Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Siapa 'sosok' Allah, apa maunya, apa tujuannya ?
robint
Posts: 2123
Joined: Sat Jun 21, 2008 10:52 pm

Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by robint »

setiap idul adha, muslim selalu gembar gembor mengenai pengorbanan yg harus kita lakukan kepada Allah. Namun muslim tidak menyadari bahwa :

1.Hanya Iblis yang butuh pengorbanan alias sesajen, Allah tidak menuntut itu . Saya gunakan kata menuntut karena kita dengan sukarela melakukan persembahan kepada Allah , tapi TIDAK merupakan tuntutan dr ALLAH.

2.Perintah utk mengorbankan anak kandung yg tidak berdosa merupakan praktek penyembahan berhala suku2 indian kuno dan bahkan di timur tengah kuno, yg dituntut oleh dewa2 agar tidak marah .

Jadi kita lihat bahwa perilaku allah muslim adalah menyerupai iblis/dewa2 pagan yg jahat, dan ini lah salah satu bukti bahwa allah islam = iblis.

Dan klaim muslim dibawah ini seperti :

Bahwa Allah menuntut kita utk mengorbankan hal2 yg kita sayangi spt harta benda kita dsb adalah klaim kosong karena dalam hal ini yg dituntut dan dipuji dr ibrahim adalah ketaatannya utk mengorbankan darah orang yg tak bersalah. jadi jangan heran bahwa aksi terorisme yg didorong ketaatan kepada Allah dilakukan oleh muslim seturut teladan ibrahim, mengorbankan darah orang yg tak bersalah.


mohon tanggapannya

salam,
Saif.Bahar
Posts: 1548
Joined: Thu Jul 29, 2010 7:41 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by Saif.Bahar »

Hehehe..

Jaman makin modern n maju..beragama sih suka2lah..
tak beres
Posts: 163
Joined: Thu Aug 19, 2010 11:23 am

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by tak beres »

Post by Saif.Bahar » Sat Nov 20, 2010 12:02 pm

Hehehe..

Jaman makin modern n maju..beragama sih suka2lah..

Apalagi islem suka2 dengkulnya......
gak senang tgl bom, bunuh,gorok,jihad,,, muantaff
mau klaim apa2 aja bisa dgn cara slam,,, maknyoss….
mau sholat kira2 volume toa kurang bising tgl di tinggikan aja mauuu apa loe….. huuusss…,(kafir)
hukum syariah dibelakukan sesuka dengkulnya walaupun ke kafir,. E ge pe...samakafir….
kalau bosan dgn bini lama.. kan masih byk stok … ini baru namanya surrgaa…… xixixi……

jadi ugama islam itu artinye……………….???
Agama suka2
Bisa juga...
Suka suka gw donk…..
Siapa loe…..
Yg penting halaL……
Amien.... :turban:


salam:Saif.Bahar
Saif.Bahar
Posts: 1548
Joined: Thu Jul 29, 2010 7:41 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by Saif.Bahar »

Hehehe..

Memang oke jadi mu'tazilah..
Kanal Muh
Posts: 337
Joined: Mon Jul 26, 2010 4:23 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by Kanal Muh »

Memang oke jadi muntahsusila,
bisa mengagung-agungkan muha mad yang selalu terangsang dengan anak di bawah umur, yang merampok karavan dagang, menghancurkan perkawinan Said anak angkatnya dengan mangambil Sainab istri Said sebagai istrinya dengan saksi surga. Nabi yang mengumumkan bahwa dia akan mendapatkan nafkah dari pedangnya. Itu berarti nafkahnya didapat dari perampasan. Semacam preman, tapi preman lebih sopan sedikit.
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

Kanal Muh wrote:Memang oke jadi muntahsusila,
bisa mengagung-agungkan muha mad yang selalu terangsang dengan anak di bawah umur, yang merampok karavan dagang, menghancurkan perkawinan Said anak angkatnya dengan mangambil Sainab istri Said sebagai istrinya dengan saksi surga. Nabi yang mengumumkan bahwa dia akan mendapatkan nafkah dari pedangnya. Itu berarti nafkahnya didapat dari perampasan. Semacam preman, tapi preman lebih sopan sedikit.
ngarang aja kayak anak SD
andalasberhitung
Posts: 21
Joined: Mon Dec 20, 2010 1:21 am

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by andalasberhitung »

http://www.apakabar.ws/content/view/3426/88888889/
Sedari kecil saya dijejali dengan mitos-mitos aneh, yang sarat dengan pertumpahan darah di balik hikayat nabi-nabi.
Mitos Mitos yang tak mampu dicerap sama sekali oleh akal sehat saya.
Akal dan hati saya-pun berontak ketika mendengar penjelasan yang di tuturkan oleh ibu guru agama saya

"Idul Adha adalah ajaran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim tentang keimanan dan ketauhidan dalam Islam" terangnya begitu tegas dan lugas kepada saya dan teman-teman saya.

"Tapi bu mengapa pembunuhan di-ijinkan oleh Allah ibu guru?"

