Apa beda zat dengan dzat ?
- AkuAdalahAing
- Posts: 6093
- Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
- Contact:
- santri gagal
- Posts: 818
- Joined: Sat Apr 21, 2007 2:36 am
- Location: somewhere in time
- AkuAdalahAing
- Posts: 6093
- Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
- Contact:
- AkuAdalahAing
- Posts: 6093
- Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
- Contact:
- AkuAdalahAing
- Posts: 6093
- Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
- Contact:
- BIG BROTHER
- Posts: 95
- Joined: Sun Aug 31, 2008 9:05 pm
- Location: Jakarta
- Contact:
Para muslimin mana mungkin tau apa arti dzat karena kata dzat mengandung rahasia yang di umpet-umpetin.
Dzat adalah kata Sanskerta Yad yang dibaca dalam logat Aravstan menjadi Dzat, Yad dalam Sanskert berarti " What So Ever ", atau yang manapun juga, pengertian Yad menunjukan bahwa apapun yang dapat diraba oleh sistem inderawi, mental, dan intelek manusia adalah pantheon atau mengandung unsur-unsur Tuhan.
Dzat Allah dalam Islam di katagorikan sebagai gaib alias UNKNOWN, atau Mr. Yus (Misterius), atau dengan kata lain orang Islam sendiri tidak akan tahu apa makna Dzat apabila di belakangnya ada isim (nama) Alloh, atau dengan kata lain Pertanyaan Apa it Dzat Allah dijawab dengan kalimat " Aku di suruh untuk menjadi tidak tahu ".
Sama juga apabila umat Islam ditanya apa itu Shalat, jawabannya pun ngambyang-ngambyang, karena mereka " di suruh tidak tahu " bahwa kata shalat berasal dari kata Shandya yang dibaca dalam dialek arab sebagai Shalat.
Shandya berarti UPACARA yang menandakan adanya perpisahan antara dua tanda waktu, pada awalnya Shanyda ada 2 saja, yaitu di ujung pagi dan petang, kemudian menjadi tiga, yaitu di ujung pagi, antara tengah dan sore hari (ashar/wustha) dan senja saat matahari tenggelam.
Namun umat muslim merancukan arti antara Shandya dengan Panca Maha Yad (Dzat) Nya, sehingga Shandya diartikan sebagai kebaktian pada lima waktu, bukan kebaktian pada lima yad atau Dzat Ilahiah: Dewa (Tuhan), Orang Tua, Rekanan Hidup (Tamu/Istri/Suami/Anak. dst), Pengetahuan dan Kreativitas intuitif.
Umat muslim juga tidak salah dalam mengartikan Quran yang disebut oleh muslim sebagai Furqon (pembeda), Kitabullah Roybafiha Hudalil Mutaqqin (Kitab Allah untuk mereka yang Yaqin), arti Quru yang sebenarnya adalah sama dengan Kuru dalam Sanskert artinya penghapal kitab suci, Perang dalam FFI ini disebut Kurusetra atau perang diantara para penghapal Kitab Suci.
Surah adalah Sriti, Serat, dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Sriti atau Smiriti, atau Sruti, atau Serat berarti sanjak yang berisikan kebenaran universal, Sriti atau Sruti adalah bukan agama, bukan ibadat, tetapi kebenaran universal, misal api panas, es dingin. Kebenaran universal sudah ada sejak dulu, tidak ada yang dapat mengklaim bahwa kebenaran itu aku yang menemukan atau menyempurnakannya.
Ibadah adalah Abad dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Abada atau Ibadah adalah bukan membudakan diri, tetapi berarti kurun waktu yang panjang sekali, atau menunjukan kesetian kepada sebuah ideologi bukan dalam kontek budak dan memperbudak.
Shaum adalah Pvasa dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti PVASA adalah bukan menahan lapar dan haus, tetapi puas, tidak lagi mengkonsumsi, melakukan tindakan, aksi, karena puas, cukup, ada unsur kepahaman akan Karma, bahwa setiap aksi pasti akan menghasilkan reaksi.
Shalat malam pada saat bulan Ramadhan disebut Qiyamul Lail atau Istiyam, yang tidak lain adalah Yama dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Yama adalah Dewa kematian, atau unsur-unsur yang mematikan fungsi-fungsi mental manusia.
