Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Siapa 'sosok' Allah, apa maunya, apa tujuannya ?
User avatar
mbah.erott
Posts: 2731
Joined: Sat Aug 14, 2010 12:33 pm
Location: Iran, lagi ngegedein petasan di tangan ane jadi rudal Shahab-5 buat Ahmadinejad
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by mbah.erott »

cumi²genit wrote:Bismillah...

Met sore mbah... :D
Saya harap pikiran anda juga terbuka sehingga saya pun gak sungkan² menutup kekurangan saya dengan kelebihan yg anda buka di sini.
Selamat sore bro cumi,
Jangan khawatir, kita sama2 manusia yang berpikir rasional. Pasti kita berdua ada kekurangan, dan saya juga berharap kita dpt saling mengisi. Dalam topik ini, saya berlaku sbg orang awam ttg islam, dan anda nara sumbernya.
cumi²genit wrote:Nah, saya coba jawab ya. Tapi tolong di ingat, saya bukan hakim, jadi saya tidak akan memutuskan suatu perkara secara haq (yaitu bdsrkan ilmu pengetahuan yg berasal dari Yang Maha Esa).

Kita tarik benang ini ke masa² awal, yaitu ketika terjadinya ketidakpatuhan Iblis thd perintah Tuhan nya untuk menghormati ciptaan-Nya, manusia pertama, Adam. Lantas, akhirnya iblis pun dilempar ke neraka dengan terlebih dahulu menjanjikan bahwa ia akan menyesatkan keturunan Adam agar masuk ke neraka hingga hari pembalasan tiba. Lantas, Tuhan pun berfirman yg artinya lebih kurang bila ada (manusia) yg mengikuti mu daripada mengikuti-Ku, maka sesungguhnya mereka termasuk golongan yg rugi.

Nah, dari wacana di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa:
1. Iblis membangkang dan dilempar ke neraka.
2. Iblis akan menyesatkan manusia sampai hari pembalasan tiba.
3. Neraka adalah tempat yg rugi serugi-rugi nya.

Jadi, kembali k pertanyaan. Apa penaltinya dan kenapa di penalti? Penaltinya yaitu berdosa sehingga masuk ke neraka. Kenapa di penalti, karena kita lebih cenderung ikut kepada ajakan si Iblis (yaitu membangkang kepada perintah Tuhan nya).
Makanya, saya sebagai muslim berlomba² dalam hal kebaikan karena saya akui jebakan batman,,, eh, iblis itu sgt² kreatif dan inovatif.
Begini bro, coba kita kaitkan dengan "kelalaian menyembah-Nya". Benarkah, dr paparan bro cumi di atas, jika saya simpulkan bahwa umat islam yang lalai sembahyang, sama saja ikut ajakan iblis dan otomatis langsung berdosa sehingga akan diberikan penalti?
cumi²genit wrote:Nilai spiritual yg lain di antaranya mekkah merupakan tanah turunnya agama Islam, tempat bertemunya berbagai macam ras dan suku di dunia untuk melakukan ibadah. Kemudian ada pesan pada saat pembangunannya. Ka'bah terdahulunya sempat terbengkalai pembangunannya, tapi kemudian diteruskan oleh umat-umat pada masa mendatang sehingga menjadi spt sekarang. Jujur ane lupa pada masa nabi apa, tapi emg begitu tjdnya. Ini memberi pesan bahwa jika ingin membangun sesuatu, terlebih lagi niat thd sesuatu, utk kebaikan bersama, jgnlah setengah².

Itulah pandangan saya. Sekiranya kurang berkenan, mohon dimaafkan.
Ok bro, thanks. Saya hargai pendapat pribadi anda tentang NILAI SPIRITUAL.
mbah.erott wrote: Terus, sebagai pemersatu, maksudnya bersatu dalam apa ya bro? Kalau bersatu dalam islam, saya pikir Allah SWT dan quran sudah menjadi alat pemersatu utama buat umat islam.
Dan sebagai pemersatu, apakah memang ada referensinya bro?
Yang ini saya belum dapat masukan dr anda bro.

Senang mendapat pencerahan dari anda bro cumi.

Salam sejahtera...:heart:
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by poligami »

Bagaimanapun juga MAYORITAS ULAMA dan muslim memang mendewakan batu Hajar Aswad dan mengkiaskannya seperti salaman dengan Awlloh sendiri. O:)

Awlloh dikhiaskan dengan batu item...!!!
Sungguh agama "tauhid" dari Hongkong... :lol:
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

poligami wrote:Bagaimanapun juga MAYORITAS ULAMA dan muslim memang mendewakan batu Hajar Aswad dan mengkiaskannya seperti salaman dengan Awlloh sendiri. O:)

Awlloh dikhiaskan dengan batu item...!!!
Sungguh agama "tauhid" dari Hongkong... :lol:
Bismillah...
Nah yg ini gak perlu diperdebatkan. Udah kalah duluan sebelum action... ^^
Kalau ingin saya tanggapi, beri lah argumen yg sehat. Jgn judge spt ini.
Tenang aja, saya bukan hakim. Semua kata² yg saya sampaikan pasti memiliki nilai positif dan negatif. Alangkah indahnya bila sodara poligami berkenan membagikan ilmu / argumentasi nya yg positif sehingga yg negatif pun akan tertutup.

Ok, saya tunggu bila anda masih berkenan.
Maaf bila ada salah kata.
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

Bismillah...
mbah.erott wrote:Dalam topik ini, saya berlaku sbg orang awam ttg islam, dan anda nara sumbernya.
Tapi ingat, saya tidak memposisikan sbg hakim dan saya beriman kepada Dzat Yang Maha Mengetahui, jadi jelas ilmu yg saya miliki tentulah kurang. Mari berdiskusi.
mbah.erott wrote: Begini bro, coba kita kaitkan dengan "kelalaian menyembah-Nya". Benarkah, dr paparan bro cumi di atas, jika saya simpulkan bahwa umat islam yang lalai sembahyang, sama saja ikut ajakan iblis dan otomatis langsung berdosa sehingga akan diberikan penalti?
Pada dasarnya manusia diberikan beberapa fitrah lahiriah, di antaranya mampu berfikir, mampu memahami, mampu mempercayai, dlsb. Tapi juga manusia adalah tempatnya untuk melakukan berbagai kesalahan, ia juga tempatnya malas, begitupun lupa.

Nah menanggapi pertanyaan mbah, kita lihat dulu sebab terjadinya kelalaian. Apakah disebabkan oleh lupa, malas, atau bahkan kesengajaan-non-malas?
Nah berdasarkan pengalaman ane, klo seorang muslim itu udah meyakini apa yg ia sembah, biasanya alasan lupa itu hampir tidak ada, sedikit lah kalau ada. Palingan alasan yg masuk akal adalah malas.

Nah level malas ini berbeda² pula bro. Ada yg dibujuk dikit semangatnya langsung onfire lagi. Tapi, sesuai dgn janji iblis bahwa ia akan menjerumuskan keturunan Adam sampai kapan pun tanpa kenal lelah dan pamrih (patut ditiru neh,, hehee), maka level malas itu bisa malah makin tinggi. Dgn tipu daya nya, ia bisa mengatakan "ah ntar dulu deh, nanggung neh, tinggal pencet tombol reply", dlsb.

Tapi berdasarkan pengakuan seorang teman dan pengalaman ane sendiri, sebenarnya hati ini menolak utk malas itu. Ada bagian / jeritan hati ini utk buru² sholat, walaupun itu turun 10 lantai. Bahkan pernah terbesit difikiran ane "knp gw gak bisa pindah sekejap aja sih kyk son goku, kan bisa lgsg ke mushola?"

So, bila dikatakan meninggalkan sholat berdosa dan kena penalti, lihat lah sebab kelalaiannya. Murni lupa atau ada pengaruh iblis (walaupun sekeciiiiilll apapun). Dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui apa yg hati kita rasakan dan Ia Maha Pengampun.

Jadi jujur saya sbg seorang muslim yg melihat muslim lain tidak sholat, pertama saya tegur dulu (ini wajib dalam sesama muslim). Kalau tidak bisa, ya serahkan aja kpd Allah. Saya gak bisa membaca hatinya.
mbah.erott wrote: Ok bro, thanks. Saya hargai pendapat pribadi anda tentang NILAI SPIRITUAL.
Nilai spiritual, tambah lagi ya. Di Ka'bah, adalah tempat satu²nya, sejauh yg saya tau, di mana orang muslim dari seluruh penjuru bumi meninggalkan atribut duniawi nya. Mungkin di indo anda melihat presiden hanya dari TV atau dari bawah panggung. Mungkin anda melihat org yg memliki member card akan dilayani lebih utama. Atau mungkin anda melihat seleksi nilai IPK begitu ketat.
Tapi tidak di Ka'bah. Anda bisa berjalan di depan presiden, anda bisa mendahului org² kaya, anda bisa bersalaman dgn org yg sebelumnya di tanah air pernah berbuat jahat kpd anda misalnya, anda pun tidak akan minder dgn kasta pakaian krn semuanya sama, tidak ada perbedaan muslim tulen ataupun baru muallaf, dan yg terpenting, tidak ada perbedaan warna kulit. Anda akan merasa nyaman dgn apapun status anda. Bagi yg kaya akan membuatnya berpikir bahwa "apa yg aku punya ternyata gak ada apa² nya". Sedangkan bagi yg kurang beruntung akan mengatakan "sungguh luar biasa jalan hidupku, bahkan org penting pun berada dalam barisan yg sama dgnku."

itu nilai spiritual terpenting melaksanakan ibadah haji. Baik kaya ataupun tidak, cantik atau lebih cantik (hehe), gak bisa saling meng-agung² kan pribadi / golongan. Tapi alangkah ironis nya, ada sebagian yg pulang dari haji / umroh tidak mendapatkan pengalaman apa², sehingga haji nya tidak mabrur. Ia malah kembali membeda²kan kasta² sosial. Ditelusuri lebih jauh, mereka memang mampu melakukan perjalan haji, tapi mereka gak mampu melakukan perjalanan spiritual (mungkin masih memikirkan org² yg ditinggal di tanah air, keselamatan pulang, bahkan nilai saham bisnis, atau yg paling lucu: OLEH² titipan :rofl: ).
mbah.erott wrote: Terus, sebagai pemersatu, maksudnya bersatu dalam apa ya bro? Kalau bersatu dalam islam, saya pikir Allah SWT dan quran sudah menjadi alat pemersatu utama buat umat islam.
Dan sebagai pemersatu, apakah memang ada referensinya bro?
Anda benar mbah erott. Tidak ada yg bisa saya ragukan dari argumen anda krn memiliki esensi yg kuat. Tapi, kalau kita telaah Al-Quran, maka cukup byk firman Allah swt mengenai kata ka'bah / ba'itullah. Ibadah haji pun tertuang dalam firman-Nya.

Maka dari itu, karena taqwa adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka kami ikuti lah apa yg tertera di kitab suci ini.
mbah.erott wrote: Senang mendapat pencerahan dari anda bro cumi.
Saya juga senang mendapat argumentasi yg memiliki nilai menjatuhkan yg nihil.

Semoga bermanfaat ^^
User avatar
mbah.erott
Posts: 2731
Joined: Sat Aug 14, 2010 12:33 pm
Location: Iran, lagi ngegedein petasan di tangan ane jadi rudal Shahab-5 buat Ahmadinejad
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by mbah.erott »

mbah.erott wrote: Begini bro, coba kita kaitkan dengan "kelalaian menyembah-Nya". Benarkah, dr paparan bro cumi di atas, jika saya simpulkan bahwa umat islam yang lalai sembahyang, sama saja ikut ajakan iblis dan otomatis langsung berdosa sehingga akan diberikan penalti?
cumi²genit wrote: So, bila dikatakan meninggalkan sholat berdosa dan kena penalti, lihat lah sebab kelalaiannya. Murni lupa atau ada pengaruh iblis (walaupun sekeciiiiilll apapun). Dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui apa yg hati kita rasakan dan Ia Maha Pengampun.
Pendapat saya ini memang OOT Bro Cumi, coba anda renungkan dan ngga usah ditanggapi serius :
Ini lah perbedaan kita bro, yang bro cumi katakan diatas identik dengan kebenaran relatif. Setiap kesalahan dinilai dari latar belakang atau motifnya sedangkan fakta seakan dinomorduakan. Fakta orang melanggar perintah Allah - untuk sebahyang - dapat dimaklumi karena niat/motifnya. Ini yang menjadikan perintah Allah dapat dibelokkan dengan membentuk alasan/motif walaupun memang terjadi pertentangan dalam nurani. Begitu juga terhadap larangan Allah yang dapat dilanggar dengan membuat motif juga.

