Page 1 of 2

Dasar Negara Indonesia Bukan Pancasila Tapi Allah SWT

Posted: Tue Jun 17, 2008 11:01 am
by thanxjahudi
Copy - Paste :

Assalamualaikum Wr. Wb.
Ana tertarik dengan apayangdisampaikan Bapak Eggi Sudjana di salah satu stasiun tv swasta, beliau menyampaikan bahwa dasar hukum negara indonesia yang benar adalah hukum Allah SWT
Beliau berpijak dari sisi history dan sosiologi bahwa sesuai dengan pembukaan UUD 1945 negara indonesia berdasarkan atas Ketuhanan YME, dan hanya atas berkat rahmat Allah SWT Indonesia dapat merdeka.
Saya yakin kalau hukum yang bersumber dari Allah SWT ini dapat di terapkan, kita akan bahagia dunia akhirat
Mohon tanggapan Pak Ustadz...!
Terima kasih
Wassalam
Abu Mufid
[email protected]
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Memang cukup mengejutkan juga apa yang disampaikan oleh Dr Eggi Sudjana SH MSi dalam talkshow di TV swasta malam itu. Beliau menyebutkan bahwa kalau dicermati, ternyata justru negara Indonesia ini secara hukum bukanlah berdasarkan Pancasila. Sebaliknya, di dalam UUD 45 malah ditegaskan bahwa dasar negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dan sesuai dengan Preambule atau Pembukaan UUD 1945, Tuhan yang dimaksud tidak lain adalah Allah subhanahu wata'ala. Sehingga secara hukum jelas sekali bahwa dasar negara kita ini adalah Islam atau hukum Allah SWT.
Pernyataan itu muncul saat berdebat dengan Abdul Muqsith yang mewakili kalangan AKK-BB. Saat itu Abdul Muqsith menyatakan bahwa Indonesia bukan negara Islam, bukan berdasarkan Al-Quran dan hadits, tetapi berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Mungkin maunya Abdul Muqsith menegaskan bahwa Ahmadiyah boleh saja melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, toh negara kita kan bukan negara Islam, bukan berdasarkan Quran dan Sunnah.
Tetapi tiba-tiba Mas Eggi balik bertanya tentang siapa yang bilang bahwa dasar negara kita ini Pancasila? Mana dasar hukumnya kita mengatakan itu?
Abdul Muqsith cukup kaget diserang seperti itu. Rupanya dia tidak siap ketika diminta untuk menyebutkan dasar ungkapan bahwa negara kita ini berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Saat itulah mas Eggi langsung menyebutkan bahwa yang ada justru UUD 45 menyebutkan tentang dasar negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Pancasila. Sebagaimana yang disebutkan dalam UUD 45 pasal 29 ayat 1.
Kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Eggi Sujana itu. Iya ya, mana teks resmi yang menyebutkan bahwa dasar negara kita ini Pancasila. Kita yang awam ini agak terperangah juga mendengar seruan itu.
Entahlah apa ada ahli hukum lain yang bisa menjawabnya. Yang jelas si Abdul Muasith itu hanya bisa diam saja, tanpa bisa menjawab apa yang ditegaskan leh Eggi Sujana.
Dan rasanya kita memang tidak atau belum menemukan teks resmi yang menyebutkan bahwa dasar negara kita ini Pancasila.
Diskusi itu menjadi menarik, lantaran kita baru saja tersadar bahwa dasar negara kita menurut UUD 45 ternyata bukan Pancasila sebagaimana yang sering kita hafal selama ini sejak SD. Pasal 29 UUD 45 aya 1 memang menyebutkan begini:
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Lalu siapakah tuhan yang dimaksud dalam pasal ini, jawabannya menurut Eggi adalah Allah SWT. Karena di pembukaan UUD 45 memang telah disebutkan secara tegas tentang kemerdekaan Indonesia yang merupakan berkat rahmat Allah SWT.
Dalam argumentasi mas Eggi, yang namanya batang tubuh dengan pembukaan tidak boleh terpisah-pisah atau berlawanan. Kalau di batang tubuh yaitu pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka Tuhan itu bukan sekedar Maha Esa, juga bukan berarti tuhannya semua agama. Tetapi tuhannnya umat Islam, yaitu Allah SWT.
