasi dengan manusia ciptaanNya. Bukan dengan cara sederhana yang mudah dipahami manusia, tetapi Tuhan justru memutuskan untuk menyampaikan firmanNya melalui bisikan, mimpi atau hal-hal yang sulit dicerna manusia dan akalnya. Kemudian terbukti, beberapa kali Tuhan tidak mampu menjaga firmanNya dalam bentuk aslinya.
Tuhan bukannya tidak mampu menjaga firmanNya...
Namun Tuhan memberi kebebasan pada manusia dalam memperlakukan firmanNya...

Tuhan mampu melakukan segalanya, namun Tuhan tak harus melakukan segalanya...
Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk menyampaikan firman terakhirNya (Quran) dan menjaga keaslian firmanNya ini dengan sempurna. Bagaimana kenyataannya?

Sekarang begitu banyak versi kebenaran dari fiman terakhirNya yang dipahamai manusia. Masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang paling benar dalam memahami firman Tuhan ini. Yang terjadi kemudian adalah mereka saling berselisih (bahkan saling bunuh) dalam meyakini kebenarannya sendiri.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluq yang subjektif..
Meski mereka mencoba objektif, manusia tetaplah makhluq subjektif yang memandang dari sisi dan cara pandang menurut pengetahuan dan pemahamannya tentang sesuatu..

Penafsiran tentang kebenaran bisa saja banyak dan berbeda, namun bukan karnanya kebenaran menjadi banyak...

Kebenaran sejati pastinya ada...
Bila ada dua hal yg berbeda tentang sesuatu yang sama, maka.. mungkin salah satunya salah, atau keduanya salah...
Tentu ada satu hal yang mereka sepakati. Tujuan firman Tuhan ini adalah untuk memberikan bimbingan, pedoman bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Tetapi, ironisnya, manusia tidak bisa mengambil pedoman dari fiman Tuhan itu begitu saja karena kalau itu dilakukan, mereka akan membunuhi kafir, membolehkan perbudakkan, merendahkan wanita dan banyak hal keji lainnya.
Pemahaman tak bisa dimengerti secara parsial...

Ada konteks di mana membunuh diperbolehkan, tapi memaafkan itu lebih utama...
Perbudakan di masa lalu adalah sesuatu yg diperbolehkan, Islam mengajarkan tentang pembebasan budak, memang bukan secara serentak namun berangsur2...
Islam menghormati bangsa wanita, bahkan "surgapun ada di bawah telapak kaki ibu"...
Jadi, apakah dengan begitu kita dituntut uantuk menggunakan akal dan nurani kita? Untuk apa? Kemudian mereka berselisih mengenai manakah yang harus diikuti “firman Tuhan” seperti yang tertera dalam Quran (yang mereka yakini tidak mungkin salah) atau “akal dan hati nurani”.
Menjalankan firman Tuhan, tentulah dengan pertimbangan akal dan hati nurani...

Agama bukan hanya ritual semata, bukanlah hanya keinginan untuk surga, ataupun takut neraka...
Satu pihak bilang bahwa apa yang tidak sesuai dengan akal dan hati nurani jangan dilakukan dan pihak lain bilang bahwa kita tidak bisa menilai firman Tuhan dengan akal dan hati nurani kita dan menuntut kita untuk melakukan apa yang secara jelas dinyatakan dalam firman Tuhan.
Manusia adalah makhluq yang terbatas adanya, begitu juga dengan akalnya...
Nurani kadang tak selalu benar...

Manusia adalah makhluk yg subjektif, yg lebih memandang benar dan salah dalam sudut pandang baik dan buruk...
Beda yang sering disamakan...

Sederhana tak selalu mudah, jelas tak selalu mudah dimengerti...
Last edited by futakuokanaba on Mon Feb 11, 2008 11:29 pm, edited 1 time in total.
User avatar
futakuokanaba
Posts: 34
Joined: Wed Jan 23, 2008 9:03 pm
Location: Jakarta Selatan
Contact:

Post by futakuokanaba »

suara_hati wrote: Jadi untuk apa firman Tuhan ini kalau terbukti hanya menimbulkan perselisihan antara manusia? Atau mungkin sebenarnya semua hanya ucapan seorang manusia yang mengatasnamakan Tuhan?
Apapun itu, apakah Tuhan harus menciptakan semua bersatu?
Harus hidup bahagia tanpa kesusahan?
Harus tanpa kesakitan, karena Tuhan Maha Penyayang?

