Wah sorry deh.....tp sungguh ak ngga ada maksud untuk promosi kristen.
Aku cm ingin bilang bahwa menurut penilaian aku tuhanku tuh bukan allah swt, dan cerita tentang bokap aku td tuh merupakan salah satu dasar penilaian aku...
Sorry deh, kalo sampe disangka promosi....
Kristen Sama Dengan Islam
Hindu adalah Obat yang Pahit
Mengapa Saya Benci Islam?
Sebagai orang Hindu, entah mengapa, sejak kecil, sejak masih duduk di bangku SD, saya benci dengan yang namanya Islam. Memang saya memiliki kepekaan yang jarang dimiliki oleh orang lain, seperti contoh dalam bergaul, cukup dengan melihat orang itu saja saya mampu menilai dalamnya, alhasil penilaian saya cenderung benar jadi saya sangat mudah membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang buruk hanya dengan pandangan pertama. Sempat saya berpikir, apakah rasa sentimen saya pada Islam adalah karena agama itu bukanlah agama yang baik. Tentu saya langsung menjawab semua agama itu baik. Saya berpikir kembali, jika memang Islam adalah agama yang baik, mengapa hati kecil saya tetap saja sangat membencinya? Dan ketika saya duduk di bangku kelas 3 SMA (setelah sekitar 10 tahun sejak masih kecil) pertanyaan saya terjawab. Yang menjawabnya adalah Ali Sina dan saya membuktikannya lagi dengan membaca Al-qur’an itu sendiri. Inilah yang mendorong saya untuk menunjukkan bahwa agama dari Tuhan itu hanya satu, Tuhan tidak mungkin mengajarkan dua agama atau lebih, dua ajaran atau lebih yang berbeda dan saling bertentangan. Dan pastinya, hanya ada satu agama yang benar.
Memperkenalkan Kelebihan dan Kelemahan Agama Saya
Kini, setelah Anda mengetahui wajah Islam di balik topengnya, Anda akan berhadapan dengan wajah Kristen di balik topengnya pula. Saat ini, memang Anda belum bisa mengetahui wajah Kristen sebenarnya melalui internet tapi kedepan mungkin akan ada kelompok tertentu yang akan membuka topeng itu melalui internet. Di sini saya ingin sedikit menunjukkan kenyataan memalukan agama Kristen yang mungkin bagi Anda agama itu adalah asli dari Tuhan.
Sebelum saya mengajak Anda pada wajah Kristen yang telah terbuka topengnya, saya akan memperkenalkan Hindu terlebih dahulu. Apakah Anda tahu, kitab suci Hindu adalah Weda yang ketebalannya pasti memecahkan rekor dunia bahkan menembus rekor tertebal sejagat raya. Weda, adalah satu-satunya kitab suci yang mengajarkan ramalan, sains, matematika, kedokteran, politik, ilmu perang, astrologi, astronomi, musik, agama, sejarah, dan filosofi serta masih banyak lagi bidang lainnya yang diajarkan. Sehingga pada tahun 700 SM dibangun Takshasila, universitas pertama di dunia di tepi sungai Vitasa di bagian Barat Daya anak benua India yang dikunjungi lebih dari 10.500 mahasiswa dari seluruh penjuru dunia termasuk Babylonia, Yunani, Syria, Arabia dan China. Pernahkah Anda berpikir mengapa saat ini Anda dapat menggunakan komputer untuk banyak keperluan, handphone untuk komunikasi jarak jauh, kendaraan untuk bepergian, televisi untuk hiburan, dan segala jenis barang-barang teknologi yang serba canggih? Jawabannya adalah karena ada ilmu matematika, matematika adalah pelajaran yang paling penting, dasar yang paling penting untuk membuat barang teknologi yang Anda gunakan saat ini. Anda harus ingat sesuatu seperti yang saya tulis di atas, Hindu adalah satu-satunya agama yang mengajarkan matematika. Namun, kemajuan teknologi saat ini dikatakan berasal dari peradaban Yunani sekitar 2000 tahun sebelum lahirnya Kristen. Memang, pada saat itu ada banyak ilmuwan Yunani yang penemuannya ilmiah seperti revolusi bumi seperti Aristoteles, Socrates dsb. Namun, siapa yang pernah mengira ada Hindu di balik kemajuan peradaban Yunani pada waktu itu. Seperti contoh, bahasa Inggris berasal dari bahasa latin (Yunani), monk (biarawan, biksu) dalam bahasa Inggris berasal dari kata monos (biarawan) dalam bahasa latin (Yunani), tetapi Anda pasti tidak tahu bahwa kata monos berasal dari kata muni (biksu) dalam bahasa Sansekerta, bahasa paling pertama dalam alam semesta, bahasa yang kami akui sebagai bahasa dari Tuhan Sri Krsna (Ida Sang Hyang Widhi) melalui serulingnya, bahasa yang tidak pernah terpengaruh dari bahasa-bahasa lainnya, bahasa yang mempengaruhi bahasa-bahasa lainnya seperti bahasa latin, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan sebagainya. Islam mengatakan bahasa Arab adalah bahasa Illahi, pertanyaannya adalah, apakah benar bahasa Arab adalah bahasa illahi padahal bahasa ini telah digunakan kaum pagan jauh sebelum Muhammad dan Islam lahir? Itu baru bahasa, bagaimana dengan dewa yang disembah oleh bangsa Yunani pada waktu itu? Salah satu dewanya adalah Ce’sava, ini sangat mengindikasikan adanya pengaruh Hindu. Karena dalam Hindu, nama lain dari Sri Krsna Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah Kesava.
