Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Siapa 'sosok' Allah, apa maunya, apa tujuannya ?
Post Reply
minak_koncar
Posts: 5
Joined: Thu Nov 05, 2009 12:49 pm

Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by minak_koncar »

KONSEP DIRI DAN KARAKTER ALLAH SWT (TUHAN ISLAM) DARI ANALISA ILMU PENGETAHUAN

Mohammad Yasin peneliti PSIK dari Universitas Paramadina yang berjudul ‘Iman Yang Kuat Dalam Nalar Yang Sehat’ {Kompas, 4 Maret 2009) mengatakan bahwa “manusia mulai mengembangkan pengetahuan kritisnya dengan memasukkan masalah ketuhanan dalam masalah Metaphysic, atas dasar suatu telaah ontologis tertentu, Tuhan selanjutnya menjadi obyek kajian keilmuan”. Walau harus meninggalkan keyakinan tradisional leluhurnya. Hal demikian secara implicit menyatakan bahwa sesungguhnya Allah Swt (Tuhan Islam) bukan Tuhan. Dengan kata lain tidak memiliki nalar yang sehat. Persoalannya apakah pernyataan di atas bukan tanpa alasannya? Kiranya Ilmu Pengatahuan modern yang dapat menjelaskannya.

Pada saat kepercayaan animisme dan dinamisme berkembang, nalar sehat belum dimanfaatkan secara intelektual. Disebabkan karena Ilmu Pengetahuan belum digunakan sebagai landasan untuk berpikir secara holistik dan integral. Membuat Tuhan-Tuhan dari benda atau makluk halus dengan berfilsafat. Memberikan 1001 nama kebijaksanaan agar sifat dan karakter Tuhan benar-benar melekat pada benda atau makluk halus yang dijadikan Tuhan. Hal demikian menjadi sangat sulit untuk mengungkapkan kondisi kejiwaan dan karakter dari objek-objek yang dijadikan Tuhan-Tuhan tersebut. Apa yang dapat dikerjakan oleh Tuhan-Tuhan dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan. Baik secara psikologi maupun dalam kejiwaan. Artinya Tuhan yang dapat bekerja dengan cerdas dan tidak mungkin dilakukan oleh Tuhan yang terbuat dari batu. Yang perlu digaris bawahi adalah mencari perbedaan karakater dan kondisi kejiwaan dari Tuhan yang terbuat dari batu dan kemudian menyebutNya sebagai Maha Pengasih dan Penyayang?. Dengan karakter Tuhan yang benar-benar Tuhan. Tuhan yang tidak hanya menjadi pusat pemujaan, tetapi juga menjadi pusat kajian ilmiah. Agar supaya segala objek yang dijadikan Tuhan tidak melepaskan diri dari prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Aspek subjektivitas sebanding dengan aspek Ilmu Pengetahuan. Oleh karena itu, apabila pusat pemujaan animisme dan dinamisme dikaji ulang, pasti akan memiliki konsep yang tidak beraturan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Di abad modern seperti sekarang ini masih terdapat kepercayaan yang tidak jujur dan terbuka dengan berani menyatakan “Allah adalah....... . Mereka berpendapat bahwa pembahasan hanya pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal manusia yang sangat terbatas dan pemahaman Tuhan tidak mungkin terjangkau oleh alam pikiran”. Perlu diketahui bahwa akal tidak sama dengan Ilmu Pengetahuan. Pada umumnya akal dapat menari dan bernyanyi sesuai dengan kecerdasan yang dikaruniakan dan akal hanya sebagian dari potensi kecerdasan. Akal sangat populer dikalangan filosof yang hanya membatasi eksistensi Tuhan secara absolud, distinct (berbeda) dan unik. Semua itu ditinjau dari sudut pandang mana kurang begitu jelas. Meskipun semua dapat berangkat dari Etimologi. Bila dicermati nampak bahwa eksistensi Tuhan hanya ditinjau dari aspek fisik dan material. Bukan dari aspek psikologis. Sedang Ilmu Pengetahuan memiliki standard dan kriteria yang telah dirumuskan. Ibarat rumus matematika atau statistic, berapapun bilangan bulat atau pecahan yang dimasukkan akan mendapatkan kepastian jawaban. Oleh sebab itu, bagaimanapun penuturan manusia tentang konsep Tuhan yang menjadi keyakinannya dari Kitab Sucinya masing-masing, Ilmu Pengetahuan akan mampu mengatasi dan mengujinya. Paling sedikit berdasarkan tingkat kecerdasannya atas Prinsip Nilai (Valua Principles) atau ideologi yang dianut oleh Tuhan-Tuhan dari masing-masing agama. Maksudnya bagaimana Tuhan-Tuhan itu mempresentasikan diriNya dihadapan manusia tanpa campur tangan asumsi dan imajinasi. Murni ilmu pengetahuan tanpa menyitir dan merujuk ayat Kitab Suci. Penyitiran hanya sesudah dianalisa yang merupakan “Apa kata dan benang merah yang berkesinambungan. Dengan demikian perbincangan mengenai eksistensi Tuhan akan dapat mengatasi segala konsep Ilmu Pengetahuan. Mencakup eksistensi dan substansi, exploitasi dan difinisi, visi dan misi, otak kiri dan otak kanan, kecerdasan rasional (IQ) dan kecerdaaran emosional (EQ), yang verbal dan non-verbal, Inspiration dan perspiration, hardskill dan softskill dari Tuhan-Tuhan tersebut. Sehingga cukup dari Konsep Tuhan yang menjadi pusat pemujaan akan menjadikannya sebagai platform dalam setiap aspek kehidupan baik dalam berpikir dan bertindak. Tidak berdebat dengan ayat-ayat Kitab Suci sebagai fungsi otak kiri yang sering menimbulkan controversial karena perbedaan penafsiran. Mengenal yang disembah dan yang menyembah secara substansial tanpa Kitab Suci. Adalah tidak mungkin menyembah Tuhan tanpa konsep diri yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etika.

