LinduA wrote:Awalnya Menghadap = Menyembah, sekarang ditambah:
Sujud = Menyembah
Nanti apa lagi yang menyusul? (Barangkali Sholat = Menyembah dst)
Sdr. Duladi, tolong deh kalau anda bukan pakar Bahasa Indonesia jangan mendefinisikan kata-2 yang artinya belum tentu benar, sudah anda klaim sebagai yang benar.
Cari dulu, apa arti kata "Menyembah" dalam kamus Bahasa Indonesia.
Kalau anda definisikan seenak perut anda, waah ..... RUSAK Bahasa Indonesia kita.
Sdr Lindu, tidak usahlah berteori.
Muslim
menghadap kiblat itu tujuannya untuk apa sih? Cuma "menghadap" tok? Gak pake rukuk, sujud & mantera? Bener nih, cuma menolehkan wajah (atau menghadapkan tubuh) ke arah kiblat saja, tanpa rukuk, sujud & mantera?
Tolong dijawab Sdr Lindu.
Tolong anda perhatikan adanya tanda baca "tanda tanya". Dan jangan anda kutip hanya sepotong-sepotong, sehingga anda bisa menafsirkan seenak perut anda. Jelas ayat ini berkelanjutan hingga ayat 196, yang kalau disimpulkan Allah menolak untuk disekutukan dengan berhala-berhala tersebut.
Alangkah jauh bedanya!!!!
Itulah Allah SWT, dia tidak berdaya sehingga harus memberontak lewat ayat-ayat yang keluar dari mulut nabinya. Ibaratnya dia berteriak-teriak,
"Tolong-tolong, aku gak mau dijadikan satu kelompok dengan patung-patung, tolooong, enyahkan berhala-berhala ini dari sampingku, aku gak tahan, karena aku ini tauhid!"
Allah SWT minta tolong pada nabinya untuk ditauhidkan, Allah SWT sungguh tidak berdaya ketika dirinya disekutukan dengan patung-patung berhala di Ka'bah.
1. Anda sudah tidak mem"bold" kata "Jikalau" dan anda artikan dengan memulai kata "Ada ......dst.
Ini adalah cara yang "licik" untuk meng kamuflasekan arti ayat.
2. Anda tambah lagi kata2 (yaitu patung Latta, Uzza dan Manat), apakah bukan perbuatan yang "nista"?
Apakah Sdr Lindu tidak memperhatikan kalimat selanjutnya:
"... sebagaimana yang mereka katakan..."
Anda tahu siapa yang dimaksud sebagai "mereka" dalam ayat Muhammad itu? Itu adalah bani Quraish. Bani Quraish mengatakan bahwa di samping Allah ada tuhan-tuhan lain, sebagaimana yg ditradisikan dalam keyakinan Pagan mereka bahwa Allah memiliki anak-anak putri bernama Al-Manat, Al-Latta dan Al-Uzza.
Menurut Imam Bukhari, patung-patung "tuhan" itu diletakkan di sekeliling Ka'bah (bukan di dalamnya), sehingga hal itu mengungkap apa makna dari ritual tawaf (mengitari Ka'bah):
Hadits Shahih Bukhari no. 1187
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: "Nabi SAW memasuki kota Mekkah, sedang di waktu itu di keliling Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala."
Dan batu Allah (hajar aswad) juga berada di luar Ka'bah, ditempatkan di SUDUT PERTAMA Ka'bah.
Sirat Rasul:
Suatu ketika di saat Muhammad berusia 35 tahun, Kaabah rusak ditimpa banjir. Orang-orang bersepakat membangun kembali kuil itu, tidak ketinggalan Muhammad. Ketika sampai pada saat mengembalikan Hajar Aswad (Batu Keramat berwarna Hitam) ke tempatnya semula, timbul kericuhan. Masing-masing merasa lebih berhak mendapat kehormatan mengerjakan hal itu. Orang bersitegang, hingga seluruh pekerjaan terhenti karenanya. Akhirnya dimufakati untuk menyerahkan keputusan persoalan kepada barangsiapa yang esok harinya paling dahulu berada di Masjid al Haram. Ternyata orang itu ialah Muhammad, padahal dia tidak sengaja berusaha datang lebih pagi. Kemudian, Muhammad membeberkan selembar kain, mengangkat dan meletakkan batu keramat itu di atas kain tersebut. Kemudian para kepala keluarga/kelompok/kafilah/orang terkemuka diajak beramai-ramai mengangkat dan membawa kain itu ke tempat di mana batu hitam akan diletakkan dan Muhammad sendiri meletakkannya di atas tempatnya semula (yaitu di sudut pertama Ka'bah, sebagai posisi yang paling terhormat, sebab di posisi itulah ia akan menjadi yang pertama kali dihormat dan dicium oleh peziarah sebelum peziarah menghormat 360 patung di sekeliling Ka'bah).