Contohnya :
Saya mencuri makanan karena sangat lapar.
Bisa saja saya membentuk opini "Allah pasti memaafkan saya karena saya terdesak, sangat lapar". Lihatlah, nurani seringkali dibelokkan untuk mendapatkan pembenaran. Padahal faktanya, saya telah mencuri (melanggar perintah Allah). Dan apa yang terjadi besoknya? Mungkin saya tetap akan mencuri makanan dengan motif yang sama. [/u]

Kembali ke topik,
Saya juga sebagai awam tentunya harus banyak baca2 quran dan hadis untuk memahami Islam. Saya pernah membaca bahwa dalam satu peristiwa, Muhammad bertemu Allah dan Allah memerintahkan kepada Muhammad bahwa umatNya harus sholat/sembahyang padaNya 50 kali dalam satu hari.
Kemudian, Muhammad mendapat saran dari Musa agar menegosiasikan kepada Allah mengenai jumlah sholat ini. Dilakukanlah oleh Muhammad dan benar, Allah mendengarkan Muhammad dan menjadikan jumlah sholat 5 kali dalam satu hari.
Insight yang saya dapat : Allah benar-benar menginginkan umatnya agar senantiasa sembahyang kepadaNya. Dan jumlah 50 kali itu (walaupun diubah) menunjukkan Allah senang disembah sesering itu. CMIIW.
Jika kita renungkan dengan asumsi tidur 8 jam, maka setiap 19.2 menit kita wajib sembahyang kepadaNya. Tentunya anda juga berpikir begitu kan - seandainya Allah tidak mendengarkan Muhammad ?
cumi²genit wrote:Nilai spiritual, tambah lagi ya. Di Ka'bah, adalah tempat satu²nya, sejauh yg saya tau, di mana orang muslim dari seluruh penjuru bumi meninggalkan atribut duniawi nya. Mungkin di indo anda melihat presiden hanya dari TV atau dari bawah panggung. Mungkin anda melihat org yg memliki member card akan dilayani lebih utama. Atau mungkin anda melihat seleksi nilai IPK begitu ketat.
Tapi tidak di Ka'bah. Anda bisa berjalan di depan presiden, anda bisa mendahului org² kaya, anda bisa bersalaman dgn org yg sebelumnya di tanah air pernah berbuat jahat kpd anda misalnya, anda pun tidak akan minder dgn kasta pakaian krn semuanya sama, tidak ada perbedaan muslim tulen ataupun baru muallaf, dan yg terpenting, tidak ada perbedaan warna kulit. Anda akan merasa nyaman dgn apapun status anda. Bagi yg kaya akan membuatnya berpikir bahwa "apa yg aku punya ternyata gak ada apa² nya". Sedangkan bagi yg kurang beruntung akan mengatakan "sungguh luar biasa jalan hidupku, bahkan org penting pun berada dalam barisan yg sama dgnku."
Anda benar teman, Nilai Spiritual yang anda kemukakan kali ini jauh lebih tinggi nilainya daripada pendapat anda di posting yang lalu.
mbah.erott wrote: Terus, sebagai pemersatu, maksudnya bersatu dalam apa ya bro? Kalau bersatu dalam islam, saya pikir Allah SWT dan quran sudah menjadi alat pemersatu utama buat umat islam.
Dan sebagai pemersatu, apakah memang ada referensinya bro?
cumi²genit wrote:Anda benar mbah erott. Tidak ada yg bisa saya ragukan dari argumen anda krn memiliki esensi yg kuat. Tapi, kalau kita telaah Al-Quran, maka cukup byk firman Allah swt mengenai kata ka'bah / ba'itullah. Ibadah haji pun tertuang dalam firman-Nya.

Maka dari itu, karena taqwa adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka kami ikuti lah apa yg tertera di kitab suci ini.
Bro Cumi, karena anda setuju pendapat saya dan belum menunjukkan bahwa memang Allah SWT atau Muhammad SAW memang menyatakan bahwa kiblat ke ka'bah sebagai pemersatu umat muslim, dapatkah kita singkirkan argumen pemersatu ini ?
cumi²genit wrote:Saya juga senang mendapat argumentasi yg memiliki nilai menjatuhkan yg nihil.

Semoga bermanfaat ^^
Senang berdiskusi sehat dengan anda bro cumi
Salam sejahtera... :heart:
User avatar
Salam Musa
Posts: 1466
Joined: Wed May 19, 2010 2:51 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by Salam Musa »

Hello "cumi²genit"...salam kenal.

Kalo dilihat dari nick-nya..sepertinya anda female ya?
Tapi kalo ngebaca tulisannya ..cukup maskulin.
Yang bener mana..female atau male?

Anda sangat sabar dalam menjawab teman-teman. Mudah-mudahan anda bersedia juga untuk menanggapi sebagian tulisan murtadin yg saya Copy Paste. Maaf merepotkan!
cumi²genit wrote:Inget ya, topik nya cuma Sholat vs Menyembah Batu yg selama ini diisukan oleh kafir.
.....
Inget yak, topiknya jelas, batasannya cukup jelas. Jangan melenceng ke yang lain². Supaya teratur dan enak ^^ :rock:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ah-t22934/
Ritual Haji Mengungkap Siapa Allah
Postby Ali Makrus » Fri Feb 22, 2008 1:36 pm

UPACARA IBADAH HAJI

Sekilas tentang Sholat

Mendirikan sholat adalah rukun Islam kedua yg harus dijalani oleh setiap Muslim. Sholat adalah cara sembahyang agama bangsa Arab yang pada waktu melakukannya yaitu ruku dan sujud harus menghadap ke Ka'bah di Mekkah. .
.....
Pada mulanya kiblat sholat adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, tetapi setelah Muhammad merasa kedudukannya makin kuat dan atas pertimbangan politis maka arah kiblat dipindahkan dari arah ke Baitul Maqdis di Yerusalem menjadi ke arah yang baru yaitu arah Masjidil Haram di Mekkah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 142 dan Hadits Shahih Bukhari no. 240:
  • Orang-orang yang b odoh di antara manusia akan berkata: "Apakah gerangan (sebabnya) mereka (orang Islam) beralih dari kiblat mereka semula (dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram?)
    Katakanlah: Timur dan Barat kepunyaan Allah. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus.
    (QS 2:142)
Dari surat Al-Baqarah ayat 142 itu timbul pertanyaan,
"Mengapa sholat agama bangsa Arab harus menghadap ke arah Ka'bah di Mekkah?"
Karena Ka'bah adalah tempat tinggal Allah, yaitu rumah Allah sebagaimana yang disebut dalam Surat Al Hajj (QS 2) ayat 26:
  • "Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempa Baitullah (dengan firman): Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan sesuatu, dan sucikanlah rumahKu (Ka'bah) untuk orang-orang yang tinggal (itikaf) dan orang-orang yang ruku dan sujud (sholat)". (QS 22:26)
Pada awalnya Ka'bah di Mekkah ini adalah lokasi pusat penyembahan 360 patung-patung berhala (Hadits Shahih Bukhari no. 1187). Tetapi sejak Muhammad menyiarkan agama Islam yang merubah agama bangsa Arab dari agama yang menyembah banyak Tuhan dengan 360 patung-patung berhala (politeisme) menjadi agama yang hanya menyembah satu Tuhan saja, maka seluruh patung-patung berhala disingkirkan, kecuali ditinggalkan hanya sebuah patung berhala yaitu batu hitam Hajar Aswad yang diletakkan di sudut Ka'bah.

Pada waktu penataan kembali Ka'bah (akibat banjir) dan penentuan di mana Hajar Aswad akan ditempatkan kembali, maka timbul perselisihan di antara pemuka-pemuka suku Quraisy, karena masing-masing pemuka suku merasa berhak untuk menentukan di mana tempat Hajar Aswad ditempatkan kembali.
Akhirnya disepakati oleh mereka bahwa yang akan menjadi hakim dalam penempatan kembali batu hitam Hajar Aswad adalah orang yang pertama datang ke Ka'bah.
Ternyata orang yang datang pertama adalah Muhammad (waktu itu Muhammad berusia lebih kurang 35 tahun dan belum menjadi nabi) dan semua pemuka Quraisy menyetujui bahwa Muhammad-lah yang akan menentukan lokasi di mana Hajar Aswad akan diletakkan.
Agar semua pemuka-pemuka suku Quraisy terlibat dalam penentuan tempat Hajar Aswad tersebut, maka Muhammad mengambil sehelai kain lalu dihamparkannya dan Hajar Aswad diletakkan di tengah-tengah kain tersebut. Kemudian Muhammad menyuruh agar setiap pemuka suku Quraisy bersama-sama mengangkat tepi kain tersebut ke tempat asal Hajar Aswad ditempatkan. Ketika sampai ke tempatnya, maka Muhammad meletakkan batu hitam Hajar Aswad tersebut dengan tangannya sendiri ke tempatnya. Dengan demikian selesailah persengketaan antara pemuka-pemuka Quraisy. Dan oleh peristiwa itu Muhammad diberi gelar Al-Amin, yaitu yang dipercaya.

Dengan begitu dari riwayat tersebut, Hajar Aswad inilah yang didewakan serta disembah dan diletakkan di Ka'bah sebagai tempat tinggal atau rumahnya Allah, dan setiap pengikut agama bangsa Arab yang melakukan sholat haruslah menghadap ke arah Ka'bah di mana Hajar Aswad tersebut ada.

Upacara Ibadah Haji sebagai Ibadah Menyembah Berhala

Melakukan upacara ibadah haji telah dilakukan oleh bangsa Arab jauh sebelum Muhammad lahir. Dengan demikian upacara ibadah haji ini bukanlah merupakan ibadah agama yang baru dilaksanakan sejak agama bangsa Arab disiarkan oleh Muhammad.
Oleh sebab itu upacara ibadah haji yang sekarang ini hanya merupakan kelanjutan dari upacara ibadah haji bangsa Arab yang sejak dahulu kala dilaksanakan jauh sebelum Muhammad lahir dalam rangka bangsa Arab menyembah kelompok berhala yang berada di Ka'bah Mekkah yang berjumlah 360 patung berhala (Hadits Shahih Bukhari no. 1187).

Pada waktu itu Ka'bah di Mekkah telah merupakan pusat penyembahan berhala antara lain adalah Hajar Aswad, Laata, Manaata, Uzza dan lain-lain.
Menurut Hadits Shahih Bukhari no. 843, pada waktu itu bangsa Arab melakukan upacara ibadah haji dalam rangka penyembahan kelompok berhala yang 360 jumlahnya dengan cara melakukan thawaf, yaitu berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali dalam keadaan telanjang bulat tanpa busana sambil bertepuk tangan.
  • "Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Abu Bakar Siddik ditugaskan oleh Rasulullah SAW sebelum haji wada untuk memimpin satu kaum pada hari Nahar melakukan haji, kemudian memberitahukan kepada orang banyak, suatu pemberitahuan: Ketahuilah! Sesudah tahun ini orang-orang Musyrik tidak boleh lagi haji dan tidak boleh thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang. Sebelum Islam, orang-orang musyrik Arab telah melakukan juga pekerjaan haji menurut cara mereka sendiri. Antara lain ialah thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat sambil bertepuk tangan." (Hadits Shahih Bukhari no. 843)
Sejak Muhammad menyiarkan agama Islam maka bangsa Arab yang melakukan upacara ibadah haji tidak boleh lagi telanjang bulat tetapi seluruh anggota badan harus ditutupi dengan kain putih (ihram) dengan catatan tidak boleh memakai baju dalam dan celana dalam dan tidak boleh bertepuk tangan.

Pakaian ihram ialah menutup tubuh dengan dua helai kain putih yang tidak dijahit, di mana sehelai diselubungkan di sekeliling bahu dan yang sehelai lagi diselubungkan di sekeliling pinggang. Sedangkan kepala, kedua belah tangan dan kaki tidak boleh tertutup.

Menurut Surat Ali Imraan ayat 97 setiap orang yang mampu harus melakukan upacara ibadah haji sebagai kewajiban penyembahan kepada Allah. Melakukan upacara ibadah haji berarti harus datang ke tempat Ka'bah di Mekkah untuk menyembah Allah secara langsung.
  • Padanya ada tanda-tanda yang nyata (di antaranya) maqam Ibrahim dan barang siapa memasukinya, maka amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia karena Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana. Dan barangsiapa yang ingkar (terhadap kewajiban haji), maka bahwasanya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (QS 3:97)
Walaupun dikatakan dalam surat Ali Imraan ayat 97 bahwa melakukan upacara ibadah haji hanya bagi orang-orang yang mampu saja, yaitu orang-orang yang kaya saja dan bukan untuk orang-orang yang miskin, tetapi karena menurut Hadits Imam At-Turmudzi yang menyatakan bahwa Mekkah adalah kota dengan 100.000 kebaikan yang memberikan beratus-ratus ribu pahala, maka orang miskin pun berlomba-lomba mencari uang untuk biaya melakukan upacara ibadah haji dengan cara menjual harta benda mereka yang terbatas itu secara habis-habisan.

Kebaikan dan pahala yang akan diperoleh jika mengunjungi Mekkah menurut Hadits Imam At-Turmudzi adalah sebagai berikut:

1. Mekkah adalah kota dengan 100.000 kebaikan.
2. Orang yang sekali saja sholat di Mekkah akan mendapatkan pahala yang sama seperti 100.000 sholat.
3. Orang yang berpuasa sehari saja di Mekkah akan mendapat pahala sama dengan 100.000 hari puasa.
4. Orang yang memberi sedekah satu dirham di Mekkah akan memperoleh pahala dari Allah sebanyak 100.000 dirham sedekah.
5. Orang yang membaca Alquran tamat satu kali (satu khatam) di Mekkah akan mendapat pahala sama dengan membaca Quran 100.000 khatam Quran.
6. Orang yang membaca satu kali tasbih di Mekkah akan mendapat pahala sama dengan membaca 100.000 tasbih.