4. Konsep Diri dan Karakter Allah Swt Dari Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan.

Etymology Allah mendefinisikan substansi Allah untuk istilah tertinggi adalah maskulin. Essensinya Al-dzat adalah feminine. Dalam bahasa Indonesia arti kata essensi adalah yang penting. Jadi konsep Allah Swt adalah perempuan mandul. Baik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris menyatakan bahwa Zat adalah The Spreme of God. Difinisi Zat adalah unsur yang membentuk benda dan benda itu sendiri adalah mati. Oleh sebab itu, objek Allah Swt selalu berdemensi benda mati seperti, Al-Quran, Masjid, Kaligrafi, Bulan Sabit, Kaa’bah, alam semesta, dan lain-lain. Tuhan yang berorientasi pada materialistis. Diantara benda-benda mati tersebut Al-Quran yang paling dijunjung tinggi seperti halnya Tuhan sendiri. Kedua adalah Alam semesta sebagai bukti eksistensi Tuhan. Alam Semesta inilah yang kemudian ditranformasikan menjadi diri Tuhan sendiri yang kemudian menjadi sebutan Allah Hu Akbar (Allah Maha Besar). Alam semesta merupakan satu kesatuan yang dirujuk sebagai bukti eksistensi Allah Swt. Bila dibandingkan dengan Gunung saja, manusia akan nampak sangat kecil. Maka manusia akan merasa sangat kecil dan rendah dihadapan Allah Swt. Filsafat materialistis inilah yang kemudian melahirkan konsep diri Allah Swt sebagai berikut;

a. Sebutlah ! dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (Al Alaq : 1-5). Ayat ini seganja dipilih karena Allah Swt sendiri yang mengatakan dan tanpa campur tangan asumsi dan imajinasi manusia. Allah Swt tidak mengatakan dirinya Maha Pengasih sebab kasih adalah fungsi otak kanan dari Kecerdasan Emosional (EQ) dalam bentuk komunikasi non-verbal.

b. Tuhan tidak diperanakkan dan memperanakkan. Sebab tidak ada satupun benda mati yang ada di dunia yang dapat dilakukan oleh mahkluk hidup. Sekalipun keberadaan makluk hidup tidak mesti dari proses pembuaan.

c. Tidak ada Tuhan selain Allah (la ilah ha illah). Sebab tidak ada benda yang memiliki jenis dan bentuk yang sama. Setiap benda dapat diidentifikasi secara berbeda baik jenis, ragam, maupun karakteristiknya. Dengan demikian doktrin “tidak ada Tuhan selain Allah” merupakan upaya untuk membedakan (absolud, distinct, dan unik) dari jenis benda tertentu dengan benda yang lain.

