Sosok yang gila disembah-sembah adalah setan
Di dalam Alquran ada kata-kata Awloh karangan Muhammad seperti ini:
QS 20:14
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
QS 21:25
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
QS 21:92
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”
QS 29:56
“Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.”
Bagi kebanyakan orang, kata-kata Awloh di atas dianggap wajar. Karena menurut mereka, Tuhan itu memang berhak congkak, karena di atas Dia tidak ada lagi Tuhan. Tapi benarkah model kecongkakan Awloh di atas adalah wajar?
Tadinya, saya pun berpikir kalimat-kalimat di atas itu wajar, tidak ada suatu yang aneh dari perilaku Awloh tersebut.
Namun, setelah saya mendengar kisah Isra Miraj dan mengetahui latar belakang diturunkannya perintah sholat 5 waktu, akhirnya saya seperti baru saja tersentak dari lamunan panjang selama ini. Ada satu kesimpulan terbersit dalam hati saya: Awloh gila penyembahan. Lalu, saya mencoba mencarinya dalam Bibel, adakah perilaku demikian juga dimiliki oleh Tuhan?
Nah, setelah saya sibuk mencari-cari dan membolak-balik lembar demi lembar buku sejarah itu, yaitu Bibel, akhirnya apa? Saya temukan tabiat yang serupa Awloh di dalam Bibel. Tapi yang mengejutkan saya, bahwa tabiat itu bukan tabiat Tuhan, melainkan... tabiat setan. Gila bener! Saya temukan ucapan setan itu di dalam Lukas 4:7 dan Matius 4:9.
“Jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." (Lukas 4:7)
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:9)
Coba Anda pikir, ini mengejutkan sekali. Tabiat Awloh memang ada juga di dalam Bibel, tapi bukan sebagai Tabiat Tuhan, melainkan persis sama dengan tabiat setan. Jadi, saya simpulkan: Awloh itu bertabiat setan karena gila disembah-sembah.
Kemudian, saya mencari-cari hadist, dan saya temukan hadist ini:
Sahih Bukhari Vol 9, Book 93. Number 579.
Diriwayatkan oleh Abu Dharr : Nabi berkata, Jibril datang padaku dan memberi aku kabar baik bahwa siapa saja yang mati tanpa menyembah apapun selain Allah akan masuk surga. Aku bertanya (pada Jibril), "Walaupun dia mencuri, walaupun dia berzinah?" Dia menjawab, " (Ya), "Walaupun dia mencuri, dan walaupun dia berzinah."
Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 445:
Diriwayatkan Abu Dhar:
nabi mengatakan, "malaikat jibril mengatakan kepada saya, 'siapapun yang mati tanpa memuja tuhan lain selain allah, akan masuk surga." nabi bertanya, "bahkan jika ia melaksanakan hubungan seksual illegal atau mencuri sekalipun ?" jibril menjawab, "bahkan itu sekalipun."
Secara garis besar, Awloh dalam hadis di atas mengatakan kalau pencuri dan pezinah akan masuk surga, asalkan mereka mau menyembah Awloh saja.
Ini luar biasa sekali. Jadi tidak bisa disangkal lagi, bahwa Awloh memang benar sangat tergila-gila pada masalah penyembahan. Dia bahkan mengabaikan jalan hidup manusia demi mendapatkan penyembahan itu. Ini tabiat yang **** dan sama sekali tidak cocok bila sifat seperti itu dipunyai Tuhan. Saya jadi penasaran, jangan-jangan YAHWEH dalam Bibel juga bertabiat **** seperti Awloh. Tapi apa yang saya dapatkan? Walau saya sudah berulang kali membolak-balik lembar demi lembar mulai dari kitab pertama Kejadian sampai kitab terakhir Wahyu, tidak ada satupun perintah Tuhan: SEMBAHLAH AKU! Justru yang minta dirinya disembah itu adalah IBLIS.
