Qur'an, Muhammad, Pedophilia & Hiprokisitas Penentangnya

Muhammad dan istri2nya, pedofilia dan kehidupan seksual nabi
User avatar
faiz
Posts: 114
Joined: Thu Aug 24, 2006 4:35 am
Contact:

Post by faiz »

apa lu kira mayoritas cendekiawan tidak menggunakan argumentasi ketika mengambil keputusan itu? dan hanya si muslim faiz yang pintar sekali menggunakan argumentasi sedangkan jumhoor al-Qaadee 'Iyaad hanyalah sekelompok old farts muslim yang menggunakan dengkulnya dalam mengambil keputusan?
kan sudah saya bilang dalam kondisi tertentu bisa jadi seorang ulama belum mendapat hadits yang berkaitan dalam suatu masalah, dan ulama selanjutnya yang mendapatkan hadits yang berkaitan tentang itu mengkoreksi pendapat tersebut, jadi bukan masalah dengkul atau bukan dengkul, tapi yang menjadi urusan dengkul adalah orang yang mempertahankan 1+1=8, dengan alasan orang itu seorang profesor, yang musti diikuti setiap omongannya, dalam dalam kamus ijtihad Islam tidak dikenal istilah seperti itu.

buat apa memaki penulis buku itu. ente saja yang salah argument. yang dimasalahkan sekarang adalah berapa usia Aisha pada saat DISETUBUHI muhammad, bukan usianya pada saat PERANG KHAYBAR atau perang TABUK.

jika ingin memasalahkan umur 18 sudah puber belum, silahkan buktikan umur aisha saat disetubuhi adalah 18 tahun! dan tak usah TERUS MENERUS COPY PASTE, pake otak dan argument anda sendiri , yang sepertinya tidak anda miliki!
Lah masih gak nyambung juga, siapa yang bilang nabi baru berkumpul dengan aisyah pada usia 18 tahun, coba cari tulisan saya yang mengklaim seperti itu ???.

Faktanya walaupun aisyah sudah berkumpul dengan nabi pada usia 9 tahun, bukan berarti nabi berkumpul dengan anak yang belum baligh/puber, karena ilmu medis sendiri menyatakan sangat mungkin anak yang berusia 9 tahun memasuki masa puber, kalau hal ini terjadi maka dia bukan anak-anak lagi akan tetapi wanita dewasa.

Jadi masih mau bilang umur 9 tahun tidak mungkin seorang wanita menjadi dewasa ???, seperti saya bilang mending ente maki-maki tuh penulis dan pakar-pakar medis yang linknye gw kasih ok.
duhhhh!!!!
makin membuktikan bahwa si muslim faiz cuma bisa copy paste dan tidak bisa berpikir!
emangnya muhammad dituduh pedophile karena menyetubuhi bininya TUJUH TAHUN SETELAH PERKAWINAN??? pake otak donk, jangan dengkul dan photo copy machine mulu!!!!
yang dimasalahkan adalah UMUR BININYA ketika disetubuhi pada tahun pernikahan alias TAHUN PERTAMA HIJRAH.

Jika spet anda bilang umur aisah 15-18 tahun pada saat perang tabuk atau perang khaibar (7 tahun setelah hijrah) , maka umurnya pada saat disetubuhi pada TAHUN PERTAMA HIJRAH adlaah 15 - 7 = 8.

gitu saja susah dimengerti si muslim faiz rupanya!!!!!
mas yang pinter, rumusnya bukan 15-7 tahun = 8 tahun mas, tapi 9 tahun saat satu hijriah + 6 tahun lagi (7 hijriah - 1 hijriah), lah hadits-hadits yang mas copy diataskan bilang aisyah berusia 9 tahun waktu dinikahi, kok jadi berubah 8 tahun sih, gak konsisten amat, mending mas belajar banyak matematika sebelum nentuin rumus, soalnya rumus yang mas pake itu rumus matematika anak sd, yang tidak pas kalau dibawa kesuatu objek yang membutuhkan kapabilitas seseorang yang sudah lulus smu dalam menganalisis suatu masalah sebelum menciptakan suatu rumusan.
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