Daftar Beberapa Nama Berhala yang Ada di Sekeliling Ka'bah
Al Latta : Patung ini dianggap sebagai anak perempuan dari Dewa Allah, dibuat dari batu putih persegi empat dan merupakan dewi yang memberikan musim panas.
Al Uzza : Patung ini juga dianggap sebagai anak perempuan dari Dewa Allah dibuat dari 3 pohon kayu dan merupakan dewi yang memberikan musim dingin.
Al Manat : Patung ini dianggap sebagai anak perempuan ketiga dari Dewa Allah, dibuat dari batu dan merupakan dewi yang menentukan nasib orang.
Al Hubal : Patung ini dibuat dari batu akik berbentuk manusia dan lengannya terbuat dari emas. Patung ini dianggap sebagai dewa yang memberikan rejeki.
Wadd : Patung ini dianggap sebagai dewa cinta.
Suwaa : Patung ini dianggap sebagai dewi perempuan yang harus disembah.
Yaghuts : Patung ini berbentuk singa yang harus disembah.
Ya'uq : Patung ini berbentuk seekor kuda yang harus disembah.
Nasar: Patung ini berbentuk seekor burung elang yang harus disembah.
Isaf : Patung ini dianggap sebagai dewa yang menjaga telaga air zam-zam disayap kiri. Bangsa Arab percaya air zam-zam ini suci.
Nailat : Patung ini dianggap sebagai dewi yang menjaga telaga zam-zam disayap kanan.
Ketika muslim melakukan ritual haji ke Ka'bah, pertama-tama mereka menyapa Allah SWT yang berwujud batu hitam itu terlebih dahulu sebelum mereka mengitari Ka'bah 7 kali (=Ritual Tawaf)
3. Lalu anda tambah lagi kata2 : ... perintah pembasmian dikarang sewaktu Muhammad sudah kuat di Medinah.
Anda sok tahu aja, sedikit-sedikit dikarang Muhammad. Jelas ada kaitannya dengan QS 7 : 191 dimana Allah menolak untuk disekutukan dengan Tuhan yang lain.
Surat Al-Hajj (QS 22) adalah surat Medinah, yang dikarang Muhammad sewaktu dia sudah cukup kuat di Medinah dan sedang berancang-ancang untuk menyerang Mekkah. QS 7 dan QS 22 memang saling berkaitan erat, itu adalah "jeritan hati" Allah SWT yang meronta-ronta karena dirinya tidak tahan disekutukan (dijadikan 1 kelompok) dengan "tuhan-tuhan" Pagan yang berjumlah 360 buah itu.
Dia "memerintahkan" (dlm tanda kutip, karena ini adalah sandiwara nabinya) Muhammad untuk menyucikan Ka'bah:
"Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku (=awloh) dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud."
Pertanyaan saya kan jelas. Mana ayat yang mengatakan Allah tinggal di Ka'bah atau Hajar Aswad? Apalagi yang menyatakan HAJAR ASWAD itu adalah ALLAH. Kalau ada ayat2 yang menyebutkan seperti tersebut diatas, saya tegaskan: Saya akan murtad.
Seharusnya Anda memang murtad, tidak perlu meminta pengakuan jujur dari Alquran. Karena mana ada penjahat yang ngaku terus terang supaya kedoknya diketahui orang? Tidakkah seharusnya Anda berpikir, akan betapa bodohnya Muhammad bila sampai dia mengakui terus-terang bahwa Allah SWT yang dikarangnya itu dirupakan dalam wujud batu hitam? Kalau Muhammad ingin sukses, tentu dia tidak seharusnya mengakui itu, bukan?
Tetapi, dari tindakan-tindakan dan perilaku Muhammad terhadap batu itu, akhirnya kita tahu bahwa memang batu itulah Allah SWT yang dimaksud. Itu ibaratnya sebuah isyarat atau signal buat kita, tetapi Muhammad tidak mau menyatakan itu secara terus-terang.
Muhammad menghormat batu hitam, sebelum melakukan ritual perjalanan Safa-Marwa
MUWATTA, Book 20, Number 20.33.113:
Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat.
