Itu namanya pemaksaan kehendak pribadi.
Orang-orang pra-Islam di tanah Arab mempermasalahkan kata Allah sudah sejak lama, orang-orang Islam mengharap agar mereka jangan mempermasalahkan kata Allah karena orang Islam menganggap masalah kata Allah itu sama, karena itu dalam Qur'an Surat 2 Al Baqarah 139 mengatakan: Qul a tuhajjunana fillahi wa huwa rabbuna wa rabbukum, wa lana a maluna wa lakum a malukum, wa nahnu lahu mukhlisun, yang artinya : "Katakanlah, Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepadaNya kami mengikhlaskan hati."
Dan memang benar orang-orang Yahudi dan Nasrani mempersalahkan kata Allah dan mempersalahkan orang Islam, hal ini terbukti dalam Qur'an Surat 5 Al Maidah ayat 59 yang bunyinya : Qul ya Ahlal-Kitabi hal tanqimuna minna illa an amanna billahi wa ma unzila ilaina wa ma unzila min qablu wa anna aksarakum fasiqun. Yang artinya : "Katakanlah: Hai ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan diantara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?"
Terbukti dengan jelas sekali bahwa kata Allah bukan milik eksklusif umat Islam. Kata Allah adalah milik umat pra-Islam. Kata Allah telah digunakan oleh orang-orang pra-Islam jauh-jauh abad sebelum umat Islam menggunakannya. Bagaimana umat pra-Islam tidak marah jika kata Allah yang adalah milik mereka dirubah oleh orang yang tidak memahami siapakah Allah, menjadi 99 nama dan dipaksakan menjadi nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya?
Sekedar contoh, Qur'an berkata : innani anna'llahu la ilah ila anna (Qs 20:14). Artinya :"Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku". Ini kan menjelaskan bahwa Allah adalah nama diri, bukan sekedar sebutan untuk Tuhan. Padahal dalam Alkitab bahasa Arab : Wa qoo lallaahu aidhon li Musa : Haakadzaa taquulu libanii Israil : YAHWAH ilaahu aabaaikum, ilaahu Ibroohiima wa ilaahu Ishaaq wa ilaahu Ya'quub arsalanii ilaikum-haadzaa ismii ilal abadi wa haadzaa dzikrii lla daurin fadaur. (Kel 3:15), yg menjelaskan bahwa Yahweh lah nama diri Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub.
Ajaran Muhammad mengakibatkan banyak orang tidak tahu siapa sebenarnya nama Tuhan yang disembah oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Dan memang sudah dinubuatkan dalam Alkitab bahwa nabi-nabi palsu akan merancang untuk melupakan namaKu (yaitu YAHWEH red.), perhatikan ayat Alkitab berikut ini :
"Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh para nabi, yang bernubuat palsu demi nama-Ku dengan mengatakan: Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi!
Sampai bilamana hal itu ada dalam hati para nabi yang bernubuat palsu dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, yang merancang membuat umat-Ku melupakan nama-Ku (Yahweh, red) dengan mimpi-mimpinya yang mereka ceritakan seorang kepada seorang, sama seperti nenek moyang mereka melupakan nama-Ku oleh karena Baal? (berhala).
(Yeremia 23:25-27)