Page 1 of 1

SAUDI: budak2 camel jockeys

Posted: Wed Aug 16, 2006 8:56 pm
by ali5196

Posted: Thu Aug 24, 2006 4:30 pm
by ali5196
http://www.news.faithfreedom.org/index. ... ticle&sid= 366

Artikel berikut ini akan mengundang linangan air mata. (Kalau anda tidak sedikitpun tergugah, anda bukan lagi manusia normal.) Ingat, kalau besok Islam menguasai dunia, anak2 kita semua tidak akan selamat. Mari kita belajar dari masa lalu dan hindari hal2 yg nantinya hanya akan membuat kita menyesal. Terima kasih.

NASIB LEBIH PARAH DARI NERAKA

Di Timur Tengah, menyebut orang dgn sebutan “Camel Jockey” (Pengendara Onta) sama saja dgn menghina berat. Ini berarti bahwa yg diberi julukan itu tidak berpendidikan, lemah dan tidak berharga sama sekali.

Asal istilah ini lagi2 mengungkapkan wajah buruk Islam, yang jarang disebut2 ataupun dilaporkan.

Perbudakan bukan hal baru dlm Islam. Muhamad, sang ‘nabi,’ sering mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan budak (Silas, 1998). Tradisi itu sampai sekarangpun masih berlanjut di Timur Tengah. Malah, perbudakan dan Islam saling mengisi shg keduanya tidak dapat dipisahkan.

Pelanggaran HAM brutal terhdp anak2 tidak bersalah utk tujuan uang atau sekedar bersenang2 adalah noda memalukan terhdp umat manusia; namun ini merupakan “rahasia terbuka” dan fenomena sehari2 di Timur Tengah dimana anak2 kecil dipaksa utk bekerja sbg ‘camel jockeys’ (Video links, 1 to 6).

Di negara2 Barat, anak2 sangat diperhatikan dan bahkan ditunjang pemerintah. Pemerintah sangat berdedikasi terhdp perlindungan hak, pendidikan dan standar hidup anak (Donoghue, 1998). Anak2 di Barat juga dilindungi dari eksploitasi dan pekerjaan yg dapat menggangu pendidikan atau kesehatan. Sayangnya, negara2 Arab di Timur Tengah tidak termasuk dalam kategori tsb. Mentalitas mereka masih ketinggalan di jaman abad 7– jaman nabi mereka; dan mereka tidak mampu maju kedepan.

Balap onta adalah sport yg sangat populer di Timur Tengah, ini kesempatan bagi judi (! Ya, ternyata judi rawan di Timur Tengah) dan merupakan atraksi turis. Di beberapa tempat dimana judi dilarang; para pemenang menerima hadiah dlm bentuk lain, spt mobil mewah, kapal layar, uang kontan dan pedang emas murni – ini hanyalah bentuk lain dari perjudian (Roger, 2003, Hejaz, 2002).

Jarak jalur balap bisa berkisar antara 4 - 10 kilometer dan bisa melibatkan onta sejumlah 15 - 70 atau bahkan lebih (Hejaz, 2002). Para Sheikh dari UAE menginvestasi uang dlm jumlah besar utk membeli dan melatih onta agar dapat ikut serta dlm balapan. Mereka sampai memanggil pelatih khusus dari seantero dunia, hanya utk memperbaiki prestasi onta mereka dlm arena balapan ini.

Para onta memang diternakkan secara khusus utk tujuan ini (Anon, 2006). Hewan2 ini dimanjakan lebih dari manusia (apalagi manusia kafir); diberi makanan bergizi dan mendapat perawatan kelas tinggi. Kandang mereka malah ber-AC ! Sheikh Mohamed, pangeran mahkota Dubai dan Menteri pertahanan United Arab Emirates bahkan membangun KOLAN RENANG KHUSUS bagi ONTA2 mereka (Selby, 2004).
Tetapi bgm dgn para pengendara onta ? Bgm dgn para jockey ?

Mereka kebanyakan datang dari negara2 miskin spt India & Pakistan. (Yang pasti, mereka BUKAN Arab !)