Memang di dalam Bibel ada perkataan nabi dan perkataan malaikat yang memerintahkan manusia agar menyembah Tuhan. Itu wajar, karena nabi dan juga malaikat telah melihat kemuliaan Tuhan dan hanya Dia sajalah yang patut menerima penyembahan, sehingga malaikat dan nabi menghimbau manusia-manusia lain agar menyembah-Nya. Tapi tidak ada perkataan Tuhan sendiri yang minta agar dirinya disembah-sembah. Kalau Tuhan minta agar umat Israel berbakti kepadaNya saja, itu memang ada. Tapi kalau minta disembah-sembah, apalagi pakai acara nungging-nungging dengan gerakan yang diulang-ulang serta terjadwal, tidak ada hal seperti itu di dalam sejarah Alkitab.
Rupanya, ada keengganan Tuhan Asli untuk mengucapkan perkataan: Sembahlah Aku! Kenapa demikian? Karena Tuhan itu bijaksana. Dia tidak ingin diriNya disalahartikan oleh manusia, seolah diriNya itu tergila-gila pada perihal yang **** itu, yaitu disembah-sembah. Jadi hal ini bisa dimengerti, kenapa Tuhan Asli enggan mengucapkan kata-kata **** seperti itu. Memang bukan masalah penyembahan yang Tuhan utamakan, melainkan jalan hidup umatNya. Itulah yang terutama. Dan ini dipandang dari sisi kelogisan memang tepat dan benar. Memang seharusnya beginilah sifat dan watak Tuhan yang sebenarnya.
Abraham sujud menyembah kepada Tuhan, atas inisiatifnya sendiri, dan bukan karena Tuhan yang memberi perintah: "Ayo, sembahlah Aku."
Dan Tuhan juga tidak pernah membuat perintah **** seperti ini: "Sembahlah Aku sebanyak 12 kali, nanti kalian akan Kuampuni dosanya."
Yang saya temukan adalah, setan itulah yang gila terhadap penyembahan.
Kemudian, saya balik lagi membaca hadist. Dan saya temukan ini:
Sahih Muslim Jilid 3, 4360
"Ya Allah, capailah untuk aku apa yang Engkau telah menjanjikan aku ! Ya Allah, bawalah apa yang Engkau telah janjikan dulu, Ya Allah! Jika kumpulan Muslim yang kecil ini terhapus, Engkau tidak akan disembah di Bumi ini.”
Jadi, benar bukan? Muhammad saja tahu, kalau Awloh itu gila disembah-sembah sehingga dia mengancam awloh ciptaannya sendiri. Dan secara logika, watak gila disembah-sembah ini sangat **** sekali dan sama sekali tidak pantas bila dimiliki Tuhan yang katanya Mahabijaksana.
Sehingga akhirnya pandangan saya terhadap kata-kata Awloh di dalam Alquran yang meminta dirinya disembah berubah total. Saya tidak lagi memandang kata-kata itu sebagai kata-kata yang wajar diucapkan oleh Tuhan, tapi itu kata-kata congkak yang ****, dan hanya pantas diucapkan oleh seorang Raja Penjahat atau Setan.
Kata-kata Awloh yang berkata: Sembahlah Aku! Ini identik dengan kata-kata Setan di dalam Bibel yang juga mengatakan: Sembahlah Aku!
Tuhan tidak pernah berkata seperti itu di sepanjang sejarah umatNya, mulai dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu.
Dan kenapa Setan berkata bahwa dia bersedia memberi apapun kepada manusia asal manusia bersedia menyembah dirinya? Karena dia memang sangat tergila-gila pada penyembahan ini.
Di dalam Lukas 4:7 tercatat setan berkata:
“Jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Ini sama dengan perkataan dalam hadist:
"Jika kamu mau menyembah Aku, maka surga akan kuberikan padamu tidak peduli dirimu seorang pencuri atau pun seorang pezinah."
Sifat yang sangat gila disembah ini membuktikan kalau Awloh itu memang setan adanya.
Setan ngamuk bila manusia menolak menyembahnya. Dia memerintahkan Muslim agar memerangi umat manusia yang tidak mau menyembah awloh.
Tetapi, Tuhan Asli tidak pernah berkata: "Perangilah orang-orang di seluruh bumi, sampai mereka mau menyembah Aku saja." Tetapi, yang acapkali dipermasalahkan oleh Tuhan adalah jalan hidupnya umatNya, seperti suka membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, dan bersumpah palsu. Kejahatan-kejahatan seperti itulah yang Tuhan persoalkan, sehingga Tuhan meminta umatNya, khususnya Israel, agar mau berbalik lagi kepada-Nya dan meninggalkan kelakuan-kelakuan mereka yang bejat.