Muhammad mencium batu hitam, sebagai ritual awal sebelum melakukan tawaf
MUSLIM, Book 007, Number 2832:
Abdullah b. 'Umar (Allah be pleased with them) melaporkan: Rasul Allah (mpbuh) mengamati Tamattu’ in Hajjat-ul-Qada’, Pertama-tama dia pakai Ihram utk Umroh dan kemudian utk Haji, dan lalu memberi korban binatang. Jadi dia bawa binatang kurban itu bersamanya dari Dhu’l-Hulaifa. Rasul Allah (mpbuh) memulai Ihram utk Umroh dan dg demikian mengumumkan juga Talbiya utk Umroh. Lalu (memakai Ihram utk Haji) dan mengumumkan Talbiya utk Haji. Dan orang2 melakukan Tamattu’ ditemani Rasul Allah (mpbuh). Mereka memakai Ihram utk Umroh (pertama tama) dan kemudian yang untuk Haji. Beberapa dari mereka membawa binatang kurban. Jadi ketika Rasul Allah (mpbuh) datang ke Mekah, dia bilang pada orang2: Dia yang membawa serta binatang kurban tidak boleh menganggap apapun yang tidak hak baginya menjadi hak baginya sampai dia menyelesaikan Haji; dan dia, yang tidak membawa binatang kurban harus mengelilingi Kabah dan berlari diantara al-Safa’ dan al-Marwa dan memotong (rambutnya) dan melepas Ihram lalu memasang Ihram utk berhaji dan memberi kurban. Tapi dia yang tidak menemukan kurban, harus melakukan puasa selama tiga hari selama haji dan tujuh hari ketika dia kembali kepada keluarganya. Rasul Allah (mpbuh) mengelilingi (kabah) ketika dia sampai di Mekah: Dia pertama-tama mencium sudut (Kabah yang ada batu Hitam), lalu berlari tiga keliling dari tujuh dan berjalan empat keliling. Dan lalu ketika dia selesai mengelilingi Kabah dia melakukan sholat dua rokaat pada station (ibrahim), lalu mengucap Salaam (karena selesai Rokaat), dan berangkat ke al-Safa’ dan berlari tujuh kali antara al-Safa’ dan al-Marwa. Setelah itu dia tidak memperlakukan apapun sebagai hak segala sesuatu yang bukan hak sampai dia melengkapi hajinya dan mengurbankan kurban dihari kurban (hari ke-10 Dhu’l-Hijja). Dan lalu kembali secepatnya (ke Mekah) dan mengelilingi Kabah (dikenal sebagai tawaf ifada) setelah itu semua yang bukan hak baginya menjadi hak. Dan mereka yang membawa hewan kurban bersama mereka melakukan apa yang dilakukan Rasul Allah (mpbuh). Hadis ini diriwayatkan atas otoritas Aisha. Istri dari Rasul Allah (mpbuh), mengenai Tamattu dari Haji dan Umrah dan bagaimana melakukan Tamattu oleh para sahabat.
Muhammad menunjuk dan meneriaki batu hitam itu, "allah yang maha besar"
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 677:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas.:
Dalam Haji Terakhirnya nabi melakukan Tawaf Kaba dengan naik unta dan menunjuk sudut (kabah yg ada batu hitam) dengan tongkat yang berujung bengkok.
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 697:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas.:
Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.”
Ada muslim yang bilang, kalau benar batu hitam itu adalah manifestasi tuhannya Muhammad, kenapa Muhammad berani menunjuk-nunjuk dan menyentuhnya pakai tongkat? Bukankah itu tindakan yang kurang ajar (tidak hormat)? Ya jelas saja Muhammad berani melakukan itu, lha wong dia tahu kalau batu itu adalah cuma manifestasi tuhan rekaannya saja, tuhan hasil ciptaannya sendiri, tuhan hasil konsep pemikirannya sendiri.
Ibaratnya Anda menciptakan sebuah patung untuk disembah, apakah Anda kemudian menjadi takut dan tak berani memegang kepala dari patung itu? Tentu saja Anda berani karena Anda tahu bahwa itu adalah patung buatan Anda sendiri walau pun Anda berangan-angan patung itu sosok dewa yang hidup.
Didalam Al Baqarah 2 : 115 (maaf, sdh bolak balik disampaikan tapi anda belum mau mengerti) " Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah........"
Anda harus tahu juga, bahwa dalam Alquran dikenal nasikh-mansokh (ayat yang diganti/dibatalkan dan ayat pengganti). Ayat-ayat lama bila bertentangan dengan ayat-ayat baru, maka ayat-ayat baru itu dianggap telah menggantikan ayat-ayat lama.
QS 2:106.
Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
Maka Al-Baqoroh 115 sudah dibatalkan dan diganti dengan ayat yang lebih mutakhir, yaitu ayat 144, 149 dan 150.
QS 2:144.
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
QS 2:149.
Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
QS 2:150.
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
Ah... anda kayaknya pinter, tetapi kok nggak ngerti juga ya dengan kalimat diatas. Siapa yang memaksa?