Ujian membedakan seorang siswa dari yg lainnya...
Kepatuhan terhadap firman Tuhan, membedakan manusia dari manusia lain...

Tuhan tak mungkin memerintahkan sesuatu yg buruk...
Ujian membedakan seorang manusia dari yg lainnya...

Dalam Islami, Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan sesuatu yg sangat disayanginya, sebagai ujian atas cintanya yg mulai tergoyahkan dalam cinta pada sang anak, Ismail dalam Islam, serta Ishaq dalam Kristen...

Agama2 samawi membahas tentang pengorbanan Ibrahim ini, meski dalam versi yg berbeda...

Tuhan tak menyukai pembunuhan, dan karnanya pula, Tuhan tak mungkin menjadi manusia untuk dibunuh di tiang salib...

Apakah Tuhan tidak benar2 Ada? karna (hampir) selalu ada perbedaan dalam pemeluk agama2?

Mungkin tidak....
User avatar
talenta
Posts: 1410
Joined: Mon Feb 11, 2008 7:27 am
Location: NKRI

Post by talenta »

suara_hati wrote: Jadi untuk apa firman Tuhan ini kalau terbukti hanya menimbulkan perselisihan antara manusia? Atau mungkin sebenarnya semua hanya ucapan seorang manusia yang mengatasnamakan Tuhan?
Saya tetap merasa nyaman jika sudah sampai pada satu titik membahas TUHAN....harus ada pembedaan si Tuhan Islam atau Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan.

Jika firman yang diatas adalah kumpulan "omongan" si Tuhan Islam yang dikemas manis dalam Alquran jelas akan terus memberikan dampak perselisihan karena adanya satu hal yang jelas disana yaitu ALLAH si Tuhan Islam itu TIDAK KONSISTEN...

contoh :
Disatu sisi dia menyatakan LAKUMDINUKUM WALIYADIN tetapi disisi lain dia menyatakan MURTAD [KAFIR KARBI] Halal dibunuh !!!
Statement Tuhan nya saja membingungkan ?! Bagaimana tidak memunculkan dampak perselisihan ? Jangankan dari umat yang mempercayai Tuhan selain dia...yang sesama pengikut si Tuhan Islam saja masih berselisih....
futakuokanaba wrote: Harus hidup bahagia tanpa kesusahan?
Harus tanpa kesakitan, karena Tuhan Maha Penyayang?

Ujian membedakan seorang siswa dari yg lainnya...
Kepatuhan terhadap firman Tuhan, membedakan manusia dari manusia lain...
Dalam Islam yang namanya kesusahan itu memiliki tahapan fase seperti ini :

Fase 1 : Cobaan....kalau TIDAK LULUS akan muncul
Fase 2 : Ujian....kalau TIDAK lulus akan muncul
Fase 3 : Hukuman .... kalau TIDAK lulus juga akan muncul
Fase 4 : AZAB !!!

Kalau anda korelasikan dengan UJIAN membedakan kualitas MURID/SISWA maka saya punya ilustrasi dibawah ini :

Ketika seorang siswa tidak mampu menyelesaikan ujian pertama .... dia akan tinggal kelas !!! Tidak dipaksa untuk masul ke level berikutnya...dengan dia tinggal kelas secara otomatis membuat perbedaan antara dia dengan siswa yang naik kelas...Tetapi ada yang indah dalam ketertinggalan ini...si siswa bisa mengulangi pelajaran yang sama dengan harapan diujian berikutnya dia mampu menyelesaikannya!