faiz wrote: kan sudah saya bilang dalam kondisi tertentu bisa jadi seorang ulama belum mendapat hadits yang berkaitan dalam suatu masalah, dan ulama selanjutnya yang mendapatkan hadits yang berkaitan tentang itu mengkoreksi pendapat tersebut, jadi bukan masalah dengkul atau bukan dengkul, tapi yang menjadi urusan dengkul adalah orang yang mempertahankan 1+1=8, dengan alasan orang itu seorang profesor, yang musti diikuti setiap omongannya, dalam dalam kamus ijtihad Islam tidak dikenal istilah seperti itu.
dan apa dasar muslim faiz menuduh mayoritas kadi belum melalui proses itu? apakah karena mereka tidaklah sepintar muslim faiz, sehingga tidak ada satupun yang mampu menyelesaikan masalah dan mendapatkan hadist lain yang dapat mengubah pendapat mereka dan hanya muslim faiz yang mampu sehingga muslim faiz pun bisa dengan bangga dan tegas mengatakan KEPUTUSAN MAYORITAS PARA KADI TIDAK BENAR?
faiz wrote: Lah masih gak nyambung juga, siapa yang bilang nabi baru berkumpul dengan aisyah pada usia 18 tahun, coba cari tulisan saya yang mengklaim seperti itu ???
lantas mengapa engkau si muslim faiz mempertanyakan ini?
menurut mas jadi umur 18 tahun wanita belum puber ?????, mending ente maki-maki aje penulis buku ini
kan sudah tahu muhammad dituduh pedophile karena mensenggami aisha pada saat dia berumur hanya 9 tahun. lu sendiri yang KAGAK NYAMBUNG! sono tuh cuci muka, gosok bokongmu dengan batu jumlah ganjil dan buktikan aisha (not any modern-age western girls who grow up eating nutritious western food), pada waktu disenggamai nabimu pada umur 9 tahun sudah mendapat haid.

ditunggu ya! dulu ada muslim yang mengaku punya bukti itu, tetapi rupanya hanyalah copy paste klaim keadaan umum yang tak ada hubungannya dengan aisha. so don't make the same mistake, muslim.
User avatar
faiz
Posts: 114
Joined: Thu Aug 24, 2006 4:35 am
Contact:

Post by faiz »

sory mas referensi lawan referensi bukan lewat adu mulut, silahakn berdebat dengan cara yang baik, ok.

saya tidak akan menanggapi tulisan yang hanya main klaim tanpa menyertakan referensi.
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

Kepada moderator, sepertinya si muslim faiz sudah tidak mampu berdebat. tolong kunci saja thread ini daripada diisi dengan copy paste dan argument tak berdasar.

Gua summarise thread ini:
1. Muhammad dituduh para kafirun sebagai pedophile karena dia "menyetubuhi istrinya pada saat istrinya berumur 9 tahun".
2. Tuduhan itu didukung oleh berbagai hadist sahih yang diriwayatkan secara langsung oleh yang bersangkutan, bini bernama Aisha, bahwa dia memang disetubuhi pada umur 9 tahun.
3. Muslim faiz dalam argument nya di thread ini mendukung fakta tersebut, tetapi berkeras mengatakan bahwa walaupun berusia 9 tahun, pada saat itu aisha sudah akil balig.
4. Muslim faiz tidak mampu menghadirkan bukti-bukti dari pihak ISLAM sendiri yang menyatakan Aisha pada umur 9 tahun sudah akil balig.
5. Maka, tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan karena muslim faiz setuju muhammad menyetubuhi anak berumur 9 tahun, yang dengan sendirinya mendukung tuduhan bahwa muhammad adalah seorang pedophile.

Case Closed!
__________________________
ISLAMIC PEARLS OF WISDOM
mungkin diubah, dipotong atau tidak diapa apain sama sekalicuma yang menyampaikan kan non muslim yang anti Islam jadi untuk amannya ya aku bilang palsu (Mualaf, 2006)
Bagi saya lebih baik berbohong untuk menegakkan Islam daripada membuat Muslim jadi Murtadz.... (warded, 2006)

Contoh ketauhidan dalam Islam: GOSOK GIGI. (Mualaf, 2006)
Muslim masih setia terus sama allahnya biar DITIPUIN juga.(SiBodoh,2006)
Membagi istri kepada sahabat menunjukkan akhlak mulia, kemurnian solidaritas yang tinggi, kemuliaan budi pekerti (kong na'if, 2006)
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Walah-walah mas-mas, koq pada ngotot tapi nggak tahu ujungnya?