d. Janganlah menyembah Dzat yang tidak bermanfaat. Pada hakekatnya tidak ada benda yang tidak bermanfaat bagi manusia. Meskipun variasi dan ragam benda tidak seluruhnya dibutuhkan. Tetapi benda-benda adalah hasil ciptaan dengan variasi kebutuhan yang tidak sama.

e. Mencampuradukkan konsep hasil penciptaan, hasil pembuahan, dan hasil metamorphosa. Variasi asal-usul mahkluk hidup dapat dengan salah satu dari ketiga cara tersebut..

f. Sesama muslim adalah bersaudara. Sebab setiap benda hanya dapat dikelompokkan bila memiliki jenis dan karakter yang sama. Sedang benda cair hanya dapat bersenyawa dengan benda cair yang lain. Pada hakekatnya Allah Swt hanya dapat hidup damai dengan komunitasnya sendiri.


Dzat memiliki masa dan menempati ruangan. Namun Allah Swt dapat melakukan komunikasi verbal yang berupa Al-Quran. Tidak dapat melakukan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah fungsi otak kiri yang sering disebut dengan kecerdasan rasional (IQ). Secara filosofis fungsi otak kiri bernilai lebih rendah bila dibandingkan fungsi otak kanan. Sedang komunikasi non-verbal adalah fungsi otak kanan yang sering disebut dengan kecerdasan emosional (EQ). Dengan demikian Allah Swt hanya memenuhi syarat dari aspek cognitive. Oleh karena Allah Swt tidak menggunakan kecerdasan emosional (EQ), maka tidak dapat mengampuni dosa manusia. Dengan demikian 99 nama Allah tidak berkaitan dengan kecerdasan emosioanl (EQ) dan substansi Allah Swt. Hanya assumsi dan imajinasi manusia sendiri. Sebab nama selalu datang datang dari pihak kedua. Seperti rumah ibadah yang dianggap suci oleh penganutnya. Di dalam Wikipedia nama Allah bisa menjadi 99, 200, bahkan 1000 tergantung kecerdasan manusia yang memberi nama kepada Allah Swt.

“Visi Allah Swt adalah keadilan”. Siapapun yang menjalankan 5 (lima) rukun islam dan 6 (enam) rukun iman akan masuk Surga, sedang mereka yang tidak akan masuk Neraka. Visi adalah fungsi otak kiri. Namun demikian Allah Swt tidak menjalankan misi sebagai fungsi otak kanan. Setiap visi pasti mengandung maksud yang mulia. Tetapi akan menjadi salah bila misi yang dilakukan tidak benar. Sebagai contoh, setiap orang ingin menjadi orang kaya, tetapi misi yang dijalankan dengan cara menjarah kekayaan negara atau korupsi. Demikian juga dengan Allah Swt memiliki visi tetapi tidak menjalankan misi. Dalam teori motivasi sering dinyatakan memiliki inspirasi dan tanpa perspiration. Hal demikian berbanding terbalik dengan Thomas Alfa Edison, 1% inspiration dan 99% perspiration. Oleh karena itu sejak kemunculannya dari gua Hira secara non-verbal Allah Swt tidak memiliki kepedulian dengan kemiskinan, penyakit, bencana alam dan lingkungan. Allah Swt secara terus-menerus hanya menuntut supaya dirinya selalu disembah oleh seluruh umat manusia.

Allah Swt adalah Tuhan yang tidak mengenal konsep produktivitas dan efisiensi. Berdoa merupakan komunikasi dengan Tuhan. Mengulang-ulang doa dengan kalimat yang sama. Tuhan yang tidak mudah dengan cepat diajak berkomunikasi dan menangkap pembicaraan saat diajak bicara. Kalimat yang sering diulang-ulang sampai ratusan kali adalah la ilah ha illah (tidak ada Tuhan selain Allah). Secara substansi tidak tahu maksud dan tujuan pengulangan kalimat diatas, kecuali tidak mengakui Tuhan-Tuhan lain selain Allah Swt. Dengan demikain Allah Swt adalah Tuhan yang angkuh dan sombong. Tuhan narcisisme yang gila hormat dan pujian oleh umat manusia minimal 5 (lima) kali dalam sehari. Tuhan yang sebenarnya jauh dengan umatnya sendiri. Hubungan Tuhan dengan manusia seperti buruh dan majikan. Siapapun yang beribadah akan diberikan pahala. Filosofi yang terkandung didalamnya adalah bukan Tuhan yang mencintai manusia, tetapi manusia yang mencintai Tuhan. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan sendiri oleh Allah Swt bahwa puasa hanya mendapatkan rasa lapar dan berdoa hanya mendapatkan rasa lelah. Oleh karena itu manusia dimuka bumi yang tidak ber-Tuhan-kan Allah Swt akan dianggap tidak bertuhan (kafir).

