Ketika Allah SWT Mempermalukan, Memusuhi, dan Menyangkal Or

Siapa 'sosok' Allah, apa maunya, apa tujuannya ?
Post Reply
seruni
Posts: 6
Joined: Wed May 09, 2012 12:33 pm

Ketika Allah SWT Mempermalukan, Memusuhi, dan Menyangkal Or

Post by seruni »

Ketika Allah SWT Mempermalukan, Memusuhi, dan Menyangkal Orang Tua dan Guru

Pada hari Minggu tanggal 23 Juni 2013 TV One menyiarkan bacaan Al-quran tentang kewajiban menggunakan pakaian Odong-odong. Televisi merupakan salah satu dari beberapa bentuk media, seperti Internet, Radio, Handphone, dan lain-lain. Dilihat dari isinya ayat yang dibacakan dan didakwahkan tersebut merupakan perintah, tetapi dari segi rohani tidak lebih baik dari kata mutiara. Setiap orang pasti percaya bahwa orang yang menbaca Al-quran akan mendapatkan pahala. Naik ke Surga di sambut dengan 72 bidadari yang lebih cantik dari pada sekedar kecantikan Nyi Blorong atau Nyi Loro Kidul. Terlepas dari tanggapan masing-masing individu yang perlu dicatat adalah bahwa setiap orang yang membaca (melantunkan) dan mendakwahkan Al-quran dan Hadist akan mendapatkan pahala. Keyakinan inilah yang akan dipegang teguh sebagai bagian dari kontrak kerja dengan Allah Swt. Kontrak telah ditandatangani dihadapan Notaris Similikiti dalam rangka memenuhi amanah, taqwa, sunnah, dan takdir manusia.


Apakah takdir itu?, Takdir adalah sebuah keyakinan bahwa jalan hidup manusia sudah ditentukan oleh Allah Swt. Baik dalam suka maupun duka. Oleh sebab itu ketika Desi Ratnasari menyanyikan lagu bahwa takdir itu kejam dalam lagu Tenda Biru, maka syair lagu itu harus diganti dengan kata-kata yang lain. Artinya harus diterima apa adanya dan bahkan disyukuri. Oleh sebab itu ketika manusia mendapatkan ayat yang menimbulkan kesusahan (dalam arti buruk) tetap harus diterima. Demikian juga dengan yang menimbulkan kegembiraan (dalam arti baik). Dengan kata lain manusia harus menerima takdir dalam keadaan susah dan senang terhadap yang baik dan buruk. Ugal-ugalan dijalan raya dan akhirnnya mati adalah suratan takdir, diterjang Tsunami adalah suratan takdir, hidup miskin adalah suratan takdir, dan sebagainya. Oleh sebab itu orang miskin tidak perlu dibantu, sebab melawan dan melampau kuasa Allah SWT. Manusia menjadi sombong yang seolah-olah Tuhan yang dapat memberi rejeki. Dalam dunia Wayang, apakah akan melangkahi mayat Allah Swt?.

Kita telah memahami sebuah Komik yang menggambarkan kehidupan asmara antara Muhammad dengan Hafza. Komik tersebut sebenarnya ingin mengatakan bahwa manusia tidak perlu dipersulit dengan bahasa. Apapun bahasanya orang akan dapat menterjemahkan. Baik secara lisan maupun dengan cara digambar, atau dengan cara mangejawantah (visualisasi). Adalah mustahil dapat menterjemahkan dengan baik tanpa menguasai maksudnya. Oleh sebab itu gambar merupakan sarana yang paling efektif untuk menterjemahkan dan menjembatani segala kesulitan dalam memahami setiap pengajaran maupun alur cerita. Cerita dalam novel akan lebih mudah dipahami bila difilmkan. Gambar lebih jujur dari pada sekedar naskah. Gambar tidak akan pernah berdusta. Tidak terkecuali dengan Kitab Suci. Lebih arif dan bijak bila segalanya ditampilkan secara utuh dan menyeluruh. Sebagai berkat atas karunia bakat dan menerima takdirnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Munculnya Komik yang menggambarkan kehidupann asmara antara Muhammad dan Hafsa telah menimbulkan hujatan kata-kata tidak sedap dan ancaman pembunuhan bagi pembuat Komik.