Buat Faiz, anda akan sedikit saya bantu, mungkin link dibawah sedikit berguna:

Saya punya dua tautan yg berbicara soal ini:

1. http://swaramuslim.net/ISLAM/more.php?id=5291_0_4_0_M

2. http://www.answering-christianity.com/s ... i_sina.htm , ada juga keterangan didalamya..

So, jika anda sekalian nggak tahu kejelasannya, jangan memastikan kesimpulan pribadi, but berasumsi boleh...
Last edited by moslem on Sun Nov 05, 2006 1:00 pm, edited 1 time in total.
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

say juga punya banyak link link:

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... c.php?t=53
http://www.faithfreedom.org/forum/viewt ... 97&start=0

untuk membela nabimu dan menyanggah tuduhan nabimu seorang penjahat kelamin pedophile, buktikan saja bahwa AISHA PADA SAAT DISETUBUHI SEWAKTU BERUMUR 9 TAHUN SUDAH AKIL BALIG. itu saja kok. simple....dan ternyata muslim sudah berabad-abad tidak mampu melakukannya, dan akhirnya terpecah-pecah menjadi:

1. yang menolak bahwa aisha berumur 9 tahun, bahkan mengada-ngada tanpa bukti bahwa dia mungkin sudah berumur 18 tahun :D ini kelompok yang sadar betapa salahnya menyetubuhi anak berumur 9 tahun, dan malu mengakui nabinya memang biadab.

2. yang menerima aisha berumur 9 tahun, tetapi berkeras dia sudah akil balig saat itu, tapi tak mampu mengajukan BUKTI dari SUMBER ISLAM SENDIRI. kelompok ini termasuk si faiz.

Tak ada gunanya berdebat kalau selalu mengelak dan tak mampu menjawab pertanyaan yang gampang itu. Mana buktinya dari sumber sejarah islam sendiri bahwa aisha, pada umur 9 tahun, sudah akil balig?

Dengan ini saya himbau kepada rekan-rekan non muslim lainnya juga, untuk TIDAK MENGHIRAUKAN postingan selanjutnya dari muslim yang mencoba membela kebejadan nabinya jika mereka masih TIDAK MAMPU MEMBERI BUKTI BAHWA AISHA SUDAH AKIL BALIG PADA SAAT DISETUBUHI MUHAMMAD. itu inti dari tuduhan pedophilia yang dibahas dalam thread ini. dan jika muslim selalu mengelak menjawabnya, maka thread ini sudah tidak berfungsi lagi.

__________________________
ISLAMIC PEARLS OF WISDOM
mungkin diubah, dipotong atau tidak diapa apain sama sekalicuma yang menyampaikan kan non muslim yang anti Islam jadi untuk amannya ya aku bilang palsu (Mualaf, 2006)
Bagi saya lebih baik berbohong untuk menegakkan Islam daripada membuat Muslim jadi Murtadz.... (warded, 2006)

Contoh ketauhidan dalam Islam: GOSOK GIGI. (Mualaf, 2006)
Muslim masih setia terus sama allahnya biar DITIPUIN juga.(SiBodoh,2006)
Membagi istri kepada sahabat menunjukkan akhlak mulia, kemurnian solidaritas yang tinggi, kemuliaan budi pekerti (kong na'if, 2006)
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

bukti-bukti, bukti apa? Kalau masih relatif dan bisa dikupas/dikonfrontir oleh beberapa referensi itu bukan bukti namanya... bukti itu adalah misal hitam adalah hitam itu sendiri, merah adalah merah itu sendiri. Anda dan saya masing-2 punya link, so maka hal ini masih relatif bukan absolut. Don't be naive people, man!!
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

Bukti apa? emang ini thread tentang apa? siapa yang peduli link link lu yang nggak mampu memberi bukti bahwa aisha, waktu disetubuhi nabi lu, sudah menstruasi!