"Yah, karena Nabi Ibrahim telah bernadzar dan itu harus ditepati anakku" beliau-pun menjawab dengan tersenyum manis di hadapanku.

"Tapi khan itu anaknya sendiri bu?" saya bertanya dengan begitu lugunya.
"Itulah keimanan anakku. Bila tidak dijalankan nabi Ibrahim akan di hukum oleh Allah karena melanggar janji yang telah diucapkannya", lanjutnya menerangkan. Seketika itu juga saya anggap ibu guru saya ini aneh sekali.
"Masak ada bapak tega membunuh anaknya sendiri bu?" tanya saya berapi-api, tidak terima dengan ucapan pembelaannya. Saya-pun meneruskan dengan penuh kejengkelan.
"Ibu macan yang tidak berakal saja, tidak tega membunuh anaknya bu?", kebetulan saat itu, malamnya saya habis menonton Discovery Channel. Saya jatuh cinta dengan ibu macan, yang ternyata sangat lembut dan penuh kasih sayang merawat anak-anaknya.
Namun sungguh sebuah kejutan,ternyata ada keajaiban yang disisipkan di balik mitos, untuk membenarkan tragedi kejatuhan mental, yang tak berperi kemanusiaan itu..
"Tidak anakku, itu hanya ujian kepada Nabi Ibrahim seberapa besar keimanan dan ketakwaan beliau kepada Allah" ibu guru menjelaskan dengan penuh kelembutan. Saya-pun akhirnya seperti terhipnotis jadi ikut pula tenggelam membayangkan diri saya adalah nabi Ismail. Saya harus seperti nabi Ismail, menuruti apa saja yang di perintahkan oleh Allah kepada ayah saya.
"bla..bla..bla..", bu guru melanjutkan dengan penuh kelembutan, walau bagaimanapun ketika mendengar kata "pisau" , diri saya menjadi tidak nyaman. Sampai akhirnya ketika cerita itu sudah sampai klimaksnya, benar-benar situasi batin saya luar biasa menegangkan...
"Alhamdulillah.. Wasyukurillah.. anak-anakku...Nabi Ismail yang akan di sembelih oleh bapaknya, ternyata masih hidup dan di selamatkan oleh Allah, tubuhnya berpindah secepat kilat dan diganti oleh Allah dengan seekor kambing" , dapat terlihat wajah teman-teman saya yang semula pucat pasi karena tegang, kini menjadi lega dan penuh syukur kepada sosok Allah SWT. Ada yang beberapa air matanya menetes haru.
"Ternyata Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang", bisik mereka dengan lamat-lamat dengan senyuman dan air mata yang masih menetes. (1)
Saya benar-benar tidak menyangka teman-teman saya ikut pula membayangkan, berimajinasi seperti apa yang saya lakukan. Menjadi seorang nabi Ismail. Tapi sayangnya, saya berbeda dengan teman saya. Setelah saya melihat ke sekeliling kelas untuk menangkap susana batin teman-teman saya. Ternyata saya masih tertarik meneruskan kembali, melanjutkan imajinasi saya yang belum kelar.
Jadi, saya benar-benar berada di belakang nabi Ibrahim saat itu. Dapat jelas terlihat kepala seekor kambing terlempar dan terkapar sekian meter. Darah si kambing memuncrat ke arah Nabi Ibrahim, dan juga ke arah wajah saya. Seketika amarah saya meledak, saya jadi menangis dalam kejengkelan yang amat sangat. Tangan saya meraih dan mencengkeram celana Nabi Ibrahim, dan kemudian memukul-mukul pantatnya dengan sekuat tenaga. Saya berteriak
"Ya Nabi Ibrahim, engkau begitu biadab dan goblokkkk!!" saya tendang-tendang kakinya juga sekuat tenaga.
"Pyarrr..."
Tanpa sadar ibu guru menyiram saya dengan air putih bekal air minum milik teman sebangku saya. Jelaslah saya jadi kaget, wajah saya basah. Mata saya melihat kesekeliling kelas. Ternyata imajinasi saya terlalu kuat. Ibu guru dan teman-teman saya menatap ke arah saya, dengan tatapan mata yang sangat tajam
"Kamu tadi bilang Nabi Ibrahim biadab dan ***** anakku", kata ibu guru sembari menjewer telinga saya keras-keras.
"Ah ampun bu, ampun" teriak saya kesakitan. Saya di hukum lagi deh di luar kelas. Haha...

Dari cerita masa kecil saya yang dituturkan oleh ibu guru saya itu, saya mengambil sebuah kesimpulan. Ternyata ibu guru agama saya seperti Doraemon.
Maklum saat itu, saya masih suka sekali menonton Doraemon dengan kantong ajaibnya. Doraemon adalah film kartun kegemaran saya, diputar setiap hari libur sekolah pada hari minggu. Tapi khan di film Doraemon tidak ada pembunuhan dan kesadisan seperti apa yang diceritakan oleh ibu guru ?'. Tentu sebagai anak-anak saya merasa shock dan tidak ngeh mendengarnya. Sampai sepulang dari sekolah saya masih menyimpan keresahan-keresahan itu.

