Bagian terpenting bagi muslim, adalah menyangkali bahwa Allah swt sudah menurunkan "kebenarannya" pada orang lain sebelum Muhammad demi menaikkan "harga diri" beliau dimata umat.
Biarlah apa yang dilakukan muslim mengandung unsur kontradiksi kedalam Quran itu sendiri. Karena seringkali tanpa sadar seseorang terjerat ke dalam alam kemusyrikan oleh penyangkalannya.
Bagi saya, ada satu hal menarik tentang pernyataan yang dikeluarkan Quran tentang ketaatan terhadap sang Rasul Islam. Sebelum membicarakannya, saya akan kutib beberapa.
(QS. Ali Imran: 132)
"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya supaya kamu diberi rahmat”
(QS. An-Nur : 52)
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang2 yang mendapat kemenangan”
Akibat dari ketidaktaatan pada Allah dan Rasulnya dapat berakibat pada hal-hal ini,(Q.S. An-Nisa : 69)
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi,para siddiqin,orang-orang yang mati syahid,dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik- baiknya.”
Sebagai penegasan arti pentingnya ketaatan kepada dirinya, Muhammad mengatakan:(Q.S. Al-Ahzab ayat 36)
"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Barangsiapa menaatiku maka ia telah menaati Allah, dan barangsiapa menentangku maka ia telah menentang Allah. Dan barangsiapa menaati ami (pemimpin)ku maka ia telah menaatiku, dan barangsiapa menetang amirku maka ia telah menentangku” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Pernyataan tegas Muhammad di atas telah menunjukkan sebuah indikator proklamasi kesetaraan antara Allah swt dan Muhammad. Muhammad menginginkan orang lain taat pada setiap perintahnya, mendengarnya dan menjadi satu-satunya orang yang patut didengarkan. Muhammad tidak menyatakan bahwa hanya Allah swt satu-satunya tempat tujuan ketaatan muslim dialamatkan. Jika Muslim ingin menaati Allah swt, Muhammad adalah berada pada posisi mengantara. Ia menjadi dirinya sebagai faktor kunci utama menuju Allah swt. Di dalam Ali Imran : 132 di atas, bahkan Muhammad menjadikan dirinya sebagai pemberi rahmat. Hal mana sesungguhnya diyakini hanya Allah swt saja yang sanggup memberi rahmat pada umat, tidak ada yang lain. Apa yang kita baca pada Ali Imran 132, menunjukkan bahwa Muhammad adalah Allah swt.
Satu hal lagi, kita baca kembali yang tersurat dalam An Nur : 52 di atas. Dari sana Allah swt menyatakan bahwasanya dirinya adalah sang Maha yang harus ditakuti oleh setiap muslim. Pantas dan masuk akal bila Allah swt adalah pemegang kedaulatan mutlak. Karena itu tidak pantas rasa takut diberikan kepada siapapun diluar daripada Allah swt.
Benarkah demikian? tunggu dulu...coba simak bunyi ayat berikut ini.
Ini adalah kata-kata Allah swt sendiri. Dia katakan, "JANGANLAH MENYEMBAH DUA TUHAN!"QS 16:51
"Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Tentu pertanyaan menggelitik keluar dari benak kita, kira-kira siapakah yang dimaksud menyembah dua tuhan? Orang musyrik Quraisy-kah? Oh, no! Sebab mereka menyembah lebih dari dua tuhan/dewa! Jelas tidak cocok!
Apakah Kaum Yahudi? Jelas juga tidak, karena Muhammad tidak pernah bertentangan dengan kaum Yahudi dalam masalah jumlah Tuhan. Apakah dengan kaum Nasrani? Wah, tidak cocok sebab Muhammad menyebut kaum Nasrani menyembah tiga tuhan. So, siapa yang dimaksud "JANGAN MENYEMBAH DUA TUHAN?"
LIHAT DAN SIMAK kembali pada ayat-ayat yang saya kutib tentang KETAATAN PADA MUHAMMAD DAN ALLAH SWT!
Anda mungkin tertawa karena tidak yakin bahwa pernyataan KETAATAN tersebut cukup jelas menyatakan Allah swt dan Muhammad adalah tuhan?
Marilah kita simak kembali bunyi QS 16: 51 di bagian akhir. Dikatakan :" Hendaklah kepada-Ku saja kamu takut"
Mungkin anda berkata, wah, ini konyol, sebab makna kata "Ku" di sana sesungguhnya merujuk pada Allah swt. Kalau begitu, saya kutibkan lagi lebih lengkap dengan memisahkan dua pernyataan yang terdapat didalamnya:
Siapakah yang berbicara di dalam pernyataan I? Jika yang berbicara itu dianggap sebagai Allah swt sendiri, dan dia juga yang ada pada pernyataan II, maka mengapa Allah swt menunjuk oknum lain dengan berkata, Dialah? Siapa yang dimaksudkan Allah swt dengan "DIALAH"? Lagi pula bila Allah swt yang menyatakannya, mengapa bukan dikatakan "Akulah"?QS 16:51
Pernyataan I: "Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan;
Pernyataan II: sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Jelas sangat tidak logis.
Oleh karena itu, kita perlu melihat kemungkinan lain di sini, yaitu saat "firman" itu diucapkan. Tidak akan ada yang meragukan bahwa Muhammad yang menyampaikan "firman" tersebut. Mulut Muhammad lah yang berkata-kata, sehingga mulutnya mengatakan "Dia-lah" sebagai kata menunjukkan Allah swt. Dan apa yang aneh? Tanpa sadar Muhammad mengatakan: "Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut!"
Muhammad mengatakan karena Allah swt adalah Tuhan yang maha Esa, maka hendaklah muslim takut pada dirinya!!!
Sekali lagi, MULUT Muhammad menekankan HENDAKLAH MUSLIM TAKUT PADA MUHAMMAD. Mengapa? Sekarang kita kembali ke ayat ini.
(QS. An-Nur : 52)
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang2 yang mendapat kemenangan”
Takut kepada Allah
Jawaban dari pertanyaan MENGAPA di atas terjawab pada QS An-Nur: 52
Silakan yang bingung tetap bingung, yang mengerti menjadi semakin mengerti...
Mirror: Allah SWT adalah Muhammad
Follow Twitter: @ZwaraKafir