Haduuhh, 5 bulan lebih saya ga mampir komen di FFI, saya pikir muselim2 di sini sudah banyak belajar... kenyataannya cuma mengulang-ngulang argumen/bahasan yang sudah dibahas jauh sebelumnya..
si CP masih ga tau malu masih suka petantang petenteng recok2in thread baru, dan meninggalkan thread lain kalau sudah ga punya argumen lagi..
@onah, kunjungi thread yg mirip bahasan ini di sini coba.. baca dari awal argumen2 kafir
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... an-t25510/
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... hilit=lauh mahfudz
Kalau malas jalan2 ke sana saya quote salah satu uraian yang mungkin bisa bantu kamu paham kenapa cara alohmu ngatur dunia ini aneh..
pertanyaan : kita2 jadi kafir sudah kecatet di lauhul mahfudz belum?? kalo sudah kecatet kita2 ini jadi kafir, terus ternyata kita2 ternyata islam sampe akhir hayat, lauhul mahfudznya jadi salah ngga??? mana yg akan aloh pilih, bikin kita2 tetap jadi kafir agar lauhul mahfudz ga perlu direvisi, atau diam2 merevisi lauhul mahfudz???.... nanti waktu aloh menghakimi kita2,
aloh nanya ke kita2: "kenapa KALIAN KAPIRR?"
kita2 bilang "udah tertulis kok di lauhul mahfudz, kita mah ga berdaya apa2 tentang ketetapan tuhan"
aloh : "sotoy lo, buktinya mana??"
kita2 : "ya sudah boleh minta tunjukin kitab lauhul mahfudznya??"
aloh : "nih...."
skenario I (bener kan kita2 tertulis KAPIR)
kita2 : "tuh kannnn, kami ditulisnya MESTI JADI KAPIRR"
aloh : "oh iya yaa, jadi kalian kapir karena emang gw tetapin jadi kapir ya??"
kita2 : "iya, jadi gimana nihh??"
aloh : " ya ga masalah, gw kan tuhan, suka2 gw, kalian2 tetep gw jeblosin ke nerakaa...."
kita2 : "aaaaaaa, aloh sakit jiwaaaaa"
skenario II (gw tertulis ga kapir)
kita2 : "lhoo, kok kita2 ga tertulis kapir ya aloh... kok bisa, gimana ceritanya??"
aloh : "oh iya yaa, kenapa gw bikin ceritanya salah"
kita2 : "iya gimana sih, masa bikin alur cerita bisa salah, engkau dulu ngontrolnya gimana??"
aloh : "ya ga masalah, gw kan tuhan, suka2 gw, lo tetep gw jeblosin ke nerakaaa...."
gw : "aaaaaaa, aloh sakit jiwaaaaa"
--------------------------------------------------
Apapun yg kamu jelaskan tentang takdir, qada, qadar, dan segala bentuk ketetapan aloh.. itu akan paradox sendiri dengan sifat aloh yang lepas dari ruang dan waktu, di mana aloh harusnya bisa melihat masa depan.. bila sudah tahu kami akan menjadi kafir, kenapa masih menciptakan kami?? bila tahu iblis akan membangkang, kenapa masih menciptakan iblis?? pertanyaan ini mirip dengan pertanyaan setan ketika aloh menciptakan adam padahal manusia nantinya akan berbuat kerusakan di muka bumi.. aloh (dalam bahasa kasar)nya menjawab "gw tahu yang gw lakuin, lo udah diem aja"...
guru agama saya juga mencounter pertanyaan saya tersebut dengan jawaban itu... ya either saya diam karena secara tidak langsung menyiratkan kalau pertanyaan saya adalah pertanyaan setan yang berbahaya dan sebaiknya tidak usah dipikirkan.. km boleh memahaminya lain, tapi bagi gw jawaban semacam itu tidak lebih dari sebuah pengelakan..
Di satu sisi islam menggembar gembor konsep sifat tuhan yang sempurna (tauhid, maha kuasa, maha tahu, maha bijaksana, maha adil, dll), tapi di sisi lain mengelak jika ditanyakan pertanyaan-pertanyaan turunan mengenai sifat2 tersebut berdasarkan logika..
OOT dikit tentang kebenaran semua agama,
noah wrote:atas,
ooo, penganut semua agama adalah benar ya ..
sudah dapat wahyu dari Tuhan belum, bahwa semua agama adalah benar ..
tak perlu wahyu untuk bisa menilai mana yang benar mana yang tidak.. kalau muhammad lahir jaman sekarang dan ngaku2 nabi terima wahyu, jauh lebih lebih berguna dia jadi perancang busana..