Manusia dapat mengetahui dan memahami kehidupan Muhammad pasti dari membaca Al-Quran dan Hadist secara teliti dan menyeluruh dengan asas hukum praduga tak bersalah. Mereka hanya mendakwahkan dari apa yang mereka baca secara lugas dan jujur dari apa yang belum dibacakan. Terbukti banyak orang yang belum mengetahuinya. Namun dikala manusia membacakan ayat yang belum dibacakan oleh manusia yang lain dikatakan sebagai penghujatan kepada Allah (baca awloh) ,fitnah, penisthaan agama, memutarbalikan fakta, memelintir ayat, karya murahan, Hadist palsu, sepotong-sepotong, tidak sahih, dan sebagainya. Sementara manusia secara sepakat tidak dapat menentukan Hadist yang benar-benar sahih, lebih tidak terhormat mengutip pendapat subjektif penulis Barat yang sangat paham dengan etika sebagai bagian budaya support, berputar pada lingkaran yang tidak jelas, tidak memberikan penyelesaian, dan segala macam tuduhan kepada manusia. Yang timbul kemudian sepertinya ada Hadist dan Al-Quran buatan manusia Indonesia dan made in Barat. Dibagian lain dikatakan bahwa Al-Quran dan Hadist telah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt sendiri.

Sebagai contoh, ketika diskusi tentang umur Aisah saat menjalin asmara dengan Muhammad, ketika Muhammad melukis dinding setelah memuaskan nafsu, dan ketika Fayhem menyodorkan wujud-wujud dan bentuk-bentuk Allah ta’ala yang katanya sang tuhan semesta alam. Ia hanya memberikan pemahaman dan membacakan ayat-ayat itu secara lugas dan jujur pada focus pengertian ayat tersebut. Sebaliknya manusia membuat konsep tuhan sesuai dengan kemauannnya sendiri seperti Dalang yang mengatakan Gatotkoco berotot kawat bertulang besi, membuat pemahaman yang rumit dengan menganjurkan untuk meninjau bahasa aslinya, yang dibacakan Hadit Sahih No. 260 tentang Muhammad melukis dinding, dibelokkan ke nomor 259. Hal demikian sama saja dengan berbicara tentang sila ke tiga dari Pancasila dibelokkan menjadi sila yang ke 2 (dua). Demikian juga dengan ayat Al-Quran dan Hadist yang tidak kronologis karena ayat-ayatnya hilang dimakan Kambing. Berbagai diskusi sebenarnya Pembaca dapat menilai dengan jujur. Dari review diskusi berbagai topic yang disodorkan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Muhammad menghendaki supaya Allah Swt dan dirinya sendiri diberitakan yang hanya baik-baik saja dan disanjung sebagai manusia yang paling mulia diantara manusia sepanjang zaman. Tetapi tidak dapat menunjukkan secara rinci tindakan Allah Swt hingga disebut beraklak mulia. Ibarat Karya Ilmiah tiba-tiba sampai pada kesimpulan. Manusia dianggap dan diperlakukan tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Seolah-olah di dunia ini tidak ada manusia dan tuhan yang cara hidupnya tidak lebih suci dari Allah Swt. Banyak orang sesungguhnya begitu mudah menyebutkan sikap bathil yang dilakukan Allah Swt dari pada kebaikan dan kemuliaannya. Realita hidup sehari-haripun demikian. Tetapi Muhammad menyangkal dan menolak makna kebenaran mutlak yang hakiki dengan melakukan pembenaran atas tindakannya. Tindakan yang demikian sama saja dengan menolak dan menyangkal takdir. Oleh sebab itu siapapun yang menyangkal dan menolak pengajaran Allah Swt yang mengizinkan serangkaian pembunuhan, free sex, zinah, penjarah, pedofile, dan penipu sama saja dengan menyangkal dan menolak takdir dari Allah Swt. Artinya mereka tidak menjalankan amanah, taqwa, dan sunnah.