Anak2 mungil yg menjadi jockey ini diikat erat pada sadel agar mereka tidak jatuh dari onta yg sedang lari. Kadang mereka diikat dgn selotape atau Velcro (Voice of America, 2005). Salah satu keuntungan menggunakan ‘child jockeys’ ini adalah bahwa teriakan ketakutan mereka akan semakin membuat onta berlari semakin kencang. Kecelakaan sering terjadi kalau onta sampai lari secepat 40 km per jam. Seringkali anak2 jatuh dari onta dan diinjak-injak oleh onta yg lari melewati tubuh mungil mereka. Tidak heran kalau setiap detik ada saja anak yg menderita kaki atau lengan patah (ABWT, 2004). Ini sama saja dgn neraka bagi anak2 tsb. Budak2 cilik YANG BAHKAN ADA YG BERUMUR DUA TAHUN itu bekerja dan mati demi kesenangan hedonis Sheik2 Arab (Wikipedia, 2006).

Mereka menghadapi nasib lebih parah dari neraka.

(Foto sebelah kiri menunjukkan seorang anak yg sedang dibantu menaiki ontanya. Tidak ada jaminan bahwa pada akhir balapan ini, anak itu akan selamat dng nyawanya. Disebelah kanan adalah gambar pelatihan onta & jockey dibawah teriknya gurun pasir. Foto2 ini diambil th 2004 di arena balap di Nad Al Sheba di Dubai).

Anak2 ini harus melewati jadwal latihan yg ketat. Ini berarti bekerja 18 jam per hari tanpa bayaran dan tanpa waktu luang. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki selembar kain sbg alas tidur mereka. Mereka harus bekerja 7 hari per minggu dlm keadaan panas terik yg bahkan oleh penduduk setempat dirasakan terlalu panas (ABWT, 2004). Mereka yg ketiduran karena letih DIBANGUNKAN DGN SHOCK LISTRIK (atau bahasa arabnya disebut – memberi “Karba,” ABWT, 2005, Video Link 5). Jika mereka capek dan tidak mampu menjalankan perintah sang pelatih, mereka akan DIRANTAI DAN DIPUKULI TANPA AMPUN. Kalau mereka menangis memanggil2 mami dan papi, kedua tangan mereka akan diikat erat2 dan digantung pada tangan terikat mereka itu shg kaki mereka bergantung2 di udara dan tubuh2 lemah mereka dipukuli bertubi2 (Selby, 2004).

Anak2 yg diselamatkan melaporkan cerita2 kekejaman, misalnya, dijemur sambil dirantai dibawah matahari gurun pasir, dipukuli dgn besi dan tali pecut dari kulit, disilet dan bahkan DIPERKOSA oleh pemilik mereka (ABWT, 2005). Hukuman2 lain termasuk tidak diberikan makanan selama beberapa hari. Pelatih mereka sering mengatakan kpd mereka bahwa orang tua mereka membuang mereka menjadi budak dan mereka tidak dicintai orang tua. Mereka tidak memiliki status hukum maupun seseorang yg dapat melindungi mereka.

Seorang bocah lelaki berusia 9 thn mengatakan, setiap minggu ia melihat dng mata kepalanya sendiri sekitar 20 anak-anak yg mati dan lusinan luka2. Katanya, pernah pada suatu permulaan balapan, seorang temannya copot ikatan sadelnya. Bocah itu jatuh dan kepalanya diinjak kaki onta sampai pecah dan rata. Sekali balapan dimulai, maka tidak dapat dihentikan. (ABWT, 2005).
Page << | 1 | 2 | 3 | >>

Posted: Sat Aug 25, 2007 1:39 am
by ali5196
UAE : lebih dari 600 anak2 Pakistan yg bekerja sbg child jockeys dikirim pulang

Abu Dhabi, 23 August 2007 (AKI/WAM) - Over 600 Pakistani child camel jockeys working in the United Arab Emirates (UAE) have so far been repatriated to Pakistan under an agreement between the UAE and the UN children's agency UNICEF, a senior Pakistani foreign ministry official has disclosed.

http://www.adnkronos.com/AKI/English/Se ... 1229709443

Posted: Tue Apr 15, 2008 6:22 am
by ali5196