Saya pernah membaca artikel Ali Sina yang berisi kelemahan-kelemahan dari setiap agama. Sati (upacara janda bunuh diri ke bara api) ditulisnya sebagai kelemahan dari Hindu. Ali Sina berkata demikian berarti ia masih menghargai kejahatan islam, tapi saya yakin bukan itu maksudnya. Mengapa saya berkata demikian? Kita semua harus tahu apa itu sati sesungguhnya. Dalam ajaran Hindu, sama sekali tidak ada ajaran sati. Sati hanyalah tradisi masyarakat setempat. Mengapa ada tradisi seperti itu? Itulah kebiadaban Islam. Dulu, di sebuah kerajaan di India, saat penyerangan tentara Islam ke India, ada seorang raja yang kalah dalam memerangi kebiadaban tentara muslim. Akibat kekalahannya, sebelum meninggal ia menyuruh permaisuri dan selir-selirnya untuk bunuh diri ketika sang raja telah meninggal. Sang raja itu tidak mau mati tidak terhormat. Ia tidak ingin setelah mati istri-istrinya menjadi budak seks bagi tentara Islam, ini semua demi kehormatan kerajaannya. Tradisi ini telah meluas dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Islam benar-benar biadab. Saya yakin Anda sekalian tidak tahu tentang yang satu ini. Untuk ingin tahu lebih lanjut nama kerajaannya, nama rajanya, waktu terjadinya, dan sebagainya, Anda bisa mencari di buku-buku seputar Hindu. Masihkah ada kelemahan Hindu? Jika ada, tolong tunjukkan namun cari tahu juga penjelasannya. Mungkin sekian perkenalan dari Hindu, setelah membaca habis tulisan ini Anda mungkin ingin bertanya banyak lagi tentang Hindu. Mari kita lihat, ada apa di balik topeng yang menutupi wajah Kristen.
Wajah Kristen di Balik Topengnya
Agama Kristen ada sejak 2000 tahun silam, pada abad ke-20 Inggris (negara Kristen) menjajah India, di India mereka penjajah Kristen menghancurkan sarana sembahyang umat Hindu sambil menghina bahwa orang-orang Hindu India adalah kaum terbelakang yang hidup dalam kegelapan dan kebodohan, ternyata orang Kristen tidak mau kalah dengan orang Islam. Yesus mengajarkan bahwa hanya dengan menjadi umat Kristen manusia bisa masuk surga, inilah ajaran Kristen yang mendorong umatnya mengkristenkan dunia dengan cara apapun. Kalau Anda bertanya kepada pendeta Kristen yang paling ahli pun, dia pasti tidak mampu menjawab secara spiritual pertnyaan saya berikut: mengapa ada orang yang lahir dalam keadaan miskin, kaya, sehat, sakit, normal, cacat, berkulit putih, berkulit hitam? Dan saat bertambah dewasa, ada orang yang tekun belajar namun tetap tidak bisa pandai, ada yang belajar santai tapi sangat pintar, ada orang yang sudah banting tulang bekerja keras namun hidup tetap kekurangan, ada yang kerja santai tapi begitu kaya raya, ada pula orang yang baik hati tapi tertipu orang lain, ada pula orang yang jelas-jelas selalu berhati-hati namun mengalami kebangkrutan, kecelakaan, dan berbagai hal yang tidak diinginkan, bahkan ada orang yang tekun dan tulus sembahyang namun tetap kesusahan? Hal itu tidak terjadi pada satu agama saja, hal itu terjadi pada semua orang di dunia dari berbagai agama, tidak adil’kan? Islam bilang ada hikmah di balik semua ini. Bukankah ada orang dari lahir sampai mati menderita terus, lalu apa hikmahnya? Islam dan Kristen hanya akan menjawab ini adalah takdir Tuhan. Ini berarti, dalam kaca mata Kristen Tuhan itu tidak adil karena menciptakan manusia berbeda. Inilah kedangkalan ajaran spiritual dalam Kristen. Berbeda dengan Hindu, ada jawaban untuk itu. Dalam Hindu jawabannya adalah ‘punarbhawa (renkarnasi) dan hukum karma’. Kelahiran kita saat ini tergantung kehidupan kita yang lalu, sekarang kita hidup baik karena kehidupan lalu kita berbuat baik, sekarang kita hidup susah karena kehidupan lalu kita berbuat buruk. Jika di kehidupan mendatang Anda ingin hidup baik maka berbuat baiklah dalam kehidupan ini. Inilah ajaran yang kami yakini asli dari Tuhan.