Sesungguhnya adalah prinsip nilai, (nilai untuk nilai). Jika seorang pedagang bergaul dengan olahragawan adalah dua dunia yang tidak seimbang. Jika seorang guru belajar hidup dari seorang penjarah adalah tidak layak. Jika perampok bergaul dengan perampok adalah hal yang wajar. Koruptor bergaul dengan koruptor adalah hal yang wajar. Jika seorang marketing berkiblat pada Ahli Marketing adalah hal yang mulia. Jika seorang pendidik berkiblat pada Ki Hajar Dewantara adalah hal yang wajar (pada tempatnya). Dunia ini bukan buah “Semangka berdaun Sirih” aku begini engkau begitu sama saja. Maksudnya orang yang rendah hati dan lemah lembut akan bertuhankan yang sama dengan nabi yang arogan dan serakah (kekuatan sex 30 kali dan mendapatkan 72 bidadari). Oleh karena itu jika kedapatan orang suci yang menyembah dan menjadikan Allah Swt dan Muhammad yang mengajarkan arogansi dan keserakahan, maka hal yang demikian bukanlah jalan yang lurus atau berbanding lurus. Maka akan menjadi ganjil, jika kedapatan orang ganteng dan baik berkiblat pada penjarah dan perampok. Akan menjadi sayang, jika wanita cantik mengidolakan dan membaggakan lelaki yang lebih suka poligami dan perselingkuhan. Meskipun dalam tataran idiologi, doktrin, dan moral. Hal demikian bukanlah nilai untuk nilai. Bukan amanah, taqwa, dan sunnah. Jika benar-benar amanah, taqwa, dan sunnah, maka akan lebih baik bila seorang pendidik belajar hidup dari guru, pedagang harus belajar hidup dari pedagang. Hal demikian yang dikatakan sebagai sebuah profesi yang profesional.

Seorang miskin ingin menjadi kaya dengan cara mencari ‘pesugihan’ di Gunung Kemukus’. Seorang pemain Sepak Bola terkenal dapat saja meniru cara berlatih dan mengidolakan Valentino Rosi. Semua memang tidak ada yang salah, karena Setan juga mampu memberikan segala kebutuhan manusia seperti rejeki, kematian, jodoh, kesembuhan penyakit, dan lain-lain. Ada sebuah tempat pencari pesugihan (rejeki) yang hanya modal foto diambil dari sembarang tempat (misalnya, avatar IFF) untuk disampaikan kepada Juru Kunci (Dukun) agar menjadi orang kaya. Tetapi jalan yang benar dan tepat mestinya seorang miskin mengidolakan dan meniru bagaimana Lim Shoe Liong, yang seorang anak SD yang tidak lulus bekerja keras dapat menjadi Konglomerat. Pemain Sepak Bola meniru cara berlatih dan mengidolakan Bambang Pamungkas. Maka menjadi sangat arogan ketika orang suci mengidolakan Allah Swt dan Muhammad. Tidak meniru cara hidup dan apa yang diperintah Allah Swt secara murni dan konsekwen. Tidak amanah, taqwa, dan sunnah. Mereka hanya kampanye dimana-mana sebagai yang beraklak paling mulia dan pencipta alam semesta. Hal demikian sama saja ketika seorang miskin mengidolakan Lim Shoe Liong, tetapi tidak berusaha dan meniru gaya hidup Lim Shoe Liong hingga menjadi Konglomerat dengan kerja keras dan keringatnya sendiri. Semua orang pasti tahu bahwa meniru Lim Shoe Liong akan lebih mulia dari pada meniru (amanah, tagwa, dan sunah) kepada Muhammad. Yang perlu dipertanyakan adalah dengan cara apa Muhammad menghidupi banyak istri dan anaknya?. Dan apakah layak dijadikan kiblat?. Jangankan memberi contoh untuk “Bekerja Keras”, Batu Hitam (Ka’bah) saja Allah Swt menjarah. Hampir semua kekayaan Allah Swt yang ada dimuka bumi ini merupakan barang penjarahan dan gratisan. Akibatnya budaya yang berkembang mencari pesugian (rejeki) di Gunung Kemukus, Gunung Kawi, Gua, makam mbah Ngabei, hutang BRI, korupsi uang negara, mencuri (menjarah) Burung (Ka’bah) tetangga, dan lain-lain. Maksudnya nilai untuk nilai. Mana diantara banyak alternatif nilai yang terbaik dan benar?. Sekalipun setiap manusia bebas menentukan pilihannya. Sama halnya ketika seorang mahasiswa memberi jawaban pendapat para ilmuwan, sekalipun semua pertanyaan dijawab, tetapi belum tentu guru memberikan nilai yang sama antara mahasiswa yang satu dengan yang lain, masalahnya nilai untuk nilai.