Hal itu lantaran secara tegas Pembukaan UUD 45 menyebutkan lafadz Allah SWT. Dan hal itu tidak boleh ditafsirkan menjadi segala macam tuhan, bukan asal tuhan dan bukan tuhan-tuhan buat agama lain. Tuhan Yang Maha Esa di pasal 29 ayat 1 itu harus dipahami sebagai Allah SWT, bukan Yesus, bukan Bunda Maria, bukan Sidharta Gautama, bukan dewa atau pun tuhan-tuhan yang lain.
Lepas apakah nanti ada ahli hukum tata negara yang bisa menepis pandangan Eggi Sujana itu, yang pasti Abdul Muqsith tidak bisa menjawabnya. Dan pandangan bahwa negara kita ini bukan negara Islam serta tidak berdasarkan Quran dan Sunnah, secara jujur harus kita akui harus dikoreksi kembali.
Sebab kalau kita lihat latar belakang semangat dan juga sejarah terbentuknya UUD 45 oleh para pendiri negeri ini, nuansa Islam sangat kental. Bahkan ada opsi yang cukup lama untuk menjadikan negara Indonesia ini sebagai negara Islam yang formal.
Bahkan awalnya, sila pertama dari Pancasila itu masih ada tambahan 7 kata, yaitu: dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.
Namun lewat tipu muslihat dan kebohongan yang nyata, dan tentunya perdebatan panjang, 7 kata itu harus dihapuskan. Sekedar memperhatikan kepentingan kalangan Kristen yang merasa keberatan dan main ancam mau memisahkan diri dari NKRI.
Padahal 7 kata itu sama sekali tidak mengusik kepentingan agama dan ibadah mereka. Toh Indonesia ini memang mayoritas muslim, tetapi betapa lucunya, tatkala pihak mayoritas mau menetapkan hukum di dalam lingkungan mereka sendiri lewat Pancasila, kok bisa-bisanya orang-orang di luar agama Islam pakai acara protes segala. Padahal apa urusannya mereka dengan 7 kata itu.
Kalau dipikir-pikir, betapa tidak etisnya kalangan Kristen saat awal kita mendirikan negara, di mana mereka sudah ikut campur urusan agama lain, yang mayoritas pula. Sampai mereka berani nekat mau memisahkan diri sambil berdusta bahwa Indoesia bagian timur akan segera memisahkan diri kalau 7 kata itu tidak dihapus.
Akhirnya dengan legowo para ulama dan pendiri negara ini menghapus 7 kata itu, demi untuk persatuan dan kesatuan. Tapi apa lacur, air susu dibalas air tuba. Alih-alih duduk rukun dan akur, kalangan Kristen yang didukung kalangan sekuler itu tidak pernah berhenti ingin menyingkirkan Islam dari negara ini.
Dan semangat penyingkiran Islam dari negara semakin menjadi-jadi dengan adanya penekanan asas tunggal di zaman Soeharto. Semua ormas apalagi orsospol wajib berasas Pancasila.
Sesuatu yang di dalam UUD 45 tidak pernah disebut-sebut. Malah yang disebut justru negara ini berdarakan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Tuhan yang dimaksud itu adalah Allah SWT sesuai dengan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 45.
Jadi sangat tepat kalau kalangan sekuler harus sibuk membuka-buka kembali literatur untuk cari-cari argumen yang sekiranya bisa membuat Islam jauh dari negara ini.
Namanya perjuangan, pasti mereka akan terus mencari dan mencari argumen-argumen yang sekiranya bisa dijadikan bahan untuk dijadikan alibi yang menjauhkan Islam dari negara. Sebab mereka memang alergi dengan Islam. Seolah-olah Islam itu harus dimusuhi, atau merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai.
Kita harus akui bahwa kalangan sekuler anti Islam itu cukup banyak. Dalam kepala mereka, mungkin lebih baik negara ini menajdi komunis dari pada jadi negara Islam. Astaghfirullahaladzhim.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