Allah Swt tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi asal-usul mahkluk hidup. Konsep penciptaan adalah suatu yang pada mulanya tidak pernah ada dan kemudian menjadi ada karena hasil karya individual ataupun komunal. Pembuahan adalah bertemunya benih jantan dan betina yang kemudian membuahkan anak. Methamorphosa adalah perubahan bentuk. Setiap pencipta akan memiliki hak cipta. Adam dan Hawa adalah hasil penciptaan. Tidak sama dengan asal-usul eksistensi manusia yang lain. Nampaknya Allah Swt pernah kuliah pada Fakultas Biologi hanya pada semester kedua pada Universitas Kabur Kanginan. Sesudahnya drop out dan diterima lagi di Universitas Winconsin. Setelah lulus sekarang tidak tahu sampai di mana pemahaman Ilmu biologinya.

Didalam proses penciptaan alam semesta Allah Swt menjadi tukang sulap. Dengan mengatakan Kun Fayakun, Bim Salabin, Ada Gadabra “Jadi, maka jadilah”. Bergaya master mentalis layaknya pesulap-pesulap ulung di dunia. Agar supaya dapat memikat hati manusia. Bagaimanapun canggihnya perilaku pesulap terdapat trik yang disembunyikan. Falsafah semacam ini tidak dibenarkan dalam prinsip-prinsip Intelektual. Sebab menyembunyikan sistimatika dan kerangka pemikiran. Oleh karena itu saat ditanya apakah yang dimaksud dengan Rohul Qud? Allah Swt menjawabnya dengan “itu adalah urusanKu. Oleh karena itu umat Islam tidak pernah salah terhadap Ilmu Pengetahuan. Bagaimanapun orang yang menyerahkan berbagai persoalan kepada yang lain pada prinsipnya tidak akan pernah salah dengan berbagai macam persoalan. Tetapi sesungguhnya bukan cermin rasa tanggungjawab sekalipun salah.

Dalam usaha mencapai kemenangan Allah Swt tidak memiliki aturan moral yang yang berlaku untuk umum. Menghalalkan segala cara bahkan dengan politik dan perebutan kekuasaan. Oleh karena tidak memiliki kecerdasan emosional (EQ). Merasa bangga dengan barang hasil rampasan dan pejarahan. Termasuk rumah ibadah yang digunakan untuk menyembah diriNya. Secara garis besar berpusat pada wanita, harta, dan kekuasaan. Karena prinsip nilai (prinsip nilai) yang di anut oleh Allah Swt adalah kebahagian dunia dan akhirat. Oleh kareana itu agama Islam akan dibanjiri dan diminati seluruh masyarakat dunia. Karena segala nafsu, fantasi dan imajinasi manusia akan dimanjakan. Gaya tukang sulap dan memanjakan fantasi dan imajinasi inilah merupakan salah satu cara Allah Swt melakukan tebar pesona untuk memikat manusia agar menjadi pengikutNya. Cerita, dongeng dan legenda dibuat dengan sensasional. Kuda bersayap, terbang dari Mekah ke Yerusalem. Menyeret imajinasi otak melayang dalam kenikmatan dan keindahan imajinasi itu sendiri. Padahal tidak lebih canggih dari Boeing 777 buatan manusia. Karena imajinasi lebih nikmat dari pada kenyataan dari pada mengkonsumsi Narkotika. Pada dasarnya Allah Swt memiliki senjata pemunah iman dari penganut agama yang manapun untuk menjadi pengikutnya. Sipapun yang berhadapan dengan Allah Swt akan tersungkur bila tidak berbekal dengan iman yang sehat. Sebab Allah Swt mengandalkan kecerdasan rasional (IQ). Kampanye yang terus-menerus dan serangan bertubi-tubi. Orang akan sangat mudah dijerat dengan kata-kata (baca ayat-ayat) dalam Kitab Sucinya. Saat orang mendengar kata-kata Allah Swt ibarat menelan pil psychotropika. Berjalan sempoyangan dan akhirnya tersungkur tidak berdaya.