Segala sesuatu yang ada di dunia sesungguhnya hanya bermuara pada dua pilihan yang sejatinya ‘benar atau salah’ (bathil atau haq). Contoh, monogami atau poligami, pasti akan lebih baik monogami. Tuhan yang mengajar kesetiaan atau Allah Swt yang mengijinkan perceraian, pasti akan lebih baik Tuhan yang mengajarkan kesetiaan. Tuhan yang mengajarkan semua orang adalah sahabat atau Allah Swt yang mengajarkan orang lain Kafir Kolopir Tapir, pasti akan lebih baik Tuhan yang mengajarkan semua orang adalah sahabat. Allah Swt yang mengajarkan keserakahan (30x dan 72 Bidadari) atau Tuhan yang mengajarkan kesederhanaan, pasti lebih baik Tuhan yang mengajarkan kesederhanaan. Allah Swt yang mengajarkan sumpah serapah demi namanya atau Tuhan yang mengajarkan kejujuran, pasti akan lebih baik Tuhan yang mengajarkan kejujuran. Allah Swt yang mengajarkan menyembah barang jarahan Ka’bah, atau Tuhan yang mengajarkan hanya menyembah diriNya, tentu akan lebih baik Tuhan yang mengajarkan hanya menyembah diriNya. Allah Swt yang mengajarkan taqiya atau Tuhan yang mengajarkan apa adanya, tentu akan lebih baik Tuhan yang mengajarkan apa adanya. Masih banyak pertentangan antara Allah Swt dan Tuhan yang dapat dituliskan, sampai-sampai tangan diamputasi dan mata harus menggunakan Teleskop. Tuhan yang dikenal manusia harus Tuhan yang mengajarkan yang baik-baik saja dengan tujuan supaya manusia amanah, taqwa, dan sunah terhadap yang baik-baik saja itu. Tidak ada satupun diantara umat manusia yang saling bermusuhan dan menaruh sentimen. Baik secara teologis, moral, dan praktis. Manusia saling bersaudara dan tetap satu. Masalahnya, jika manusia benar-benar amanah, taqwa, dan sunah terhadap Tuhan yang mengajarkan yang baik-baik saja, maka tidak mungkin Belanda akan menjajah Indonesia. Tidak mungkin DI/TII akan menguasai Indonesia. Tidak mungkin Indonesia manaruh sentimen kepada Amerika. Tidak mungkin Allah Swt akan menaruh sentimen kepada Kafir. Inti persoalannya karena Allah Swt mempertentangkan, memusuhi, dan menyangkal Tuhan yang mengajarkan hal-hal yang baik-baik saja itu. Maka dapat disimpulkan bawa Allah Swt sesungguhnya bermaksud menghancurkan dan memusnahkan Alam Semesta dengan doktrinnya. Manusia melakukan kampanye Allah Swt beraklak mulia, pencipta alam semesta, tidak tidur dan mengantuk, tidak ada yang serupa, yang maha kuasa, tuhan yang maha esa. Semua orang dapat mengajarkan dan mengatakannya, tetapi yang amanah, taqwa, dan sunnah lebih sulit. Seperti halnya ketika seseorang ingin menjadi seperti Lim Shoe Liong, tetapi tidak mengerjakannya. Padahal semua manusia tahu dan dapat membedakan yang baik dan buruk. Memang semua orang di dunia ini juga menyembah Patung dan Batu. Tetapi semua itu atas inisiatif manusia sendiri. Mereka membuat dan membeli Patung dengan tetesan keringatnya sendiri dan disembah sendiri. Hal demikian berbeda ketika Batu hasil penjarahan diperintahkan oleh Allah Swt untuk disembah dan dimuliakan sebagai rumah Allah. Menjadikan kiblat yang tidak tahu arti kiblat, hingga barang jarahan dijadikan kiblat. Apa salahnya jika segala sesuatu itu hasil keringatnya sendiri dan dinikmati sendiri?. Sementara tidak ada yang mau dibagi (diberi).