Hari raya Idul Adha, akan tiba esok hari
Malamnya takbir-pun berkumandang dimana-mana
saya jadi resah tidak kepalang, kebingungan-pun tak lagi bisa dihindari
tidur tidak lagi senyaman seperti malam-malam biasanya,
ketakutan menjelma akibat teror suara dari toa-toa yang begitu keras memekakkan telinga

Didalam imaji yang terbayang hanya darah, darah, dan darah
Mengapa Allah sekejam itu?

Dan hal ini mengoyak-ngoyak perasaan saya sebagai seorang anak manusia yang masihlah lugu,
yang masih-lah belum juga beranjak dewasa
saya benar-benar tak bisa tidur malam itu, setiap toa berbunyi dengan arogan dan kerasnya

"Allahu Akbar",

yang terlintas dalam benak saya adalah darah.

Setiap kali suara itu berulang "Allahu Akbar" lagi-lagi yang terbersit adalah darah. Darah kambing yang memuncrat ke wajah saya, ternyata masih saja saya membawanya pulang sampai ke rumah. Saya benar-benar menjadi seorang paranoid, kepala saya pusing tujuh keliling. Terjadi tragedi pertentangan batin dalam hati, diri dan jiwa saya. Tidak mungkin Allah itu sekejam itu. Seakan-akan Allah itu haus akan darah. Tidak mungkin ! batin saya melawan keras imajinasi itu.
"Allahu Akbar", darah. "Allahu Akbar", darah. "Allahu akbar", darah....
Saya benar-benar histeris, sialnya suara TOA tak jua kunjung berhenti. Untunglah tidak lama sebuah ide terbesit, saya memutuskan untuk mengambil sebuah Walkman milik kakak saya di kamarnya. Saya ambil kaset lagu anak-anak kesukaan saya, si lumba-lumba yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso. Saya masukkan dalam Walkman, saya putar lagunya keras-keras. Oh beruntunglah suara toa menghilang dan saya-pun akhirnya bisa kembali dengan tenang. Tertidur pulas dengan earphone yang menyanyikan lagu lumba-lumba, penuh kedamaian.
Ke-esokan harinya:
Terus terang, sebagai seorang anak yang sok dewasa, demi melihat nasib domba-domba yang tak bersalah. Di pagi harinya. Saya-pun memberanikan diri, berdiri di tengah ramai orang-orang yang ingin menyaksikan tragedi pembunuhan massal itu. Saya akan menghadiri pembunuhan yang dilakukan oleh manusia-manusia beriman dan bertakwa. Saya akan mendoakan dengan setulus hati hewan-hewan itu, berharap semoga mereka tidak merasakan kesakitan yang amat sangat
Ketika pisau besar sang penjagal diasah-asah diatas batu, terdengarlah suara yang nyaring, "cring..cring..cring..", sontak bulu kuduk saya berdiri, merinding setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama kali melihat pembantaian hewan-hewan yang tidak berdosa itu. Saya baru tahu, ternyata sapi-lah yang akan dijadikan korban pembunuhan pertama yang akan di sembelih. Kaki-kaki sapi-pun mulai diikat dengan tali-tali yang besar dan kuat. Tali itu di pegang oleh lelaki-lelaki berotot. Kalau tidak salah ada sekitar empat sampai enam orang yang memeganginya.
Tragedi akan dimulai, pisau menyentuh leher si sapi. Ternyata tragedi itu benar-benar jauh berbeda dengan yang terjadi pada imajinasi saya kemarin. Pisau tidak langsung sekelebat memotong si sapi, seperti sabetan secepat kilat Nabi Ibrahim yang memotong si Kambing.
Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, pisau itu menggorok leher si sapi berkali-kali, sontak Sapi melolong "Moooww..." ,tubuh si sapi berkelebat menggeliat menahan perihnya sakit yang amat sangat. Saya-pun melihat air mata si sapi, sepertinya ia telah menangis. Karena hal itu, saya benar-benar tak kuasa melihat lagi si sapi. Perasaan saya meledak-ledak, saya sangat terharu, saya tak sampai hati, saya meneteskan air mata juga. Oh sial, sungguh malu jika sampai ketahuan orang-orang, kalau saya menangis. Untung saya pakai topi. Saya-pun memutuskan untuk segera pulang. Berjalan sambil menundukkan kepala untuk menutupi wajah saya dengan topi di kepala.
Dan sejak itulah saya menganggap si penjagal adalah orang-orang terkejam tak berperasaan dan tak ber-peri kehewanan dalam hidup saya. Saya jadi resah, nilai-nilai moral seperti apakah yang hendak di tanamkan kepada kami yang masih anak-anak sekecil ini, begitu teganya para orang tua, guru-guru kami menceritakan hal sekejam itu.
--------------------------
Sekarang saya sudahlah dewasa, saya sadar semuanya itu hanyalah mitos rendahan buatan para penguasa di jaman purba. Politik kaum Yahudi yang kemudian di comot oleh para Politikus Ulama Arab. Untuk melegalkan pertumpahan darah demi hasrat kekuasaan semata, mereka menciptakan Tuhan Allah, tidak lain supaya kaumnya "menurut" membabi buta, tanpa perlu adanya diberi kesempatan bagi rakyatnya, untuk bertanya dan berpikir kritis dengan akal yang sehat.