Sekolah disebut Madrasah, yang tidak lain adalah Dharsana dalam Bahasa Sanskert yang berarti memandang, atau menahan diri pada saat memandang sesuatu yang menggoda diri untuk melakukan aksi yang menghasilkan rasa sakit pada mahluk lain, Madrasah dalam Islam adalah mesin foto kopi Muhammad, sedangkan Dharsana atau Sekolah DASAR adalah tempat dimana manusia di ajari BUDI PEKERTI (Apa yang disebut Budi Pekerti adalah bukan ahlak, budi pekerti melarang orang menjarah, ahlak menganjurkan menjarah termasuk menjarah kemaluan wanita yang suaminya dibunuh dalam peperangan).
Ideologi dalam Islam disebut sebagai Dienul, sedangkan akar kata Dien adalah Vied, Widya, Widy, Video, Ideo, Id, yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ideologi, Vied berarti pengetahuan yang universal, ideologi yang universal adalah apa-apa yang muncul apabila dicari bersama-sama alias pengetahuan yang terdiri dari: bahasa, budaya, sastra, logika, seni, dan karya.
He he he, Muhammad memang mengenakan jubah Hindu yang hidup di tanah Arab, dan mencampurnya dengan ideologi yang paling carnal yang mungkin bisa membuat Jenghis Khan muntah-muntah karena eneg.
Jenghis Khan hanya ingin perluasan wilayah, sementara Muhamad pingin wilayah, jarahan makanan, uang, harta, kemaluan dan memperjual belikan anak-anak.
Air bening akan tetap menjadi bening, Islam yang palsu ini akan segera lenyap karena harus kembali ke dalam habitatnya lagi yaitu Hinduisme, sementara ideologinya hanya akan jadi bahan tertawaan sejarah.
Nasrani, Yahudi mungkin saja keok karena pelintiran ini dan itu, tetapi Hindu, Budhisme, Theosofi, Filosofi adalah palu godam yang dapat meremukan apa yang diyakini oleh seorang muslim yang paling taat sekalipun.
Palu godam itu punya kekuatan untuk mencabut lidah dan isi perut seorang muslim setelah mengucapkan Ashadu Ala Ila Ha Ilawlah, Aku Bersaksi Yang Aku Sembah it Tuhan, tanpa sempat mengucapkan kalimat paling mengesalkan Tuhan karena namanya disaingi oleh orang yang bernama Abu Kasim yang kemudian ngumpet dibalik nama Muhammad, karena arti nama Kasim adalah " Orang Asing " atau orang yang gak jelas identitasnya.
He he nyambung lagi lain waktu ahg :)
Dzat adalah kata Sanskerta Yad yang dibaca dalam logat Aravstan menjadi Dzat, Yad dalam Sanskert berarti " What So Ever ", atau yang manapun juga, pengertian Yad menunjukan bahwa apapun yang dapat diraba oleh sistem inderawi, mental, dan intelek manusia adalah pantheon atau mengandung unsur-unsur Tuhan.
Dzat Allah dalam Islam di katagorikan sebagai gaib alias UNKNOWN, atau Mr. Yus (Misterius), atau dengan kata lain orang Islam sendiri tidak akan tahu apa makna Dzat apabila di belakangnya ada isim (nama) Alloh, atau dengan kata lain Pertanyaan Apa it Dzat Allah dijawab dengan kalimat " Aku di suruh untuk menjadi tidak tahu ".
Sama juga apabila umat Islam ditanya apa itu Shalat, jawabannya pun ngambyang-ngambyang, karena mereka " di suruh tidak tahu " bahwa kata shalat berasal dari kata Shandya yang dibaca dalam dialek arab sebagai Shalat.
Shandya berarti UPACARA yang menandakan adanya perpisahan antara dua tanda waktu, pada awalnya Shanyda ada 2 saja, yaitu di ujung pagi dan petang, kemudian menjadi tiga, yaitu di ujung pagi, antara tengah dan sore hari (ashar/wustha) dan senja saat matahari tenggelam.
Namun umat muslim merancukan arti antara Shandya dengan Panca Maha Yad (Dzat) Nya, sehingga Shandya diartikan sebagai kebaktian pada lima waktu, bukan kebaktian pada lima yad atau Dzat Ilahiah: Dewa (Tuhan), Orang Tua, Rekanan Hidup (Tamu/Istri/Suami/Anak. dst), Pengetahuan dan Kreativitas intuitif.