Segala sesuatu hanya dapat diberikan sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena Allah Swt hanya memiliki kemampuan membunuh, nafsu sex yang melampai batas, penjarah, pedofile, penipu, selingkuh (perceraiaan), poligami, dan lain-lain yang bathil. Maka hanya kemamampuan bathil itulah yang diberikan kepada Muhammad. Mungkinkah hanya memiliki Roti Bakar dapat memberikan Soto Sapi?. Tidak ada kearifan, kebijaksanaan, dan maksud baik yang terpuji dari Allah Swt yang diberikan kepada manusia terlebih kepada Muhammad. Bagimana mungkin Allah Swt dapat mengampuni dosa manusia dan memberikan syafaat?. Dari segala kuasa yang diberikan kepada Muhammad sudah dapat dilihat kemampuannya. Oleh sebab itu bila manusia benar-benar amanah, tagwa, dan sunnah kepada Allah Swt dan Muhammad pastilah akan mengakibatkan kehancuran alam semesta dan kesengsaraan bagi hidup manusia itu sendiri. Sekedar contoh kecil, tentang undang-undang perkawinan PP No. 10 Tahun 1974. Hukum tersebut sebenarnya mengatur hukum Allah Swt (syariah) yang dikatakan dari langitan. Hal demikian dilakukan karena Allah Swt tidak memiliki maksud baik dan hanya akan menjerumuskan hidup manusia, sehingga Allah Swt harus diatur oleh manusia dalam hal ini dengan hukum sekuler. Artinya bukan Allah Swt yang mengatur manusia, tetapi manusia yang mengatur Allah Swt supaya baik dan kemudian disembah. Poligami dan perceraiaan adalah salah satu upaya Allah Swt menjerumuskan hidup manusia dan pengrusakan Alam Semesta karena hanya keserakahan yang diajarkan. Psikolog lulusan mana yang menyarankan dan mengizinkan perceraian sebagai sebuah tindakan yang mulia?. Paling tidak sebagai sikap atau tindakan yang baik. Atau mungkinkah pencipta Alam Semesta sekaligus pengrusak Alam Semesta. Jika mungkin, maka akan lebih bijak bila barang rusak diperbaiki. Sekalipun hanya sebatas pengajaran. Nampak jelas bahwa manusia lebih arif dan bijak dari pada Allah Swt. Sebab Allah Swt adalah tuhan buatan manusia narsis yang kendak mengejar kehormatan, kekuasaan, dan kenikmatan duniawi yang melampaui batas kearifan dan kebijaksanaan.

Kearifan dan kebijaksanaan hanya menyangkut hal-hal yang baik-baik. Bukan hanya datang dari manusia, tetapi yang terutama dan paling utama datang dari Tuhan, supaya manusia menjadi baik. Oleh sebab itu :

1. Kafir Kolopir Tapir membacakan dan mendakwahkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist secara jujur dan konsekuen secara menyeluruh (komprehensif) melalui Website. Sekalipun bacaan itu sebenarnya hanya bermaksud melengkapi dari apa yang belum dibacakan. Tetapi para penganut faham Muhammadisme dan Allah Swtisme menghendaki yang baik-baik saja. Sedang yang membacakan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang buruk dihujani dengan kata-kata yang tidak sopan, dituduh sebagai penebar fitnah, penisthaan agama, acaman pembunuhan, Hadist diplintir, memblokir situs IFF, melakukan hack berbagai website, mengancam hak hidup orang lain, mengancam rasa ketenangan dan kedamainan manusia sebagai anggota masyarakat maupun sebagai warga dunia, dan menuduh moderator tidak adil. Sikap yang demikian sebenarnya cerminan arogansi Allah Swt yang ditujukan kepada umat manusia dari sikapnya yang kurang terpuji dan ketidak-jujuran. Artinya bahwa para penganut Muhammadinisme tidak dapat menerima takdir yang diperlakukan kepada Muhammad dalam keadaan susah (buruk) dan senang (baik). Tidak amanah, tagwa, dan sunnah.
2. Kafir Kolopir Tapir tidak melawan otoritas Allah Swt bahwa Al-Quran dan Hadist telah dijaga kemurniaannya terhadap ayat yang baik maupun yang buruk. Meskipun penuh dengan nuansa kekerasan, hilangnya rasa kemanusiaan, pemusnahan umat manusia, penghancuran alam semesta, mereduksi rasa aman dan perdamaian, dan moralitas sexual yang melampaui batas.
3. Jujur terhadap Hadits dan Al-Quran dari segala yang telah diamanahkan oleh Allah Swt terhadap yang baik dan buruk. Bukan sebagai pengqianat Allah Swt.
4. Sekalipun Allah Swt dan Muhammad bukan sesembahan atau segala puji bagi kaum Kafir Kolopir Tapir, tetapi Kafir bermaksud baik mendakwahkan seluruh isi Al-Quran dan Hadits.