Hadits Imam At-Turmudzi:
  • "Ibnu Abbas mewariskan bahwa Rasulullah bersabda yang maksudnya: Tidak suatu negeri di permukaan bumi ini yang diangkat Allah padanya satu kebaikan dengan 100.000 kebaikan, kecuali Mekkah. Barangsiapa sholat sekali di Mekkah niscaya dikaruniai Allah pahala 100.000 sholat.
    Barangsiapa bersedekah satu dirham di Mekkah, niscaya dituliskan Allah baginya pahala 100.000 dirham sedekah.
    Barangsiapa berpuasa sehari di Mekkah, niscaya dituliskan Allah baginya pahala 100.000 hari puasa.
    Barangsiapa membaca satu khatam Quran di Mekkah, niscaya dituliskan Allah baginya pahala membaca 100.000 khatam Quran.
    Barangsiapa membaca satu kali tasbih di Mekkah, niscaya dituliskan Allah baginya pahala membaca 100.000 tasbih.
    Satu hari beribadah di tanah haram itu lebih diharap dan lebih baik bagimu daripada berpuasa sepanjang masa dan beramal ibadah yang kamu kerjakan di tempat lain."
Di samping Hadits Imam At-Turmudzi ini yang begitu memikat dan mendorong setiap pengikut agama bangsa Arab untuk datang ke Mekkah, terdapat pula Hadits lainnya yaitu Hadits riwayat Ibnu Majah yang mengatakan bahwa jika umat Islam berdoa sambil melihat Ka'bah, maka doa tersebut akan dikabulkan Allah.
  • Rasulullah SAW bersabda: Dibukakan pintu langit dan diperkenankan doa orang muslim ketika melihat Ka'bah. (Hadits riwayat Ibnu Majah)
Semua hal-hal yang dinyatakan dalam hadits tersebut di atas jelas-jelas telah memberhalakan kota Mekkah dengan Ka'bahnya.

Lalu selanjutnya, sebagaimana diketahui bahwa ajaran agama bangsa Arab ialah mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, sehingga ibadah apapun yang mereka laksanakan adalah dalam rangka cari pahala.

Oleh sebab itulah dalam kenyataannya orang berlomba-lomba mencari uang untuk biaya melakukan upacara ibadah haji. Walaupun di dalam Alquran ditentukan bahwa melakukan upacara ibadah haji hanya bagi orang yang mampu saja atau hanya bagi orang-orang terbilang kaya saja, tetapi karena pahala yang dijanjikan begitu besar jumlahnya, yaitu beratus ribu dan jika tinggal di Mekkah sekurang-kurangnya satu minggu akan mendapat pahala berjuta-juta kali, maka tidak heranlah jika orang-orang miskin yang tidak mampu pun berlomba-lomba mencari uang untuk biaya melaksanakan upacara ibadah haji ini.

Untuk mencari dana atau uang untuk biaya ibadah haji ini orang tidak segan-segan menjual seluruh harta bendanya yang jumlahnya sudah terbatas.

Bahkan ada orang sampai melakukan penipuan demi memperoleh uang untuk biaya melakukan upacara ibadah haji tersebut. Ada sementara orang bahkan mencuri atau berkorupsi agar memperoleh uang untuk biaya upacara ibadah haji. Mereka sampai berani mencuri atau berkorupsi karena menurut Hadits Shahih Bukhari no. 647 yang menyatakan bahwa walaupun mereka mencuri dan berzinah, maka mereka tetap akan masuk surga, asalkan tidak syirik.
  • Abu Dzar mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Seorang datang kepadaku dari Tuhanku membawa berita: "Sesungguhnya barang siapa di antara umatku yang mati, sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga." Aku bertanya: Sekalipun orang itu berzinah dan mencuri? Jawab nabi: "Ya sekalipun dia berzinah dan mencuri." (Hadits Shahih Bukhari no. 647)
Pada lazimnya upacara ibadah haji memakan waktu sekitar enam hari lamanya, yaitu mulai tanggal 8 Dzulhijjah sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah (Hadits Shahih Muslim no. 1241).

Hal yang dilakukan di dalam upacara ibadah haji adalah:

1) Harus berpakaian ihram.

2) Datang ke Masjidil Haram di Mekkah dan langsung menuju ke sudut Ka'bah di mana batu hitam Hajar Aswad berada untuk memulai thawaf qudum (selamat datang). Thawaf qudum dilaksanakan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.

3) Melakukan Sa'i, yaitu melakukan perjalanan kaki dari bukit Marwah ke bukit Shafa yang berada dalam lingkungan Masjidil Haram sebanyak 7 kali.

4) Kemudian pergi ke padang Arafah melakukan wukuf yaitu berada di padang Arafah mulai jam 12.00 siang sampai matahari terbenam. Selama berada dalam keadaan wukuf diwajibkan memikirkan perkara-perkara rohani dan membaca ayat-ayat Alquran. Di padang Arafah terdapat bukit Jabal Al Rahmat untuk dikunjungi.

5) Upacara ibadah berikutnya adalah berjalan ke Musdalifa untuk tinggal sepanjang malam, kemudian paginya pergi ke Mina untuk melakukan upacara melontarkan jumrah, yaitu melontarkan batu kerikil kepada si Iblis sebanyak 7 kali. Ada 3 jumrah, yaitu: jumrah ula, jumrah wustha, jumrah aqabah. Dengan demikian upacara melontarkan batu kerikil kepada si Iblis adalah sebanyak 7x3 = 21 kali. Dalam hubungan ini pemerintah Saudi Arabia telah menyediakan sejumlah besar batu-batu kerikil untuk melontari Iblis. Batu-batu kerikil ini disediakan untuk para calon jemaah haji yang akan melakukan upacara melontari Iblis dengan batu kerikil. Batu-batu kerikil ini diletakkan di tempat-tempat yang menuju ke jumrah ula, wustha dan aqabah. Walaupun telah disediakan batu-batu kerikil secukupnya untuk melontari iblis-iblis tersebut, tetapi banyak juga dari jemaah haji yang melontarkan batu-batu dengan ukuran yang besar sehingga batu-batu tersebut sering mengenai dan melukai kepala orang-orang yang berada di muka di dekat jumrah-jumrah tersebut, terutama di jumrah aqabah.

Sementara itu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan penyembelihan hewan untuk kurban. Hewan yang dikurbankan pada umumnya adalah kambing, domba, sapi, unta. Selain dari pada itu diadakan upacara mencukur rambut atau menggunting rambut saja.

6) Kemudian kembali ke Masjidil Haram di Mekkah untuk melakukan thawaf wada dan Sa'i antara bukit Shafa dan Marwa. Thawaf wada sebagai thawaf selamat tinggal (Hadits Shahih Muslim no. 1261 dan no. 1262).

Sebelum dilakukan thawaf qudum maka pelaksana upacara ibadah haji harus membaca doa talbiyah yang berbunyi sebagai berikut:
  • Labbaik alaahumma labbaik
    Labbaika laa Syarikalaka labaik
    Innal hamda wan nimata laka walmulk
    Laa Syaariika laka 3 x.
Artinya:
  • Aku penuhi panggilanMu ya Allah, aku penuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu. Aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat serta kerajaan hanya untukMu, tiada sekutu bagiMu.
Dengan demikian pada waktu pelaksana upacara ibadah haji memasuki Masjidil Haram maka ia harus langsung menuju ke sudut Ka'bah di mana batu hitam Hajar Aswad ditempatkan sambil membaca doa talbiyah tersebut di atas.

Kemudian setelah sampai di muka batu hitam Hajar Aswad lalu membungkuk dan menyembah sambil mencium batu hitam tersebut. Setelah mencium batu tersebut barulah ia dapat melakukan thawaf qudum (thawaf selamat datang) berjalan keliling Ka'bah sebanyak 7 kali.

Pada waktu jalan berkeliling Ka'bah sebanyak 7 kali, maka setiap kali melewati batu hitam Hajar Aswad tersebut, haruslah batu hitam itu dicium atau kalau tidak mungkin, maka disentuh atau kalau juga tidak mungkin disentuh karena banyaknya orang, haruslah mengangkat tangan ke arah batu hitam itu sambil mengucapkan Allahu Akbar yang berarti Allah Maha Besar. Hal ini semuanya diungkapkan dalam hadits-hadits sebagai berikut:
  • "Dari Nafi r.a. katanya: Ketika Ibnu Umar telah dapat masuk ke tanah Haram, dia berhenti membaca talbiyah dan ia bermalam di Zu Thaa. Waktu melewati perbatasan tanah Haram berhenti membaca talbiyah. Dan setelah memasuki tanah Haram dibaca kembali." (Hadits Shahih Bukhari no. 818)

    "Dari Jabir bin Abdullah r.a. katanya: Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekkah, mula-mula beliau datangi Hajar Aswad lalu beliau cium, kemudian beliau berjalan ke kanan lalu berlari-lari kecil tiga kali putaran dan berjalan kaki empat kali putaran." (Hadits Shahih Muslim no. 1190)

    "Dari Ibnu Umar r.a. katanya: Tidak pernah saya tidak menyentuh kedua sudut ini, baik dalam keadaan sulit maupun dalam keadaan lapang, semenjak saya melihat nabi saw menyentuh kedua-duanya." (Hadits Shahih Bukhari no. 835)

    "Dari Ibnu Abbas r.a. katanya: Nabi SAW pernah thawaf di Ka'bah dengan mengendarai unta. Setiap beliau melewati satu sudut, beliau memberi isyarat ke arah sudut itu dengan apa saja yang ada di tangan beliau sambil mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar)." (Hadits Shahih Bukhari no. 838)
Dari uraian di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa batu hitam yang bernama Hajar Aswad yang terletak di salah satu sudut Ka'bah sangat didewa-dewakan dan dianggap sebagai Allah yang Maha Besar (Allahu Akbar).

Oleh sebab itulah setiap pengikut agama bangsa Arab harus sujud dan menyembahnya pada setiap kali melakukan sholat. Ka'bah di mana Hajar Aswad ditempatkan dianggap sangat suci sekali sehingga orang yang berada di sekitar Ka'bah dilarang menghadap atau membelakangi Ka'bah pada waktu buang air atau hajat besar di ruangan terbuka seperti tanah lapang atau padang pasir.

Setiap pengikut agama bangsa Arab yang akan melakukan sholat di mana pun dia berada harus menghadapkan dirinya ke arah Hajar Aswad yang ditempatkan di sudut Ka'bah atau berkiblat ke Mekkah, karena Ka'bah ada di dalam kota Mekkah dan Ka'bah itulah tempat tinggal atau rumah Allah atau tempatnya Hajar Aswad.

Jika kita perhatikan dalam Alquran Surat Al-Faatihah ayat 1, yaitu Basmalah yang menyatakan bahwa Allah ialah zat atau benda wujud (materi) yang maha suci yang disembah dengan sebenarnya, maka benda yang dimaksud adalah benda batu hitam Hajar Aswad yang oleh bangsa Arab disembah dan dipuja sejak jaman dahulu sebelum Islam disiarkan oleh Muhammad. Hanya pada waktu itu Hajar Aswad disembah dan dipuja bersama-sama dengan 359 berhala lainnya termasuk berhala-berhala perempuan Laata, Manaata dan Uzza. Pada waktu itu agama bangsa Arab sifatnya politeisme yaitu menyembah banyak Tuhan sampai jumlahnya 360 patung berhala yang didewakan sebagai Tuhan-tuhan.

Tetapi setelah agama bangsa Arab disiarkan oleh Muhammad maka 359 patung-patung berhala disingkirkan dari Ka'bah (Hadits Shahih Bukhari no. 832) kecuali Hajar Aswad yang tetap tinggal, karena agama bangsa Arab yang baru mengajarkan hanya menyembah satu Tuhan sehingga agama bangsa Arab yang bersifat politheisme dirubah menjadi monotheisme yaitu hanya menyembah satu Tuhan yang di dalam hal ini menyembah satu berhala batu hitam yang bernama Hajar Aswad.

Mendewa-dewakan dan menyembah batu hitam Hajar Aswad yang dilakukan oleh Muhammad ternyata membuat gusar pengikut Muhammad yang setia, yaitu Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab yang telah mengimani rukun iman ketiga dari agama Islam yang percaya pada Taurat, Zabur dan Injil, mengetahui benar bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang hidup yang dapat memelihara dan melindungi.

Diapun mengetahui bahwa sebagian dari Taurat, Zabur dan Injil telah dimasukkan ke dalam Alquran antara lain di dalam Surat Ali-Imran (QS 3) ayat 150, surat Al-An Aam (QS 6) ayat 102, surat Asy-Syuura (QS 42) ayat 28, surat Al-Hasyr (QS 59) ayat 23.

Lain dari pada itu, juga Umar bin Khattab pun mengetahui bahwa Alquran adaah bagian dari Alkitab seperti disebutkan di dalam surat Az-Zukhruf (QS 43) ayat 4, dan surat Asy-Syuura (QS 26) ayat 196.

Oleh sebab itu pada prinsipnya Umar bin Khattab tidak mau sujud menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad tersebut, karena dia mengetahui benar bahwa batu hitam itu tidak lain adalah benda mati yang tidak mungkin dapat menciptakan langit dan bumi apalagi sebagai pemelihara, penjaga dan penolong.

