Izin ikut diskusi gan..
OpoBener wrote:LM dikatakan suatu ketetapan mutlak yang bahkan ngurusin urusan daun jatoh dari pohonnya...
Ketetapan-ketetapan awloh yang sudah tertulis di LM dan kemudian harus di "tip-ex" karena ada perubahan di sana-sini itulah yang bermasalah !
Berapa banyak "tip-ex" yang diperlukan awloh untuk merubah LM nya ?
Bukankah akhirnya kerjaan awloh hanya bikin "buku harian" yang tiap hari harus ditulisnya (kembali) ?
Endingnya ntar paling-paling dikatakan ...
Ah,.. perubahan-perubahan itu sesungguhnya sudah tertulis pula !
He he he he he....
[/quote]
Sebenernya ada kekeliruan pemahaman orang orang Islam yang mengatakan bahwa Allah itu sudah menskenariokan semuanya.. Manusia tinggal menjalankannya.. Itu adalah kesalahan yang paling besar..
Ada lagi kesalahan yang lainnya, seperti kesalahan pemahaman orang Islam yang mengatakan beberapa hal tertentu seperti lahir, jodoh, dan mati itu sudah ditangan Allah..
Dulu, ketika saya masih belum mengerti taqdir saya juga berpikir seperti mereka.. Dan saya bingung dengan konsep itu, malah saya meragukan islam karena konsep yang sangat tidak masuk akal itu.. Karena saya orang yang sangat rasional.. Saya akan mengakui yang benar dan meninggalkan yang salah.. Jadi dulu saya siap meninggalkan Islam kapan saja jika Islam memang terbukti salah..
Tapi sekarang saya sudah yakin bahwa Islam itu satu2nya agama yang benar.. Karean saya telah menemukan tempat untuk bertanya berbagai hal hal yang agan2 anggap kontradiksi di Islam, dan itu semua dijawab secara rasional tidak seperti ustadz2 kebanyakan.. Oke, saya kira cukup saya agak melenceng karena curhat.. hahaha
Sekarang ane akan coba ngejawab pendapat kebanyakan bahwa Allah itu menentukan segala hal.. Termasuk daun yang jatuh.. Ane yakin ayat yang dipake pake itu
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)”
Ada kesalahan penafsiran di ayat itu.. Sebenarnya tidak ada kata2 bahwa Allah menentukan daun itu akan jatuh.. Allah hanya mengatakan bahwa Allah mengetahui hal itu atau di AlQur'an lain saya pernah menemukan sedikit berbeda bahwa "tidak ada daun yang jatuh kecuali dengan izin Allah".. Perhatikan, bukan berarti Allah yang membuat daun itu jatuh.. Tapi Allah hanya mengizinkannya, atau Allah mengetahuinya.. Karena Allah itu Maha Tahu.. Bukan Maha Menentukan..
Lalu ayat yang menunjukkan bahwa manusia itu jodoh sudah ditentukan.. Ada 3 saya googling barusan..
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. 30 : 21).
“dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita”. (QS.53:45)
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah”. (QS 51:49)
Di ketiga ayat tadi tidak ada yang mengatakan bahwa Allah telah menentukan siapa istrimu atau Allah telah menentukan suamimu.. Ini adalah kesalahan tafsir yang saya tidak tau secara disengaja oleh para ustadz2 di Indonesia atau bagaimana saya tidak tahu..
Sebenarnya secara rasional hal ini bisa dibuktikan dengan mudah.. Begini pembuktiannya:
Jika agan tidak pernah mencari istri dan tidak mau menikah.. Apakah mungkin agan akan mendapatkan istri? Jawabannya tidak mungkin.
Lalu ada kenyataan bahwa ada orang2 yang sudah mati sebelum menikah, lalu apakah Allah lupa menentukan jodoh untuk mereka? Jawabannya tidak.
Itu semua karena Alah memang tidak pernah menentukan jodoh untuk kalian.
Sebenarnya tentang lahir juga bisa dijawab dengan gampang kalo agan2 menggunakan cara seperti saya.. dengan rasio dan ayat Al Qur'an..
Kalo tentang kematian juga tidak ada kontradiksi antara ayat dan rasio.. Ane males googling, jadi cukup 1 ayat aja ya
“ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. ” (Al Munaafiquun 63:11)
Dari ayat diatas kita lihat sepertinya Allah itu yang menentukan kematian seseorang, tapi ternyata tidak. Coba kita flashback ke ayat sebelumnya
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" " (Al Munaafiquun 63:10)
Ini menunjukkan peristiwa bahwa ada orang yang sedang sakaratul maut dan dia minta ditangguhkan umurnya. Namun Allah tidak mengabulkannya karena itu memang itu sudah saatnya dia mati.. Wong udah sakaratul maut
Ini berarti ayat ini tidak menunjukkan bahwa mati itu Allah yang menentukan..
Tapi kalo urusan bahwa Allah itu yang menghidupkan dan mematikan itu ya bener.. Allah yang memberi ruh dan menarik ruh dari manusia.. Tapi manusia juga bisa membuat (dengan cara kawin) atau membunuh manusia lainnya..