Posted: Tue Jun 17, 2008 11:09 am
by thanxjahudi

Posted: Wed Jul 02, 2008 9:59 pm
by Logika
bwakakakkakak
muslim rela menjadi tolol demi membela kebiadaban ya.....
indonesia dasarnya adalah pancasila bukan allah islam,buddha,kristen dll....baca buku lebih banyak jangan nimbrung di website propoganda yang suka sebar berita yang ga bener....

bwakakkakak

Posted: Thu Jul 03, 2008 12:42 am
by Layman
Jika dasar negara kita adalah si awloh itu, kenapa muslim masih ribut ingin memasukkan 7 kata piagam jakarta?

Oh, Logika, bagi dong logika lu diiikiiiiiit aja pada saudara2 muslim kita. Kasihan mereka, orang2 ga punya itu (ga punya otak, ga punya malu, dst.)

Posted: Thu Jul 03, 2008 1:22 am
by sakitjiwa
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
apakah allah swt esa?

Posted: Thu Jul 03, 2008 9:42 pm
by Busman
Namun lewat tipu muslihat dan kebohongan yang nyata, dan tentunya perdebatan panjang, 7 kata itu harus dihapuskan. Sekedar memperhatikan kepentingan kalangan Kristen yang merasa keberatan dan main ancam mau memisahkan diri dari NKRI.


begitulah selalu kata-kata yang keluar dari seorang ustadz maupun muslim dalam menyikapi kekalahan akibat keserakahan mereka sendiri, mereka akan selalu menebar fitnah, kalau mau refleksi diri justru penghambur fitnah adalah islam sendiri dengan segala tetek bengek asesorisnya.

pembohong yang selalu teriak penipu kepada orang lain.
Sudah jelas-jelas ustad diatas menginginkan Pancasila harus didongkel dan diganti dengan syariat islam, orang2 macam ini dengan asesorisnya sepertinya sudah harus diwaspadai oleh aparat penegak hukum sebagai bahaya laten islam yang akan menghancurkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan.

Posted: Thu Jul 03, 2008 11:13 pm
by Eneng Kusnadi
sakitjiwa wrote: apakah allah swt esa?
Justru itu Pancasila mau diganti dengan Syariah, sebab tuhannya islam adalah KAMI, yaitu Muhammad, Jibril, Alloh berbondong bondong dengan segenap para setan pemerkosa, penjarah, perampok, pemutilasi, pemfatwa bunuh bunuhan. :lol:

Re: Dasar Negara Indonesia Bukan Pancasila Tapi Allah SWT

Posted: Thu Jul 03, 2008 11:41 pm
by tristan99
thanxjahudi wrote:Copy - Paste :