Gua summarise thread ini:
1. Muhammad dituduh para kafirun sebagai pedophile karena dia "menyetubuhi istrinya pada saat istrinya berumur 9 tahun".
2. Tuduhan itu didukung oleh berbagai hadist sahih yang diriwayatkan secara langsung oleh yang bersangkutan, bini bernama Aisha, bahwa dia memang disetubuhi pada umur 9 tahun.
3. Muslim faiz dalam argument nya di thread ini mendukung fakta tersebut, tetapi berkeras mengatakan bahwa walaupun berusia 9 tahun, pada saat itu aisha sudah akil balig.
4. Muslim faiz tidak mampu menghadirkan bukti-bukti dari pihak ISLAM sendiri yang menyatakan Aisha pada umur 9 tahun sudah akil balig.
5. Maka, tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan karena muslim faiz setuju muhammad menyetubuhi anak berumur 9 tahun, yang dengan sendirinya mendukung tuduhan bahwa muhammad adalah seorang pedophile.

Case Closed!
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Thread ini tidak membuktikan apa-apa. Itu kan argumen anda dan si Faiz. Kenapa anda merelatifkan sumber lain? Jangan egois. Kalau anda mo minta bukti, jangan pada si Faiz, tapi misal ke pak Quraish Shihab, Yusuf Qardhawi, etc.
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

Jangan minta bukti pada si faiz? Memang siapa yang mulai thread ini? Pak Quraish Shihab etc?

Forum ini bukan tempat main-main, dan tempat berdiskusi yg bisa hit and run.

Jangan berargumen tanpa back up referensinya. Dan jangan hanya mengcopy paste suatu artikel saja.

__________________________
ISLAMIC PEARLS OF WISDOM
mungkin diubah, dipotong atau tidak diapa apain sama sekalicuma yang menyampaikan kan non muslim yang anti Islam jadi untuk amannya ya aku bilang palsu (Mualaf, 2006)
Bagi saya lebih baik berbohong untuk menegakkan Islam daripada membuat Muslim jadi Murtadz.... (warded, 2006)

Contoh ketauhidan dalam Islam: GOSOK GIGI. (Mualaf, 2006)
Muslim masih setia terus sama allahnya biar DITIPUIN juga.(SiBodoh,2006)
Membagi istri kepada sahabat menunjukkan akhlak mulia, kemurnian solidaritas yang tinggi, kemuliaan budi pekerti (kong na'if, 2006)
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Saya khan udah bilang, di tautan http://www.answering-christianity.com/s ... i_sina.htm itu ada keterangan berikut tautan-tautan yang berkaitan termasuk membahas menstruasi-menstruasi segala, budaya-2. Kenapa anda tidak menggunakan pemikiran anda untuk mengakses link tsb. Silahkan akses semua linknya. Rupanya anda terjebak dengan cara berpikir literal (one way) seperti teman-teman anda yang lain misal, maaf saya nggak berani sebut nama entar dia tersinggung lagi. Padahal seorang dewasa macam anda seharusnya melihat persoalan secara luas. Coba anda lihat bagaimana perluasan pikiran terjadi di thread tentang perbudakan yang diautori oleh si Faiz.
User avatar
Rezhander
Posts: 988
Joined: Thu Apr 20, 2006 7:10 pm
Location: Dimanmanhathatsen

Post by Rezhander »

Topic ini kembali dibuka. Silahkan lanjutkan perdebatan. Akan tetapi kalau topic ini tidak menyimpulkan apa dan hanya mengulang pembahasan di topic: http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... c.php?t=53

Topic ini akan dikunci permanently.


Cheers :P
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Ok, setelah saya ada waktu browsing kepada link yang telah saya sajikan sendiri diatas, yang anda mungkin nggak mau lihat tsb, maka akar polemik ini sebenarnya terletak pada pengambilan sudut pandang pada kondisi sosial/realitas budaya masyarakat saat itu dengan sudut pandang masyarakat sekarang. Mari kita simak quote berikut:
Sami Zaatari said:
The prophet Muhammad is not a paedophile, never was one. It is just you who likes to attack history with a modern approach. It is only in last few decades that people began marrying at an older age; Sina thinks that throughout humanity people have been getting married at an older age, he seems to think people weren’t married off at a young age through out history. Well it did happen, in Asia, Europe, America, all over the world. What will Sina say now, has all of history been a paedophile?
http://www.answering-christianity.com/aisha.htm
http://www.answering-christianity.com/gypsy_girl.htm
http://www.answering-christianity.com/thai_girl.htm
http://www.answering-christianity.com/a ... e_prophets
http://www.answering-christianity.com/a ... m#mary_age
http://www.answering-christianity.com/a ... a_bin_zaid
http://www.answering-christianity.com/a ... rn_culture
http://www.answering-christianity.com/a ... er_parents
http://www.bismikaallahuma.org/Polemics/aishah.htm
http://www.islamic-awareness.org/Polemics/aishah.html
Titik pandang disini adalah dimana bias-bias kultur yang mempengaruhi suatu kejadian banyak diabaikan orang, dimana pengambilan persepsi antara kultur modern dengan kultur masyarakat dahulu adalah tidak sama dan itulah sebenarnya poin kuncinya.