Orang Kristen beribadah seminggu sekali, beribadah pun cuma memohon, memohon, dan memohon. Berbeda dengan umat Hindu yang sembahyang 3 kali sehari. Coba Anda pikir dengan kecerdasan Anda, apa mungkin dosa seminggu bisa terhapus dalam ibadah sehari, seminggu sekali? Bayangkan, seminggu sekali. Inilah yang dijanjikan Yesus. Berbeda dengan ajaran Hindu, hanya dengan yajna (pengorbanan suci) bukan penghapusan dosa tapi keseimbangan hidup yang akan kami dapatkan. Bhagawad Gita 3.10:
“Pada awal ciptaan, Penguasa semua makhluk mengirim generasi-generasi manusia dan dewa, beserta korban-korban suci untuk Wisnu, dan memberkahi mereka dengan bersabda, “Berbahagialah engkau dengan yajna (korban suci) ini sebab pelaksanaannya akan menganugerahkan kepadamu segala sesuatu yang dapat diinginkan untuk hidup secara bahagia dan mencapai pembebasan””
Bandingkan dengan ayat Al-qur’an 7.96 dan Al-qur’an 24.39 ini:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa kepada Allah, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi”.
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”.
Anda lihat, India sebagai tempat yang kami yakini sebagai turunnya Tuhan ke bumi dengan Timur Tengah yang diyakini orang Kristen sebagai tempat turunnya Allah menjadi Yesus. Apa bedanya? Timur Tengah kering kerontang’kan? Pertanyaan saya: Tuhan macam apa yang gak bisa mendatangkan kesuburan? Coba lihat orang Bali dan India, dengan yajna, pada berhala pula, mereka mendapat kesuburan dan keseimbangan alam. Saat dulu Indonesia sedang krisis, cuma Bali yang paling makmur. Apa yang kami amalkan dari Weda, benar-benar bermanfaat. Saya heran, Tuhan macam apa Yesus itu? Saya berpikir Ali Sina lebih mulia daripada-nya. Coba bayangkan, Tuhan macam apa yang menjanjikan penebusan dosa bagi umatnya saja? Memang ada ajaran kebaikan dari Yesus, tapi dalam Kristen yang paling baik adalah mengkristenkan dunia. Bukan berbuat baik. Mengapa Kristen tidak mementingkan umatnya untuk berbuat baik? Karena sejahat apapun orang Kristen, Yesus berjanji memberi penghapusan dosa bagi umatnya. Terus saja berbuat jahat setiap hari, nanti hari Minggu datang ke gereja, hilang deh dosanya. Gampang sekali ya? Pantas saja banyak mafia bilang “apa Minggu kemarin kamu ke gereja?”. Memang benar Yesus mengajarkan kebaikan dan cinta kasih, tapi Anda jangan lupa bahwa Yesus tidak pernah menjelaskan hukuman apa yang akan didapatkan umatnya kalau berbuat jahat. Berbeda dengan agama Hindu dan Islam. Jika agama punya mulut, mereka pasti akan berdialog seperti ini:
Kristen : “Semua umatku akan mendapat keselamatan dan penghapusan dosa”.
Islam : “Semua umatku juga, tapi supaya semua umatku bisa mendapat lebih banyak
kenikmatan surga, umatku harus membunuh umatmu dan semua umat lainnya”.