Dengan demikian jika dihitung dengan timbangan yang adil, para penganut faham Muhammadinisme justru melakukan paling sedikit 6 (enam) kendala moral kepada Allah Swt yaitu:

1. Tidak membacakan dan mendakwahkan Al-Quran dan Hadits secara lengkap dan meyeluruh.
2. Menolak dan menyangkal takdir. Tidak amanah, taqwa, dan sunnah.
3. Melawan otoritas Allah Swt sebagai penjaga gawang Al-Quran dan Hadist dengan cara memblokir situs IFF dan menebar rasa kebencian dengan kafir di berbagai belahan dunia.
4. Arogan, tidak sopan, tidak memiliki rasa kemanusiaan, dan bermaksud memusnahkan hidup manusia. (sebagai catatan, perlu diabadikan tanggapan saat beredarnya Komik jalinan asmara antara Muhammad dengan Hafza)
5. Pengqianat ayat Al-Quran dan Hadits yang bersumber dari dunianya sendiri (Syiah atau Suni)
6. Munafik

Kontrak kerja dengan Allah Swt telah disepakati, jika Allah Swt mengatahui dan mengerti kebaikan dan kebijaksanaan, pasti 72 (dalam arti Surga) bidadari akan jatuh ketangan netter IFF yang mendakwahkan dan membacakan Al-Quran dan Hadits dengan jujur. Maksudnya focus pada bunyi dan ayat Al-Quran dan Hadits tersebut. Dalam hal ini adalah orang-orang Kafir. Memang IFF bukan TV One sebagai sarana yang aman untuk mendakwahkan dan membacakan. Tetapi tidak ada perjanjian kontrak kerja terhadap sarana yang akan digunakan. Oleh karena Allah Swt melihat bahwa mereka yang mendakwahkan dan membacakan adalah kelompok orang Cavier Kolopir bin Tapir, maka Allah Swt pasti akan menqianati perjanjian kontrak kerja tersebut. 72 Bidadari (Surga) tidak akan diberikan kepada orang Cavier kolopir bin Tapir. Pertimbangan ini dapat dilihat dari ucapannya di dalam Al-Quran dan Hadits, betapa bencinya Allah Swt terhadap orang kafir. Siapakah diantara umat manusia dimuka bumi ini percaya dan yakin bila orang Cavier bin Tapir betapapun suci dan baiknya cara hidup mereka dunia ini akan mendapatkan hadiah 72 bidadari dari Allah Swt?. Apakah kita tidak menyadari bila Allah Swt tidak terbukti memiliki rasa simpati dan empati yang kongkrit terhadap manusia pada umumnya?.

Rasa simpati dan emphati justru ditunjukkan oleh orang-orang Cavier bin Tapir kepada Allah Swt. Khususnya mereka yang biasa bergaul (bersosialisasi - terutama warga Indonesia ) dengan orang-orang umat Allah Swt, mereka biasa mengatakan ‘ya awloh gusti, alhamdullilah, assalammualaikum wr wb, wassalam, subhanullah, walaikumsalam, insya allah (insya awloh), astaghfirullah, bissmilah al rahman al rahim, dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam pidato dimuka umum, dalam rapat, dalam upacara bendera dalam rangka 17 Agustus dan lain-lain. Banyak orang-orang Cavier bin Tapir dan Crossker yang menjadi arsitek pembangunan Masjid. Mengeluarkan infaq dana dan sodaqoh dijalan-jalan dan warung-makan makan. Walikota, Ketua RW dan RT yang berasal dari Cavier bin Tapir dan Crossker justru menganjurkan untuk diadakan sholawatan kepada warganya. Hingga disebut kota sholawat. Ini semua karena kebaikan Kafir, dan kejahatan Allah Swt. Artinya orang kafir selalu berbuat baik kepada Allah Swt, dan Allah Swt selalu keras dengan orang Kafir. Mana ada dalam sejarah peradaban manusia Allah Swt punya niat baik membangunkan rumah ibadah untuk orang lain?. Allah Swt tidak tahu rasa terima kasih dibalas dengan ucapan Alhamdulilah kepadanya oleh Kafir Kopir Tapir dan Crossker. Allah Swt akan menjadikan orang-orang Kafir menjadi bahan bakar api Neraka dan akan berada di Surga tingkat paling bawah. Supaya umat Allah Swtisme dapat mengencingi (dari kata “kencing”) Kafir dari Surga ke tujuh.