Tuhan tidak pernah berseru kepada Firaun: "Ayo, sembahlah Aku. Kalau kamu, Firaun, tidak mau menyembah Aku, nanti kamu akan kulaknat." Kita bisa baca kisahnya ketika Nabi Musa meminta ijin kepada Raja Firaun agar dia mau melepaskan bangsa Israel untuk beribadah kepada Yahweh. Sama sekali tidak ada pesan ancaman dari Yahweh lewat mulut nabi Musa bahwa bila Firaun tidak mau menyembah Yahweh maka Yahweh akan turun tangan. Penyebab terjadinya 10 tulah di Mesir adalah bukan karena Firaun menolak menyembah Yahweh, tapi lantaran Firaun bersikeras menahan bangsa Israel untuk tetap dalam perbudakannya.
Jadi sangat jelas sekali, bahwa Tuhan Asli tidak gila disembah-sembah. Kalau Tuhan menuntut umatNya saja, yaitu bangsa Israel agar menyembah-Nya, itu sangat masuk akal dan manusiawi. Umat Israel ibarat seorang gadis yang dipingit oleh Tuhan dan dijadikan sebagai istri satu-satunya, sebagai istri yang sangat dicintaiNya. Bila sang istri itu berbuat zinah dan menyeleweng kepada laki-laki lain, maka wajar saja bila Tuhan menghukumnya.
Tuhan menurunkan Hukum Taurat adalah bukan agar supaya umat Israel nyembah-nyembah diriNya, tapi agar umat Israel mau berbakti kepadaNya dengan perilaku yang benar. Tuhan telah mengasihi umatNya melebihi ciptaanNya yang lain, jadi wajar saja bila Tuhan menuntut balasan dari umatNya. Ibarat seorang suami yang tidak ingin dirinya dikhianati. Tuhan tidak ngamuk dengan Mesir yang suka dengan ilmu-ilmu sihir dan penyembahan terhadap dewa-dewanya. Tapi Tuhan marah bila umat Israel melakukan hal-hal itu. Jadi, inilah letak perbedaan antara Tuhan dengan Awloh.
Awloh marah dan ingin membantai kafir, karena kafir tidak mau menyembahnya.
Tetapi Tuhan marah kepada umat Israel, karena umat Israel telah menyeleweng. Tuhan tidak marah walau pun bangsa Mesir tidak menyembahNya. Tuhan tidak marah, walau orang Arab tidak menyembahnya.
Bila kelak pada hari Kiamat Tuhan mendatangkan hukuman kepada seluruh umat manusia, tidak peduli Israel atau bukan, maka itu bukan karena manusia tidak menyembahnya, melainkan karena manusia-manusia itu telah menyimpang jalan hidupnya. Tuhan murka bukan karena penyembahannya, tapi karena kejahatan-kejahatan yang dilakukan manusia.
Tuhan bukan marah lantaran dirinya tidak disembah, melainkan karena perilaku hidup manusianya yg menyimpang.
Berbeda dengan Awloh. Awloh ngamuk karena dirinya tidak disembah. Ini alasan yang sangat idiot.
Jadi, di sinilah letak bedanya Tuhan dengan Awloh dalam soal penyembahan.
Dan sosok yang gila disembah-sembah itu adalah SETAN.
Jadi, Allah SWT adalah SETAN.
Sekian.
Sosok yang gila disembah-sembah adalah SETAN
Kisah 2 Orang Raja
Alkisah pada zaman dahulu kala, ada 2 negeri yang masing-masing dipimpin oleh seorang Raja dengan tabiat yang berbeda.
Negeri pertama dijuluki orang sebagai negeri Jahanam, Rajanya bernama Tauhid. Pada suatu masa, sebuah desa dalam wilayah negeri itu diserang wabah penyakit yang mematikan. Rakyat menjadi sangat menderita akibat dari serangan wabah itu. Banyak di antara mereka yang meninggal. Wabah penyakit itu harus segera dihentikan, bila tidak, seluruh penduduk desa bisa punah. Maka, Raja Tauhid membuat sebuah pengumuman di seluruh negeri, bahwa barangsiapa bisa menghentikan wabah penyakit itu dan mengobati penduduk yang terserang hingga sembuh total, orang itu akan dianugerahi kedudukan penting dalam istana Raja.