Kan dikatakan 'Seluruh Muslim"? Kalau anda bukan Muslim, ya silahkan kalau anda tidak mengakui Tuhan Yang Esa, tidak mengakui Allah. Masih kurang jelas?.
Sdr Lindu yang pinteer, khan Anda bilang "SELURUH UMAT MANUSIA" ?
Maukah Anda menerima bila Paijo bilang seluruh umat manusia sesungguhnya memiliki tuhan yang satu, yaitu PANJUL?
Di thread sebelah sudah terbukti kalau Allah SWT adalah tuhan fiktif karangan sang nabi, kenapa kita yang kafir dipaksa untuk mengakui tuhan palsu sebagai Tuhan beneran?
Kalau kita dipaksa untuk mengakui Tuhan beneran sih gak apa-apa, lha wong palsu kok disuruh ngakuin?
Ha... ha..... Kesalahan kok keterusan. Apakah anda punya BUKTI kalau itu KESALAHAN? Tanyakan dulu dong sama PENTERJEMAHnya, baru anda boleh memberikan komentar.
Semua ahli teologia, tentu tahu, bahwa di dalam bahasa aslinya Bibel (berbahasa Yunani/Ibrani) tidak terdapat istilah "Allah". Lalu bagaimanakah riwayatnya kok istilah "Allah" itu masuk ke dalam Bibel berbahasa Indonesia?
Dr. Latuihamallo (pejabat Lembaga Alkitab Indonesia - LAI) menyampaikan di dalam paparannya pada 5 Juni 2001 di Bandung, dalam Sarasehan Terjemahan Alkitab mengenai kata "Tuhan" dan "Allah":
- M. Leydecker (1645-1701) dan H.G. Klinkert (1829-1913), mengenai transkripsi nama-nama mengikuti bentuk Arab sebagaimana muncul dalam Alquran, umpamanya Allah, Isa Almasih, dll....
Penerjemahan Bibel ini, mengalami perbaikan dari edisi ke edisi, sehingga pada Alkitab LAI yang terakhir, sudah hilang sebutan: "mesjid", "kaabah", "assalamualaikum", Yahya", "Isa Almasih". Tetapi nama "Allah" tetap "perkasa" bertahan di sana. Tertawa sukacitalah Sesembahan Quraish yang cacat-watak itu.
Setelah masuk ke dalam Bibel, sah-lah "Allah" dimuliakan di tengah-tengah kekristenan Indonesia. "Allah" dianggap selaku Bapa Surgawi (tidak pernah diajarkan oleh Yesus), lalu nama Allah digunakan untuk membaptis, juga untuk mengesahkan pernikahan, bahkan untuk mentahbiskan kependetaan sebagian pendeta, sampai kepada mentahbiskan gedung Gereja! Iblis tertawa untuk keberhasilan sihirnya; Roh Tuhan Yang Maha Tinggi berdukacita oleh kebebalan umatNya.
Sekarang, setelah mengerti fakta dan kebenaran yang disajikan, jika Saudara mengaku memeluk monoteisme, cukup satu saja (nama) Sesembahan saudara. Pilihlah: YHVH atau "Allah SWT"?
Buat saya pribadi, kata "Allah" ini karena sudah dialihbahasakan menjadi bahasa Indonesia (dibaca, "A-l-a", bukan lagi "A-u-w-o") maka umat Kristen tetap mempertahankan kata "Allah" ini juga tidak ada masalah, asal jangan dibaca Auwo, tetapi Ala.
Auwo menunjuk kepada Iblis, berhala tertinggi sembahan Quraish Arab.
Tetapi Ala menunjuk kepada nama TUHAN Semesta Alam dalam bahasa Indonesia. Seperti halnya orang Barat menyebut TUHAN dengan GOD, atau orang Yunani menyebut TUHAN dengan THEOS. Ingat! Segala bahasa adalah milik TUHAN. Bila kita terikat pada satu bahasa saja, misal nama Tuhan yang kita sebut itu adalah nama dari bahasa bangsa lain, maka itu artinya Tuhan yang kita sembah bukan TUHAN SEMESTA ALAM, melainkan tuhan lokal, tuhan yg tidak mengerti bahasa lain kecuali bahasanya sendiri, seperti Auwo (alias ALLAH SWT atau Awloh) yang cuma mengerti bahasa Arab saja.
Kata "Allah" dalam Kekristenan memiliki beda pengertian dengan kata "Allah" dalam Islam.
Kata Allah dalam Kekristenan setara dengan kata Tuhan, ia cuma kata jabatan belaka, bukan THE PROPER NAME, bukan NAMA TUHAN.
Sebaliknya, kata "Allah" dalam Islam adalah THE PROPER NAME, NAMA TUHAN ARAB yang tidak boleh diubah atau diterjemahkan.
Salam.