Dari uraian singkat di atas maka Konsep Diri yang dianut oleh Allah Swt adalah sebagai berikut :

1. Allah Swt yang tidak memiliki visi dan misi yang dapat dipertanggungjawabkan secara universal terhadap masyarakat dunia. Tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi masyarakat dari gologan atheis, agnostic, komunis, maupun cacat genetic dan lain-lain dari ciptaannya sendiri. Mereka adalah orang orang kafir dan kufur yang harus dibuang dalam api neraka. Oleh karena Allah Swt tidak memiliki Kecerdasan Emosional (EQ), maka Allah Swt tidak dapat mengampuni dosa manusia. Tuhan yang mengutuk dan menyesali ciptaannya sendiri. Dan tidak terdapat cermin yang menunjukkan memiliki jiwa besar. Khusus Tuhan untuk spirit Arab.

2. Konsep Diri Allah Swt adalah Dzat yang memiliki masa dan menempati ruangan. Tetapi dapat melakukan komunikasi verbal (Al-Quran). Perkembangan kearah Metaphysics adalah perkembangan innovative baru yang tidak berkaitan dengan etymologi dan substansi. Konsep Diri kearah methaphysic dipertentangkan dengan Konsep Diri kearah ontologi.

3. Konsep Diri dengan 99 nama Allah adalah hasil dari kebijaksanaan asumsi dan imajinasi manusia sendiri. Seperti halnya Mike Tyson Si Leher Beton. Tidak ada leher manusia yang terbuat dari beton (presstresed concrete). Nama selalu datang dari fihak kedua. Beberapa dari 99 nama Allah tersebut tidak terdapat benang merah dengan Kecerdasan Emosional (EQ) dan substansi Allah Swt. Bebas memberikan nama tergantung pada kecerdasan manusia yang memberi nama. Dapat 1000 nama dan bahkan satu juta nama. Seolah-olah nama-nama tersebut benar-benar menjadi karakter yang sesungguhnya. (lihat Wikipedia)

4. Allah Swt mengaburkan pengertian Maha Pemurah dengan Maha Pengasih dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan yang seolah-olah berasal dari fungsi otak kanan. Ibarat pasangan suami-istri, Allah Swt merasa sudah cukup hanya dengan memberi nafkah lahir sekaligus menjadi fungsi otak kanannya.

5. Konsep diri Allah Swt hanya memenuhi syarat dari aspek cognitive. Hardskill tidak didukung dengan Softskill. Inspirasi tidak didukung dengan perspiration. Allah Swt hanya menggunakan pola berpikir linear yang individualistic.

6. Lahir itu tatatanannya batin. Maksudnya jenis kecerdasan macam apa saja yang keluar dari batin Allah Swt. Dengan demikian Konsep Diri Allah Swt hanya menggunakan satu macam kecerdasan. Sedang manusia menggunakan tiga macam variasi kecerdasan. Jadi secara variatif manusia lebih cerdas dari pada Allah Swt. Manusia hanya memandang kecerdasan rasional (IQ) Tuhan sebagai maha sempurna.

7. Allah Swt hanya menggunakan kecerdasan rasional (IQ) sebagai fungsi otak kiri yang sebenarnya bernilai lebih rendah bila dibandingkan dengan fungsi otak kanan. Komunikasi verbal dapat menari dan bernyanyi seperti lidah tidak bertulang. Akibatnya Al-Quran menjadi berhala yang dapat mencabut nyawa manusia. Satu-satunya kebanggaan sekalipun terdapat ayat-ayat yang bertentangan.

8. Konsep Diri Allah Swt yang tidak menggunakan Kecerdasan Emosional (EQ) akan cenderung temperamental dan mudah tersinggung. Mudah terpancing emosinya dan cepat stress. Bermulut lebar dan mengatur. Bila tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan akan dianggap kafir dan kufur yang harus dibuang dalam api neraka. Surga semata-mata tergantung pada amal ibadahnya. Kalau sungguh baik masuk Surga dan sebaliknya

9. Konsep Diri Allah Swt tidak dapat diuji dalam kerangka dan sistimatika Ilmu Pengetahuan yang beraturan. Meloncat-loncat tiba-tiba sampai pada 99 nama Allah Swt. Tuhan yang tidak jujur dan terbuka mengenai substansi dan eksistensinya. Allah adalah Allah yang tidak bisa diotak-atik. Tunggal dan seolah-olah personal-indiviudal.