Maka, datanglah seorang Tabib dari desa lain yang sangat ahli dalam pengobatan, hampir semua penyakit dia sanggup tangani, tak terkecuali penyakit yang menyerang salah satu desa di negerinya itu. Tanpa banyak basa-basi, dia langsung mengobati para penduduk yang sakit dan memberi pengarahan tentang bagaimana cara pencegahan penyakit itu agar tidak terus merajalela dan mewabah. Tidak berselang terlalu lama, maka akhirnya selamatlah desa yang tadinya diserang wabah penyakit mematikan itu. Raja Tauhid mendengar kabar tersebut, lalu mengundang sang Tabib datang ke istana.
Tatkala sang Tabib masuk ke dalam ruangan Raja, dan berdiri di hadapan Raja Tauhid yang sedang duduk di atas takhtanya, maka marahlah Raja Tauhid kepada sang Tabib yang kurang terpelajar itu. Bentak Raja, "Hei, kisanak, kenapa kamu tidak masuk ke dalam ruanganku ini dengan merangkak? Dan kenapa kamu dengan beraninya berdiri tegak di hadapanku dengan tiada bersujud?"
Harap diketahui, Raja Tauhid ini membuat suatu aturan kepada seluruh bawahannya, bahwa barangsiapa yang masuk ke dalam ruangan Raja, haruslah berjalan dengan merangkak, serta setelah sampai di hadapan Raja haruslah melakukan sembah sujud sebanyak 50 kali sebagai tanda setia dan takluk kepada Raja.
Tetapi entah karena disengaja atau memang tidak tahu lantaran para menteri yang membawanya ke istana tidak menceritakan perihal peraturan itu, sang Tabib tidak melaksanakannya. Setelah sang Tabib mendengar bentakan Raja Tauhid, sang Tabib menjadi pucat ketakutan, tapi dia tetap berdiri tegak di hadapan Raja Tauhid dengan tiada bersujud. Mungkin karena usia tuanya itu, sang Tabib menjadi sangat pikun dan bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia malah melotot membalas tatapan Raja Tauhid.
Akhirnya, Raja Tauhid menjadi murka. Raja Tauhid berteriak kepada prajuritnya yang menjaga pintu, "Seret Tabib murtad ini ke luar, dan pancung dia!" Maka diseretlah Tabib malang itu ke luar istana lalu dipancunglah ia. Trenyuh memang, jasa mulia yang telah dia berikan untuk negeri tersebut menjadi hilang seketika hanya lantaran aturan gila Raja Tauhid.
Rupanya, Raja Tauhid lebih mementingkan egonya daripada kebaikan/jasa yang telah dilakukan rakyat terhadap negeri yg dipimpinnya.
Setelah Tabib itu diseret keluar untuk dieksekusi mati, datang seorang penjahat, dia seorang pemerkosa dan perampok ulung di wilayah ini. Dia tertangkap dan minta pengampunan dari sang Raja Tauhid. Raja Tauhid sudah membuat suatu aturan, barangsiapa bersedia sujud menyembah Raja Tauhid sebanyak 200 kali dengan disaksikan oleh seluruh menteri, maka dosa atau kejahatan sebesar apa pun akan diampuni.
Maka, ketika perampok dan pemerkosa bejat itu tiba di depan pintu ruangan Raja, ia segera merangkak perlahan dan setelah persis di hadapan sang Raja, ia sujud sebanyak 200 kali sesuai dengan peraturan. Setelah selesai sujud 200 kali, tanpa basa-basi, sang Raja Tauhid berkata, "Bagus Kisanak. Aku ampuni kejahatan-kejahatanmu. He...he...he... Kamu benar-benar mengerti apa yang aku inginkan."
Maka, si perampok dan pemerkosa itu pun bebas berkeliaran melakukan aksi-aksinya kembali.
