Sampeyan tidak mencermati tulisan ane. Anekan udah bilang mayoritas ilmuwan TOP di era medieval dalam daerah kekuasaan Islam adalah: muslim non-Arab dan kaum dhimmi. Ilmu2 yg mereka kembang sama sekali TIDAK BERSUMBER DARI ILMU2 ARAB KUNO, BAHKAN QURAN PUN TAK MENYUMBANG APA2!anak_polos wrote:
ilmuwan2 muslim itu ngga bisa dipisahkan berdasarkan negara atau bangsa karena mereka menyebar, karuan yg dulu bersama Nabi itu masih di saudi (skrg).
jadi banyak banget ilmuwan yg dibilang dari persian tapi mereka asal muasalnya dari Arab, tapi ada byk juga ilmuwan muslim yg berasal dari persia, biasanya kelihatan dari namanya....yg penting mereka itu muslim.
Kenapa bisa mayoritas muslim non-Arab dan kaum dhimmi (otomatis non-Arab) yg merajai penguasaan ilmu itu di jaman pertengahan dalam daerah kekuasaan Islam? Krn nenek moyang merekalah yg memiliki ilmu, bukan nenek moyang bangsa Arab, ditambah pengetahuan bgs Yunani kuno, plus seni/arsitektur Romawi.
Nabimu sendiripun bercerita tentang janin dlm Quran tak lain dari nyontek bulat2 tulisan Galen dan Hippocrates, ilmuwan TOP Yunani kuno, yg hidup ratusan tahun sblm Muhammad. Suatu saat ane akan buat tulisan lengkap ttg ini. Tinggal tunggu tanggal maennya, mgkn sebulan lagi.
Klo ente bersedia mari kita buka thread utk menguji satu per satu siapa ilmuwan TOP muslim era medieval itu. Ohya, mayoritas hasil kajian sains ilmuwan muslim era medieval tak lebih baik dari apa yg sdh dikuasai ilmuwan2 Yunani kuno, Assyrian kuno dan Parsi kuno. Tetap saja masih berbentuk pseudoscience yg hanya beringsut sedikit. Catatan terbaik hanya diberikan pada Ibnu Sina utk kajian filsafatnya yg memang melampaui manusia di jamannya hingga beberapa generasi. Tentu saja kajian filsafat ibn Sina murni berbasis filsafat Aristoteles.
Udah ah. OOT. Cukup sampai di sini ttg dongeng kehebatan ilmuwan muslim itu.