Tetapi karena Muhammad sendiri telah memberi contoh untuk menyembah batu hitam tersebut, maka sebagai pengikut yang setia kepada Muhammad, akhirnya tidak ada jalan lain bagi Umar bin Khattab untuk juga menyembah dan mencium batu tersebut walaupun dalam hatinya tetap tidak bisa menerima kenyataan ini sehingga dia bersungut-sungut pada waktu menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad tersebut.

Hal ini dapat disaksikan dalam Hadits Shahih Bukhari maupun Hadits Shahih Muslim sebagaimana dinyatakan berikut ini:
  • Dari Umar r.a. katanya: Bahwasanya dia datang mendekati Hajar Aswad (batu hitam) lalu dia menciumnya katanya: "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau ini batu yang tidak memberi mudharat dan tidak pula memberi manfaat. Jikalau tidaklah karena saya melihat nabi saw mencium engkau, niscaya saya tidak akan menciummu pula." (Hadits Shahih Bukhari no. 830)

    Dari Salim r.a. katanya bapaknya menceritakan kepadanya bahwa Umar bin Khattab mencium Hajar Aswad, kemudian Umar berkata: "Ketahuilah, demi Allah! Aku tahu engkau hanya batu. Kalaulah aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, aku tidak akan menciummu." (Hadits Shahih Muslim no. 1222)
Pengetahuan tentang Allah yang benar, telah dipahami oleh Umar bin Khattab yaitu Allah yang harus disembah oleh bangsa Arab adalah Allah yang disebut dalam Alkitab yang telah dituangkan ke dalam Alquran melalui Surat Ali-Imraan (QS 3) ayat 45, yaitu Isa Almasih yang terkemuka dan yang paling tinggi kedudukannya di dunia dan akhirat yang lahir dari Roh Allah (Surat An-Nisaa ayat 171), yang merupakan firman Allah (Hadits Shahih Bukhari no. 1496), yang dapat menciptakan burung, di mana identik dengan penciptaan Allah akan manusia (Surat Al-Maidah ayat 110, Surat Ali-Imraan ayat 49), dan yang menghakimi setiap orang pada akhir zaman (Surat An-Nisaa ayat 159, Hadits Shahih Bukhari no. 1090, Muslim no. 127).

Oleh sebab itu pada waktu Umar bin Khattab mengucapkan doa talbiyah yaitu: "Aku penuhi panggilanMu ya Allah" sambil berjalan menuju batu hitam Hajar Aswad, kemudian setelah sampai di hadapan batu hitam tersebut, dia harus membungkuk menyembah dan mencium batu tersebut, timbullah dalam hatinya suatu pertentangan yang tidak ingin menyembah dan mencium batu tersebut sebagai tanda selamat datang sebelum melakukan thawaf qudum. Tetapi karena Muhammad telah memberi contoh sebelumnya bahwa batu hitam itu harus disembah dan dicium, maka Umar bin Khattab pun taat melaksanakannya sebagaimana dicontohkan oleh Muhammad walaupun hatinya sangat menentangnya.

Oleh sebab itu beliau terpaksa mencium dan menyembah batu hitam tersebut disertai dengan bersungut-sungut dan bersumpah.

Sesungguhnya pada saat itu Umar bin Khattab sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan syirik, karena dia telah percaya kepada Allah yang benar sesuai dengan disebutkan dalam Alkitab tetapi sekarang apa boleh buat, dia harus menunjukkan kesetiaannya kepada Muhammad dengan cara harus menyembah berhala pula.

Dia pun mengetahui bahwa Muhammad telah menurunkan Surat An-Nisaa (QS 4) ayat 117 dalam Alquran yang menyatakan bahwa penyembahan berhala adalah sama dengan menyembah setan. Oleh sebab itu Umar bin Khattab sadar bahwa apa yang dia lakukan yaitu menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad dan mendewa-dewakannya sebenarnya dilarang, karena menimbulkan murka Allah.
  • "Yang mereka sembah selain dari Allah tidak lain hanyalah berhala perempuan dan tiadalah yang mereka sembah kecuali setan yang durhaka." (QS 4:117)
Tentunya bukan Umar bin Khattab saja yang sadar akan penyembahan berhala batu hitam Hajar Aswad adalah tidak sesuai dengan ketentuan Taurat dan Injil yang sudah diterapkan dalam Alquran.

Pada umumnya bangsa Arab yang beragama Yahudi dan yang beragama Kristen yang pada waktu itu sudah ada dan hidup di Mekkah dan Madinah, juga tidak mau menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad karena mereka tahu bahwa hal ini sangat bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Taurat agama Yahudi dan Injilnya agama Kristen.

Tetapi anehnya, orang-orang yang tidak mau menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad tersebut oleh Muhammad justru dinyatakan sebagai orang Musyrik dan orang kafir.

Menurut Muhammad, orang-orang Musyrik ini harus dimusuhi dan diperangi sebagaimana yang tertera dalam Alquran sebagai berikut:
  • "Apabila habis bulan-bulan Haram, maka perangilah orang-orang Musyrik itu di mana kamu jumpai, dan tangkaplah mereka, kepunglah dan dudukilah setiap tempat pengintaian mereka. Jika mereka taubat, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, maka biarkanlah mereka pada jalannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS 9:5)
Memang Muhammad telah berhasil mengubah agama bangsa Arab dari agama politheisme yang menyembah banyak Tuhan menjadi agama monotheisme yang menyembah hanya satu Tuhan saja. Muhammad pun telah berhasil memasukkan sebagian dari Taurat dan Injil ke dalam Alquran, bahkan Taurat dan Injil dianggap sebagai dasar dari Alquran. Tetapi Muhammad tidak berhasil merubah tradisi bangsa Arab yang sejak beribu-ribu tahun yang lalu menyembah berhala sampai zaman sekarang. Muhammad hanya berhasil mengurangi jumlah berhala yang disembah dari 360 buah berhala menjadi penyembahan kepada satu berhala saja.

Mengapa hal ini sampai terjadi demikian, padahal pada mulanya Muhammad memasukkan unsur-unsur Taurat dan Injil agar dapat menyembah Tuhan yang benar sesuai dengan apa yang ditulis dalam Taurat dan Injil? Hal ini terjadi karena sejak bayi, Muhammad telah diserahkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib kepada batu hitam Hajar Aswad di kaki Ka'bah. Mungkin batu hitam Hajar Aswad ini mempunyai daya tarik yang luar biasa besarnya, sehingga walaupun pada mulanya secara resmi Muhammad bertekad menyembah Tuhan yang digambarkan Taurat dan Injil, tetapi akhirnya dalam kenyataannya hanya menyembah batu hitam Hajar Aswad tersebut.

Pengikut agama bangsa Arab selain Umar bin Khattab, menyadari tentang kekeliruan ini, oleh sebab itu kekeliruan ini mereka tutupi dengan cara bahwa setiap orang yang bukan pengikut agama bangsa Arab dilarang datang ke Ka'bah Mekkah, agar praktek penyembahan berhala ini tidak terlihat keluar dengan harapan kekeliruan ini tidak akan diketahui oleh umum.

Larangan ini khususnya ditujukan kepada pengikut-pengikut agama Yahudi dan agama Kristen, karena merekalah yang mengetahui Tuhan yang sebenarnya yang digambarkan dalam Taurat serta Injil dan yang telah diterapkan ke dalam Alquran.

Bangsa Arab yang pada waktu itu telah memeluk agama Yahudi dan yang memeluk agama Kristen pun tidak mau mengikuti ajaran baru dari Muhammad untuk menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad itu.

Oleh sebab itulah Muhammad mengeluarkan ketentuan bagi pengikut agama Yahudi dan pengikut agama Kristen bahwa mereka termasuk orang-orang Musyrik yang tidak boleh masuk ke Masjidil Haram di mana Ka'bah berada di dalamnya.

Larangan ini tertuang dalam Alquran sebagai berikut:
  • "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang Musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini." (QS 9:28)
Segala usaha telah dilakukan agar pengikut agama Yahudi dan pengikut agama Kristen tidak bisa memasuki tempat-tempat di mana upacara ibadah haji dilakukan, yaitu Mekkah dan sekitarnya agar praktek penyembahan berhala di Ka'bah tidak diketahui oleh orang luar.

Bahkan jika kita berkendaraan mobil menuju ke kota Mekkah, maka sebelum kita memasuki kota tersebut, akan kita lihat adanya tanda penunjuk jalan yang besar di persimpangan jalan yang membagi jalan menjadi dua jurusan yaitu satu arah untuk orang-orang Muslim yang dapat langsung memasuki kota Mekkah dan satu arah lagi bagi orang-orang yang bukan Muslim yang tidak diperkenankan masuk ke kota Mekkah dan harus kembali lagi atau pergi ke arah lain.

Larangan kepada orang-orang yang bukan Muslim ini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang Arab atau bangsa lainnya yang beragama Yahudi atau yang beragama Kristen. Dengan demikian penganut agama Yahudi maupun penganut agama Kristen yang tentunya mempunyai pemikiran yang sama dengan pemikiran Umar bin Khattab sebagaimana yang disebut dalam Hadits Shahih Bukhari no. 830 dan Hadits Shahih Muslim no. 1222 tidak akan bisa melihat apa yang terjadi dalam upacara ibadah haji ini, sehingga orang luar tidak akan melihat adanya pertentangan antara ajaran Taurat dan Injil yang menyembah Allah yang benar di satu pihak, dan penyembahan berhala batu hitam Hajar Aswad di lain pihak, yang kedua-duanya tercakup dalam agama bangsa Arab tersebut.

Kesimpulan

Seandainya Muhammad pada waktu merubah agama bangsa Arab dari agama politheisme menjadi agama monotheisme dengan cara menyingkirkan seluruh patung berhala yang berada di Ka'bah yang jumlah 360 buah itu tanpa meninggalkan satu patung berhala pun, maka kekeliruan penyembahan kepada Allah pasti tidak akan terjadi.

Kalau memang demikian halnya maka bangsa Arab pasti akan menyembah Allah yang benar sebagaimana yang digambarkan dalam Taurat dan Injil yang dituangkan ke dalam Alquran.

Tetapi untuk rukun Islam yang kedua dan keempat, yaitu sholat menghadap berhala Hajar Aswad dan upacara ibadah haji ke Mekkah sama sekali tidak ada unsur Taurat dan Injil di dalamnya.

Agama bangsa Arab ini adalah satu-satunya agama di dunia yang walaupun bersifat monotheisme dan mengkaitkan Tauratnya agama Yahudi dan Injilnya agama Kristen ke dalam Alquran, tetapi tetap menyembah batu hitam di Ka'bah yang bernama Hajar Aswad. Sedangkan agama Hindu dan agama Budha adalah agama yang murni menyembah dewa-dewa dalam bentuk berhala-berhala tanpa melibatkan Tauratnya agama Yahudi dan Injilnya agama Kristen.

Dalam teorinya, agama bangsa Arab ini menyembah Allah yang benar sesuai Tauratnya agama Yahudi dan Injilnya agama Kristen yang telah dituangkan ke dalam Alquran, tetapi dalam prakteknya, karena adanya rukun Islam yang kedua dan kelima, maka ternyata yang disembah dan dicium adalah batu hitam Hajar Aswad yang berada di sudut Ka'bah, dan setiap pengikut agama bangsa Arab yang akan melakukan sholat, di manapun mereka berada, harus sujud menyembah ke arah Ka'bah tersebut.

Seyogianya, kekeliruan ini janganlah ditutup-tutupi, karena dengan ditutupnya atau disembunyikannya kekeliruan menyembah Allah tersebut, berarti ikut membantu pengikut agama bangsa Arab ini berjalan ke arah yang keliru. Memang di dalam Alquran surat Al-Araaf (QS 7) ayat 186 dikatakan bahwa "barangsiapa disesatkan Allah maka tidak ada baginya orang yang memberi petunjuk, dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatannya". Karena kita hidup di negara yang berasaskan Pancasila, maka jika diketahui ada orang berjalan ke arah yang keliru tanpa disadarinya dan sama sekali di luar pengetahuannya, maka wajib menasehati dan menuntun orang itu agar berjalan ke arah yang benar.

Pada kenyataannya, sebagian besar pengikut agama bangsa Arab tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa yang disembah dan dipuja bukanlah Allah yang digambarkan sebagaimana yang tertulis dalam Taurat dan Injil, melainkan pada hakikatnya yang mereka sembah adalah Batu Hitam Hajar Aswad.

Penyembahan pada batu Hajar Aswad baru disadari pada waktu pengikut agama bangsa Arab ini melakukan rukun Islam yang kelima, yaitu pergi ke Ka'bah di Mekkah di mana harus menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad tersebut.

Pada saat mencium bahu hitam Hajar Aswad ini barulah orang tersadar bahwa yang dilakukan tidak lain adalah pekerjaan syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan batu hitam tersebut.