1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Lalu siapakah tuhan yang dimaksud dalam pasal ini, jawabannya menurut Eggi adalah Allah SWT. Karena di pembukaan UUD 45 memang telah disebutkan secara tegas tentang kemerdekaan Indonesia yang merupakan berkat rahmat Allah SWT.
Dalam argumentasi mas Eggi, yang namanya batang tubuh dengan pembukaan tidak boleh terpisah-pisah atau berlawanan. Kalau di batang tubuh yaitu pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka Tuhan itu bukan sekedar Maha Esa, juga bukan berarti tuhannya semua agama. Tetapi tuhannnya umat Islam, yaitu Allah SWT.
Hal itu lantaran secara tegas Pembukaan UUD 45 menyebutkan lafadz Allah SWT. Dan hal itu tidak boleh ditafsirkan menjadi segala macam tuhan, bukan asal tuhan dan bukan tuhan-tuhan buat agama lain. Tuhan Yang Maha Esa di pasal 29 ayat 1 itu harus dipahami sebagai Allah SWT, bukan Yesus, bukan Bunda Maria, bukan Sidharta Gautama, bukan dewa atau pun tuhan-tuhan yang lain.
Lepas apakah nanti ada ahli hukum tata negara yang bisa menepis pandangan Eggi Sujana itu, yang pasti Abdul Muqsith tidak bisa menjawabnya. Dan pandangan bahwa negara kita ini bukan negara Islam serta tidak berdasarkan Quran dan Sunnah, secara jujur harus kita akui harus dikoreksi kembali.
Sebab kalau kita lihat latar belakang semangat dan juga sejarah terbentuknya UUD 45 oleh para pendiri negeri ini, nuansa Islam sangat kental. Bahkan ada opsi yang cukup lama untuk menjadikan negara Indonesia ini sebagai negara Islam yang formal.
Bahkan awalnya, sila pertama dari Pancasila itu masih ada tambahan 7 kata, yaitu: dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.
Namun lewat tipu muslihat dan kebohongan yang nyata, dan tentunya perdebatan panjang, 7 kata itu harus dihapuskan. Sekedar memperhatikan kepentingan kalangan Kristen yang merasa keberatan dan main ancam mau memisahkan diri dari NKRI.
Padahal 7 kata itu sama sekali tidak mengusik kepentingan agama dan ibadah mereka. Toh Indonesia ini memang mayoritas muslim, tetapi betapa lucunya, tatkala pihak mayoritas mau menetapkan hukum di dalam lingkungan mereka sendiri lewat Pancasila, kok bisa-bisanya orang-orang di luar agama Islam pakai acara protes segala. Padahal apa urusannya mereka dengan 7 kata itu.
Kalau dipikir-pikir, betapa tidak etisnya kalangan Kristen saat awal kita mendirikan negara, di mana mereka sudah ikut campur urusan agama lain, yang mayoritas pula. Sampai mereka berani nekat mau memisahkan diri sambil berdusta bahwa Indoesia bagian timur akan segera memisahkan diri kalau 7 kata itu tidak dihapus.
Akhirnya dengan legowo para ulama dan pendiri negara ini menghapus 7 kata itu, demi untuk persatuan dan kesatuan. Tapi apa lacur, air susu dibalas air tuba. Alih-alih duduk rukun dan akur, kalangan Kristen yang didukung kalangan sekuler itu tidak pernah berhenti ingin menyingkirkan Islam dari negara ini.
Dan semangat penyingkiran Islam dari negara semakin menjadi-jadi dengan adanya penekanan asas tunggal di zaman Soeharto. Semua ormas apalagi orsospol wajib berasas Pancasila.
Sesuatu yang di dalam UUD 45 tidak pernah disebut-sebut. Malah yang disebut justru negara ini berdarakan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Tuhan yang dimaksud itu adalah Allah SWT sesuai dengan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 45.
Jadi sangat tepat kalau kalangan sekuler harus sibuk membuka-buka kembali literatur untuk cari-cari argumen yang sekiranya bisa membuat Islam jauh dari negara ini.
Bagus. Itu artinya para pencetus pancasila n UUD 45 lebih condong kpd jiwa nasionalis ketimbang fanatisme thd syariat Islam yg jelas2 udah ketinggalan jaman n mendiskreditkan non-muslim.
Mungkin saja Ketuhanan Yg Maha Esa dlm Pancasila emang Allah SWT mengingat mayoritas pejuang kita adl muslim tp harus diingat juga bhw di bagian lain ada jaminan utk menjalankan ibadah menurut kepercayaannya masing2. Itu artinya Pancasila n UUD 45 memberikan toleransi berupa jaminan hak yg sama n perlindungan kpd umat agama lain. Mungkin itu jg sebabnya disitu ditulis Tuhan Yg Maha Esa bukan Allah SWT yg scr otomatis memberi kebebasan kpd agama2 lain.
Dan kalo kita perhatikan baik2 seluruh isi Pancasila n UUD 45 terlihat jelas bhw fokusnya adl kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada yg namanya label2 agama maupun ras. Yg paling utama adl jiwa nasionalis (bhinneka tunggal ika) bukan jiwa syariat islam.