Pada posting-posting lain sebelumnya, saya seringkali menyinggung hal ini yaitu agar netters berusaha memperhatikan konteks/latar belakang masalah dalam memahami pergerakan suatu tata nilai (values arrangement). Pemahaman seperti ini sudah saya coba sajikan misalnya di ruang bedah Islam dengan topik: Islam Melarang Majikan Menzinahi Budaknya dan Islam Adalah Jalan Yang Lurus. So, kesimpulan thread disini adalah dapat saya uraikan dalam 3 contoh kasus saja seperti dibawah:

Bentuk-2 perkawinan/kejadian dipengaruhi oleh masanya:

- Pada waktu jaman nabi Adam, bentuk perkawinan adalah kawin silang, yaitu setiap melahirkan, siti Hawa adalah melahirkan anak kembar 1 laki 1 perempuan. Jika anak-anak kembar ini telah dewasa, maka yang laki pertama dikawinkan dengan yang perempuan saudaranya yang lahir belakangan, dan yang perempuan pertama dikawinkan dengan saudara lakinya yang belakangan. Mengapa seperti itu? Karena kondisi saat itu seperti itu (masih sedikit orang). Dan perkawinan seperti ini adalah menjadi adat pada waktu itu dan bukanlah sesuatu yang ditabuhkan (dan sekarang dilarang bahkan oleh Quran karena termasuk incest). Yang jadi penekanan disini, jika orang tidak memahami konteksnya, maka orang akan mati-matian (literal) menyatakan bahwa hal ini suatu incest. Maka, para criticist hendaklah melihat/menyesuaikan sentuhan konteks masanya... Bentuk-bentuk kerelatifan seperti inilah yang seringkali dilupakan orang dengan menuduh Allah SWT tidak konsisten pada hukumnya/ucapannya..

- Perkawinan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar adalah pada usia beliau yang masuk kategori uzur (manula) bagi orang sekarang, padahal umur hidup beliau kalau nggak salah saat itu adalah 85 tahun. Yang menjadi penekanan saya disini, jika orang tidak dapat memahami konteksnya, maka orang sekarang akan menyebut beliau secara literal tidak tahu diri karena udah uzur koq masih mau nikah lagi. But ternyata konteks saat itu adalah memungkinkan. Maka, para criticist hendaklah melihat/menyesuaikan sentuhan konteks masanya..

- Perkawinan Nabi Muhammad dengan Siti Aisyah adalah dipengaruhi oleh adat/kebiasaan saat itu yang memungkinkan perkawinan semacam ini dapat dilangsungkan. Tentang hal ini sudah dijabarkan misal dalam situs: http://www.islamic-awareness.org/Polemics/aishah.html, yang mana tautan ini saya ambil dari situs http://www.answering-christianity.com/s ... i_sina.htm seperti yang sudah saya sarankan kepada curious untuk melihatnya (ini contoh saja, masih ada beberapa tautan lain didalamnya yang berhubungan). Maka, para criticist hendaklah melihat/menyesuaikan sentuhan konteks masanya..

Sekali lagi lihat salah satu link yaitu http://www.islamic-awareness.org/Polemics/aishah.html untuk memperoleh suatu kesimpulan. So, once again the actual fact is revealed....
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