Allah Swt sesengguhnya telah melawan kodrat dan fitrah manusia sebagai makluk sosial. Miss muslimah membuat acara sendiri. Sepak Bola membuat acara sendiri. Terkesan tidak dapat bergaul dengan manusia yang berbeda. Menciptakan dunianya sendiri. Miss muslimah sepi penonton. Sepak Bola Islamic di stadion sepi penonton. Di muka Televisi para penganut Allah Swtisme kelihatan seperti wajah orang stress, tertawa sendiri dan bangga sendiri. Tidak ada bangsa Indonesia yang bangga menjadi juara Islamic solidarity. Bersedia mengelu-elukan pemain dari Sabang sampai Meroke. Terbukti lebih antusias dan bangga menjadi juara Asia. Segala ide Allah Swt timbul dari rasa iri, dengki, srei, iren, dahwen, najis, serakah dan uthil menthithil (pelit). Segala yang jahat di dunia ini hanya Allah Swt yang empunya. Punuk besar kepala besar. Pemain Sepak Bola seperti guru olah raga SD Inpres didatangkan dari Usbezkistan, Palestina, Mesir, Arab Saudi, dan lain-lain. Penontonnya hanya Tukang Becak yang stress menunggu penumpang di jalan, Menang kalah seperti Kerbau yang pulang Kandang. Selain perut kenyang tidak ada lagi yang dapat dipersembahkan bagi bangsa secara umum dimata dunia global. Hanya iklan rokok yang mengatakan rahmatan lil alamin.

Bagi orang Kafir tidak perlu Kitab Suci, tidak perlu Rumah Ibadah, dan tidak perlu Kiblat. Yang penting dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk. Untuk menjadi orang suci cukup meniru gaya hidup Lim Shoe Liong. Kerja keras dengan tetesan darahnya sendiri. Tidak perlu teori muluk-muluk. Tidak peduli dengan tuduhan Kitab Suci palsu. Masih banyak sumber lain. Lebih baik Corolla 1976 mesin Baby Benz, dari pada Proton Saga asli dan orisinil digeber sekali mesin terbakar. Cukup orang baik ‘di........tii.........ru’. Oleh sebab itu sekalipun Kitab Suci diinjak-injak, dibakar, dan dimusnakan tidak akan memancing permusuhan dan kemarahan. Demikian juga dengan pembakaran dan peledakan rumah ibadah. Tidak ada satu jalan sekalipun yang dapat memancing kemarahan dan emosi kaum Kafir untuk melakukan tindakan anarki. Artinya dilapangan yang kongkrit orang Cavier selalu memberi air Susu kepada Allah Swt dan Allah Swt selalu membalas dengan air Tuba. Oleh sebab itu orang Kafir Kolopir bin Tapir lebih arif dan bijak dari pada Allah Swt dan Muhammad. Sikap mereka lebih terhormat dan mulia dari pada Allah Swt dan Muhammad. Oleh karena itu pemblokiran situs IFF dengan segala bentuknya adalah upaya penyangkalan dan penolakkan takdir dari segala hal yang telah diputuskan oleh Allah Swt. Kumpulan anak manusia yang selalu berbuat baik memenuhi amanah, taqwa dan sunnah kepada Allah Swt dengan cara mendakwahkan dan membacakan Al-Quran dan Hadits yang baik maupun yang buruk, meskipun dalam tataran aplikatif mereka tidak amanah, taqwa dan sunnah sebagaimana yang dicontohkan dan diperintahkan nabi dan Allah Swt. Sedang penganut faham Muhammadinisme sendiri melakukan reaksi negative dengan menyangkal dan menolak dari apa yang telah dibacakan dan dakwahkan oleh orang-orang Cavier tersebut. Maka jelas pemblokiran website IFF adalah upaya Muhammadinisme mempermalukan dan menyangkal (tidak menerima takdir, amanah, taqwa dan sunnah) dari Allah Swt. Batu Hitam hasil jarahan berbentuk “Vagina” disangkal sebagai kebenaran, jalan yang lurus, tauhid, tidak ada yang serupa dengannya, tuhan yang mahakuasa, tuhan yang esa. Hal demikian sama saja dengan mempermalukan orang tua, dan sekaligus mempermalukan guru. Karena tidak amanah, taqwa, dan sunah bahwa Allah Swt adalah Batu Hitam berbentuk Vagina itu. Tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, meskipun orang tua harus dengan susah payah mengeluarkan biaya pendidikan yang mahal. Cukup hanya yang “benar” dan yang “salah”.