Hingga menjadi hal yang wajar-wajar saja-lah bila rasa kemanusiaan harus ikut pula dikorbankan. Hanya karena sebuah keajaiban bernama 'mukjizat' yang diberikan oleh Allah,
"khan itu bukan Ismail tapi kambing yang di sembelih. Sudahlah telan saja-lah mentah-mentah anakku!"
Tidak maafkan saya bu guru. Yang saya garis bawahi adalah Allah mengutus Ibrahim untuk menyembelih ismail yang adalah anaknya sendiri. Saya tidak bisa menerima dogma serendah itu ibu. Karena dalam benak saya Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bahkan kepada binatang sekalipun.Allah tidak akan sekejam itu memerintahkan seorang ayah mebunuh anaknya sendiri. Dan mitos itu makin menguatkan penalaran akal sehat saya, bahwa Allah itu ternyata hanyalah buatan manusia yang serakah.
Terkadang memang manusia butuh mitos untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan moral. Karena kebaikan sulit diajarkan dengan teori-teori empirik. Kebaikan butuh mitos dan dongeng cerita ringan yang selalu anak-anak sukai, karena mitos begitu penuh dengan warna dan imajinasi. Tapi sayangnya tidak semua mitos itu berisi nilai-nilai moral 100 % yang penuh dengan kebaikan dan kearifan seperti yang ibu katakan. Ada sebagian mitos penuh kemunafikan yang disusupi dengan nilai-nilai pembodohan yang membabi-butakan pendengarnya. Bahkan kerap menghalalkan darah sesama, dan itu benar-benar tidak bisa di benarkan.
Sejak kami kanak-kanak memang tidak kami sadari, ternyata kami dibiasakan untuk melakukan pembunuhan dan kekerasan. Bahkan Fitnah saja dianggap lebih kejam dari pembunuhan (2). Oh ibu, Akal sehat kami benar-benar dimatikan untuk menjadi orang yang beriman. Lantas kami bisa berbuat seenaknya membunuh sesama hanya karena seseorang memfitnah kami. Oh ibu bukankah pembunuhan lebih kejam dari hardikan, fitnahan, kecaman yang di ucapkan oleh mulut walau konon katanya lebih tajam pula mulut itu dari sebuah pedang. Ibu mengapa semua dogma itu benar-benar begitu emosionil dan temperamental penuh kebencian ?

Ibu, bukankah mitos juga butuh logika dan akal penalaran yang sehat? Semunafik apapun mitos itu, pasti akan tercium juga oleh kami, bau busuk praktik-praktik pembodohan yang digencarkan oleh para penguasa dijamannya di masa lalu, karena memang perang tidak pernah berhenti ibu. Hasrat kekuasaan ada dibalik semuanya ibu. Bukankah pertumpahan darah selalu berawal mula dari mitos itu ibu!
Saya masih anak-anak, saya masih lugu memang. Tetapi saat itu untunglah saya tidaklah mudah di bodohi oleh mitos rendahan itu. Saya tidak hanya suka menonton doraemon, tapi film detective conan saya juga tidak pernah ketinggalan menontonnya. Jujur terus terang, dari film detective itulah nalar saya menjadi lebih berjalan dengan akal yang sehat.
Jadi saya bukan menilai berdasarkan prasangka ibu. Ini murni penalaran saya sebagai seorang anak manusia. Saya masih tetap menghargai ibu guru dengan penuh cinta, saya tidak pernah membenci ibu. Jadi tolong ibu jangan membenci saya, karena saya sangat mencintai ibu, walaupun tidak sependapat dengan ibu. Ibu hanya tidak tahu, bila ada begitu banyak manuver politik di balik kegilaan mitos itu.
So,,, bagaimana dengan kemanusiaan anda? Apakah keputusannya bila anda di perintahkan oleh Allah untuk membunuh sesama, apakah anda akan melakukannya? Ataukah lebih baik berpikir kritis dengan segala mitos yang pernah ada, yang pernah diajarkan 'full dogma membabi buta' oleh manusia-manusia sebelumnya?

Aku ingin begini
Aku ingin begitu
ingin ini ingin itu banyak sekali
semua-semua dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan mitos ajaib

aku ingin membunuh bebas semua mahluk
hei agama-agama baru dan kitab-kitab suci baru

la..la..la..
aku sayang sekali
Dora... emmmonnn
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

andalasberhitung wrote:http://www.apakabar.ws/content/view/3426/88888889/
Sedari kecil saya dijejali dengan mitos-mitos aneh, yang sarat dengan pertumpahan darah di balik hikayat nabi-nabi.
Mitos Mitos yang tak mampu dicerap sama sekali oleh akal sehat saya.
Akal dan hati saya-pun berontak ketika mendengar penjelasan yang di tuturkan oleh ibu guru agama saya

"Idul Adha adalah ajaran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim tentang keimanan dan ketauhidan dalam Islam" terangnya begitu tegas dan lugas kepada saya dan teman-teman saya.