Lalu coba kita lihat bagaimana para sahabat nabi memandang taqdir:
ketika Umar ra mengungsi Madinah karena sedang ada wabah penyakit, lalu ditegur oleh seseorang: “Mengapa engkau mengungsi? Bukankah jika takdirmu tidak akan terkena penyakit, maka engkau tidak akan terkena penyakit? Lalu Umar ra menjawab: “Aku berpindah dari takdir yang satu kepada takdir yang lain”
Ini artinya bahwa sahabat sahabat nabi juga tidak percaya bahwa Allah telah menentukan semuanya. Mereka pasrah kepada kekuasaan Allah tapi mereka tidak menyerah dan diam saja. Ini artinya, sahabat sahabat nabi itu juga rasional, walaupun Allah bisa saja membuat mereka tidak terkena penyakit namun mereka tidak **** dan tetap mengungsi. Ini artinya mereka tidak seperti orang orang yang sekarang yang mengatakan bahwa semua itu sudah ditentukan oleh Allah tapi mereka mengatakan bahwa apapun yang mereka lakukan itu adalah takdir Allah, semua itu sudah diizinkan oleh Allah.. Namun bukan berarti jika Allah mengizinkan itu berarti Allah yang menentukan ..
Seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman) tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya (13:31)
Maknanya: Jika Allah memang mau semua manusia itu beriman, Allah bisa aja ngelakuin itu.. Gampang buat Allah.. tapi Allah gak mau.. Alesannya.. Coba aja agan pikir sendiri ;)
Ini berarti Allah membiarkan orang mau iman atau kafir itu terserah orangnya sendiri..
Trus yang terakhir tentang Lauh Mahfuz, konsep yang bikin bingung setengah mati.
Ane mau kasih kesimpulannya aja ya, pembuktiannya agan bisa cari sendiri.. Ane udah capek ngetik -_-
Lauh Mahfuz itu hanya kitab yang berisi kemaha tahuan Allah, bukan skenario Allah atas dunia ini..
Allah itu sudah tau semuanya, tapi bukan berarti Allah menentukan semuanya..
Karena Allah itu Maha Tahu, Maha Kuasa, dan Maha Adil, bukan Maha Menentukan..
Dreamsavior wrote:
Bagiku ... itu lebih seperti upaya untuk mengkambing-hitamkan pribadi yang menciptakan langit dan bumi.
Yup! Ane sering denger, apalagi artis2 kalo cere itu selalu mengkambing hitamkan Allah.. Kalo mereka cere biasanya mereka selalu bilang "mungkin emang bukan jodoh saya"
Ane bilang dalem hati "Lho? Itu bukan jodohlu? Trus lu tau jodohlu yang sebenernya itu darimana? Lu itu cere bukan karena dia bukan jodohlu.. Tapi karena lu gak cocok sama dia.. Jangan nyalahin bukan jodoh lah.. Bilang aja gak cocok atau emang ada masalah yang gak bisa terselesaikan kek.. Ini namanya mengkambing hitamkan Allah..
Sebenernya perilaku mengkambing hitamkan ini udah terjadi bahkan sejak zaman nabi, ayatnya:
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya." Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An Nahl 16:35)
Ayat ini nunjukin bahwa zaman dulu juga ada orang2 yang berargumen seperti di halaman2 awal page ini.. Mengatakan bahwa jika mereka masuk neraka maka mereka itu masuk neraka karena udah diizinkan oleh Allah.. Berarti mereka itu gak salah dong?
Trus Allah ngebales, bener emang mereka itu masuk neraka karena udah diizinin sama Allah, tapi tetep aja itu perbuatan yang salah.. Karena Allah mengizinkan bukan berarti Allah membolehkan dan tidak memberi balasan atas kekafiran mereka.. Jadi, Allah merintahin nabi Muhammad ya gak usah kuatir, kewajiban nabi Muhammad itu cuma menyampaikan, bukan mengislamkan mereka..
Dari ayat diatas bisa disimpulin bahwa Allah emang mengizinkan hal2 buruk terjadi, contohnya: Islam miskin, Islam ditindas, Palestina dijajah Israel, dan hal2 buruk lainnya.. Tapi bukan brarti hal itu Allah yang nentuin, Allah membiarkan hal itu terjadi, tapi Allah juga bisa ikut campur kalo emang mau.. Allah itu Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.. Suka2 dia mau berkehendaknya kapan..
Kesimpulan dari konsep yang saya jelasin diatas:
Islam tidak salah. Yang salah adalah pemahaman orang2 Islam terhadap Qur'annya sendiri karena kurang belajar dan kurang memakai rasionalitas..
Karena sesungguhnya ayat2 Allah itu cuma bisa dipahami oleh orang2 yang berakal/berilmu, banyak ayat2nya cari aja sendiri..
Konsep takdir yang benar adalah Allah tidak menentukan apapun dalam kehidupan manusia, kecuali menciptakan sunnatullah (hukum2 alamiah Allah). Tapi tidak berarti bahwa Allah tidak bisa turut campur dalam kehidupan manusia, karena Allah itu Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.
Catatan: Sunnatullah itu contohnya orang kalo mau sukses harus berusaha.. Orang kalo mau pinter harus belajar.. Orang kalo mau masuk surga harus berusaha menaati aturan2 Allah dan mencari agama yang benar.. Bukan cuma debat kusir gak jelas kaya di forum ini..
Semoga dapet pencerahan baik yang islam maupun yang non-islam!