Mampu ngga anda menterjemahkan ilustrasi diatas ?

futakuokanaba wrote: Tuhan tak mungkin memerintahkan sesuatu yg buruk...
Ujian membedakan seorang manusia dari yg lainnya...
Sekali lagi saya akan bicara si Tuhan Islam JELAS TELAH memerintahkan sesuatu yang buruk !!! [ banyak sekali yang bisa dibuat sebagai contoh - dan bahkan diri saya sendiri]
futakuokanaba wrote: Tuhan tak menyukai pembunuhan, dan karnanya pula, Tuhan tak mungkin menjadi manusia untuk dibunuh di tiang salib...
hallo hallo hallo....anda sadar apa mengigau ? Tuhan Islam anda katakan TIDAK SUKA pembunuhan ? Buta apa dongok Bung !!! ???

Saya sangat senang melayani membahas soal SALIB MENYALIB ini ... tetapi permasalahannya adalah saya harus tahu pasti jika nanti penjelasan sudah masuk ke tahap FRAGMENTASI , TRANSFERING dan bahkan QURBAN .... anda masih nyambung dan cukup cerdas untuk mengerti,...ngga usah sampai paham juga nggak papa
futakuokanaba wrote: Tuhan tak mungkin menjadi manusia untuk dibunuh di tiang salib...
Setelah saya tahu "porsi otak kanan, kecil dan kirimu" mu baru saya mau jawab dengan step by step tentang penyaliban itu...

Itu dulu dari saya....

Maaf yah kalau bahasa saya terlalu menghujam...

Tetapi si Tuhan Islam memang layak mendapatkan bahasa dengan gaya seperti ini !!!!!!!!!!!!!!!

GBU

[ Catatan : saya pernah jadi Islam selama 28 tahun...kalau anda sudah berapa lama jadi Islam ? ]
User avatar
Foxhound
Posts: 5006
Joined: Sun Mar 18, 2007 6:02 pm
Location: FFI
Contact:

Post by Foxhound »

futakuokanaba wrote:Hmmm... benarkah apa yg Anda ceritakan ini?
Karena, kayaknya jarang ada orang yg ragu akan suatu agama atau kepercayaan, tapi malah berusaha mendalaminya dari 'sisi yg berbeda'..

Biasanya, orang yg tidak terlalu paham tentang agamanya..
lalu ragu kemudian berniat murtad, akan mengacuhkan ajaran kepercayaannya terdahulu, atau mempelajari kepercayaan lain...
Dan bukan mempelajari shirah maupun hadist, apalagi versi English...

Kayaknya, itu adalah sesuatu yg sia-sia...

Iman bukan hanya sebuah kepercayaan ataupun doktrin...
Mungkin, saya tidak membaca sebanyak atau dengan cara pandang Anda...
Karna pemahaman bukanlah sesuatu yang parsial...

Saya juga tipe pemikir, dan telah lama saya menggunakan akal dan nurani saya... (mungkin?)
Bagi saya, masih belum, anda belumlah seorang pemikir. Seorang pemikir tidak akan menarik kesimpulan dari kata 'biasanya'.

Seorang pemikir akan mengucapkan argumen berdasarkan basis yang jelas dari berbagai aspek, saya sudah baca seluruh post2 anda sejak anda masuk FFI, 24 post sebelum ini, termasuk debat dengan Rebecca. Saya belum melihat hal tersebut... lebih baik anda jalan-jalan dulu, bergabung dan berdiskusi kepada titik permasalahan sebelum anda melakukan 'penilaian' dan buktikan bahwa anda adalah pemikir.
futakuokanaba wrote: Pernah jg beberapa kali berdiskusi dengan atheis, agnostik, juga Nasrani...
Pemahaman dan pemikiran sederhana saya, membawa saya pada kesimpulan sederhana...
¤ Tak mungkin tak ada Tuhan itu mungkin...
¤ Tak mungkin manusia menjadi Tuhan...
Kalau Tuhan jadi manusia? Mungkin tidak? Kalau tidak mungkin kenapa? Karena tidak mau? Apa alasan dan bukti bahwa Tuhan tidak mau atau tidak perlu?
futakuokanaba wrote: Saat ini saya masih Islam, dan insyaAllah akan tetap Islam...
Berarti anda bukan seorang pemikir
futakuokanaba wrote: Tuhan bukannya tidak mampu menjaga firmanNya...
Namun Tuhan memberi kebebasan pada manusia dalam memperlakukan firmanNya...

