Melawan Tuduhan Faithfreedom dengan Santun
OPINI | 18 June 2012 | 09:39
Oleh: Syihab Inala
Kemaren aku baca di sini, tentangnya tuntutan Ustadz Habib Rizieq Syihab kepada pak KAPOLRI untuk menutup situs2 yang menghina atau menghujat Islam, salah satu yang disebut di situ adalah situ <<>>indonesia.faithfreedom.org<<>>. Habib dalam orasinya juga meminta supaya para murtaddin yang mengelola situs tersebut juga harus ditangkap dan diadili. Saya pernah membuka website ini, dan dari websitenya saya tahu, bahwa situs Faithfreedom International adalah salah satu situs penyerang kepercayaan umat Islam yang didirikan oleh seorang ex-muslim yang berasal dari Iran.
Saya merasa malu dengan ulah pak Ustadz kita yang satu ini, ada kesan bagi aku kalau beliau sangat paranoid dengan hal2 yang apa yang dituduhkan oleh beliau sebagai menghujat Rasullullah. Seandainya pun situs2 tersebut memang benar menghujat Rasullullah, seharusnya beliau bisa menjawab dengan santun, misalnya dengan membuka website tandingan yang mengjawab apa2 yang dituduhkan oleh website2 penghina Rasullullah tersebut. Sebagai contoh kalau website2 tersebut menyerang Rasullullah sebagai seorang yang, maaf ya, sebagai seorang pedophil hanya karena beliau mengawini Aisyah sewaktu beliau masih kecil, seharusnya Habib Rizieq masuk saja ke itu website terus memberikan jawaban apa yang benar dan
memberi bukti bahwa Rasul menikahi Aisyah bukan karena nafsu melainkan karena petunjuk Allah semata.
Saya salut terhadap umat Kristen, ketika Da Vinci Code beredar di Indonesia, mereka bisa bersikap tenang dan mampu mengendalikan emosi mereka. Mereka tidak membalas penghinaan dengan penghinaan baru, tetapi membuat buku tandingan yang menjawab apa2 yang dituduhkan dalam buku Da Vinci Code. Dengan bersikap seperti apa yang umat Kristen lakukan, akhirnya masalah Da Vinci Code orang lupakan dengan sendirinya, tidak ada yang ribut2, tidak ada korban. Mengapa kita tidak meniru saja cara2 umat Kristen tersebut. Umat Kristen tidak berteriak2 sebagai agama yang cinta damai, karena mereka merasa tidak perlu melakukan itu, karena orang menilai bukan apa yang didengar oleh telinga tetapi apa yang dilihat oleh mata dan dirasakan. Orang bisa ngomong ini itu, tetapi kalo kenyataannya beda dengan apa yang di lapangan, orang jadi malas kan?
Sebagai umat Islam, kita tidak perlu takut dengan adanya situs2 penghina Islam ini, karena sudah terbukti melalui Qur’an dan Hadits bahwa apa2 yang dituduhkan oleh situs2 tersebut adalah palsu belaka. Semua yang dituduhkan oleh situs2 tersebut adalah rekayasa, dan penafsiran yang sembarangan tanpa berkonsultasi dengan para ahli2 Islam yang sebenarnya.
Saya pernah ditanya sama teman saya yang kebetulan berasal dari Amerika, dia tanya ke saya, mengapa umat Islam itu terkesan begitu panik kalau hal2 tentang Nabi itu dikutak katik. Apakah tidak sebaiknya bagi umat Islam untuk memberi jawaban yang sebaik2nya jawaban tanpa harus melakukan kekerasan? Saya tidak bisa jawab, susah bagi saya untuk menjawab ini,
karena memang kenyataan di lapangan itu ya demikianlah adanya. Sewaktu ditanya pertanyaan beginian, saya hanya menjawab bahwa hal itu adalah karena rasa cinta umat Islam yang begitu dalam kepada Rasul dan agamanya, itu saja, titik.
Kita umat Islam sering sekali baik pak tua yang kebakaran jenggot ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu tentang apa yang dituduhkan oleh umat non-Islam. Jadi daripada kita menjawab apa yang kita tidak bisa jawab, sering sekali kita mengedepankan pendekatan terror dengan cara menakut2i mereka yang kita tuduh sebagai penghina Islam.
Islam itu adalah agama sebenar2nya agama, dan kenapa kita umat Islam harus takut dengan semua tuduhan2 umat non-Islam? Qur’an diturunkan dengan kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh kitab2 umat dari agama lain, kenapa kita takut? Kita bisa dengan gampang membantah pernyataan-pernyataan situs2 penghina tersebut,
kita masuk di dalamnya jawab tuduhan mereka. Kita jawab mereka dengan sumber2 literatur Islam yang syah dan valid dan fakta2 yang ada di dunia ini yang menunjukkan betapa damainya Islam.
Marilah kita sama2 menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin — yang memberi rasa damai kepada semua umat manusia.