Apa yang dijalankan oleh Raja Tauhid tersebut sesuai dengan bunyi Hadist Bukhari:
Diriwayatkan oleh Abu Dharr : Nabi berkata, Jibril datang padaku dan memberi aku kabar baik bahwa siapa saja yang mati tanpa menyembah apapun selain Allah akan masuk surga. Aku bertanya (pada Jibril), "Walaupun dia mencuri, walaupun dia berzinah?" Dia menjawab, "Ya, Walaupun dia mencuri, dan walaupun dia berzinah." (Sahih Bukhari Vol 9, Book 93. Oneness, Uniqueness Of Allah (Tawheed). Hadith 579.)
Hafal 99 Asma Allah, akan masuk surga
Sahih Muslim, Book 035, Number 6475:
Abu Huraira melaporkan rasulullah (saw) mengatakan : Ada 99 nama Allah; orang yg setia menghafalnya akan masuk Surga...
==========================================
Sementara itu, negeri kedua yang letaknya di belahan lain bumi ini, namanya Negeri Firdaus, juga mengalami permasalahan serupa yang tidak jauh berbeda dengan kasus yang menimpa negeri Jahanam. Salah satu desa dalam wilayah negeri Firdaus ditimpa wabah penyakit yang mematikan. Rajanya bernama Esa, membuat pengumuman di seluruh negeri dan menjanjikan kedudukan yang istimewa di istana sebagai pahala bagi siapa yang sanggup menghentikan wabah yang menimpa salah satu desa di negerinya.
Sebagaimana di negeri Jahanam, maka akhirnya seorang Tabib dari desa lain mampu menghentikan wabah penyakit mematikan itu dan menyembuhkan semua penduduk yang sakit.
Raja Esa mendengarnya dan bersukacita, lalu mengundang sang Tabib ke istana untuk menghadap.
Ketika sang Tabib sampai di hadapan Raja, sang Tabib terpesona oleh keindahan takhta Raja Esa dan kemuliaan yang terpancar dari wajah sang Raja. Sehingga dia lupa untuk bersujud sebagai tanda hormat. Setelah berselang beberapa saat, akhirnya seorang menteri yang berdiri di samping takhta berkata dengan lembut kepada sang Tabib, "Wahai Tabib, sembahlah Rajamu."
Mendengar salah satu menterinya menegur sang Tabib, Raja Esa lalu memotong, "Sudahlah, tidak perlu begitu. Yang saya kehendaki bukanlah penyembahan, melainkan bagaimana rakyatku ini bisa hidup aman sentosa, damai sejahtera dan terhindar dari segala malapetaka."
Mendengar kata-kata Raja Esa, sang Tabib langsung rebah menelungkup di hadapan Raja, sambil menangis terharu dia berkata, "Betapa bahagianya kami, memiliki Raja yang arif bijaksana seperti engkau. Semoga kekuasaan dan kemuliaan akan terus berada di tanganmu, wahai Rajaku yang baik."
Sesuai janjinya, Raja Esa memberi kedudukan kepada Tabib itu di istananya.
--------------------------------------------
Nah, dari kisah di atas, wahai para pembaca, Raja manakah yang kau suka dan kau pilih? Raja Tauhid ataukah Raja Esa?
Pesan saya:
Bila Anda suka dengan perangai dan watak Raja Tauhid, maka silakan kau pilih ALLAH SWT sebagai sesembahanmu.
Bila Anda suka dengan sifat dan karakter Raja Esa, maka silakan kau pilih TUHAN SEMESTA ALAM sebagai sesembahanmu.
Semoga cerita ini bermanfaat untuk merangsang hikmat dan akal budimu.
Salam,
DULADI
Alkisah pada zaman dahulu kala, ada 2 negeri yang masing-masing dipimpin oleh seorang Raja dengan tabiat yang berbeda.
Negeri pertama dijuluki orang sebagai negeri Jahanam, Rajanya bernama Tauhid. Pada suatu masa, sebuah desa dalam wilayah negeri itu diserang wabah penyakit yang mematikan. Rakyat menjadi sangat menderita akibat dari serangan wabah itu. Banyak di antara mereka yang meninggal. Wabah penyakit itu harus segera dihentikan, bila tidak, seluruh penduduk desa bisa punah. Maka, Raja Tauhid membuat sebuah pengumuman di seluruh negeri, bahwa barangsiapa bisa menghentikan wabah penyakit itu dan mengobati penduduk yang terserang hingga sembuh total, orang itu akan dianugerahi kedudukan penting dalam istana Raja.