"Tapi bu mengapa pembunuhan di-ijinkan oleh Allah ibu guru?"

"Yah, karena Nabi Ibrahim telah bernadzar dan itu harus ditepati anakku" beliau-pun menjawab dengan tersenyum manis di hadapanku.

"Tapi khan itu anaknya sendiri bu?" saya bertanya dengan begitu lugunya.
"Itulah keimanan anakku. Bila tidak dijalankan nabi Ibrahim akan di hukum oleh Allah karena melanggar janji yang telah diucapkannya", lanjutnya menerangkan. Seketika itu juga saya anggap ibu guru saya ini aneh sekali.
"Masak ada bapak tega membunuh anaknya sendiri bu?" tanya saya berapi-api, tidak terima dengan ucapan pembelaannya. Saya-pun meneruskan dengan penuh kejengkelan.
"Ibu macan yang tidak berakal saja, tidak tega membunuh anaknya bu?", kebetulan saat itu, malamnya saya habis menonton Discovery Channel. Saya jatuh cinta dengan ibu macan, yang ternyata sangat lembut dan penuh kasih sayang merawat anak-anaknya.
Namun sungguh sebuah kejutan,ternyata ada keajaiban yang disisipkan di balik mitos, untuk membenarkan tragedi kejatuhan mental, yang tak berperi kemanusiaan itu..
"Tidak anakku, itu hanya ujian kepada Nabi Ibrahim seberapa besar keimanan dan ketakwaan beliau kepada Allah" ibu guru menjelaskan dengan penuh kelembutan. Saya-pun akhirnya seperti terhipnotis jadi ikut pula tenggelam membayangkan diri saya adalah nabi Ismail. Saya harus seperti nabi Ismail, menuruti apa saja yang di perintahkan oleh Allah kepada ayah saya.
"bla..bla..bla..", bu guru melanjutkan dengan penuh kelembutan, walau bagaimanapun ketika mendengar kata "pisau" , diri saya menjadi tidak nyaman. Sampai akhirnya ketika cerita itu sudah sampai klimaksnya, benar-benar situasi batin saya luar biasa menegangkan...
"Alhamdulillah.. Wasyukurillah.. anak-anakku...Nabi Ismail yang akan di sembelih oleh bapaknya, ternyata masih hidup dan di selamatkan oleh Allah, tubuhnya berpindah secepat kilat dan diganti oleh Allah dengan seekor kambing" , dapat terlihat wajah teman-teman saya yang semula pucat pasi karena tegang, kini menjadi lega dan penuh syukur kepada sosok Allah SWT. Ada yang beberapa air matanya menetes haru.
"Ternyata Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang", bisik mereka dengan lamat-lamat dengan senyuman dan air mata yang masih menetes. (1)
Saya benar-benar tidak menyangka teman-teman saya ikut pula membayangkan, berimajinasi seperti apa yang saya lakukan. Menjadi seorang nabi Ismail. Tapi sayangnya, saya berbeda dengan teman saya. Setelah saya melihat ke sekeliling kelas untuk menangkap susana batin teman-teman saya. Ternyata saya masih tertarik meneruskan kembali, melanjutkan imajinasi saya yang belum kelar.
Jadi, saya benar-benar berada di belakang nabi Ibrahim saat itu. Dapat jelas terlihat kepala seekor kambing terlempar dan terkapar sekian meter. Darah si kambing memuncrat ke arah Nabi Ibrahim, dan juga ke arah wajah saya. Seketika amarah saya meledak, saya jadi menangis dalam kejengkelan yang amat sangat. Tangan saya meraih dan mencengkeram celana Nabi Ibrahim, dan kemudian memukul-mukul pantatnya dengan sekuat tenaga. Saya berteriak
"Ya Nabi Ibrahim, engkau begitu biadab dan goblokkkk!!" saya tendang-tendang kakinya juga sekuat tenaga.
"Pyarrr..."
Tanpa sadar ibu guru menyiram saya dengan air putih bekal air minum milik teman sebangku saya. Jelaslah saya jadi kaget, wajah saya basah. Mata saya melihat kesekeliling kelas. Ternyata imajinasi saya terlalu kuat. Ibu guru dan teman-teman saya menatap ke arah saya, dengan tatapan mata yang sangat tajam
"Kamu tadi bilang Nabi Ibrahim biadab dan ***** anakku", kata ibu guru sembari menjewer telinga saya keras-keras.
"Ah ampun bu, ampun" teriak saya kesakitan. Saya di hukum lagi deh di luar kelas. Haha...

Dari cerita masa kecil saya yang dituturkan oleh ibu guru saya itu, saya mengambil sebuah kesimpulan. Ternyata ibu guru agama saya seperti Doraemon.
Maklum saat itu, saya masih suka sekali menonton Doraemon dengan kantong ajaibnya. Doraemon adalah film kartun kegemaran saya, diputar setiap hari libur sekolah pada hari minggu. Tapi khan di film Doraemon tidak ada pembunuhan dan kesadisan seperti apa yang diceritakan oleh ibu guru ?'. Tentu sebagai anak-anak saya merasa shock dan tidak ngeh mendengarnya. Sampai sepulang dari sekolah saya masih menyimpan keresahan-keresahan itu.