Tuhan mampu melakukan segalanya, namun Tuhan tak harus melakukan segalanya...
Lantas bisakah tuhan-mu mengajarkan sesuatu yang buruk? Maukah tuhan-mu mengajarkan dan menghalalkan sesuatu yang jelek? Kalau jawaban anda adalah "Tidak Bisa", harap keliling dulu lagi, baca-baca... jangan terburu-buru bergabung dalam arena debat/diskusi, kenali dulu lawan2 diskusimu. Kalau jawaban anda "Bisa", jangan mengaku sebagai pemikir dah.
futakuokanaba wrote: Pada dasarnya, manusia adalah makhluq yang subjektif..
Meski mereka mencoba objektif, manusia tetaplah makhluq subjektif yang memandang dari sisi dan cara pandang menurut pengetahuan dan pemahamannya tentang sesuatu..

Penafsiran tentang kebenaran bisa saja banyak dan berbeda, namun bukan karnanya kebenaran menjadi banyak...

Kebenaran sejati pastinya ada...
Bila ada dua hal yg berbeda tentang sesuatu yang sama, maka.. mungkin salah satunya salah, atau keduanya salah...
Good.. kalau misal sekarang saya katakan:

Islam ajaran yang tidak benar. Karena 'golden rule' saja mereka tidak bisa akomodasi. Apa tanggapan anda?

Islam ajaran yang tidak benar. Berdasarkan kesaksian satu orang saja, yang kesaksian hidupnya tidak lebih benar dari umatnya. Apa tanggapan anda?

masih ada bbereapa point lagi.. anda tertarik untuk menjawabnya? Bagaimana kalau tidak dijawab di sini... saya minta moderator bikinkan satu thread di Ruang Bedah Islam, one by one, you and me dengan cara berdiskusi yang beradab... dengan topic. Islam dari sudut pandang logika seorang muslimin dan seorang kafirin
futakuokanaba wrote: Pemahaman tak bisa dimengerti secara parsial...

Ada konteks di mana membunuh diperbolehkan, tapi memaafkan itu lebih utama...
Perbudakan di masa lalu adalah sesuatu yg diperbolehkan, Islam mengajarkan tentang pembebasan budak, memang bukan secara serentak namun berangsur2...
Islam menghormati bangsa wanita, bahkan "surgapun ada di bawah telapak kaki ibu"...
Ok.. kita kesampingkan soal membunuh tidak diperbolehkan.

Let's say, ada bbrp orang yang mengadaptasi agama sebagai penggerak moral pasukannya untuk membunuh musuh-musuhnya. Paling tidak, mereka punya kepentingan pribadi ketika mereka membunuh.

Sekarang kita bandingkan dengan Islam, Islam mengajarkan para muslim memerangi kafir di manapun mereka berada demi kepentingan agama bukan pribadi. Ini jauh lebih berbahaya... orang melakukan sesuatu yang buruk dilandasi dengan agama sebagai tolak ukur kebenaran imannya...

Sedangkan di bible PL, Israel diperintahkan untuk berperang dan membunuh karena jelas bahwa yang mereka bunuh adalah ancaman bagi kelangsungan hidup mereka. Tapi perintah itu hanya diberikan pada bangsa Israel saja dan hanya pada waktu tertentu saja, tidak menjadi perintah general dan seruan dalam suatu agama. Bagaimana dengan Islam? Menghalalkan darah murtadin dan kafirin?
futakuokanaba wrote: Agama bukan hanya ritual semata, bukanlah hanya keinginan untuk surga, ataupun takut neraka...
Benarkah ini berlaku juga di Islam? Kalau memang ya, kenapa harus ada iming-iming aneh soal surga? 72 bidadari, aliran sungai penuh khmar yang memabukkan? Kalau bukan ini tujuannya, tidak perlu surga digambarkan semenarik itu...
futakuokanaba wrote: Manusia adalah makhluq yang terbatas adanya, begitu juga dengan akalnya...
Nurani kadang tak selalu benar...