Hindu : “Aku beda dengan kalian, umatku tidak mencari penebusan dosa padaku, tapi
mereka mencari ajaran untuk tidak melakukan dosa, itulah yang aku berikan pada
umatku”.
Persis seperti kata Mahatma Gandhi saat dipaksa menjadi Kristen, “Bila ini yang dimaksud ajaran Kristen, tidak, bukan ini yang saya cari. Saya tidak mencari penebusan dosa, tetapi agar saya dijauhkan dari perbuatan dosa”. Ayolah saudaraku, Kristen itu sama dengan Islam, orang Kristen seperti orang susah yang mencari makanan (=penebusan dosa) tapi bukan mencari pekerjaan (=ajaran tidak melakukan dosa).
Memandang Hewan
Berbicara tentang kebaikan Yesus, ia mengajarkan untuk memiliki rasa cinta kasih kepada sesama. Jangankan dia, orang tua saya pun seperti itu, bahkan orang tua saya juga menyuruh menyayangi hewan, benda mati pun saya sayangi, apalagi hewan. Saya kutip sloka (ayat) yang menarik ini, saya akan bahas bagaimana cara Hindu dan Kristen memperlakukan binatang, Bhagawad Gita 5.18:
“Para resi (guru kerohanian) yang rendah hati, berdasarkan pengetahuan yang sejati, melihat seorang brahmana (ahli Weda) yang bijaksana dan lemah lembut, seekor sapi, seekor gajah, seekor anjing dan orang yang makan anjing dengan penglihatan yang sama”.
Pertanyaannya, siapa yang mau dikatakan sama dengan binatang? Tapi bukan ini maksud sloka di atas. Maksudnya adalah semua makhluk hidup adalah sama-sama ciptaan Tuhan di mana dalam ajaran Hindu ada percikan dari Tuhan dalam diri setiap makhluk hidup yang disebut atman. Itulah mengapa kami diajarkan untuk memperlakukan binatang dengan baik, bahkan kami menyembahyangi binatang (pray for animal’s soul) agar bentuk kehidupan mendatang dari binatang itu menjadi lebih baik bukan menyembah binatang (not pray to animal). Mengapa kami menyembahyangi binatang? Sekali lagi karena jiwanya adalah percikan dari Kepribadian Tuhan. Sungguh berbeda dengan ajaran Kristen, pada akhir zaman, manusia yang tidak kembali pada Yesus akan masuk pada api neraka bersama dengan binatang. Wah, betapa hinanya binatang di mata Yesus. Orang-orang Kristen benar-benar tidak bisa menghargai ciptaan Tuhan. Sudah senang-senang makan daging hewani malah binatangnya ditakdirkan masuk neraka. Susu kok dibalas air tuba?
Kelemahan Hindukah?
Saya hampir lupa, ada satu hal yang dikatakan sebagai kelemahan Hindu. Yaitu empat kasta, empat penggolongan manusia berdasarkan keturunan, ini adalah bentuk ketidakmanusiawian. Inilah kelicikan Kristen, Hindu mengajarkan Catur Warna (empat warna, empat jenis golongan berdasarkan profesi atau kemampuan dan tidak berdasar keturunan). Empat golongan yang tadinya berdasarkan profesi diubah orang Kristen menjadi Catur Kasta (kasta berasal dari kata caste dari bahasa Portugis), tujuannya tidak lain adalah untuk memecah belah umat Hindu di Bali dan mengkristenkan mereka. Bahkan, di buku-buku pendidikan agama Kristen bukan disebut Catur Kasta, mereka langsung menulis Catur Warna sebagai penggolongan berdasarkan keturunan. Benar-benar licik. Bhagawad Gita 9.32:
“Wahai putra Prtha, orang yang berlindung kepada-Ku, walaupun mereka dilahirkan dalam keadaan rendah, atau wanita, vaisya (pedagang) dan sudra (buruh)-semua dapat mencapai tujuan tertinggi”
Rendah menurut manusia, sederajat menurut Hyang Widhi yang kami akui sebagai Tuhan. OK-lah Kristen tidak mengajarkan kasta, namun ajaran dari kepercayaan ini lebih parah dari kasta, yang bukan umat Kristen termasuk binatang akan masuk neraka semua.
Sains Dilarang!