10. Secara non-verbal Allah Swt tidak memiliki kepedulian terhadap kemiskinan, penyakit, pelacuran, obat terlarang, dan bahkan lingkungan. Tuhan introvert yang harus disembah seperti menara gading yang tidak peduli dengan realitas nyata. Tuhan yang sombong dan angkuh yang semata-mata harus menjadi pusat pemujaan. Hal demikian berulang-ulang dinyatakan dalam Al-Quran supaya setiap orang menyembah dirinya. Padahal apaun yang dilakukan tidak lebih dari Tuhan-Tuhan yang lain.

11. Konsep Diri Allah Swt hanya memperkaya budaya lisan yang berbeda dari masa ke masa. Sejarah demi sejarah berputar balik. Oleh karena itu Allah Swt tidak dapat dipercaya dalam komunikasi verbalnya. Kekeliruhan memiliki kecenderungan dengan mengkambing hitamkan. Contohnya saat Iskah atau Ismail yang dikorbankan. Tuhan yang memiliki kecenderungan hendak memecah belah dan memarginalisasi umat manusia yang tidak mempercayainya.

12. Allah Swt memiliki rasa ingin dipuja dan dihormati mendominasi sikap kerendahan hati dan sosial. Kesombongan dan keangkuhannya tidak sesuai dengan kecerdasan yang digunakan. Hubungan manusia dengan Tuhan seperti buruh dan majikan. Setiap ibadah akan mendapatkan pahala. Setiap bekerja akan mendapatkan upah. Tetapi si buruh diperas energi dan pikirannya.

13. Konsep Diri Allah Swt adalah Tuhan yang terbodoh dan narcisisme. Sebab tidak dengan cepat mengerti dan memahami saat diajak berkomunikasi. Berdoa di ulang-ulang dalam kalimat yang sama sampai ratusan dan bahkan ribuan. Secara substansif sulit dipahami dengan mengatakan tidak ada Tuhan selain Allah yang berulang-ulang. Ibarat menjadi pendidik yang harus menjelaskan berulang-ulang kepada muridnya. Tetapi pendidik justru bahagia dan bangga memiliki murid yang idiot. Tuhan yang tidak mengenal konsep produktivitas dan effisiensi

14. Tuhan yang hanya berorentasi materialistic pada objek benda mati seperti Al-Quran, Masjid, Khah’bah, Tasbih, Alam semesta, dan akhirnya seperti kepercayaan takhyul. Tidak mengenal konsep the master tanpa mantra. Segala hal pasti ditinjau dari segi material. Mengucap syukur dengan mencium benda mati. Berdoa dengan mencium benda mati. Tuhan-Tuhan dari yang lain dihitung satu, dua, dan tiga.

15. Kun Fayakun, Bim Salabim adalah mantra yang bergaya Master Mentalis. Menyembunyikan trix layaknya tukang sulap atau penyihir yang penuh dengan mantra-mantra. Cara kerja asal-asalan tanpa menggunakan sistimatika dan kerangaka pemikiran.

16. Asal-usul mahkluk hidup selalu dari air mani yang tidak menceritakan proses awal penciptaan (Al-Alaq 1-5). Sebagai wacana Ilmu Pengetahuan mecampuradukkan konsep hasil penciptaan, hasil pembuahan dan methamorphosa.

17. Orientasi materialistis menimbulkan rasa kebanggaan. Sekalipun dengan rumah ibadah hasil penjarahan dan perampokan yang digunakan untuk menyembah dirinya. Kaa’bah bekas kuil Hindu. Afganistan, Turki, Yerusalem dan bahkan Indonesia.

18. Tuhan yang berusaha memperoleh jalan kemenangan dengan menghalalkan segala cara. Tidak memiliki aturan moral dan etika yang universal.

19. Tuhan yang berusaha mematikan keragaman budaya dan peradaban yang hanya bisa dan faham bahasa Arab. Hal demikianlah yang menjadikan dunia menjadi tidak menarik. Setiap belajar bahasa Arab akan mendapatkan pahala. Maka kearifan lokal dan identitas bangsa akan tercabut dari akarnya.

20. Firmannya akan Lapuk ditelan Hujan, lekang ditelan panas. Akan mengalami degradasi dari masa ke masa. Contoh, persoalan pemimpin wanita, makanan haram-halal, polygamy, hidup selibat, dan lain-lain yang tidak konsisten. Didunia modern banyak orang dikota besar yang terpaksa hidup selibat tidak peduli kepercayaannya. Merampas pilihan hidup masing-masing. Semua manusia diperlakukan secara normal.