Manusia adalah makhluk yg subjektif, yg lebih memandang benar dan salah dalam sudut pandang baik dan buruk...
Beda yang sering disamakan...

Sederhana tak selalu mudah, jelas tak selalu mudah dimengerti...
Manusia adalah makhluk terbatas. Tapi batasan itu terkadang manusia itu sendiri yang menentukan, begitu juga dengan akalnya...

Nurani adalah barometer, tidak bisa bilang benar dan tidak.
Naluri itu yang tak selalu benar...

Manusia adalah makhluk subjektif tapi bisa belajar untuk objektif, yg bisa belajar tentang benar dan salah melalui kebaikan dan keburukan yang universal.

Sederhana selalu mudah, jelas berarti tidak perlu dimengerti karena sudah jelas...
futakuokanaba wrote: Apapun itu, apakah Tuhan harus menciptakan semua bersatu?
Harus hidup bahagia tanpa kesusahan?
Harus tanpa kesakitan, karena Tuhan Maha Penyayang?
Tidak demikian, kalau anda seoran pemikir, perkatan suara_hati tidak bisa dicounter dengan pertanyaan seperti ini. Karena konteksnya (sesuai pertanyaan anda) adalah Islam yang mendorong manusia hidup dalam perselisihan, berbahagia atas kesusahan orang lain, hidup menyakiti orang lain (kafir dan murtadin), karena Tuhan Maha......
futakuokanaba wrote: Ujian membedakan seorang siswa dari yg lainnya...
Kepatuhan terhadap firman Tuhan, membedakan manusia dari manusia lain...
Ujian membedakan tingkat pemahaman siswa. Kepatuhan terhadap firman membedakan tingkat pemahaman manusia akan tuhan dan agamanya.

Sekolah/Universitas atau pendidikan informal membedakan qualitas siswanya. Kepatuhan yang tinggi pada firman yang salah kaprah membawa manusia ke tingkat pemahaman yang lebih salah lagi.
futakuokanaba wrote: Tuhan tak mungkin memerintahkan sesuatu yg buruk...
Ujian membedakan seorang manusia dari yg lainnya...
Bagaimana dengan Tuhan Islam? Kalau tidaklah demikian... bagaiamana dengan nabinya? Siapa yang salah di antara dua itu?
futakuokanaba wrote: Tuhan tak menyukai pembunuhan, dan karnanya pula, Tuhan tak mungkin menjadi manusia untuk dibunuh di tiang salib...
Kalau Tuhan mengijinkan Muhammad membunuh... kenapa hal di atas tidak mungkin? Kalau anda adalah pemikir, bagaimana bisa menyampaikan argumen non sequitur seperti itu?

Kalau saya tidak menyukai pembunuhan, apakah berarti saya tidak bisa terbunuh?
Kalau saya tidak menyukai pembunuhan, apakah berarti saya tidak bisa memilih saya yang mati daripada anak atau istri saya yang mati?
futakuokanaba wrote: Apakah Tuhan tidak benar2 Ada? karna (hampir) selalu ada perbedaan dalam pemeluk agama2?

Mungkin tidak....
Dan anda berkata bahwa anda adalah seorang pemikir.....
User avatar
jablay the hut
Posts: 54
Joined: Wed Feb 13, 2008 8:33 am

Post by jablay the hut »

Yeah, ngebayang ga sih traumanya si Isaac ato Ishmael (gak jelas yang mana...) mau digorok sama bapaknya sendiri? Kasian banget ...
User avatar
moh_mad007
Posts: 2164
Joined: Tue Jan 15, 2008 12:18 am
Contact:

Post by moh_mad007 »

@blay , bener kata2 lo itu n realistis , gue juga setuju.
User avatar
osho
Posts: 2020
Joined: Fri Feb 02, 2007 8:29 am
Location: osho

Post by osho »

kayaknya ada kurban... atau sesajian dari mahkluk hidup....
untuk siapa...?
Seperti cerita tahyul aja....
:lol:
User avatar
Posts: 10
Joined: Wed Jan 23, 2008 10:34 pm
Location: Faith of Path, i'm here now.. n i still an angel
Contact:

Post by »

jablay the hut wrote:Yeah, ngebayang ga sih traumanya si Isaac ato Ishmael (gak jelas yang mana...) mau digorok sama bapaknya sendiri? Kasian banget ...
Anda teramat sangat salah, itu Anda, bukan Ismail
siedan
Posts: 175
Joined: Thu Jan 15, 2009 11:17 am

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by siedan »

ini sih cerita karangan.

topik FFI khan tentang islam
adalah pembunuhan, pedofilia.
kok pengakuan ini alasannya karena itu yach.
enggak ada alasan yang lain. kurang seru karangannya.

sudah dijelaskan bahwa pembunuhan terjadi dalam perang.
aisyah menikah usia 18 tahun.
mereka tidak percaya kalo ibrahim berani mengorbankan anaknya.

mereka percaya bahwa yesus disalib adalah pengorbanan.
padahal yesus disalib karena ketidak berdayaannya menghadapi lawannya.
User avatar
osho
Posts: 2020
Joined: Fri Feb 02, 2007 8:29 am
Location: osho

Re:

Post by osho »

siedan wrote:sudah dijelaskan bahwa pembunuhan terjadi dalam perang.
aisyah menikah usia 18 tahun.
mereka tidak percaya kalo ibrahim berani mengorbankan anaknya.
mereka percaya itu hanya ucapan manusia yang mengatasnamakan Tuhan.
lebih jelasnya ini pak Edan.
suara_hati wrote:Jadi untuk apa firman Tuhan ini kalau terbukti hanya menimbulkan perselisihan antara manusia? Atau mungkin sebenarnya semua hanya ucapan seorang manusia yang mengatasnamakan Tuhan?
dari suara hati.
jadi pak Edan jangan heran kok tidak ada pembunuhan, pedofilia kok bisa.


](*,)
siedan
Posts: 175
Joined: Thu Jan 15, 2009 11:17 am

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by siedan »

Jadi, apakah dengan begitu kita dituntut untuk menggunakan akal dan nurani kita? Untuk apa? Kemudian mereka berselisih mengenai manakah yang harus diikuti “firman Tuhan” seperti yang tertera dalam Quran (yang mereka yakini tidak mungkin salah) atau “akal dan hati nurani”. Satu pihak bilang bahwa apa yang tidak sesuai dengan akal dan hati nurani jangan dilakukan dan pihak lain bilang bahwa kita tidak bisa menilai firman Tuhan dengan akal dan hati nurani kita dan menuntut kita untuk melakukan apa yang secara jelas dinyatakan dalam firman Tuhan.
mencari kebenaran lewat hati nurani.

saya analogikan.
ketika saya kecil saya senang sekali menonton film. bahkan film TVRI yang setengah 11 malam, saya tungguan meski ada laporan kunjungan kerja soeharto yang notabene tidak menarik.
Ibu saya melarang saya menungguin film. saya disuruh tidur.
tapi hati nurani saya mengatakan saya harus menonton film karena film adalah kesukaan saya.
ibu saya bersikeras saya untuk tidur.
kenapa ibu berlaku seperti demikian?
apakah lantas saya membeci dan meninggalkan ibu saya?
saya tidak meninggalkan ibu saya.
tapi saya mencari kebenaran kenapa anak kecil tidak boleh menonton sampai larut malam?

itu yang saya cari kemudian. bukan saya memutuskan untuk meninggalkan ibu saya.
karena saya merasa seumur hidup membutuhkan bimbingan ibu saya.

That way I beleive in god.
saya tidak meninggalkan Tuhan saya.
tapi saya mencari kebenaran kenapa Tuhan menyuruh saya melakukan seperti itu?
User avatar
DHS
Posts: 4163
Joined: Sat Jan 05, 2008 7:56 pm
Contact:

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by DHS »

siedan wrote: mencari kebenaran lewat hati nurani.

saya analogikan.
ketika saya kecil saya senang sekali menonton film. bahkan film TVRI yang setengah 11 malam, saya tungguan meski ada laporan kunjungan kerja soeharto yang notabene tidak menarik.
Ibu saya melarang saya menungguin film. saya disuruh tidur.
tapi hati nurani saya mengatakan saya harus menonton film karena film adalah kesukaan saya.
Itu mah bukan hati nurani, tetapi keinginan daging!!