Kristen juga adalah salah satu agama yang menyatakan bumi ini datar, bahkan Kristen juga menyatakan umur bumi sekitar 4000 tahun, bahkan waktu penciptaannya pun jelas. Inilah kebodohan dari agama ini. Apakah Anda tahu, zaman dulu para ilmuwan disiksa oleh orang Kristen. Mengapa? Karena para ilmuwan menyatakan bumi ini bulat sedangkan penemuan itu bertentangan dengan Injil. Itulah sebabnya mereka disiksa. Begitu juga ilmu sihir, sihir memang benar-benar ada bahkan sekolahnya ada di Eropa. Dulu kegiatan belajar ilmu ini dilarang oleh orang Kristen karena memang ilmu ini bertentangan dari agama Kristen. Namun Anda lihat sekarang, siapa yang memamerkan kehebatan semacam itu? Siapa yang menjadi ilmuwan? Siapa yang mempelajari geografi? Itulah orang-orang Kristen dengan ajarannya yang menjilat ludah sendiri. Dulu di kelas geografi, hati saya selalu mentertawakan guru saya yang mengatakan bumi bulat dan bumi jutaan tahun adanya, dalam hati saya, inilah orang yang menjilat ludah sendiri karena dia adalah guru geografi beragama Kristen. Apakah Anda mau jadi orang yang tidak sadar seperti itu?
Untuk Anda yang tergabung dalam iFF, mungkin sebagian dari Anda mengetahui tentang cerita Ramayana dan Mahabharata. Anda yang tahu mungkin mengatakan itu cerita wayang rakyat Jawa, dongeng agama Hindu. Pengetahuan Anda pasti terbatas di situ. Dalam Hindu, kedua cerita besar itu adalah sejarah, peristiwa yang terjadi di masa lampau. Anda pasti tidak percaya. Tempat kejadian kedua cerita tersebut masih bisa Anda injak sampai sekarang. Di Indonesia, orang Bali tekun sekali membuat kalender selengkap mungkin, kalender itu disebut Kalender Bali. Pembuatan kalender itu diajarkan dalam Jyotisa, ilmu astronomi yang ada dalam Weda kitab suci Hindu. Orang Bali saja, tanpa peralatan canggih, mampu memperhitungkan kapan terjadinya gerhana dan prediksinya pun tepat, ini mengherankan ilmuwan Barat yang susah payah memprediksinya namun dikalahkan oleh orang Hindu yang hanya dibekali kitab kuno, tapi saya tidak heran karena ilmu itu didapatkan dari Tuhan.
Bukan sekedar itu, seperti yang sudah saya bilang Hindu adalah agama satu-satunya yang mengajarkan sains dan matematika. Siapa bilang matematika ciptaan manusia. Ingat universitas pertama di dunia. Saat ini, para ilmuwan Barat merasa malu atas penemuannya yang semapt membuatnya bangga. Mengapa? Karena penemuan itu sudah tertulis jelas dalam Weda. Saya ambil saja beberapa contoh:
\ Padma Purana : “Terdapat 900.000 jenis kehidupan dalam air (aquatic species); 2.000.000 jenis kehidupan alam bentuk tumbuhan dan pepohonan; 1.100.000 jenis kehidupan serangga; 1.000.000 jenis kehidupan bentuk burung; 3.000.000 jenis kehidupan binatang buas, dan 400.000 jenis manusia”. (bukan berarti bentuk manusia ada 400.000, namun jenisnya ditentukan oleh tingkat kesadaran rohani, filsafat dan pengetahuan).
\ Atharva Weda bab III.13.5 yang menyebutkan “Agnisomau bibhratiapa it tah” artinya air terdiri atas Oksigen dan Hidrogen.
\ Yayur Weda bab XVIII.40 mengatakan “Susumnah suryarasmiscandrama susumnah” artinya sinar matahari yang disebut susumna menerangi bulan.
\ Atharva Weda bab VII.107.1 menyebutkan “ Ava divas tarayanti, sapta suryasya rasmayah” artinya matahari memiliki tujuh jenis sinar, mereka adalah sumber hujan. (kontroversi pembentuk pelangi dijawab oleh Weda).
\ Sama Weda juga disebutkan “ Tam it samanam vaninas ca virudhoantarvatis ca suvate ca vivaha” Tumbuh-tumbuhan menghasilkan udara vital yang disebut samana (Oksigen) secara teratur.
\ Dalam Reg Weda VIII.72.16 disebutkan “Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih” artinya tumbuh-tumbuhan menyerap tenaga yang merupakan makanan bergisi dari matahari.
\ Rgveda bab II.72.4 disebutkan “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat jauh sebelum moyang dari Einstein lahir. Jadi siapa yang lebih hebat, Einstein apa Weda?