Jika Orang Tua sedang marah terhadap anaknya yang nakal, mereka sering bilang “sopo to le sing mbok tiru! (amanah, taqwa, dan sunah). Atau seorang Guru kepada muridya. Boleh jadi murid yang nakal itu, karena amanah, taqwa, dan sunnah dari orang tuanya yang broken home. Apalah artinya wahyu (Al-Quran dan Hadits ) yang turun langsung dari Allah Swt yang murni dan orisinil itu, jika isinya hanya berbicara tentang poligami, perceraian, perselingkuhan, narsisme, egoisme, kesombongan, keangkuhan, pembunuhan, dan penjarahan. Jika ditiru (amanah, taqwa, dan sunnah) membuat hidup manusia berantakan dan tidak bahagia?. Tidak ada nabi yang tidak bejad. Lebih-lebih layak ditiru?. Bukankah Allah Swt hanya akan menjeruskan hidup manusia dan tidak pernah memiliki niat baik (simpati dan empati) kepada manusia?. Kecuali jika hanya dijadikan pusat sesembahan yang disifati dengan Al-husna seperti Dalang Wayang Kulit yang mengatakan Gatot Koco yang dibuat dari kulit Kerbau berotot Kawat bertulang Besi. Manusia tidak mengenal siapa tuhannya. Sama seperti orang yang mencari pesugihan (rejeki) di Gunung Kemukus?. Bukankah Allah Swt adalah tuhan yang ada di Gunung Kemukus itu?. Segala sesuatu itu yang perlu dilihat adalah substansinya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah Swt yang menjadikan manusia tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sikap yang demikian, jelas bahwa Allah Swt mempemalukan dan menyangkal Guru dan Orang Tua. Lengkapnya Allah Swt mempermalukan dan menolak orang Tua dan Guru dengan mengajarkan poligami, perceraian, perselingkuhan, narsisme, egoisme, kesombongan, keangkuhan, pembunuhan, dan penjarahan. Eronisnya meskipun manusia tidak amanah, tagwa, dan sunah terhadap apa yang telah diajarkan oleh Allah Swt, tetapi disembah dan menjadikannya kiblat. Persoalannya adalah nilai untuk nilai. Dengan ajarannya Allah SWT menjadi biang keladi memicu permusuhan dan saling sentimen antar umat manusia bagi yang amanah, tagwa, dan sunnah. Allah SWT telah mempertentangkan, memusuhi, dan menyangkal Tuhan yang mengajarkan yang baik-baik saja supaya manusia menjadi Srigala bagi manusia yang lain, baik secara teologis, moral, doktrin, idiologi dan dan praktis. Oleh sebab itu pemberian Sertifikasi Guru / Dosen kepada Allah Swt perlu dicabut dan dibatalkan. Tunjangan dapat dibagikan kepada seluruh rakyat Indonesia atas nama keadilan. Karena Allah SWT telah menghina dan mendiskriditkan profesi Guru sekaligus Orang Tua sebagai penjaga gawang pendidikan.

Ketika Allah SWT Mempermalukan, Memusuhi, dan Menyangkal Or
FFI Alternative
Faithfreedompedia
Post Reply