Bagi pengikut agama bangsa Arab yang belum melakukan rukun Islam yang kelima, yaitu melakukan upacara ibadah haji mungkin tidak akan mengetahui tentang praktek perbuatan syirik tersebut.
--------------------------------------------------------

cumi²genit....anda kan sudah haji/umroh...! Pasti bisa dapet "feel"nya..dan menurut saya, kalo membaca tulisan anda..anda ngga "terlalu pas" sebagai pengikut Muhammad. Kenapa? Karena anda tidak menghormati..bahkan tidak mengakui satu ayat Quran:

AL HAJJ [22.26] .. "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku (Ka'bah) ini ...
duren wrote: BUANG atau CIUM O:)
cumi²genit wrote:buang bro... itu dari ane. tegas kan? terserah pendapat kiai² di sono... toh yg dihisab nanti pribadi². amalan² ndiri.
so, ane buang. any argue?
Bagaimana anda dapat mengatakan bahwa Ka'bah itu suci tanpa Hajar Aswad?
Last edited by Salam Musa on Wed Sep 29, 2010 9:15 am, edited 2 times in total.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by HILLMAN »

Melihat banyaknya rekan yang ingin berdiskusi dengan mas Cumi2, saya pikir tidak adil menguras pikiran dan energinya. Sementara saya menjadi penonton saja, menunggu waktu mas Cumi2 agak senggang dan semoga saja beliau ini kerasan. :lol:

Salam bagi semua orang yang mau berpikir.
User avatar
iamthewarlord
Posts: 4375
Joined: Sun Feb 08, 2009 11:07 pm
Location: “Ibadah lelaki akan diputus dengan lewatnya keledai, wanita dan anjing hitam.” Muhammad.

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by iamthewarlord »

saya juga akan jadi penonton, mas cumi.
jd mengenai pahala 100 ribu tsb kita lanjutkan dilain waktu.

:heart:
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by poligami »

poligami wrote:Bagaimanapun juga MAYORITAS ULAMA dan muslim memang mendewakan batu Hajar Aswad dan mengkiaskannya seperti salaman dengan Awlloh sendiri. O:)

Awlloh dikhiaskan dengan batu item...!!!
Sungguh agama "tauhid" dari Hongkong... :lol:
cumi²genit wrote:Bismillah...
Nah yg ini gak perlu diperdebatkan. Udah kalah duluan sebelum action... ^^
Kalau ingin saya tanggapi, beri lah argumen yg sehat. Jgn judge spt ini.
Tenang aja, saya bukan hakim. Semua kata² yg saya sampaikan pasti memiliki nilai positif dan negatif. Alangkah indahnya bila sodara poligami berkenan membagikan ilmu / argumentasi nya yg positif sehingga yg negatif pun akan tertutup.

Ok, saya tunggu bila anda masih berkenan.
Maaf bila ada salah kata.
Maaf bila ada kata-kata saya yg menyinggung perasaan anda.

Cuma bila membaca tulisan anda yg berani untuk membuang batu Hajar Aswad ternyata tidak sesuai dengan kenyataan bahwa banyak (mayoritas) muslim masih menganggap batu itu "bertuah" dan mengkhiaskan batu itu sebagai dgn tangan Awlloh sendiri.
Hal ini didukung oleh keterangan dari departemen agama sendiri.

Tentu saya menghargai pemikiran anda yg berbeda dari muslim-muslim lainnya, tetapi nyatanya sudah jelas bahwa mayoritas muslim tidak sependapat dengan anda.

Jadi bisa dibilang pernyataan anda tidak sesuai ajaran islam, dan bila anda berani mengatakan hal itu (membuang batu Hajar Aswad) langsung di depan para ulama, saya yakin para ulama akan menganggap anda telah melakukan penistaan thd agama islam.


Salam...
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

Bismillah...
cumi²genit wrote: Begini bro, coba kita kaitkan dengan "kelalaian menyembah-Nya". Benarkah, dr paparan bro cumi di atas, jika saya simpulkan bahwa umat islam yang lalai sembahyang, sama saja ikut ajakan iblis dan otomatis langsung berdosa sehingga akan diberikan penalti?
cumi²genit wrote: So, bila dikatakan meninggalkan sholat berdosa dan kena penalti, lihat lah sebab kelalaiannya. Murni lupa atau ada pengaruh iblis (walaupun sekeciiiiilll apapun). Dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui apa yg hati kita rasakan dan Ia Maha Pengampun.
mbah.erott wrote: Pendapat saya ini memang OOT Bro Cumi, coba anda renungkan dan ngga usah ditanggapi serius :
Ini lah perbedaan kita bro, yang bro cumi katakan diatas identik dengan kebenaran relatif. Setiap kesalahan dinilai dari latar belakang atau motifnya sedangkan fakta seakan dinomorduakan. Fakta orang melanggar perintah Allah - untuk sebahyang - dapat dimaklumi karena niat/motifnya. Ini yang menjadikan perintah Allah dapat dibelokkan dengan membentuk alasan/motif walaupun memang terjadi pertentangan dalam nurani. Begitu juga terhadap larangan Allah yang dapat dilanggar dengan membuat motif juga.

Contohnya :
Saya mencuri makanan karena sangat lapar.
Bisa saja saya membentuk opini "Allah pasti memaafkan saya karena saya terdesak, sangat lapar". Lihatlah, nurani seringkali dibelokkan untuk mendapatkan pembenaran. Padahal faktanya, saya telah mencuri (melanggar perintah Allah). Dan apa yang terjadi besoknya? Mungkin saya tetap akan mencuri makanan dengan motif yang sama. [/u]
Ya, saya sependapat dengan yg berbau relatif. Tapi tidak dengan kata kebenaran, karena sesungguhnya makna kebenaran itu digunakan utk menentukan keadilan jika ada suatu hal sedang disidangkan. Mungkin, bagi saya, kata yg tepat adalah, kebetulan. Kebetulan saya sedang lapar berat, maka saya mencuri makanan. Nah, ada 2 sisi di sini, yaitu lapar dan mencuri, di mana diposisikan kedua nya pada cth di atas menjadi fakta. Fakta + Fakta = Valid.

Sebelum merespon nilai tauhid nya, saya masukkan cth di atas ke pengadilan. Byk kan cthnya, misalnya nenek² mencuri buah apa tuh... pernah masuk berita deh pokoknya. Lantas dia pun disidangkan. Dengan dalih fakta + fakta, maka diharapkan keputusan sidangnya menjadi valid juga. Klo gak salah dpt hukuman juga y si nenek itu, y walopun ringan sih. Dan cukup byk kasus sejenis yg diselesaikan dgn fakta + fakta.

Nah itu kalau mengandalkan fakta + fakta, kita seakan bisa membuat sebuah kebenaran thd suatu keputusan. Masalahnya, sering kali motif dikalahkan dgn dalih "tertangkap basah". Kalau kita lihat secara naluri, si pencuri adalah nenek². Kenapa ia bisa mencuri? Bukan hanya lapar, tapi kita lebarkan lagi range dugaannya. Kalau ada nenek² mencuri, sudah pasti ia diacuhkan oleh anaknya atau saudaranya (gak dirawat). Atau ia memang gak memiliki siapa² lagi yg perhatian thd nya.

Lalu coba bandingkan dgn si korban, pada saat pencurian tjd, pasti kedudukan si korban lebih tinggi drpd kedudukan si terdakwa. Kalau kedudukan terdakwa lebih tinggi, pasti pencurian tidak akan terjadi (baik disinggung dari segi ekonomi atau spiritual).
Kalau si korban melihat dgn mata yg lebih terbuka, saya yakin utk kasus mencuri makanan karena kelaparan ini, ia akan segera memaafkannya. Atau lebih bijaksana lagi, ia mendermakan sebagian miliknya utk si pencuri.

Nah, untuk nilai tauhid nya, saya coba jawab dgn 2 sisi.
1. Fitrah manusia. Spt yg saya jelaskan sblmnya, manusia memiliki akal utk berfikir, kemauan utk berkehendak, niat utk menggerakkan raga. Pikiran bwh Allah akan memaafkan kelalaian manusia dgn motif yg sama berulang kali itu dari mana? Telah kita miliki kemampuan utk berfikir bahwa apa yg kita lakukan (mencuri) adalah melanggar perintah Allah. Kita akui itu dan kita tau konsekwensi nya (dosa). Lantas, berhubung kita tau bahwa Allah itu Maha Pengampun, besok² nya kita melakukan hal yg sama dgn motif yg sama? Eit, hati² jebakan batman a.k.a iblis. Serius, ada suatu masa saya mengalami hal ini. Dan setelah mempelajari hakikatnya, saya jadi mengerti. Alasan k 2 adalah hakikatnya.

2. "Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa" (QS 2:15)
Kemudian, Islam menyerukan umat-Nya agar mencari rezeki di dunia, bukan dengan memiliki niat besok mencuri lagi. Klo ketangkep, y pake alasan kelaparan lagi. Bukan spt ini, tapi berusaha utk memperbaiki diri di dunia. Laen hal nya klo udah kena tipu daya iblis jadi males utk berusaha. Bukankah Ia telah memberikan rahmat kepada semesta alam? Kenapa gak kita gali selagi berumur?

Kira² spt itu lah penjelasan dari saya, mohon maaf bila kurang berkenan.

Mengenai perintah sholat 50x dan ditawar oleh Rasul mjd 5 kali, inilah esensinya (sekali lagi, ilmu saya terbatas)
Jika sholat itu 50x sehari, anda pun pasti setuju manusia akan gempor. Bahkan ada yg berpikir gak akan sempat. Betul begitu?
Skrg kita fikirkan bersama, andailah benar adanya sholat itu 50x sehari, pasti manusia itu tidak akan sempat berbuat hal yg batil bukan? Ia akan terus beribadah, memohon ampun, bersyukur, dlsb. Tidak akan pernah ia menyakiti perasaan org lain karena waktunya pun terbatas utk bertatap muka dgn yg lain. Tidak akan pernah juga ia durhaka kpd ortunya.
Coba bayangkan, betapa besar nilai ketauhidan org itu kepada Tuhan-Nya?

Lantas, direduce menjadi 5x sehari, ini juga bukan isapan jempol belaka. Makna sholat 5 waktu itu ternyata lebih dari sekedar gerakan dan ditutup do'a di akhir sholat. Tegakkan-lah sholat. Kata tegak di sini sangat luas maknanya. Yaitu, ketika selesai sholat shubuh, maka tegakkan efeknya hingga menuju zuhur. Selesai zuhur, tegakkan menuju ashar. Dst. Apa yg ditegakkan? Yaitu nilai² setiap bacaan yg dibaca ketika masing² sholat.

Nah, bisa dibayangkan, bagi yg sholatnya diterima oleh Allah, sebenernya ia seakan sholat 24jam penuh (pribadi view). Dan ia pun akan terbebas dari perbuatan buruk, insya Allah. Hampir sama dgn 50x sehari bukan?

Nah, kata tegakkan inilah yg luput dari sebagian muslim. Ada yg sholat karena disuruh bapaknya tanpa tau ada kata tegak ini, dll. Hayya alash sholah, Hayya alash sholah ini adalah salah satu kumandang adzan, artinya tegakkanlah sholat.

Wajibnya sholat ini bagi kaum muslim tergambar pada di-sholatkannya juga seorang muslim yg telah meninggal.

Jadi, tau sendiri donk kalo meninggalkan sholat dengan sengaja? apalagi terpancing tipu daya iblis...

Oia, bukan karena Allah gila sembah. Sungguh Allah Maha Kaya dari apa pun. Sholat terbukti menjaga amalan seseorang supaya baik. Efeknya siapa yg merasakan? Tentu dia dan sesama. Tidak ada saling menyakiti, dll. Apakah dengan tidak sholat, Allah akan rugi? Tidak, justru manusia itu sendiri yg rugi karena akan semakin gampang terpengaruh tipu daya iblis.
Lagipula sholat itu sbg ucapan rasa syukur. Udah dikasi udara gratis masa gak ada terima kasih... ^^

Jgn tanyakan kenapa yg udah kiai pun masih melakukan kejahatan. Lebih tepat kita sebut, oknum, karena udah OOT. Sholat itu ada yg diterima ada yg gak bro. Itu pasal utama nya. Status kiai pun bisa menjadi cobaan buat dia, sombong gak dia dgn status itu. Kalau iya, gak salah ia pun dijatuhkan derajatnya di depan publik.
cumi²genit wrote: Bro Cumi, karena anda setuju pendapat saya dan belum menunjukkan bahwa memang Allah SWT atau Muhammad SAW memang menyatakan bahwa kiblat ke ka'bah sebagai pemersatu umat muslim, dapatkah kita singkirkan argumen pemersatu ini ?
Saya setuju dgn tidak adanya dokumentasi mengenai atribut pemersatu, baik langsung dari Allah SWT ataupun Muhammad SAW dan saya belum memiliki kapasitas utk menjawab itu lantaran keterbasan ilmu yg saya miliki.

Pada hakikatnya, firman Allah kpd hamba-Nya tidak serta merta harus tersurat secara lisan di Al-Quran. Butuh pengkajian lebih dalam (karena diwajibkannya seorang muslim utk mencari ilmu). Kalau ia mencari ilmu dgn niat membuktikan kebesaran Allah, pcy deh, outputnya pasti gak melenceng jauh.
Contohnya isu pemersatu yg kita debatkan ini. Walaupun tidak tersurat scr pasti (ane blm tau soale), tapi bukankah terbukti bahwa ketika haji dilakukan, maka semua keberagaman dipersatukan. Ada yg bisa bantah? Atau, ketika terjadi perkara yg berbau agama, maka org² yg berperkara itu dipastikan dulu identitasnya. Jika arah kiblatnya (ingat, bukan berarti menyembah ka'bah) bukan ke ka'bah, berarti perkara tidak bisa dilanjutkan karena beda paham.