Maka, datanglah seorang Tabib dari desa lain yang sangat ahli dalam pengobatan, hampir semua penyakit dia sanggup tangani, tak terkecuali penyakit yang menyerang salah satu desa di negerinya itu. Tanpa banyak basa-basi, dia langsung mengobati para penduduk yang sakit dan memberi pengarahan tentang bagaimana cara pencegahan penyakit itu agar tidak terus merajalela dan mewabah. Tidak berselang terlalu lama, maka akhirnya selamatlah desa yang tadinya diserang wabah penyakit mematikan itu. Raja Tauhid mendengar kabar tersebut, lalu mengundang sang Tabib datang ke istana.
Tatkala sang Tabib masuk ke dalam ruangan Raja, dan berdiri di hadapan Raja Tauhid yang sedang duduk di atas takhtanya, maka marahlah Raja Tauhid kepada sang Tabib yang kurang terpelajar itu. Bentak Raja, "Hei, kisanak, kenapa kamu tidak masuk ke dalam ruanganku ini dengan merangkak? Dan kenapa kamu dengan beraninya berdiri tegak di hadapanku dengan tiada bersujud?"
Harap diketahui, Raja Tauhid ini membuat suatu aturan kepada seluruh bawahannya, bahwa barangsiapa yang masuk ke dalam ruangan Raja, haruslah berjalan dengan merangkak, serta setelah sampai di hadapan Raja haruslah melakukan sembah sujud sebanyak 50 kali sebagai tanda setia dan takluk kepada Raja.
Tetapi entah karena disengaja atau memang tidak tahu lantaran para menteri yang membawanya ke istana tidak menceritakan perihal peraturan itu, sang Tabib tidak melaksanakannya. Setelah sang Tabib mendengar bentakan Raja Tauhid, sang Tabib menjadi pucat ketakutan, tapi dia tetap berdiri tegak di hadapan Raja Tauhid dengan tiada bersujud. Mungkin karena usia tuanya itu, sang Tabib menjadi sangat pikun dan bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia malah melotot membalas tatapan Raja Tauhid.
Akhirnya, Raja Tauhid menjadi murka. Raja Tauhid berteriak kepada prajuritnya yang menjaga pintu, "Seret Tabib murtad ini ke luar, dan pancung dia!" Maka diseretlah Tabib malang itu ke luar istana lalu dipancunglah ia. Trenyuh memang, jasa mulia yang telah dia berikan untuk negeri tersebut menjadi hilang seketika hanya lantaran aturan gila Raja Tauhid.
Rupanya, Raja Tauhid lebih mementingkan egonya daripada kebaikan/jasa yang telah dilakukan rakyat terhadap negeri yg dipimpinnya.
Setelah Tabib itu diseret keluar untuk dieksekusi mati, datang seorang penjahat, dia seorang pemerkosa dan perampok ulung di wilayah ini. Dia tertangkap dan minta pengampunan dari sang Raja Tauhid. Raja Tauhid sudah membuat suatu aturan, barangsiapa bersedia sujud menyembah Raja Tauhid sebanyak 200 kali dengan disaksikan oleh seluruh menteri, maka dosa atau kejahatan sebesar apa pun akan diampuni.
Maka, ketika perampok dan pemerkosa bejat itu tiba di depan pintu ruangan Raja, ia segera merangkak perlahan dan setelah persis di hadapan sang Raja, ia sujud sebanyak 200 kali sesuai dengan peraturan. Setelah selesai sujud 200 kali, tanpa basa-basi, sang Raja Tauhid berkata, "Bagus Kisanak. Aku ampuni kejahatan-kejahatanmu. He...he...he... Kamu benar-benar mengerti apa yang aku inginkan."
Maka, si perampok dan pemerkosa itu pun bebas berkeliaran melakukan aksi-aksinya kembali.