\ Masih banyak lagi sumbangan Hindu terhadap iptek dan teknologi seperti pi (p = 3,14), teori pitagoras, geometri (gyaamiti dalam bahasa Sanskerta), arabic number 100% asli dari Hindu, sistem desimal, gravitasi yang pernah membanggakan Sir Isaac Newton, revolusi bumi (1500 tahun sebelum kalender Julius Caesar, orang Hindu memperhitungkan sekali revolusi bumi butuh waktu 365,25875684 beda 0,00085 hari dengan tahun Masehi, kalau Anda teliti dengan tahun Masehi pada pukul 6 pagi sekarang berbeda dengan 6 pagi bertahun yang lalu). Ditambah lagi dengan ilmu bedah dan pengobatan serta ilmu logika (analogi, silogisme dan sebagainya).
Berbicara tentang Tuhan, memang Enstein tidak punya jawaban untuk itu. Tapi, pertanyaan apa yang tidak bisa dijawab Weda. Albert Enstein pernah berbicara tentang Tuhan dengan orang Hindu, ia begitu terkesan dengan kitab suci Bhagawad Gita. Semua pertanyaannya telah terjawab oleh Bhagawad Gita dan Anda tidak tahu ini. Memang ia belum mengakui ketuhanan Hindu sepenuhnya, namun ia puas dengan jawaban akan Tuhan dari Bhagawad Gita. Anda tidak tahu ada banyak dosen-dosen, pemikir-pemikir dan ilmuwan Barat menjadi Hindu. Semua karena ajaran Hindu yang ilmiah. Adakah sarjana Barat yang mengakui keilmiahan Weda? Banyak beberapa diantaranya: Gerald Heard mengatakan: “Wedanta sangat ilmiah tentang hukum-hukum yang mengatur alam semesta”. Demikian juga Dr. Kenneth Walker yang menyanjung kebijaksanaan Weda dan mengatakan: “Wedanta merupakan suatu usaha untuk meringkas seluruh pengetahuan manusia dan membuat manfaat seluruh pengalaman manusia. Pada suatu saat ia adalah agama, pada saat lainnya filsafat dan saat lainnya lagi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain 3 pilar ilmu pengetahuan dunia, terdapat di dalam kitab suci Hindu (Weda) yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi”.
14 tahun Yesus dan Hasil Tiruannya
Saya yakin sekali, Anda belum pernah mendengar 14 tahun masa hidup Yesus yang tidak diketahui. Anda benar-benar tidak boleh membantah fakta ini. Yesus selama itu pergi ke India. Apa yang dilakukannya? Bertapa-beryoga. Dan ini adalah satu-satunya hal yang diajarkan oleh agama Hindu. Bayangkan, Tuhan Kristen belajar agama Hindu? Lelucon terhebat sepanjang masa. Di India, orang yang menjalankan pertapaan dan yoga disebut sebagai Yogi. Dalam pertapaan mereka akan hidup sangat sederhana. Para Yogi senior, akan memiliki banyak kemampuan di luar nalar. Seperti, menghentikan gerakan alam (longsor), menghilang, meninggal dan kemudian hidup kembali, menyembuhkan orang, dan kemampuan-kemampuan lain seperti sihir/sulap dan masih ada para Yogi sampai sekarang ini. Inilah yang menjadi kehebatan Yesus, pada waktu itu ia hidup sederhana di India, bertapa, menggunakan jubah seperti yang para Yogi setempat gunakan. Jadi, inilah rahasia di balik keajaiban-keajaiban yang dilakukan Yesus. Dari sekian kehebatan Yesus, masih banyak para Yogi yang lebih hebat daripada dia. Pertanyaannya, apakah mungkin manusia lebih hebat daripada Tuhan?
Suatu ketika, saya buka internet dan membaca percakapan antara orang Kristen dan orang Islam, “kalau orang Hindu bilang Tuhannya dengan kata ‘OM’, berarti hubungannya antara keponakan dan paman”, saya tertawa membacanya, bukan marah. Tulisan sebenarnya adalah ‘AUM’ tapi dapat dibaca ‘OM’. Kata ini bukan sekedar bermakna hubungan antara paman dan keponakan atau ayah dan anak, namun singkatnya adalah hubungan antara Tuhan, alam semesta dan makhluk hidup. Sebenarnya kata ‘OM’ sangatlah dalam maknanya, oleh karena itulah diambil oleh Yesus namun sedikit diubah menjadi ‘AMIN’ dan saya yakin tentu hal ini tidak Anda ketahui. Jadi, selama ini orang Kristen dan Islam yang sehabis doa yang diakhri ucapan ‘AMIN’ adalah orang-orang yang menggunakan istilah hasil curian. Masihkah Anda punya muka untuk itu?