Kesimpulan :

Kepercayaan kepada Allah Swt hanya didasarkan kepada iman yang tidak dapat dianaliasa dengan Ilmu Pengetahuan. Analisa menunjukkan bahwa konsep diri Allah Swt memiliki kerangka dan sistimatika yang tidak beraturan. Allah Swt memandang bahwa hanya dengan memberi wahyu dalam bentuk komunikasi verbal sudah cukup mengukuhkan dirinya menjadi Tuhan. Banyak orang Jawa yang bertapa di bawah pohon dan mendapatkan Wahyu. Tetapi dalam tindakannya yang menyembah lebih bijaksana dengan yang disembah. Padahal penentu moral dan etika adalah fungsi otak kanannya. Filosofi ini sesungguhnya sama saja dengan membuat Tuhan dari batu dan kemudian memberi nama 99 asma Allah. Menyebut batu tersebut menjadi Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Tetapi dari segi non-verbal tidak berkaitan dengan tindakan nyata dari kondisi kejiwaan dan mental yang dimiliki oleh Tuhan dari batu tersebut. Unsur subjektivitas terlampau tinggi dengan unsur objektivitas. Dalam tataran aplikatif sesungguhnya tidak ada nilai lebih menyembah Tuhan yang satu dengan Tuhan yang lain. Orang Jawa kuno dan orang Jepang tidak bertuhankan Allah swt dapat hidup bahagia dan berumur panjang. Kelebihan Tuhan yang satu dengan yang lain terletak pada konsep diri. Dengan demikian menyembah Allah Swt sama saja dengan menyembah Tuhan yang cacat mental, kejiwaan dan pola pikir. Konsep diri dari segi moral dan etika. Tuhan yang akan drop out kuliah paling sedikit di empat fakultas. Maing-masing fakultas psikologi, biologi, kimia dan fisika. Singkat kata segala yang ideal dalam teori psychologi tidak akan masuk dalam konsep diri Allah Swt. Dengan demikian tidak mungkin menyembah tuhan yang sakit jiwa dan cacat mental. :rofl:
User avatar
CRESCENT-STAR
Posts: 8225
Joined: Wed Nov 04, 2009 10:48 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by CRESCENT-STAR »

kalau saya menggunakan metode sampel saja dalam membaca keseluruhan,
ini contoh penulis di atas sangat tidak memahami siapa itu ALLAH swt ...
Oleh karena itu sejak kemunculannya dari gua Hira secara non-verbal Allah Swt tidak memiliki kepedulian dengan kemiskinan, penyakit, bencana alam dan lingkungan. Allah Swt secara terus-menerus hanya menuntut supaya dirinya selalu disembah oleh seluruh umat manusia.
akankah para islamolog terus menerus membuat kesimpulan tanpa dibarengi ilmu yg memadai mengenai bangunan besar bernama ISlam ?
kalo baru masuk sampai ruang tamu, janganlah dulu membuat kesimpulan ttg bangunan tersebut, lucu nantinya.
User avatar
Jihad Zone
Posts: 1206
Joined: Wed Sep 09, 2009 10:50 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by Jihad Zone »

minak_koncar wrote:KONSEP DIRI DAN KARAKTER ALLAH SWT (TUHAN ISLAM) DARI ANALISA ILMU PENGETAHUAN
TULISAN DI ATAS HANYALAH HASIL KERJA OTAK KANAN
PADAHAL YANG MENENTUKAN BENAR ATAU SALAH ADALAH OTAK KIRI
:finga:
User avatar
kutukupret
Posts: 6175
Joined: Mon Dec 17, 2007 6:31 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by kutukupret »

minak_koncar wrote:KONSEP DIRI DAN KARAKTER ALLAH SWT (TUHAN ISLAM) DARI ANALISA ILMU PENGETAHUAN
Jihad Zone wrote: TULISAN DI ATAS HANYALAH HASIL KERJA OTAK KANAN
PADAHAL YANG MENENTUKAN BENAR ATAU SALAH ADALAH OTAK KIRI
:finga:
ada orang yang bukan peneliti, tapi banyak menghasilkan teori, tanpa disertai bukti. ibarat Dzat yang maha tahu, giliran menghitung warisan....Dzat itu ternyata nggak bisa matematika, butuh Aul dan Rad untuk pembenaran. sebuah bukti yang di paksakan untuk menutupi kelemahan si Dzat dalam hal matematika.