Apa yang dijalankan oleh Raja Tauhid tersebut sesuai dengan bunyi Hadist Bukhari:
Diriwayatkan oleh Abu Dharr : Nabi berkata, Jibril datang padaku dan memberi aku kabar baik bahwa siapa saja yang mati tanpa menyembah apapun selain Allah akan masuk surga. Aku bertanya (pada Jibril), "Walaupun dia mencuri, walaupun dia berzinah?" Dia menjawab, "Ya, Walaupun dia mencuri, dan walaupun dia berzinah." (Sahih Bukhari Vol 9, Book 93. Oneness, Uniqueness Of Allah (Tawheed). Hadith 579.)
Hafal 99 Asma Allah, akan masuk surga
Sahih Muslim, Book 035, Number 6475:
Abu Huraira melaporkan rasulullah (saw) mengatakan : Ada 99 nama Allah; orang yg setia menghafalnya akan masuk Surga...
==========================================
Sementara itu, negeri kedua yang letaknya di belahan lain bumi ini, namanya Negeri Firdaus, juga mengalami permasalahan serupa yang tidak jauh berbeda dengan kasus yang menimpa negeri Jahanam. Salah satu desa dalam wilayah negeri Firdaus ditimpa wabah penyakit yang mematikan. Rajanya bernama Esa, membuat pengumuman di seluruh negeri dan menjanjikan kedudukan yang istimewa di istana sebagai pahala bagi siapa yang sanggup menghentikan wabah yang menimpa salah satu desa di negerinya.
Sebagaimana di negeri Jahanam, maka akhirnya seorang Tabib dari desa lain mampu menghentikan wabah penyakit mematikan itu dan menyembuhkan semua penduduk yang sakit.
Raja Esa mendengarnya dan bersukacita, lalu mengundang sang Tabib ke istana untuk menghadap.
Ketika sang Tabib sampai di hadapan Raja, sang Tabib terpesona oleh keindahan takhta Raja Esa dan kemuliaan yang terpancar dari wajah sang Raja. Sehingga dia lupa untuk bersujud sebagai tanda hormat. Setelah berselang beberapa saat, akhirnya seorang menteri yang berdiri di samping takhta berkata dengan lembut kepada sang Tabib, "Wahai Tabib, sembahlah Rajamu."
Mendengar salah satu menterinya menegur sang Tabib, Raja Esa lalu memotong, "Sudahlah, tidak perlu begitu. Yang saya kehendaki bukanlah penyembahan, melainkan bagaimana rakyatku ini bisa hidup aman sentosa, damai sejahtera dan terhindar dari segala malapetaka."
Mendengar kata-kata Raja Esa, sang Tabib langsung rebah menelungkup di hadapan Raja, sambil menangis terharu dia berkata, "Betapa bahagianya kami, memiliki Raja yang arif bijaksana seperti engkau. Semoga kekuasaan dan kemuliaan akan terus berada di tanganmu, wahai Rajaku yang baik."
Sesuai janjinya, Raja Esa memberi kedudukan kepada Tabib itu di istananya.
--------------------------------------------
Nah, dari kisah di atas, wahai para pembaca, Raja manakah yang kau suka dan kau pilih? Raja Tauhid ataukah Raja Esa?
Pesan saya:
Bila Anda suka dengan perangai dan watak Raja Tauhid, maka silakan kau pilih ALLAH SWT sebagai sesembahanmu.
Bila Anda suka dengan sifat dan karakter Raja Esa, maka silakan kau pilih TUHAN SEMESTA ALAM sebagai sesembahanmu.
Semoga cerita ini bermanfaat untuk merangsang hikmat dan akal budimu.
Salam,
DULADI
Last edited by Duladi on Sun Apr 20, 2008 11:03 am, edited 1 time in total.