Dalam ajaran Hindu, Sri Krsna yang kami yakini sebagai Tuhan memiliki sebuah seruling, saat Beliau meniupkannya, Dewa Brahma (makhluk pertama ciptaan Tuhan) mendengar irama serulingnya sebagai mantra-mantra (ucapan-ucapan penyucian pikiran) yang kemudian ditulis menjadi Weda, saat Dewa Brahma ingin menyuarakan ulang irama seruling itu, Dewa Brahma hanya bisa mengucapkan ‘OM’. Berbicara tentang Krsna, saat beliau turun ke bumi pada lebih dari 5000 tahun yang lalu, beliau berkegiatan sebagai pengembala sapi yang berseruling. Bandingkan dengan Yesus si pengembala domba, perhatikan, bukankah hal ini mengindikasikan bahwa Yesus begitu mengagumi Krsna sampai-sampai Yesus melakukan hal yang sama? Bukan sekedar kegiatan, nama pun ditiru yakni Krsna menjadi Kristus. Kalau boleh, saya ingin sekali memberi predikat pada hal ini sebagai pencontekan terhebat di dunia. Bahkan, saat ini Anda bisa menemukan universitas Kristen bernama Univ. Krisna atau partai Kristen bernama Partai Krisna, bahkan pernah ada yayasan Kristen bernama Yayasan Swastyastu, tidak lain tujuannya adalah untuk memancing orang Hindu masuk ke organisasi yang itu, kemudian di sana orang Kristen akan mempengaruhi orang Hindu dengan mengatakan hal yang baik-baik tentang Kristen.
Agama yang Kesiangan
Saya yakin Anda sekalian tahu agama Hindu membuat umatnya selalu damai seperti di Bali. Pernahkah Anda bertanya, jelas-jelas sudah ada agama pertama yang menciptakan kebaikan dan kedamaian di dunia tapi mengapa ada agama lain yang mengaku pembawa kedamaian dan keselamatan bermunculan? Saya ibaratkan, Hindu, seperti sinar matahari (agama pertama). Kristen, seperti menyalakan lampu jalan di siang hari (agama kesiangan). Islam, seperti menyalakan senter pada siang hari di bawah lampu jalan yang menyala (agama gila). Semoga Anda mau membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Pengalaman Saya
Saya ingin sedikit menceritakan pengalaman saya. Saya senang sekali mendalami agama sejak masih kecil hingga suatu ketika saya menemukan sebuah ayat suci yang begitu membahagiakan saya. Pada waktu itu, saya merasa pertanyaan saya terjawab oleh kitab suci Hindu. Jawaban yang saya dapatkan waktu itu adalah, “semua agama sama”. Mengapa ada jawaban seperti itu? Karena sekali lagi saya menemukannya dalam Weda (Bhagawad Gita 4.11) yang berbunyi seperti ini:
“Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, Aku menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan diri itu. Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai putra Prtha”
Tadi saya begitu membenci agama lain, sekarang saya mengutip ayat suci ini. Saya akui dulu saya pernah memiliki keyakinan bahwa semua agama itu sama. Namun, ITU ADALAH KESALAHAN TERBESAR DALAM HIDUP SAYA. Ternyata, setelah membaca penjelasan ayat suci tersebut di kemudian hari, Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, jalan yang dimaksud bukanlah berarti semua agama. Karena dalam agama Hindu diajarkan ada empat jalan untuk menuju Tuhan yang disebut Catur Marga Yoga (four ways to reach God) di antaranya: Karma Yoga (didasarkan pada perbuatan yang berlandaskan dharma(kebaikan) dengan mengingat Krsna), Jnana Yoga (didasarkan pada ilmu pengetahuan), Bhakti Yoga (didasarkan pada ketekunan dalam melakukan sujud bhakti pada Krsna), dan terakhir Raja Yoga (didasarkan pada kebathinan(jalan tersulit)), jadi inilah yang dimaksud dengan semua jalan. Selain saya, ada juga banyak orang Hindu yang mengatakan “semua agama sama” dengan berdasarkan pada ayat suci itu. Tapi kini Anda tahu, bukan itu maksud ayat suci tersebut.