Ga ada gunanya anda berusaha membawa2 nama pancasila utk menaikkan derajat syariat islam. Karena pancasila,UUD 45 n bhinneka tunggal ika jelas lebih baik ketimbang syariat islam. Dan jelas pula bhw jaminan kebebasan beragama bertentangan dgn syariat islam. Dlm syariat islam mana ada yg namanya kebebasan beragama ??? Syariat islam hanya bisa jalan dlm lingkungan yg homogen, semua penduduknya muslim n dlm aliran yg sama.

Bener2 heran. Udah jaman modern kaya gini kok syariat Islam - aturan arab kuno yg udah mubazir ketinggalan jaman kok masih ditonjol2kan juga. Fanatiknya bener2 ga ketulungan.

Posted: Thu Jul 03, 2008 11:57 pm
by AhmedTheDead
itulah muslim
asal klaim aja :lol:

Posted: Fri Jul 04, 2008 12:15 am
by Pembawa Pedang
Ketuhanan yg "maha" TIGA....kek..kek..kek...

Posted: Fri Jul 04, 2008 12:27 am
by Luv_Pink
Pembawa Pedang wrote:Ketuhanan yg "maha" TIGA....kek..kek..kek...
YUP..bener banget tuh..

1. Allah SWT
2. Muhammad
3. Kabbah

Posted: Fri Jul 04, 2008 12:51 am
by otak_bukan_pantat
justru kresten, hindu, dan budha-lah yg dikibulin sama moslem2 turunan lucifer ini. Ya jelas aja kita2 bakal protes, wong kita punya bargaining power cukup kuat. kalo moslem tetep ngeyel, ya ngapain pula negara indonesia timur itu mau gabung sama moslem2 gendeng.

moslem itu dulu cuma mayoritasnya cuma di pulau jawa yg kecil nan sempit. tapi jumlah moslem sudah cukup untuk diekspor ke seluruh pelosok tanah air lewat program transmigrasi, sehingga sekarang byk moslem yg justru jadi mayoritas di tanah orang. duhhh...bener2 kita udah dikibulin...

Posted: Wed Jul 09, 2008 7:47 am
by Busman
Pembawa Pedang wrote:Ketuhanan yg "maha" TIGA....kek..kek..kek...
baca aja sign gue

Posted: Wed Jul 09, 2008 8:22 am
by wong_biasa
saya pengen tahu dari netter muslim2 : apasih kelebihan dari diterapkannya Syariat Islam di Indonesia dibanding dengan Pancasila dan UUd45 ??
ada jaminan nggak akan lebih baik kalau menerapkan syariat islam di Indonesia. ?? negarama mana yang menjadi contoh adil dan makmur setelah menerapkan SI ini ??

Re: Dasar Negara Indonesia Bukan Pancasila Tapi Allah SWT

Posted: Wed Jul 09, 2008 8:45 am
by venom
[quote="thanxjahudi"]Copy - Paste :


Sebab kalau kita lihat latar belakang semangat dan juga sejarah terbentuknya UUD 45 oleh para pendiri negeri ini, nuansa Islam sangat kental.

EMANG YANG BERJUANG CUMA ISLAM DOANG, TRUS YG MATI WAKTU BERJUANG YANG AGAMANYA BUDHA,HINDU,KRISTEN,KATOLIK,ATHEIS, SEMUANYA MONYET SAMA BABI APA. OLEH SEBAB ITU NGA PERLU DIHARGAI JERIH PAYAHNYA.

Bahkan ada opsi yang cukup lama untuk menjadikan negara Indonesia ini sebagai negara Islam yang formal.
Bahkan awalnya, sila pertama dari Pancasila itu masih ada tambahan 7 kata, yaitu: dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.
Namun lewat tipu muslihat dan kebohongan yang nyata, dan tentunya perdebatan panjang, 7 kata itu harus dihapuskan.
Sekedar memperhatikan kepentingan kalangan Kristen yang merasa keberatan dan main ancam mau memisahkan diri dari NKRI.

JELAS AJA MAU PISAH BERJUANG SAMA-SAMA SETELAH MERDEKA MAU MENANG SENDIRI PAKE DASAR NEGARA AGAMANYA, KLO MUSLIM MAU FAIR DASAR NEGARA HARUSNYA NASIONALIS BUKAN AGAMA.MAKANYA LEBIH BAIK PISAH DARIPADA TUNDUK.