- truthneverchange
- Posts: 1144
- Joined: Fri Aug 10, 2007 1:37 pm
- Location: lautan api [neraka] => http://www.youtube.com/watch?v=n-8MJ3Bivw8
- Contact:
yup. betul... betul... gue setuju banget.
sayangnya banyak muslim yang tidak tahu akan hal ini dan kebanyakan dari mereka yang tahu menutup mata mereka. tapi apa yang bisa kita buat...? pilihan akan Tuhan mereka ada di tangan para muslim masing-masing untuk tetap percaya pada allah swt atau TUHAN SEMESTA ALAM. karena apa yang para muslim percayai pada hari ini akan mereka tanggung akibatnya pada saat ajal menjemput mereka masing-masing. bahkan TUHAN SEMESTA ALAM pun tidak bisa mengeluarkan orang yang sudah berada di dalam neraka.
sayangnya banyak muslim yang tidak tahu akan hal ini dan kebanyakan dari mereka yang tahu menutup mata mereka. tapi apa yang bisa kita buat...? pilihan akan Tuhan mereka ada di tangan para muslim masing-masing untuk tetap percaya pada allah swt atau TUHAN SEMESTA ALAM. karena apa yang para muslim percayai pada hari ini akan mereka tanggung akibatnya pada saat ajal menjemput mereka masing-masing. bahkan TUHAN SEMESTA ALAM pun tidak bisa mengeluarkan orang yang sudah berada di dalam neraka.
- kutukupret
- Posts: 6175
- Joined: Mon Dec 17, 2007 6:31 pm
Re: Sosok yang gila disembah-sembah adalah SETAN
dan Allah yang takut jika manusia tidak menyembahnya lagi
http://www.usc.edu/schools/college/crcc ... 04.052.164
Allah worries a lot; He is fearful that He might not be worshipped
That’s right. Despite so much power, authority, and wherewithal, Allah is a constant worrier, especially when the jihadists are on a plunder mission. Allah admits that He constantly worries that He might not be worshipped if the Mujahiddins’ terror operations are not successful. Here is a hadith from Sahih Bukhari on Allah’s worry during the Badr war. We can be certain that Allah worries a lot, even today; worrying is a routine activity of Allah, no one should doubt this.
In the Badr Muhammad prayed incessantly for the destruction of the pagans lest Allah would not be worshipped anymore…(Sahih Bukhari, 4 52 164)
Muhamad mengancam Allah :
Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 164:
Narrated Ibn 'Abbas:
The Prophet, while in a tent (on the day of the battle of Badr) said, "O Allah! I ask you the fulfilment (sic) of Your Covenant and Promise. O Allah! If You wish (to destroy the believers) You will never be worshipped after today."
Abu Bakr caught him by the hand and said, "This is sufficient, O Allah's Apostle! You have asked Allah pressingly." The Prophet was clad in his armor at that time. He went out, saying to me: "There multitude will be put to flight and they will show their backs. Nay, but the Hour is their appointed time (for their full recompense) and that Hour will be more grievous and more bitter (sic) (than their worldly failure)." (54.45-46) Khalid said that was on the day of the battle of Badr.
http://www.usc.edu/schools/college/crcc ... 04.052.164
Allah worries a lot; He is fearful that He might not be worshipped
That’s right. Despite so much power, authority, and wherewithal, Allah is a constant worrier, especially when the jihadists are on a plunder mission. Allah admits that He constantly worries that He might not be worshipped if the Mujahiddins’ terror operations are not successful. Here is a hadith from Sahih Bukhari on Allah’s worry during the Badr war. We can be certain that Allah worries a lot, even today; worrying is a routine activity of Allah, no one should doubt this.
In the Badr Muhammad prayed incessantly for the destruction of the pagans lest Allah would not be worshipped anymore…(Sahih Bukhari, 4 52 164)
Muhamad mengancam Allah :
Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 164:
Narrated Ibn 'Abbas:
The Prophet, while in a tent (on the day of the battle of Badr) said, "O Allah! I ask you the fulfilment (sic) of Your Covenant and Promise. O Allah! If You wish (to destroy the believers) You will never be worshipped after today."
Abu Bakr caught him by the hand and said, "This is sufficient, O Allah's Apostle! You have asked Allah pressingly." The Prophet was clad in his armor at that time. He went out, saying to me: "There multitude will be put to flight and they will show their backs. Nay, but the Hour is their appointed time (for their full recompense) and that Hour will be more grievous and more bitter (sic) (than their worldly failure)." (54.45-46) Khalid said that was on the day of the battle of Badr.
-
- Posts: 1141
- Joined: Fri Nov 19, 2010 9:48 am