Saya punya pertanyaan, pernahkan Anda menyaksikan film Barat yang berjudul Constantine? Mungkin sebagian dari Anda pernah. Apakah Anda tahu maksud film itu? Ya, film itu menyindir agama Kristen. Singkatnya cerita itu bahwa ada seorang gadis yang sangat taat dan sangat beriman pada agama Kristen dan seorang pendeta yang pastinya juga taat dibunuh oleh iblis yang diperintahkan oleh malaikat Gabriel (Jibril dalam Islam). Iblis-iblis itu hanya membunuh orang-orang yang taat pada agama Kristen, megapa iblis-iblis itu tidak membunuh orang-orang yang tidak taat agama Kristen? Diceritakan malaikat Gabriel sangat membenci orang-orang yang beriman pada Kristen karena dalam benaknya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang munafik yang merasa dosanya terhapuskan setiap ke gereja seminggu sekali. Inilah yang dibenci oleh malaikat Gabriel. Namun, saya merasa ada yang kurang dari film itu. Mengapa malaikat Gabriel menyalahkan dengan membunuh manusia yang munafik itu? Bukankah Yesus yang mengajarkan mereka seperti itu? Jadi, Yesus’kan yang pantas disalahkan? Apa buktinya Allah Bapa menghapus dosa umat Kristennya? Yesus hanya janji-janji palsu. Film itu benar-benar menarik bagi saya. Saat adegan memperlihatkan mata tombak keramat (yang digunakan untuk menusuk Yesus di salib) dalam film yang menyindir agama Kristen itu, film itu sempat memperlihatkan sebuah gelas yang bergambar Sri Krsna yang sedang memainkan seruling di dekat lembunya. Apa maksudnya? Saya juga kurang mengerti, mungkin mereka mengagumi keagungan Krsna. Agama Kristen benar-benar jauh dari kesadaran rohani, menyimpang dari kenyataan, menyimpang dari kebathinan dan menyimpang pula dari ilmu pengetahuan (sains).
Apa Maksud Judul Artikel Ini?
Hindu adalah Obat yang Pahit, di sini saya hanya ingin mengibaratkan agama Hindu sebagai sebuah obat yang pahit. Apa maksudnya? Saya mengibaratkan sumber masalah sebagai manisan/permen, kehidupan sebagai suatu penyakit, kebahagiaan rohani sebagai kesembuhan, dan agama Hindu sebagai obat yang pahit. Awalnya Anda suka memakan manisan yang banyak, ketika Anda tidak menyadarinya ternyata kini Anda dalam keadaan sakit akibat kadar gula berlebih, Anda cenderung tidak suka minum obat yang pahit, tapi jika Anda minum obat yang pahit tersebut maka Anda akan mendapat kesembuhan. Warga dunia harus melewati kehidupan yang dipenuhi dengan banyak pengaruh ini, permen pada awalnya memang manis, sama seperti kenikmatan duniawi dan kepercayaan yang pelaksanaanya mudah dilakukan tanpa perlu melakukan pengorbanan seperti yajna agama-agama non-Hindu, namun di zaman Kali (zaman kemerosotan moral) ini agama Hindu sulit diterima sebagai pedoman hidup sama seperti obat yang pahit, namun sesungguhnya Hindu akan memberikan kebahagiaan rohani bagi dunia seperti sebuah kesembuhan dari suatu penyakit. Jika tidak percaya, lihatlah KENYATAAN.
Saya yakin, jika ada orang Hindu membaca tulisan ini kemungkinan saja mereka tidak suka. Mungkin mereka merasa saya terlalu menonjolkan agama Hindu dan juga merendahkan agama lain. Tapi tujuan saya sebenarnya hanyalah ingin menunjukkan kebenaran. Salahkah jika saya menunjukkan kebenaran ini? Mengapa saya haus akan kebenaran? Karena inilah ajaran agama saya. Mengapa orang Islam dan Kristen merasa tersinggung dengan artikel-artikel di internet yang memojokkan agama mereka? Karena Islam dan Kristen tidak mengajarkan untuk mencari kebenaran tertinggi. Menipu dan tertipu. Untuk Anda yang Hindu jika membaca tulisan ini, saya berharap Anda semakin teguh menjadi Hindu dan semakin teguh untuk beryajna. Karena jika Anda meninggalkan Hindu, itu berarti Anda menjauhkan diri dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan juga akan meninggalkan yajna. Meninggalkan yajna berarti tidak tahu balas budhi pada Tuhan. Tidak tahu balas budhi pada Tuhan, maka akan mendapat karma yang buruk. Semoga hati semua orang menuju kebaikan.