Umat muslim juga tidak salah dalam mengartikan Quran yang disebut oleh muslim sebagai Furqon (pembeda), Kitabullah Roybafiha Hudalil Mutaqqin (Kitab Allah untuk mereka yang Yaqin), arti Quru yang sebenarnya adalah sama dengan Kuru dalam Sanskert artinya penghapal kitab suci, Perang dalam FFI ini disebut Kurusetra atau perang diantara para penghapal Kitab Suci.
Surah adalah Sriti, Serat, dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Sriti atau Smiriti, atau Sruti, atau Serat berarti sanjak yang berisikan kebenaran universal, Sriti atau Sruti adalah bukan agama, bukan ibadat, tetapi kebenaran universal, misal api panas, es dingin. Kebenaran universal sudah ada sejak dulu, tidak ada yang dapat mengklaim bahwa kebenaran itu aku yang menemukan atau menyempurnakannya.
Ibadah adalah Abad dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Abada atau Ibadah adalah bukan membudakan diri, tetapi berarti kurun waktu yang panjang sekali, atau menunjukan kesetian kepada sebuah ideologi bukan dalam kontek budak dan memperbudak.
Shaum adalah Pvasa dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti PVASA adalah bukan menahan lapar dan haus, tetapi puas, tidak lagi mengkonsumsi, melakukan tindakan, aksi, karena puas, cukup, ada unsur kepahaman akan Karma, bahwa setiap aksi pasti akan menghasilkan reaksi.
Shalat malam pada saat bulan Ramadhan disebut Qiyamul Lail atau Istiyam, yang tidak lain adalah Yama dalam Sanskert yang dibaca dalam dialek Arab, arti Yama adalah Dewa kematian, atau unsur-unsur yang mematikan fungsi-fungsi mental manusia.
Sekolah disebut Madrasah, yang tidak lain adalah Dharsana dalam Bahasa Sanskert yang berarti memandang, atau menahan diri pada saat memandang sesuatu yang menggoda diri untuk melakukan aksi yang menghasilkan rasa sakit pada mahluk lain, Madrasah dalam Islam adalah mesin foto kopi Muhammad, sedangkan Dharsana atau Sekolah DASAR adalah tempat dimana manusia di ajari BUDI PEKERTI (Apa yang disebut Budi Pekerti adalah bukan ahlak, budi pekerti melarang orang menjarah, ahlak menganjurkan menjarah termasuk menjarah kemaluan wanita yang suaminya dibunuh dalam peperangan).
Ideologi dalam Islam disebut sebagai Dienul, sedangkan akar kata Dien adalah Vied, Widya, Widy, Video, Ideo, Id, yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ideologi, Vied berarti pengetahuan yang universal, ideologi yang universal adalah apa-apa yang muncul apabila dicari bersama-sama alias pengetahuan yang terdiri dari: bahasa, budaya, sastra, logika, seni, dan karya.
He he he, Muhammad memang mengenakan jubah Hindu yang hidup di tanah Arab, dan mencampurnya dengan ideologi yang paling carnal yang mungkin bisa membuat Jenghis Khan muntah-muntah karena eneg.
Jenghis Khan hanya ingin perluasan wilayah, sementara Muhamad pingin wilayah, jarahan makanan, uang, harta, kemaluan dan memperjual belikan anak-anak.
Air bening akan tetap menjadi bening, Islam yang palsu ini akan segera lenyap karena harus kembali ke dalam habitatnya lagi yaitu Hinduisme, sementara ideologinya hanya akan jadi bahan tertawaan sejarah.
Nasrani, Yahudi mungkin saja keok karena pelintiran ini dan itu, tetapi Hindu, Budhisme, Theosofi, Filosofi adalah palu godam yang dapat meremukan apa yang diyakini oleh seorang muslim yang paling taat sekalipun.
Palu godam itu punya kekuatan untuk mencabut lidah dan isi perut seorang muslim setelah mengucapkan Ashadu Ala Ila Ha Ilawlah, Aku Bersaksi Yang Aku Sembah it Tuhan, tanpa sempat mengucapkan kalimat paling mengesalkan Tuhan karena namanya disaingi oleh orang yang bernama Abu Kasim yang kemudian ngumpet dibalik nama Muhammad, karena arti nama Kasim adalah " Orang Asing " atau orang yang gak jelas identitasnya.
He he nyambung lagi lain waktu ahg :)