Hari raya Idul Adha, akan tiba esok hari
Malamnya takbir-pun berkumandang dimana-mana
saya jadi resah tidak kepalang, kebingungan-pun tak lagi bisa dihindari
tidur tidak lagi senyaman seperti malam-malam biasanya,
ketakutan menjelma akibat teror suara dari toa-toa yang begitu keras memekakkan telinga

Didalam imaji yang terbayang hanya darah, darah, dan darah
Mengapa Allah sekejam itu?

Dan hal ini mengoyak-ngoyak perasaan saya sebagai seorang anak manusia yang masihlah lugu,
yang masih-lah belum juga beranjak dewasa
saya benar-benar tak bisa tidur malam itu, setiap toa berbunyi dengan arogan dan kerasnya

"Allahu Akbar",

yang terlintas dalam benak saya adalah darah.

Setiap kali suara itu berulang "Allahu Akbar" lagi-lagi yang terbersit adalah darah. Darah kambing yang memuncrat ke wajah saya, ternyata masih saja saya membawanya pulang sampai ke rumah. Saya benar-benar menjadi seorang paranoid, kepala saya pusing tujuh keliling. Terjadi tragedi pertentangan batin dalam hati, diri dan jiwa saya. Tidak mungkin Allah itu sekejam itu. Seakan-akan Allah itu haus akan darah. Tidak mungkin ! batin saya melawan keras imajinasi itu.
"Allahu Akbar", darah. "Allahu Akbar", darah. "Allahu akbar", darah....
Saya benar-benar histeris, sialnya suara TOA tak jua kunjung berhenti. Untunglah tidak lama sebuah ide terbesit, saya memutuskan untuk mengambil sebuah Walkman milik kakak saya di kamarnya. Saya ambil kaset lagu anak-anak kesukaan saya, si lumba-lumba yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso. Saya masukkan dalam Walkman, saya putar lagunya keras-keras. Oh beruntunglah suara toa menghilang dan saya-pun akhirnya bisa kembali dengan tenang. Tertidur pulas dengan earphone yang menyanyikan lagu lumba-lumba, penuh kedamaian.
Ke-esokan harinya:
Terus terang, sebagai seorang anak yang sok dewasa, demi melihat nasib domba-domba yang tak bersalah. Di pagi harinya. Saya-pun memberanikan diri, berdiri di tengah ramai orang-orang yang ingin menyaksikan tragedi pembunuhan massal itu. Saya akan menghadiri pembunuhan yang dilakukan oleh manusia-manusia beriman dan bertakwa. Saya akan mendoakan dengan setulus hati hewan-hewan itu, berharap semoga mereka tidak merasakan kesakitan yang amat sangat
Ketika pisau besar sang penjagal diasah-asah diatas batu, terdengarlah suara yang nyaring, "cring..cring..cring..", sontak bulu kuduk saya berdiri, merinding setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama kali melihat pembantaian hewan-hewan yang tidak berdosa itu. Saya baru tahu, ternyata sapi-lah yang akan dijadikan korban pembunuhan pertama yang akan di sembelih. Kaki-kaki sapi-pun mulai diikat dengan tali-tali yang besar dan kuat. Tali itu di pegang oleh lelaki-lelaki berotot. Kalau tidak salah ada sekitar empat sampai enam orang yang memeganginya.
Tragedi akan dimulai, pisau menyentuh leher si sapi. Ternyata tragedi itu benar-benar jauh berbeda dengan yang terjadi pada imajinasi saya kemarin. Pisau tidak langsung sekelebat memotong si sapi, seperti sabetan secepat kilat Nabi Ibrahim yang memotong si Kambing.
Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, pisau itu menggorok leher si sapi berkali-kali, sontak Sapi melolong "Moooww..." ,tubuh si sapi berkelebat menggeliat menahan perihnya sakit yang amat sangat. Saya-pun melihat air mata si sapi, sepertinya ia telah menangis. Karena hal itu, saya benar-benar tak kuasa melihat lagi si sapi. Perasaan saya meledak-ledak, saya sangat terharu, saya tak sampai hati, saya meneteskan air mata juga. Oh sial, sungguh malu jika sampai ketahuan orang-orang, kalau saya menangis. Untung saya pakai topi. Saya-pun memutuskan untuk segera pulang. Berjalan sambil menundukkan kepala untuk menutupi wajah saya dengan topi di kepala.
Dan sejak itulah saya menganggap si penjagal adalah orang-orang terkejam tak berperasaan dan tak ber-peri kehewanan dalam hidup saya. Saya jadi resah, nilai-nilai moral seperti apakah yang hendak di tanamkan kepada kami yang masih anak-anak sekecil ini, begitu teganya para orang tua, guru-guru kami menceritakan hal sekejam itu.
--------------------------
Sekarang saya sudahlah dewasa, saya sadar semuanya itu hanyalah mitos rendahan buatan para penguasa di jaman purba. Politik kaum Yahudi yang kemudian di comot oleh para Politikus Ulama Arab. Untuk melegalkan pertumpahan darah demi hasrat kekuasaan semata, mereka menciptakan Tuhan Allah, tidak lain supaya kaumnya "menurut" membabi buta, tanpa perlu adanya diberi kesempatan bagi rakyatnya, untuk bertanya dan berpikir kritis dengan akal yang sehat.