Sekian, maaf bila ada salah kata.
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

@All, ane tidur dulu yak. Besok siang lanjot. Capek ney oprek server...
See ya...

Diskusilah dgn sehat tanpa menjatuhkan.
Sekali ada niat menjatuhkan, rusaklah mencari kebenaran.

Salam.
User avatar
mbah.erott
Posts: 2731
Joined: Sat Aug 14, 2010 12:33 pm
Location: Iran, lagi ngegedein petasan di tangan ane jadi rudal Shahab-5 buat Ahmadinejad
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by mbah.erott »

Selamat pagi Bro Cumi,

Kita lanjutkan ya...
cumi²genit wrote: Ya, saya sependapat dengan yg berbau relatif. Tapi tidak dengan kata kebenaran, karena sesungguhnya makna kebenaran itu digunakan utk menentukan keadilan jika ada suatu hal sedang disidangkan. Mungkin, bagi saya, kata yg tepat adalah, kebetulan. Kebetulan saya sedang lapar berat, maka saya mencuri makanan. Nah, ada 2 sisi di sini, yaitu lapar dan mencuri, di mana diposisikan kedua nya pada cth di atas menjadi fakta. Fakta + Fakta = Valid.
Ok, terima kasih atas renungan dan tanggapan anda bro. Jika ada waktu, kita dapat mendiskusikan lagi lebih lanjut mengenai makna kebenaran, tentunya di lain thread.
cumi²genit wrote: Mengenai perintah sholat 50x dan ditawar oleh Rasul mjd 5 kali, inilah esensinya (sekali lagi, ilmu saya terbatas)
Anda benar saudaraku, memang itulah esensi yang juga sedang saya renungkan
cumi²genit wrote: Jika sholat itu 50x sehari, anda pun pasti setuju manusia akan gempor. Bahkan ada yg berpikir gak akan sempat. Betul begitu?
Betul saudaraku, bahkan sebelum saya berpikir pun - bahwa tidak ada yang akan dapat melaksanakan - Allah SWT pun pasti sudah mengetahuinya.
Pertanyaan berikutnya, kenapa Allah SWT mensyaratkan "MneyembahNya harus 50 kali dalam satu hari ?"
cumi²genit wrote: Skrg kita fikirkan bersama, andailah benar adanya sholat itu 50x sehari, pasti manusia itu tidak akan sempat berbuat hal yg batil bukan?
Betul saudaraku, bahkan untuk berbuat hal positif juga akan tidak sempat karena kita sibuk menyembahNya. Bukankah ada perkataan bijak "Berbuat kejahatan jauh lebih mudah daripada berbuat kebaikan" ? Berbuat jahat saja kita sudah tidak sempat, bagaimana bisa berbuat kebaikan ?
Esensinya, Apakah Allah SWT lebih senang disembah oleh umatNya (lewat shalat) daripada melihat umatNya berbagi kebaikan buat sesama ?
cumi²genit wrote: Ia akan terus beribadah, memohon ampun, bersyukur, dlsb. Tidak akan pernah ia menyakiti perasaan org lain karena waktunya pun terbatas utk bertatap muka dgn yg lain. Tidak akan pernah juga ia durhaka kpd ortunya.
Coba bayangkan, betapa besar nilai ketauhidan org itu kepada Tuhan-Nya?
Berkaitan dengan keingintahuan saya di atas, jadikanlah ini bahan renungan anda, saudaraku, mengenai NILAI KETAUHIDAN seseorang jika ia hanya menyibukkan diri dengan beribadah.
cumi²genit wrote: Lantas, direduce menjadi 5x sehari, ini juga bukan isapan jempol belaka. Makna sholat 5 waktu itu ternyata lebih dari sekedar gerakan dan ditutup do'a di akhir sholat. Tegakkan-lah sholat. Kata tegak di sini sangat luas maknanya. Yaitu, ketika selesai sholat shubuh, maka tegakkan efeknya hingga menuju zuhur. Selesai zuhur, tegakkan menuju ashar. Dst. Apa yg ditegakkan? Yaitu nilai² setiap bacaan yg dibaca ketika masing² sholat.

Nah, bisa dibayangkan, bagi yg sholatnya diterima oleh Allah, sebenernya ia seakan sholat 24jam penuh (pribadi view). Dan ia pun akan terbebas dari perbuatan buruk, insya Allah. Hampir sama dgn 50x sehari bukan?

Nah, kata tegakkan inilah yg luput dari sebagian muslim. Ada yg sholat karena disuruh bapaknya tanpa tau ada kata tegak ini, dll. Hayya alash sholah, Hayya alash sholah ini adalah salah satu kumandang adzan, artinya tegakkanlah sholat.

Wajibnya sholat ini bagi kaum muslim tergambar pada di-sholatkannya juga seorang muslim yg telah meninggal.

Jadi, tau sendiri donk kalo meninggalkan sholat dengan sengaja? apalagi terpancing tipu daya iblis...

Oia, bukan karena Allah gila sembah. Sungguh Allah Maha Kaya dari apa pun. Sholat terbukti menjaga amalan seseorang supaya baik. Efeknya siapa yg merasakan? Tentu dia dan sesama. Tidak ada saling menyakiti, dll. Apakah dengan tidak sholat, Allah akan rugi? Tidak, justru manusia itu sendiri yg rugi karena akan semakin gampang terpengaruh tipu daya iblis.
Lagipula sholat itu sbg ucapan rasa syukur. Udah dikasi udara gratis masa gak ada terima kasih... ^^

Jgn tanyakan kenapa yg udah kiai pun masih melakukan kejahatan. Lebih tepat kita sebut, oknum, karena udah OOT. Sholat itu ada yg diterima ada yg gak bro. Itu pasal utama nya. Status kiai pun bisa menjadi cobaan buat dia, sombong gak dia dgn status itu. Kalau iya, gak salah ia pun dijatuhkan derajatnya di depan publik.
Yang di atas ini belum akan saya tanggapi (tapi sudah saya renungkan), bro cumi, sebelum keingintahuan saya di atas terpenuhi.
cumi²genit wrote: Saya setuju dgn tidak adanya dokumentasi mengenai atribut pemersatu, baik langsung dari Allah SWT ataupun Muhammad SAW dan saya belum memiliki kapasitas utk menjawab itu lantaran keterbasan ilmu yg saya miliki.
Saya hargai pendapat pribadi anda, saudaraku, dan ke depan kita akan berdiskusi mengenai ini dari pandangan anda ini kecuali ada referensi - yang lain dan dipercayai - dapat anda tuliskan di sini.
cumi²genit wrote: Pada hakikatnya, firman Allah kpd hamba-Nya tidak serta merta harus tersurat secara lisan di Al-Quran. Butuh pengkajian lebih dalam (karena diwajibkannya seorang muslim utk mencari ilmu). Kalau ia mencari ilmu dgn niat membuktikan kebesaran Allah, pcy deh, outputnya pasti gak melenceng jauh.
Contohnya isu pemersatu yg kita debatkan ini. Walaupun tidak tersurat scr pasti (ane blm tau soale), tapi bukankah terbukti bahwa ketika haji dilakukan, maka semua keberagaman dipersatukan. Ada yg bisa bantah? Atau, ketika terjadi perkara yg berbau agama, maka org² yg berperkara itu dipastikan dulu identitasnya. Jika arah kiblatnya (ingat, bukan berarti menyembah ka'bah) bukan ke ka'bah, berarti perkara tidak bisa dilanjutkan karena beda paham.

Sekian, maaf bila ada salah kata.
Saya pun belum membantahnya dalam konteks persatuan dalam ibadah haji (belum akan saya diskusikan pada topik ini). Namun, untuk sholat, keingintahuan saya adalah "Kenapa sholat harus menghadap ke kabah ?" Apakah ada alasan selain PEMERSATU ?

Oh iya, anda pernah menulis ini :
Postby cumi²genit » Sun Sep 26, 2010 11:20 pm
4. "Dan sebagian dari tanda² kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya" (QS: Fussilat (Yang Dijelaskan - Expounded) 41:37).

4. "Dan sebagian dari tanda² kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya" (QS: Fussilat (Yang Dijelaskan - Expounded) 41:37).
Dan saudara Salam Musa menulis :
Post by Salam Musa » Tue Sep 28, 2010 11:45 pm
"Dari Ibnu Abbas r.a. katanya: Nabi SAW pernah thawaf di Ka'bah dengan mengendarai unta. Setiap beliau melewati satu sudut, beliau memberi isyarat ke arah sudut itu dengan apa saja yang ada di tangan beliau sambil mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar)." (Hadits Shahih Bukhari no. 838)
Pasti anda setuju bahwa "Satu sudut" yang dimaksud adalah keberadaan batu hajar aswad yang terletak pada salah satu sudut ka'bah kan ?
Jika anda setuju, bagaimana menurut anda korelasi tulisan anda dengan tulisan bro Salam Musa ?

Inti dari kedua kutipan diatas, menurut saya :
Kutipan 1 (Bro Cumi) : Bersujud dan menyembah hanya kepada Allah SWT, bukan kepada matahari dan bukan kepada bulan
Kutipan 2 (Bro Salam Musa) : Muhammad mempertegas keberadaan Allah SWT

Ok, bro Cumi, tetap terbuka dan berpikir positif ya.

Salam sejahtera... :heart:
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

Bismillah...
Salam Musa wrote: Anda sangat sabar dalam menjawab teman-teman. Mudah-mudahan anda bersedia juga untuk menanggapi sebagian tulisan murtadin yg saya Copy Paste. Maaf merepotkan!
Tentu lah saya sabar bro, soalnya saya tidak ada maksud ingin menjatuhkan. Saya hny ingin memberi kabar atau meluruskan suatu masalah yg sekiranya saya kuasai. Dan saya mengejar ilmu, bukan memburamkannya. Mari diskusi.
Salam Musa wrote: "Yang mereka sembah selain dari Allah tidak lain hanyalah berhala perempuan dan tiadalah yang mereka sembah kecuali setan yang durhaka." (QS 4:117)
ini salah besar bro. Gak ada kata perempuan. Copas dari yg tercopas y (apa coba,, ehehe)?

==========================================================================
Salam Musa wrote: Karena Ka'bah adalah tempat tinggal Allah, yaitu rumah Allah sebagaimana yang disebut dalam Surat Al Hajj (QS 22:26)
Bro, makna kata rumah-Ku tidak serta merta menggambarkan tempat tinggal secara duniawi. Ini mgkn agak sulit masuk di nalar.
Begini, Allah itu berbeda dengan semua hasil ciptaan-Nya. Pasti anda setuju kursi itu beda dgn tukang mebel. Speaker itu berbeda dengan suara. Manusia itu berbeda dengan alam pikiran dan kalbu nya. Animasi itu berbeda dengan animator nya. Setuju y?
Lantas, kata rumah yg kita kenal tentu berbeda dengan rumah-Nya. Dari segi bahasa saja, sudah menunjukkan bahwa rumah-Ku lebih tinggi maknanya daripada rumahku.

Menurut pemikiran ane, manusia adalah ciptaan-Nya. Dengan begitu untuk menunjukkan "atap" kebersamaan, maka Allah menggunakan kata rumah-Ku. Artinya bisa meliputi segala yg Ia ciptakan, segala yg beriman kepada-Nya. Kalau dipakai rumah-Mu, nah ini menunjukkan ketidak-Esa-an sang Ilahi ini. Makanya digunakan rumah-Ku. Apa saja ciptaan-Nya? Meliputi manusia, jin, dan malaikat yg melakukan ibadah di mekkah. Mengenai adanya jin dan malaikat yg ikut melakukan thawaf di mekkah ini saya dpt info nya dari pembimbing umroh saya waktu itu.

Lagipula, apa anda pernah mendengar Arsy atau Arasy? Kalau belum, silahkan cari referensi sebentar. Silahkan bandingkan dengan ka'bah. Mana yg lebih superior? Mana yg akan hancur di akhir masa, Arasy atau ka'bah beserta batu nya?

Untuk memuaskan dahaga anda tentang "rumah" ini, telah saya hadirkan di page 1 nomor 3. Tanda hari kiamat yaitu dihancurkannya Ka'bah beserta batu yg dianggap tuhan itu. Question is, apakah Allah bermaksud menghancurkan tempat tinggal-Nya sendiri? Hayoo,, berpikir logis yah. Kan soalnya di page 1 sudah saya nyatakan tentang antidot nya, kenapa lg saya dipenggal dgn wacana ini? Berikanlah argumen yg sudah divalidasikan terlebih dahulu thd reply2an saya sebelumnya. Dengan begitu diskusi kita sehat dan pasti ada titik terangnya. Okay? hehe... Mohon utk dibaca dulu dari awal, dengan begitu ente pasti tau gender ane... hehehe...
Salam Musa wrote: Dengan begitu dari riwayat tersebut, Hajar Aswad inilah yang didewakan serta disembah dan diletakkan di Ka'bah sebagai tempat tinggal atau rumahnya Allah, dan setiap pengikut agama bangsa Arab yang melakukan sholat haruslah menghadap ke arah Ka'bah di mana Hajar Aswad tersebut ada.
Ya ampuuunnn.. ckckckk. Ini nih kalau korban copas yg tercopas. Ayo kita bedah...
1) Benar bahwa ketika perselisihan sehabis banjir itu, Muhammad saw belumlah menjadi nabi.
2) Peristiwa berpindahnya arah kiblat terjadi di mesjid Qiblatain. Yaitu 2 rakaat pertama menghadap Yerussalem, kemudian sisanya menghadap Mekkah. Lagi sholat Dzuhur. Wahyu datang ketika beliau melaksanakan sholat.
3) Jika beliau mendewakan/mentuhankan batu itu, coba bandingkan kapan waktu kenabian, wahyu datangnya perintah sholat, wahyu berpindahnya arah kiblat, serta perintah haji datang?