Padahal 7 kata itu sama sekali tidak mengusik kepentingan agama dan ibadah mereka.

IKLANNYA BAGUS,TIDAK MENGUSIK KEPENTINGAN AGAMA DAN IBADAH MEREKA,TAPI HARUSNYA MUSLIM LIHAT DULU TIAP KALIMAT DALAM KORAN MAKANYA PARA PENDIRI NGA SETUJU KARENA MEREKA UDAH MENGERTI DAMPAK SI KLO DIJALANKAN DI INDONESIA.

Toh Indonesia ini memang mayoritas muslim, tetapi betapa lucunya, tatkala pihak mayoritas mau menetapkan hukum di dalam lingkungan mereka sendiri lewat Pancasila, kok bisa-bisanya orang-orang di luar agama Islam pakai acara protes segala.
Padahal apa urusannya mereka dengan 7 kata itu.
Kalau dipikir-pikir, betapa tidak etisnya kalangan Kristen saat awal kita mendirikan negara, di mana mereka sudah ikut campur urusan agama lain, yang mayoritas pula. Sampai mereka berani nekat mau memisahkan diri sambil berdusta bahwa Indoesia bagian timur akan segera memisahkan diri kalau 7 kata itu tidak dihapus.


JELAS MAU PISAH DI RUMAH SENDIRI DIATUR SAMA ORANG LAIN, MANA BISA ATURAN SEPERTI ITU DI JALANKAN,LEBIH BAIK BUAT NEGARA SENDIRI.

Akhirnya dengan legowo para ulama dan pendiri negara ini menghapus 7 kata itu, demi untuk persatuan dan kesatuan. Tapi apa lacur, air susu dibalas air tuba.

APA TIDAK TERBALIK TUH???BERJUANG SAMA-SAMA TAPI SETELAH MERDEKA MAUNYA MENANG SENDIRI,KLO LU PUNYA MATA LIHAT GAMPANG BUAT SEBUAH MESJID APA GEREJA.

Alih-alih duduk rukun dan akur, kalangan Kristen yang didukung kalangan sekuler itu tidak pernah berhenti ingin menyingkirkan Islam dari negara ini.


JELAS ISLAM ADALAH ANCAMAN BUAT UMAT LAIN, WAKTU LEMAH AGAMAMU AGAMAMU SETELAH KUAT AGAMAKU WAJIB AGAMAMU.

Dan semangat penyingkiran Islam dari negara semakin menjadi-jadi dengan adanya penekanan asas tunggal di zaman Soeharto. Semua ormas apalagi orsospol wajib berasas Pancasila.
Sesuatu yang di dalam UUD 45 tidak pernah disebut-sebut. Malah yang disebut justru negara ini berdarakan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Tuhan yang dimaksud itu adalah Allah SWT sesuai dengan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 45.

KALAU MUSLIM MENGHARGAI ORANG LAIN,HARUSNYA TIDAK EGOIS "Tuhan yang dimaksud itu adalah Allah SWT sesuai dengan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 45" MEMANGNYA YG BERJUANG UNTUK KEMERDEKAAN CUMA MUSLIM AJA TRUS YG AGAMANYA LAIN ITU BABI SAMA MONYET ???

Jadi sangat tepat kalau kalangan sekuler harus sibuk membuka-buka kembali literatur untuk cari-cari argumen yang sekiranya bisa membuat Islam jauh dari negara ini.
Namanya perjuangan, pasti mereka akan terus mencari dan mencari argumen-argumen yang sekiranya bisa dijadikan bahan untuk dijadikan alibi yang menjauhkan Islam dari negara. Sebab mereka memang alergi dengan Islam.
Seolah-olah Islam itu harus dimusuhi, atau merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai.