Wiki: Consciousness is a type of mental state, a way of perceiving, particularly the perception of a relationship between self and other.

Con = Sama-sama
Science = Tau

Hati nurani itu adalah "sesuatu" yang "sama-sama tau" tatkala seseorang melakukan hal yang tidak benar. "Sesuatu" itu akan menegur: "Hayo ketauan lo lagi nepu kan? Awas gw juga tau apa nyang elo lakukan saat ini". Getoooo!!
robint
Posts: 2123
Joined: Sat Jun 21, 2008 10:52 pm

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by robint »

Dalam Islami, Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan sesuatu yg sangat disayanginya, sebagai ujian atas cintanya yg mulai tergoyahkan dalam cinta pada sang anak, Ismail dalam Islam, serta Ishaq dalam Kristen...
slim2 .. png nyama2in. Dlm alkitab Abraham tidak percaya buta. Disuruh bunuh anaknya mau aja demi Allah itu mah kerjaan situ.
Cahaya Terang
Posts: 25
Joined: Tue Feb 10, 2009 11:03 pm

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by Cahaya Terang »

Wahai kaum murtadin yang telah sesat dan menyesatkan..........
Bagaimana kalian sangat membenci Allah, padahal kalian setiap detik menikmati semua ciptaannya....
tubuh yang kalian pakai adalah miliknya...
bumi yang kalian huni juga miliknya...
alam semesta ini adalah miliknya....
otak yang kalian pakai untuk menganiaya diri kalian sendiri dan mengajak orang lain mengikuti kalian juga miliknya....
apalagi yang kamu dustakan wahai penyembah akal..? Mempertuhankan akal pikiran yang telah diciptakan-NYa...

Silahkan baca terjemahan Surat Al-Baqarah dan perhatikan baik-baik ayat yang bercetak tebal....

2:124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".

2:125. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud".

2:126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

2:127. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

2:130. Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

2:131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

2:132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

2:133. Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."

2:135. Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".

2:136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

2:140. ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.

2:258. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

2:260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
User avatar
Foxhound
Posts: 5006
Joined: Sun Mar 18, 2007 6:02 pm
Location: FFI
Contact:

Re: Kesaksian Murtad suara_hati: Bila Nurani dan Akal Bicara

Post by Foxhound »

Cahaya Terang wrote:Wahai kaum murtadin yang telah sesat dan menyesatkan..........
Bagaimana kalian sangat membenci Allah, padahal kalian setiap detik menikmati semua ciptaannya....
Kalau memang Awloh yang menciptakan dunia ini.... koq bisa AlQuran kacau balau ngomong soal alam semesta?
Cahaya Terang wrote: tubuh yang kalian pakai adalah miliknya...
Kalau memang tubuh manusia adalah miliknya termasuk perempuan. Koq boleh tuh perempuan diperkosa, hanya karena statusnya budak ataupun korban tawanan perang ?
Cahaya Terang wrote: bumi yang kalian huni juga miliknya...
alam semesta ini adalah miliknya....
Tuhan itu ada, bumi memang miliknya, alam semesta juga. Tetapi awlohmu... jelas bukan Tuhan.
Cahaya Terang wrote: otak yang kalian pakai untuk menganiaya diri kalian sendiri dan mengajak orang lain mengikuti kalian juga miliknya....
apalagi yang kamu dustakan wahai penyembah akal..? Mempertuhankan akal pikiran yang telah diciptakan-NYa...
Otak kami yang waras, bukan milik Awloh. Yang jadi milik Awloh hanya otak muslim2 yang setelah membaca kebenaran AlQuran tetap membabi buta, right or wrong is my Awloh....

@Cahaya Terang... baca dulu artikel2 di sini, sanggah kalau memang bisa, baru boleh berkata dengan kepala tegak ke kita-kita kalau awloh anda itu memang Tuhan yang benar. Tuhan koq milih nabi doyan seks.... bikin surga juga surga seks.... ](*,)
Post Reply