jika auwloh swt adalah Dzat yang tidak pernah menyerupai makhluknya, tapi sering di gambarkan memiliki anggota badan menyerupai makhluknya.
jika auwloh swt adalah Dzat yang tidak dapat di lihat manusia, tapi sering di gambarkan dapat disaksikan dgn mata manusia.
User avatar
Jihad Zone
Posts: 1206
Joined: Wed Sep 09, 2009 10:50 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by Jihad Zone »

kutukupret wrote:ada orang yang bukan peneliti, tapi banyak menghasilkan teori, tanpa disertai bukti. ibarat Dzat yang maha tahu, giliran menghitung warisan....Dzat itu ternyata nggak bisa matematika, butuh Aul dan Rad untuk pembenaran. sebuah bukti yang di paksakan untuk menutupi kelemahan si Dzat dalam hal matematika.
AL-QUR'AN memuat berbagai macam hukum. tidak harus terperinci, karena merupakan dasar dari semua hukum.
rad dan aul dalam waris adalah konsekwensi dari hukum yang ada di ALQURAN jadi berkat ALQUR'AN semua menjadi terang.
kutukupret wrote:jika auwloh swt adalah Dzat yang tidak pernah menyerupai makhluknya, tapi sering di gambarkan memiliki anggota badan menyerupai makhluknya.
jika auwloh swt adalah Dzat yang tidak dapat di lihat manusia, tapi sering di gambarkan dapat disaksikan dgn mata manusia.
digambarkan bagaimana???? la wong alQURAN tidak menggambarkan kok.
ALLAH tidak beranak, apakah Allah mengatakan Allah beranak???
Allah tidak berpasangan, apaka Allah mengatakan berpasangan ???
bahasa alQUR'AN menggunakan bahasa manusia, diserupakannya nama bukan berarti serupa DzatNya

Jizo
abubakar
Posts: 527
Joined: Sun Jul 19, 2009 4:14 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by abubakar »

Jihad Zone wrote:bahasa alQUR'AN menggunakan bahasa manusia, diserupakannya nama bukan berarti serupa DzatNya
Jizo
katanya qur'an dari langit. kok sekarang bahasa manusia. piye toh mas. apa ngak capek membela2 yg ngak masuk akal.
User avatar
Yehuda
Posts: 2883
Joined: Fri Jan 18, 2008 8:07 pm
Location: Depok
Contact:

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by Yehuda »

Jihad Zone wrote:bahasa alQUR'AN menggunakan bahasa manusia, diserupakannya nama bukan berarti serupa DzatNya
Jizo
Kalau diserupakan terjemahkan dong ke bahasa yang lain...semuanya termasuk hadits dan quran dalam bentuk bahasa Indonesia, Yunani, English...jadi versi bahasanya banyak gitu...harusnya makin asyik kan bisa dinikmati oleh orang banyak...
abubakar wrote: katanya qur'an dari langit. kok sekarang bahasa manusia. piye toh mas. apa ngak capek membela2 yg ngak masuk akal.
Dari langit? Setau ane dari pemikiran muhammad...

Peace...

:finga:
biksu sonje
Posts: 465
Joined: Thu Sep 09, 2010 5:18 pm

Re: Analisa Ilmiah Allah Swt Bukan Tuhan

Post by biksu sonje »

minak_koncar wrote:Allah Swt adalah Tuhan yang tidak mengenal konsep produktivitas dan efisiensi. Berdoa merupakan komunikasi dengan Tuhan. Mengulang-ulang doa dengan kalimat yang sama. Tuhan yang tidak mudah dengan cepat diajak berkomunikasi dan menangkap pembicaraan saat diajak bicara. Kalimat yang sering diulang-ulang sampai ratusan kali adalah la ilah ha illah (tidak ada Tuhan selain Allah). Secara substansi tidak tahu maksud dan tujuan pengulangan kalimat diatas, kecuali tidak mengakui Tuhan-Tuhan lain selain Allah Swt. Dengan demikain Allah Swt adalah Tuhan yang angkuh dan sombong.
Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
minak_koncar wrote:Nampaknya Allah Swt pernah kuliah pada Fakultas Biologi hanya pada semester kedua pada Universitas Kabur Kanginan. Sesudahnya drop out dan diterima lagi di Universitas Winconsin. Setelah lulus sekarang tidak tahu sampai di mana pemahaman Ilmu biologinya.
:rofl:
Post Reply