Saya pada dasarnya menghargai keimanan banyak ajaran agama, termasuk keimanan kamu terhadap alohmu, walaupun saya bilang aloh itu borokokok...
Kamu dan geng muslim2mu lah yang justru menajiskan lebih dulu keimanan agama lain, yang justru dihaluskan dalam slogan lakum dinukum waliyadiin, agamamu untukmu, agamaku untukku, najis deh gw ikut2 agamamu..
muselim merasa tidak perlu mengenal ajaran agama lain karena tidak sadar dijebak dengan "kebenaran mutlak dan komplit ala alquran", sehingga angkuh untuk membuka pikiran terhadap kebenaran lain yang seliweran di luar islam bahkan malah merasa berdosa jika melakukannya. Akhirnya muselimlah yang justru lebih banyak belajar agama lain hanya untuk mengolok-olok, mendebat, dan menyerang kelemahan2nya. Fenomena bule yang (katanya) lebih banyak yang jadi mualaf (ketimbang sebaliknya) pun menurut saya karena pola pikir dan karakter yang berbeda. Pikiran Barat lebih terbuka, bisa jadi bule2 itu memang menemukan kebenaran (barangkali menurut saya parsial) dalam islam, namun tidak sedikit juga toh dari mereka yang belajar agama2 timur seperti hinduism dan buddha, atau malah menjadi atheist, atau malah juga semakin teguh dalam iman Kristen. Bedanya tidak sedigembargemborkan kaum muslim saja..
Berapa banyak muslim yang mau mengerti keimanan ajaran lain, Buddha misalnya tentang konsep Tuhan mereka (yang muslim tahu Tuhannya Buddha itu patung Siddharta dan dewa2 padahal Tuhan dalam Buddha adalah sesuatu yang undefined.. tidak bisa dan memang sebaiknya tidak bisa dijelaskan wujud maupun sifatnya.. Maka ketika penganut Buddha ditanya bagaimana Tuhanmu, mereka akan diam.. Ketika ditanya apakah Tuhan Maha Tahu, mereka akan diam. Ketika ditanya Tuhan maha Pengasih mereka akan diam... , sebetulnya sama seperti kamu disuruh mendefinisikan bilangan infinite.. jika ditanya berapa sebetulnya bilangan tak terhingga tersebut?? kalau kamu jawab bilangan yang sangat besarr, maka akan selalu ada pertanyaan baru.. apakah 1 triliun? di atas 1 triliun ada bilangan 1 bilyun di atasnya lagi ada 1 bilyun kuadrat, di atasnya lagi ada 1 bilyun pangkat 1 bilyun.. di atasnya lagi ada 1 bilyun ^ 1 bilyun ^ 1 bilyun.... dst......
maknanya di sini adalah
Apapun upayamu untuk berusaha mendefinisikan Tuhan bahkan cuma sifatnya itu tidak akan berhasil.. Makna Tuhan terlalu luas untuk didefinisikan.
maknanya di sini adalah
kalau anda protes tentang Yesus yg dianggap Tuhan padahal Dzatnya jelas2 manusia, ya Tuhan bisa menjadi apapun.. Kalau anda protes pada umat Buddha karena tidak mau menjelaskan bagaimana tuhan mereka, ya tuhan bisa tidak menjadi apapun..
maknanya di sini adalah
benar Tuhan bisa terserah saja mau menyebut diri sebagai aloh dan mewahyukan kehendak2nya semaunya lewat quran sehingga islam bisa jadi benar.. tapi benar Tuhan bisa terserah saja mewujud menjadi manusia dalam bentuk Yesus sehingga Kristen bisa jadi benar.. dan benar Tuhan bisa terserah saja menitiskan kekuasaannya kepada dewa-dewa yang berbeda sesuai jenis kuasanya sehingga hindu bisa jadi benar.. atau benar Tuhan bisa terserah saja menciptakan semesta ini karena keisengannya, lalu tidak melakukan apapun terhadap semesta sehingga Atheis menjadi benar..
maknanya di sini adalah
orang memilih suatu agama jadinya berdasarkan selera.. karena kebenaran mutlak itu sesungguhnya tidak ada..
maknanya di sini adalah
karena berdasarkan selera, sayangnya kami merasa harus menyelamatkan orang-orang karena islam memberikan selera yang tidak enak...
------------
btw onah, baca postingan kamu bikin orang males merunut, teknik quoting kamu buruk padahal km dah 190 lebih posting.. jadi jangan salahkan kafir kalau banyak ulasanmu yang tidak dihiraukan...
(jangan pake alasan QS Sapi Cewek ayat 6-7 : “Sesunggunya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak akan (begitu saja) beriman.” (6) Allah Subhanahu Wata’ala telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka-lah siksa yang amat berat.” )