Hingga menjadi hal yang wajar-wajar saja-lah bila rasa kemanusiaan harus ikut pula dikorbankan. Hanya karena sebuah keajaiban bernama 'mukjizat' yang diberikan oleh Allah,
"khan itu bukan Ismail tapi kambing yang di sembelih. Sudahlah telan saja-lah mentah-mentah anakku!"
Tidak maafkan saya bu guru. Yang saya garis bawahi adalah Allah mengutus Ibrahim untuk menyembelih ismail yang adalah anaknya sendiri. Saya tidak bisa menerima dogma serendah itu ibu. Karena dalam benak saya Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bahkan kepada binatang sekalipun.Allah tidak akan sekejam itu memerintahkan seorang ayah mebunuh anaknya sendiri. Dan mitos itu makin menguatkan penalaran akal sehat saya, bahwa Allah itu ternyata hanyalah buatan manusia yang serakah.
Terkadang memang manusia butuh mitos untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan moral. Karena kebaikan sulit diajarkan dengan teori-teori empirik. Kebaikan butuh mitos dan dongeng cerita ringan yang selalu anak-anak sukai, karena mitos begitu penuh dengan warna dan imajinasi. Tapi sayangnya tidak semua mitos itu berisi nilai-nilai moral 100 % yang penuh dengan kebaikan dan kearifan seperti yang ibu katakan. Ada sebagian mitos penuh kemunafikan yang disusupi dengan nilai-nilai pembodohan yang membabi-butakan pendengarnya. Bahkan kerap menghalalkan darah sesama, dan itu benar-benar tidak bisa di benarkan.
Sejak kami kanak-kanak memang tidak kami sadari, ternyata kami dibiasakan untuk melakukan pembunuhan dan kekerasan. Bahkan Fitnah saja dianggap lebih kejam dari pembunuhan (2). Oh ibu, Akal sehat kami benar-benar dimatikan untuk menjadi orang yang beriman. Lantas kami bisa berbuat seenaknya membunuh sesama hanya karena seseorang memfitnah kami. Oh ibu bukankah pembunuhan lebih kejam dari hardikan, fitnahan, kecaman yang di ucapkan oleh mulut walau konon katanya lebih tajam pula mulut itu dari sebuah pedang. Ibu mengapa semua dogma itu benar-benar begitu emosionil dan temperamental penuh kebencian ?

Ibu, bukankah mitos juga butuh logika dan akal penalaran yang sehat? Semunafik apapun mitos itu, pasti akan tercium juga oleh kami, bau busuk praktik-praktik pembodohan yang digencarkan oleh para penguasa dijamannya di masa lalu, karena memang perang tidak pernah berhenti ibu. Hasrat kekuasaan ada dibalik semuanya ibu. Bukankah pertumpahan darah selalu berawal mula dari mitos itu ibu!
Saya masih anak-anak, saya masih lugu memang. Tetapi saat itu untunglah saya tidaklah mudah di bodohi oleh mitos rendahan itu. Saya tidak hanya suka menonton doraemon, tapi film detective conan saya juga tidak pernah ketinggalan menontonnya. Jujur terus terang, dari film detective itulah nalar saya menjadi lebih berjalan dengan akal yang sehat.
Jadi saya bukan menilai berdasarkan prasangka ibu. Ini murni penalaran saya sebagai seorang anak manusia. Saya masih tetap menghargai ibu guru dengan penuh cinta, saya tidak pernah membenci ibu. Jadi tolong ibu jangan membenci saya, karena saya sangat mencintai ibu, walaupun tidak sependapat dengan ibu. Ibu hanya tidak tahu, bila ada begitu banyak manuver politik di balik kegilaan mitos itu.
So,,, bagaimana dengan kemanusiaan anda? Apakah keputusannya bila anda di perintahkan oleh Allah untuk membunuh sesama, apakah anda akan melakukannya? Ataukah lebih baik berpikir kritis dengan segala mitos yang pernah ada, yang pernah diajarkan 'full dogma membabi buta' oleh manusia-manusia sebelumnya?

Aku ingin begini
Aku ingin begitu
ingin ini ingin itu banyak sekali
semua-semua dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan mitos ajaib

aku ingin membunuh bebas semua mahluk
hei agama-agama baru dan kitab-kitab suci baru

la..la..la..
aku sayang sekali
Dora... emmmonnn
anda tidak lihat kemana daging sapi/kambing itu diedarkan? anda tidak lihat hikmah dibelakangnya?
yang kaya bisa berkorban dengan sapi/kambing untuk dibagi-bagikan kepada mereka yang miskin, kepada mereka yang belum tentu bisa menyantap daging 1 x sebulan.
Keimanan Nabi Ibrahim diuji apakah dia lebih mencintai anaknya atau Allah SWT. Saat keduanya sudah pasrah dan mengikhlaskan diri, anaknya diganti dengan domba besar.Dan Allah tidak akan menganiaya hamba-hamba-Nya, Dia mengawasi jalannya peristiwa tersebut.