Gimana, telak bukan?
Salam Musa wrote: Upacara Ibadah Haji sebagai Ibadah Menyembah Berhala
Argumen gak kuat ini mah. Silahkan baca postingan saya sebelumnya mengenai rukun islam ke 5 serta makna kata sanggup / mampu yg sebenarnya.
Oia, did you know bahwa Abu Huraira adalah MANTAN YAHUDI ??? So, jgn asal copas dari yg tercopas yg melakukan aksi copas y (???toenk???). Terlebih lagi dgn isu telanjang bulat ini, Ok.

Nabi Muhammad saw diutus untuk meluruskan hal yg salah serta memberi kabar ttg agama pelengkap umat. Jadi, bila ada pencampuran wacana oleh umat setelah beliau, terhadap masa lalu dgn masa kenabiannya, adalah hal yg wajar menurut saya.
Salam Musa wrote: melakukan upacara ibadah haji hanya bagi orang-orang yang mampu saja, yaitu orang-orang yang kaya saja dan bukan untuk orang-orang yang miskin
Toenk... Siapa bilang mampu = kaya? Mampu adalah sanggup lahir bathin. Ini sudah saya ulas panjang lebar di postingan sebelumnya. Baca doooonkkk... huhuhu... gak kasian apa ama ane...T____T

Nih deh ane ringkas: kalau ada hamba-Nya yg sampai menjual harta benda nya untuk melaksanakan ibadah haji padahal ia tau resiko nya ketika kembali ke tanah air, brarti ia belum mampu haji secara spiritual. Buat apa mampu haji secara material tapi gak mabrur? Cthna artis yg hobi k mekkah, pejabat² yg pulang² dari haji gak bisa membawa hasil perjalanan spiritual nya ke lingkungan rumahnya? Bahkan ada yg pamer oleh². Apa itu berarti di mata Allah? Sungguh sayang, bukan ini makna haji yg sesungguhnya. Klue buat anda: ikhlas seikhlas² nya. Termasuk bisa menanamkan niat bahwa saya akan mati diperjalanan nanti, entah pesawatnya jatuh, atau apa. Atau, saya tidak akan bertemu dgn anak saya lagi, istri saya, atau ibu saya lagi setelah haji ini. Ini baru namanya punya modal awal spiritual. Contoh hidup? Ane. Dengan ikhlas ane ngasi nomor pin atm ane k seseorang waktu itu sblm berangkat umroh. Dan alhamdulillah, ternyata ia org yg memegang amanah.

Hayooo, jgn kasi saya argumen spt ini y: "ah jadi pelacur ah, kumpulin duit terus haji deh..." :axe:

Oia, ada 2 hal yg perlu saya sampaikan ketika saya umroh.
1. Mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali DENGAN ROTASI yg BERLAWANAN terhadap jarum jam. Maknanya? Kita disuruh mengingat dosa² dan kesempatan yg kita lakukan/sia² kan dimasa lampau dan mohon ampun lah.
2. Taukah anda bahwa batu HA itu wangi? Wangi nya khas, gak ada parfum yg bener² persis sama. Bahkan ane pernah beli 2-3 parfum yg wanginya mirip sama HA, tapi setelah beberapa hari jadi beda. Bener² khas wangi nya. Wangi ini saya ketahui dari bau tangan rekan sekamar saya.
Kenapa batu yg dicium² ratusan tahun itu dan bercampur dengan ketiak org² luar tetep wangi hingga skrg?
Salam Musa wrote: Kemudian setelah sampai di muka batu hitam Hajar Aswad lalu membungkuk dan menyembah sambil mencium batu hitam tersebut. Setelah mencium batu tersebut barulah ia dapat melakukan thawaf qudum (thawaf selamat datang) berjalan keliling Ka'bah sebanyak 7 kali.
Satu lagi argumen Yahudi sesat. Jgn copas ah bro,,, ilmu dooonk. Gak ada tuh harus cium batu dulu baru thawaf. Saksi hidup? ANE...
Salam Musa wrote: Dari uraian di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa batu hitam yang bernama Hajar Aswad yang terletak di salah satu sudut Ka'bah sangat didewa-dewakan dan dianggap sebagai Allah yang Maha Besar (Allahu Akbar).
Hati² bro klo nulis statement. Silahkan tanya ke tukang yg bersihin lantai Masjidil Haram, apa batu itu ia anggap sebagai Tuhan? Tanyakan juga kepada semua muslim yg taat dan beriman di dunia ini, tanyakan di mana Tuhan mereka. Adakah yg menyebutkan Ka'bah??? Ckckck, baca dari atas y mengenai kata rumah-Ku itu...
Salam Musa wrote: Pengetahuan tentang Allah yang benar, telah dipahami oleh Umar bin Khattab yaitu Allah yang harus disembah oleh bangsa Arab adalah Allah yang disebut dalam Alkitab yang telah dituangkan ke dalam Alquran melalui Surat Ali-Imraan (QS 3) ayat 45, yaitu Isa Almasih yang terkemuka dan yang paling tinggi kedudukannya di dunia dan akhirat yang lahir dari Roh Allah (Surat An-Nisaa ayat 171), yang merupakan firman Allah (Hadits Shahih Bukhari no. 1496), yang dapat menciptakan burung, di mana identik dengan penciptaan Allah akan manusia (Surat Al-Maidah ayat 110, Surat Ali-Imraan ayat 49), dan yang menghakimi setiap orang pada akhir zaman (Surat An-Nisaa ayat 159, Hadits Shahih Bukhari no. 1090, Muslim no. 127).
Statement anda ini udah mulai menjatuhkan agama X dan menaikkan agama Y. Please kasi saya debat yg bermanfaat. Keyakinan anda tentu berbeda dengan keyakinan saya. Kalau anda mau pernyataan yg telak, bisa saja saya umbar dari teori² filsuf yunani kuno dan makna yg sesungguhnya pada QS Ali-Imran itu. Tapi saya menghormati dengan sangat IFF dan maestro nya yg ada di sini. Ayolah bro, damai itu indah. Kalau anda bermaksud menjatuhkan suatu keyakinan, jgn heran jika anda dijatuhkan pula oleh yg lainnya.

Please tolong review QS An-Nisa ayat 171 itu. Benar² terjemahan yg menyesatkan. Kalau sudah firman Allah, gak perlu di hadits kan lagi. Hadits adalah sesuatu yg berhubungan dgn nabi, bukan Allah. Tuh kan, lagi² korban copas yg tercopas ^ ^.
Salam Musa wrote: Sesungguhnya pada saat itu Umar bin Khattab sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan syirik, karena dia telah percaya kepada Allah yang benar sesuai dengan disebutkan dalam Alkitab tetapi sekarang apa boleh buat, dia harus menunjukkan kesetiaannya kepada Muhammad dengan cara harus menyembah berhala pula.
Selamat masuk jebakan batman. Lagi² Allah menyelamatkan niat saya untuk mencari ilmu di sini. Mengenai Umar, bahkan Allah sendiri telah memberi isyarat bathin kepada Umar bin Khattab bahwa yg dilakukan Rasul jgn dianggap menyembah. Ia tau itu hal yg musyrik jika dimaksudkan menyembah. Tidak ada yg mengetahui isi hati Muhammad saw pada saat itu kecuali beliau dan Allah. Jikalah Umar tidak mengatakan hal itu (musyrik), tentu ini menjadi aib besar bagi umat Islam. So, krn Umar mengikuti sunnah rasul, ia pun selamat dari musyrik. Tapi bagaimana dgn sang rasul? Apa ia bermaksud menyembah? Ia hanya mencium...kawan... Ibaratnya hobi maenan ato cium foto pacar klo kita mah. Tapi ini dia peran iblis, begitu gampang ia menyesatkan... ckckckck...

See? Sesungguhnya terdapat tanda bagi kaum yg berfikir. Please jgn kasi ane bumbu ttg batu = tuhan lagi kecuali klo ente punya argumen yg mampu mengalahkan setiap firman Allah, salah satunya: Dzat Yang Maha Melihat.

Oia, batu itu beserta ka'bah nya ntar dihancurin kok di akhir zaman. Slow aja mamen... ^^
Salam Musa wrote: sama sekali tidak ada unsur Taurat dan Injil di dalamnya.
Jelegerrrrr... Ya jelaslah, kan Al Quran sebagai penyempurna kitab² sebelumnya. Analoginya, apa mungkin speed max prosesor intel i7 ada di speed core2duo? Tapi sudah pasti speed max core2duo ada di i7. Bener kan? iya donk,,, setuju lah... :D :D
Andaikata ada kitab lagi setelah Al Quran, saya jamin ada hal baru yg disempurnakan di kitab itu tapi gak tertulis di Al Quran masa kini. Dan pastilah, spt biasa, diperdebatkan.
Salam Musa wrote: cumi²genit....anda kan sudah haji/umroh...! Pasti bisa dapet "feel"nya..dan menurut saya, kalo membaca tulisan anda..anda ngga "terlalu pas" sebagai pengikut Muhammad. Kenapa? Karena anda tidak menghormati..bahkan tidak mengakui satu ayat Quran:

AL HAJJ [22.26] .. "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku (Ka'bah) ini ...
Udah saya jawab bro... hehehe... perhatikan lagi makna rumah-Ku. Dan tolong baca lagi pasal 3 saya di page 1. Akan dihancurkannya ka'bah dan puing² batunya akan berserakan. Clear? Dan ya, saya sangat² mengimani ayat Al Quran seluruhnya.
Salam Musa wrote: Bagaimana anda dapat mengatakan bahwa Ka'bah itu suci tanpa Hajar Aswad?
Tarik benang ke masa Ibrahim ketika ka'bah itu dibangun. Sudah adakah peran HA yg dituhankan monotheis di situ?

Oia, please argumen nya jgn OOT ya. Jujur bro, ilmu ane terbatas. Untuk sementara, ini lah yg bisa saya paparkan. Mohon maaf bgt klau tidak berkenan. Mohon maaf bila ada salah kata yg kurang berkenan.

Salam...
Last edited by cumi²genit on Wed Sep 29, 2010 2:45 pm, edited 1 time in total.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by HILLMAN »

Sekedar meluruskan.
Salam Musa wrote: "Yang mereka sembah selain dari Allah tidak lain hanyalah berhala perempuan dan tiadalah yang mereka sembah kecuali setan yang durhaka." (QS 4:117)
cumi²genit wrote: ini salah besar bro. Gak ada kata perempuan. Copas dari yg tercopas y (apa coba,, ehehe)?
Maaf mas Cumi2, mas Salam Musa benar.

Image

in yad'uuna min duunihi illaa inaatsan wa-in yad'uuna illaa syaythaanan mariidaan

[QS 4:117] Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah "orang-orang perempuan" (berhala), dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,

Sesuai dengan ayat di bawah ini :

Image

waja'aluu almalaa-ikata alladziina hum 'ibaadu alrrahmaani inaatsan asyahiduu khalqahum satuktabu syahaadatuhum wayus-aluuna

[QS 43:19]. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.

Salam bagi semua yang berpikir.
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by poligami »

BENARKAH MUSLIM TIDAK MENYEMBAH BATU HITAM HAJAR ASWAD..???
MARI KITA LIHAT GAMBAR DIBAWAH INI:


Image
Image
Image
Image
Last edited by poligami on Wed Sep 29, 2010 2:44 pm, edited 1 time in total.
User avatar
kukuruyuk
Posts: 326
Joined: Sun May 16, 2010 1:16 pm
Location: negara kafir

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by kukuruyuk »

salam kenal bro cumi2genit....ane senang melihat cara diskusi ente, ada celah bagi ente untuk mau terbuka dan belajar dari para kafoirs dimari. Anda juga tidak OOT ke Kristen seperti tingkah rekan2 seukuwah ente nyang lain di forum ini...itu bagus bro.... :lol:

ane mau ikut nanya bro... (boleh gak? :lol: )Pertanyaannya: apa keistimewaan HA sampai nabi ente mengkhususkannya bahkan mensucikannya, sedangkan berhala2 lainnya kok dihancurin? :rolleyes: ...kenapa HA juga tidak ikut dihancurin. Bukankah bila HA ikut diancurin akan menunjukan ketegasan islam dalam hal penyembahan berhala bukan? Tapi kok nabi ente malah mengistimewakan HA untuk dicium2 segala. Bahkan mohamad sampai memanggil alloh segala bagi HA. Mohon ente jabarin bagi ane yg lagi puyeng ini... :rolleyes: terimakasih sebelumnya


Kukuruyuk :heart:
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

poligami wrote: Cuma bila membaca tulisan anda yg berani untuk membuang batu Hajar Aswad ternyata tidak sesuai dengan kenyataan bahwa banyak (mayoritas) muslim masih menganggap batu itu "bertuah" dan mengkhiaskan batu itu sebagai dgn tangan Awlloh sendiri.
Hal ini didukung oleh keterangan dari departemen agama sendiri.