JELAS. ARTIIN AJA KORAN KEDALAM BAHASA INDONESIA,TRUS PUBLIKASIKAN,TELAAH SETIAP KALIMAT BERTENTANGAN APA TIDAK DENGAN "HAM"(BUKAN HAMBURGER)

Kita harus akui bahwa kalangan sekuler anti Islam itu cukup banyak. Dalam kepala mereka, mungkin lebih baik negara ini menjadi komunis dari pada jadi negara Islam.

LEBIH BAIK PISAH DARI PADA INDONESIA HARUS JADI NEGARA ISLAM.
KLO MUSLIM BERANI BILANG AJA KE PBB TERUS TERANG KELUARKAN STATEMENT SELAIN MUSLIM HARAM UNTUK HIDUP DI INDONESIA, KLO PERLU SEMUA UMAT YG BUKAN MUSLIM BERSATU KITA KUMPULKAN UANG BELI PULAU KITA BANGGUN BERSAMA,PEMERINTAHAN BERSAMA,DAN SATU HAL YANG PENTING : NO MUSLIM DI NEGARA BERSAMA. TRUS KITA LIHAT PERKEMBANGAN INDONESIA APA MUNGKIN LEBIH MAJU DENGAN SYARIAT ISLAM-NYA ATO HEBAT MANA SAMA KITA YANG "BHINEKKA TUNGGAL IKA NON MUSLIM" . TRUS JANGAN ADA HUBUNGAN DALAM BENTUK APAPUN, KLO ADA YANG MINTA SUAKA KLO ITU MUSLIM JGN PERNAH BOLEH MASUK NEGARA NON MUSLIM. JAYALAH NEW INDONESIA.

Re: Dasar Negara Indonesia Bukan Pancasila Tapi Allah SWT

Posted: Wed Jul 09, 2008 12:09 pm
by endfinal
betul bro, gue simak debat si eggi dgn perwakilan dari AKK-BB si abdul. gue sih kasihan dengan si abdul karena kelihatan jelas dia mati kutu gak bisa jawab apalagi membantah. dari berdebatan itu si eggi jelas di atas angin. tapi gue pikir ini orang (eggi) sok dan sombong amat ya? apa jadinya kalau pemimpin bangsa ini seperti si eggi.

gue rasa masih ada kekecewaan pada diri muslim di negeri ini karena gagal menjadikan negara ini jadi negara islam. si eggi adalah salah satu muslim yang terobsesi menjadikan negara ini negara islam.

Posted: Wed Jul 09, 2008 12:37 pm
by golddragon
nga usah jauh2 para muslim sendiri lebih banyak nga suka sama syairah islam terlalu kolot,....buktikan saja nanti di pemilu,....
justru rugi sendiri klo sampe para kafir memisahkan diri,...penghasilan dari tambang dan pariwisata justru datang dari indo timur,....
jawa ma sumatra tinggal lumpur,kepadatan dan banjir,tsunami,ganja,...


8)

Posted: Thu Jul 10, 2008 12:45 am
by audy_valentine
Kalo kafir ama muslim dipisah, sama-sama susah. Muslim kehilangan orang yang bisa nggaji mereka, dan kafir repot nyari PRT.

Posted: Thu Jul 10, 2008 5:58 am
by Pembawa Pedang
saya pengen tahu dari netter muslim2 : apasih kelebihan dari diterapkannya Syariat Islam di Indonesia dibanding dengan Pancasila dan UUd45 ??
ada jaminan nggak akan lebih baik kalau menerapkan syariat islam di Indonesia. ?? negarama mana yang menjadi contoh adil dan makmur setelah menerapkan SI ini ??
Brunei dan malaysia...lebih taat syariat dari Indonesia...emang ada gereja dibakar dimalaysia?

Negara timteng..ngga ade gereja dibakar.....disaudi gereja mmg tak boleh berdiri...karena mereka mmg lebih hati hati terhadap misi kristenisasi......

Ini ngga salah..karena kristen jg ngga bisa dipercaya..dikasi hati sering minta jantung....

Posted: Thu Jul 10, 2008 6:06 am
by Zebra Cross
Pembawa Pedang wrote:Ketuhanan yg "maha" TIGA....kek..kek..kek...
islam mode on: ketuhanan yang "maha" syahwat, setuju, setuju.