Pengorbanan hewan tersebut tidaklah sia-sia, mungkin banyak yang jadi vegetarian disebabkan karena tidak tega memakan daging hewan karena tidak tega. namun saya tidak bisa juga membayangkan dunia ini macam apa bila semua manusia vegetarian.
AlapAlapArab
Posts: 266
Joined: Thu Jun 03, 2010 5:20 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by AlapAlapArab »

Adaya Ritual idul adha / kurban membuktikan bahwa sesungguhnya hajar aswad benar2 JIMAT.... (butuh sesajen)
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

AlapAlapArab wrote:Adaya Ritual idul adha / kurban membuktikan bahwa sesungguhnya hajar aswad benar2 JIMAT.... (butuh sesajen)
Bisa buktikan Hajar Aswad minta sesajen? atau minta kurban?
AlapAlapArab
Posts: 266
Joined: Thu Jun 03, 2010 5:20 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by AlapAlapArab »

Kalo di koran existensi ghoib di akui, kenapa ttg ini masih minta bukti ...,justru Ritual2 tsb kalo di cermati secara runut --> muslihat SETAN [-X
ramonhorpa
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 29, 2008 10:35 pm
Location: INDONESIA

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by ramonhorpa »

AlapAlapArab wrote:Kalo di koran existensi ghoib di akui, kenapa ttg ini masih minta bukti ...,justru Ritual2 tsb kalo di cermati secara runut --> muslihat SETAN [-X
ah, engga juga boss !
ritual2 pagan itu diserap-lestarikan oleh dia sebagai salah satu langkah politis yang perlu diambil dalam rangka menampung aspirasi mereka, sesungguhnya memang kami maha tau.
:green:
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

Kalo di koran existensi ghoib di akui, kenapa ttg ini masih minta bukti ...,justru Ritual2 tsb kalo di cermati secara runut --> muslihat SETAN
tadi katanya ritual idul adha karena Hajar Aswad adalah Jimat, sekarang ritualnya dari setan, sedangkan anda tidak menjawab bukti yang saya minta bahwa ritual kurban di idul adha adalah perintah Hajar Aswad.
ramonhorpa
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 29, 2008 10:35 pm
Location: INDONESIA

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by ramonhorpa »

Kalo di koran existensi ghoib di akui, kenapa ttg ini masih minta bukti ...,justru Ritual2 tsb kalo di cermati secara runut --> muslihat SETAN
bocor wrote: tadi katanya ritual idul adha karena Hajar Aswad adalah Jimat, sekarang ritualnya dari setan, sedangkan anda tidak menjawab bukti yang saya minta bahwa ritual kurban di idul adha adalah perintah Hajar Aswad.
tidak ada urusannya ma awloh, iblis dan setan,...
yang jelas adalah :
ritual2 pagan itu diserap-lestarikan oleh dia sebagai salah satu langkah politis yang perlu diambil dalam rangka menampung aspirasi mereka ! :green:
Khalifah Almahdi
Posts: 1550
Joined: Thu Jan 14, 2010 11:16 am
Location: Terombang ambing antara alam mimpi dan nyata
Contact:

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by Khalifah Almahdi »

Trit ini seperti nyindir Allahnya kristen
User avatar
a_man
Posts: 4294
Joined: Mon Sep 01, 2008 5:12 pm
Location: http://code.google.com/p/a-manffi/downloads/list
Contact:

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by a_man »

Khalifah Almahdi wrote:Trit ini seperti nyindir Allahnya kristen
emang 11 12 kan ??
User avatar
a_man
Posts: 4294
Joined: Mon Sep 01, 2008 5:12 pm
Location: http://code.google.com/p/a-manffi/downloads/list
Contact:

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by a_man »

bocor wrote:Pengorbanan hewan tersebut tidaklah sia-sia, mungkin banyak yang jadi vegetarian disebabkan karena tidak tega memakan daging hewan karena tidak tega. namun saya tidak bisa juga membayangkan dunia ini macam apa bila semua manusia vegetarian.
klo manusia smua vegetarian, pasti jadi damai sejahtera, babi bisa hidup tenang.
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

klo manusia smua vegetarian, pasti jadi damai sejahtera, babi bisa hidup tenang.
hahahaha...iya, benar sekali. manusia yang jadi gak tenang.
Aeon
Posts: 320
Joined: Fri Mar 12, 2010 2:11 pm

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by Aeon »

@babi

jangan mikirin diri sendiri donkk ...
babi ga boleh egois.. :green:
User avatar
bocor
Posts: 760
Joined: Fri Dec 03, 2010 4:37 am
Location: Lorong Waktu

Re: Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri

Post by bocor »

Aeon wrote:@babi

jangan mikirin diri sendiri donkk ...
babi ga boleh egois..
:rolling: :goodman:
Post Reply