Tentu saya menghargai pemikiran anda yg berbeda dari muslim-muslim lainnya, tetapi nyatanya sudah jelas bahwa mayoritas muslim tidak sependapat dengan anda.

Jadi bisa dibilang pernyataan anda tidak sesuai ajaran islam, dan bila anda berani mengatakan hal itu (membuang batu Hajar Aswad) langsung di depan para ulama, saya yakin para ulama akan menganggap anda telah melakukan penistaan thd agama islam.

Salam...
Bismillah...

Tunjukkan kepada saya keterangan dari Depag yg menganggap bahwa HA dan Ka'Bah adalah tuhan. Tunjukkan. Biar saya bantai itu pernyataan.

Ulama mana dulu neh yg akan menganggap ane melakukan penistaan thd agama? Ulama yg tulen atau rada² atau jgn² ulama IFF (hihihihi). Silahkan undang bila ada ulama di sini, saya ingin belajar dari dia bagaimana cara mentuhankan batu HA padahal sabda Rasul-Nya sendiri menegaskan batu dan ka'bah itu akan dihancurkan oleh D.Z di akhir zaman menjelang kiamat (poin no.3 page 1). Ayo, silahkan undang beliau kemari. Allah menyuruh setiap hamba-Nya untuk mencari ilmu, makanya saya berani mencari kebenaran akan ilmu yg paling tidak mendekati Al-Haq.

Ayo donk, beri saya argumen yg kuat utk mengalahkan poin no.3 di page 1. Ini yg saya tunggu bro, spy ada kaedah nya kita berdiskusi. Spy gak jadi debat kusir. Hehehe... ^^
Setuju yah... :D
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by poligami »

poligami wrote: Cuma bila membaca tulisan anda yg berani untuk membuang batu Hajar Aswad ternyata tidak sesuai dengan kenyataan bahwa banyak (mayoritas) muslim masih menganggap batu itu "bertuah" dan mengkhiaskan batu itu sebagai dgn tangan Awlloh sendiri.
Hal ini didukung oleh keterangan dari departemen agama sendiri.

Tentu saya menghargai pemikiran anda yg berbeda dari muslim-muslim lainnya, tetapi nyatanya sudah jelas bahwa mayoritas muslim tidak sependapat dengan anda.

Jadi bisa dibilang pernyataan anda tidak sesuai ajaran islam, dan bila anda berani mengatakan hal itu (membuang batu Hajar Aswad) langsung di depan para ulama, saya yakin para ulama akan menganggap anda telah melakukan penistaan thd agama islam.

Salam...
cumi²genit wrote:Bismillah...

Tunjukkan kepada saya keterangan dari Depag yg menganggap bahwa HA dan Ka'Bah adalah tuhan. Tunjukkan. Biar saya bantai itu pernyataan.

Ulama mana dulu neh yg akan menganggap ane melakukan penistaan thd agama? Ulama yg tulen atau rada² atau jgn² ulama IFF (hihihihi). Silahkan undang bila ada ulama di sini, saya ingin belajar dari dia bagaimana cara mentuhankan batu HA padahal sabda Rasul-Nya sendiri menegaskan batu dan ka'bah itu akan dihancurkan oleh D.Z di akhir zaman menjelang kiamat (poin no.3 page 1). Ayo, silahkan undang beliau kemari. Allah menyuruh setiap hamba-Nya untuk mencari ilmu, makanya saya berani mencari kebenaran akan ilmu yg paling tidak mendekati Al-Haq.
Ini dari situs DEPAG..

Tertulis bahwa batu hitam itu laksana tangan Awlloh dan bila kita mengangkat tangan sama dengan salaman ama Awlloh sendiri... O:)
Apa anda setuju dengan keterangan dari DEPAG dibawah ini..???

Image
Image
cumi²genit wrote: Ayo donk, beri saya argumen yg kuat utk mengalahkan poin no.3 di page 1. Ini yg saya tunggu bro, spy ada kaedah nya kita berdiskusi. Spy gak jadi debat kusir. Hehehe... ^^
Setuju yah... :D
Ini tulisan anda di poin nomer 3 halaman 1:

3. "Akan datang suatu massa di mana Ka'Bah itu akan dihancurkan oleh Dzus-Suwaiqatayn. Ketika itu terjadi, tiada lagi muslim yg melafadzkan nama Allah. Si penghancur Ka'Bah itu pun mengambil sisa² dari runtuhan ka'bah, termasuk batu² yg para kafirian sangka itu adalah tuhan muslim. Yg percaya dengan Hari Akhir pasti mengetahui tentang ini dan berita ini berasal dari sabda Rasul Allah."

Boleh saya minta ayat atau hadistnya yg menyatakan hal diatas (yg saya bold merah). O:)


Salam Poligami... :turban:
Last edited by poligami on Wed Sep 29, 2010 3:33 pm, edited 1 time in total.
User avatar
mbah.erott
Posts: 2731
Joined: Sat Aug 14, 2010 12:33 pm
Location: Iran, lagi ngegedein petasan di tangan ane jadi rudal Shahab-5 buat Ahmadinejad
Contact:

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by mbah.erott »

Waduh... jadi tambah banyak pertanyaan dan pernyataan yang harus diterangkan ya bro cumi?
Semoga punya waktu dan tenaga untuk membuktikan judul thread ini.

Salam sejahtera Bro Cumi... :heart:
cumi²genit
Posts: 38
Joined: Sun Sep 26, 2010 12:13 pm

Re: Kami sholat bukan menyembah batu... Baca ini...

Post by cumi²genit »

Selamat sore mbah.erott...

Oke, saya coba jawab ya.
Bismillah...
mbah.erott wrote: Esensinya, Apakah Allah SWT lebih senang disembah oleh umatNya (lewat shalat) daripada melihat umatNya berbagi kebaikan buat sesama ?
Begini bro. Masih inget analogi saya mengenai bolos kantor?
Masuk kerja adalah kewajiban bagi si A. Masuk jam 8 adalah perintah bagi si A. Tapi ketika ia bolos, apakah ia langsung dikatakan tidak berkantor di kantornya? Dari analogi ini sebenernya sudah menjawab pertanyaan anda.
Sholat itu semata² perintah-Nya. Menyembah itu (silahkan baca respon saya sebelumnya) adalah termasuk di dalamnya takwa. Jadi klo menyembah tidak disertai takwa, gugur nilainya.

Apa arti takwa? Yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Nah, jadi di mana posisi sholat? Apakah sbg "sembahan" atau bentuk dari kepatuhan a.k.a takwa? Nah, kita gak bisa menjawab nya lgsg tanpa melihat 1 konco lagi, yaitu iman. Okay, dgn beriman, kita meyakini dgn sepenuh hati bahwasanya kita memang harus bertakwa. Semoga jelas ya bro ya...

Nah, mengenai hubungan horizontal thd sesama manusia dibanding sholat, saya rasa comparer nya gak tepat. Sholat itu semata perintah-Nya yg efeknya akan dirasakan untuk manusia itu sendiri, termasuk menjaga timbangan amalan baiknya buat hari akhir nanti. Jadi, terjawab sudah misterinya. Jika kita tidak sholat dan mementingkan hubungan sesama terlebih dahulu, maka melanggar nilai ketaqwaan. Tapi klo kita sholat, maka itu sungguh² akan membawa kebaikan thd hubungan antar sesama. Inget y, sholat ada yg diterima dan gak. Okay bro?

Lanjot...
mbah.erott wrote: Berkaitan dengan keingintahuan saya di atas, jadikanlah ini bahan renungan anda, saudaraku, mengenai NILAI KETAUHIDAN seseorang jika ia hanya menyibukkan diri dengan beribadah.
Ini terjawab sudah dengan Habluminallah dan Habluminannas alias hubungan vertikal dan hubungan horizontal.
Saya ingin membawakan 2 wacana menarik utk anda. Y mgkn 1 yg pertama udah umum.

1). Seorang ahli mesjid atau penjaga mesjid (apa y ini sebutannya) bisa saja ia termasuk golongan yg rugi. Knp? Karena ia hanya mementingkan hubungan vertikal saja. Tidak bersosialisasi / jarang berinteraksi dgn sesama. Padahal jika ia menarik makna dari sholat itu, pasti ia malu karena Allah sudah menjelaskan sholat itu sungguh untuk menjaga amalan baik nya. Lagipula, barang siapa yg tidak memelihara persaudaraan muslim, susah baginya untuk mencium wangi surga. So, tampak bukan keindahan agama Islam? Jika dilakukan dgn benar makna taqwa itu, sungguh lah tidak akan terjadi pertengkaran, baik berbeda keyakinan ataupun sesama muslim. Oia, did you know bahwasanya diharamkan membunuh org yg berdarah muslim? hehehe... itu sebabnya saya gak setuju perang dgn malaysia karena yg jadi korban jg sesama muslim, baik tulen ataupun muallaf. Tapi emg bener, indo bener² gak tegas. (lagi² politik... :axe: )

2). The vegetarian. Nah, ini yg saya rasa baru anda dengar. Allah byk berfirman mengenai limpahan rahmat-Nya di alam semesta. Termasuk hewan dan tumbuhan yg bisa dimakan. Bagi yg vegetarian (terlepas emg alergi ato apa), apakah mereka tau secara tidak langsung mereka "mengacuhkan" ayat Al-Quran? Apakah timbul di fikiran mereka bahwasanya sayur²an itu lebih baik drpd daging, padahal Allah telah menciptakan semuanya dgn keseimbangan dan sesuai kadar kegunaannya? Tapi ini argumentasi yg lemah dari saya, masih perlu di teliti lagi.

mbah.erott wrote: Namun, untuk sholat, keingintahuan saya adalah "Kenapa sholat harus menghadap ke kabah ?" Apakah ada alasan selain PEMERSATU ?
Bro erott yg saya hormati, ini sudah saya jelaskan di page 1. Tidak mutlak 100% harus menghadap ka'bah. Bahkan bung Hillman saya kasi pertanyaan semisalnya saya berada di ruang yg diputer² 24jam penuh nonstop, sbg muslim, apa saya tidak sholat karena arahnya selalu berubah² ?

Jadi saya mohon kpd anda utk membuang jauh dulu nilai absolut 100% ke arah ka'bah. Kalau gak bisa, y dgn mohon maaf stuck sampai di sini. Okay?

Nah, arah kiblat. Arah kiblat pertama yaitu ke Baitul Maqdis di Yerussalem. Kedua ke arah ka'bah. Inget ya, sebelum arah kiblat berpindah, si batu udah ada di ka'bah sejak massa nabi Ibrahim a.s. (Jadi dgn sendirinya luntur lah segala tuduhan bahwa batu dan ka'bah ini adalah tuhan.)

Jadi, arah kiblat ke ka'bah semata² karena adanya perubahan perintah. Sebagaimana turun wahyu kepada Rasulullah pada saat sholat Dzuhur. Di rakaat ke 3 dan 4 ia memindahkan arah sholat nya k kota mekkah.

Nah kalau anda bersikeras menanyakan motif Allah memindahkan arah ka'bah, saya tidak bisa jawab karena saya tidak memiliki Dzat Yang Maha Mengetahui itu sebagai ilmu saya utk memberi penjelasan kpd anda. Itu adalah hak-Nya, saya tidak berani mewakilkan. Maaf ya :D
mbah.erott wrote: Pasti anda setuju bahwa "Satu sudut" yang dimaksud adalah keberadaan batu hajar aswad yang terletak pada salah satu sudut ka'bah kan ?
Jika anda setuju, bagaimana menurut anda korelasi tulisan anda dengan tulisan bro Salam Musa ?

Inti dari kedua kutipan diatas, menurut saya :
Kutipan 1 (Bro Cumi) : Bersujud dan menyembah hanya kepada Allah SWT, bukan kepada matahari dan bukan kepada bulan
Kutipan 2 (Bro Salam Musa) : Muhammad mempertegas keberadaan Allah SWT
mbah.erott wrote: Maaf, anda dapat darimana kata mempertegas itu? Ucapan tegas / statement tegas menurut saya yaitu: ya batu, engkaulah sesungguhnya tuhan. Ini baru bisa dikatakan mempertegas.
Lantas, bagaimana dengan seruan Allahu Akbar di medan perang? Apa dikatakan tuhan itu teriakan, pedang, baju perang, kuda, debu² berterbangan? Sebelum menjawab, coba cari referensi mengenai sebutan² spt Masya Allah, Insya Allah, Innalillahi, Lailla ha ilallah, Subhanallah, Alhamdulillah. Ya kalau mau siy.. hehe.

Ok, bro Cumi, tetap terbuka dan berpikir positif ya.
Okay bro, akan saya usahakan semampu saya. Terima kasih atas argumen anda. :D
Post Reply