moslem wrote: - Pada waktu jaman nabi Adam, bentuk perkawinan adalah kawin silang, yaitu setiap melahirkan, siti Hawa adalah melahirkan anak kembar 1 laki 1 perempuan. Jika anak-anak kembar ini telah dewasa, maka yang laki pertama dikawinkan dengan yang perempuan saudaranya yang lahir belakangan, dan yang perempuan pertama dikawinkan dengan saudara lakinya yang belakangan.
apa bukti pendukung argument ini?
moslem wrote: Perkawinan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar adalah pada usia beliau yang masuk kategori uzur (manula) bagi orang sekarang, padahal umur hidup beliau kalau nggak salah saat itu adalah 85 tahun. Yang menjadi penekanan saya disini, jika orang tidak dapat memahami konteksnya, maka orang sekarang akan menyebut beliau secara literal tidak tahu diri karena udah uzur koq masih mau nikah lagi. But ternyata konteks saat itu adalah memungkinkan. Maka, para criticist hendaklah melihat/menyesuaikan sentuhan konteks masanya..
Dan umur berapakah ibrahim ketika dia meninggal? umur berapakah muhammad ketika dia meninggal? tahukah anda menurut kitab Genesis (Kejadian) Adam meninggal pada usia 930 tahun, Abraham meninggal pada usia175 tahun? jangan samakan "umur" yang ditulis dalam kitab-kitab perjanjian lama dengan "umur" manusia spt kita sekarang.
moslem wrote: - Perkawinan Nabi Muhammad dengan Siti Aisyah adalah dipengaruhi oleh adat/kebiasaan saat itu yang memungkinkan perkawinan semacam ini dapat dilangsungkan.
jika dia memang seorang nabi tuhan, muhammad semestinya punya nilai moral yang membuat dia bisa membedakan apa adat kebiasaan yang baik yang perlu dipertahankan dan apa yang tidak bermoral yang mesti ditinggalkan. bukti bahwa istri pertamanya adalah wanita yang 15 tahun lebih tua dibanding dia, dan dia tidak menolak wanita itu, dan orang lain tidak memandang dia rendah karena itu, menunjukkan bahwalah tidak ada keharusan bahwa seorang lelaki mesti menikahi wanita yang lebih muda, apalagi jauh lebih muda hingga pantas menjadi cucunya.

__________________________
ISLAMIC PEARLS OF WISDOM
mungkin diubah, dipotong atau tidak diapa apain sama sekalicuma yang menyampaikan kan non muslim yang anti Islam jadi untuk amannya ya aku bilang palsu (Mualaf, 2006)
Bagi saya lebih baik berbohong untuk menegakkan Islam daripada membuat Muslim jadi Murtadz.... (warded, 2006)

Contoh ketauhidan dalam Islam: GOSOK GIGI. (Mualaf, 2006)
Muslim masih setia terus sama allahnya biar DITIPUIN juga.(SiBodoh,2006)
Membagi istri kepada sahabat menunjukkan akhlak mulia, kemurnian solidaritas yang tinggi, kemuliaan budi pekerti (kong na'if, 2006)
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Source:

Shahih Muslim stated:

Book 008, Number 3311:
'A'isha (Allah be pleased with her) reported that Allah's Apostle (may peace
be upon him) married her when she was seven years old, and he was taken to his
house as a bride when she was nine, and her dolls were with her; and when he
(the Holy Prophet) died she was eighteen years old.


Shahih Bukhari stated:

Volume 7, Book 62, Number 64:
Narrated 'Aisha:
that the Prophet married her when she was six years old and he consummated his
marriage when she was nine years old, and then she remained with him for nine
years (i.e., till his death).

Volume 7, Book 62, Number 65:
Narrated 'Aisha:
that the Prophet married her when she was six years old and he consummated his
marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that
'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)." what
you know of the Quran (by heart)'


My response: A'isha dinikahi umur 7 tahun, dibawanya ke rumah sebagai pengantin (disempurnakan/consummated), then how, what happened after that.....?


No information available to point out when the sexual intercourse among them was happened. Show me if you have, may be i haven't yet....

The first thing that one should be aware of is that Aishah was the third wife of the Prophet(PBUH), not the first. Prior to this, the Prophet's(PBUH) first and only wife for twenty-four years was Khadijah bint al-Khuwaylid, who was about nineteen years older than him. He married Khadijah when she was forty and he was twenty-one and stayed married only to her until her death. Just after Khadijah's death, when he was round forty-six years old, the Prophet(PBUH) married his second wife Sawdah bint Zam'ah. It was after this second marriage that the Prophet(PBUH) became betrothed to Aishah.

It should be noted about the Prophet's(PBUH) marriage to Aishah was an exceedingly happy one for both parties even the marriage was Divinely ordained:

Volume 7, Book 62, Number 15:
Narrated 'Aisha:
Allah's Apostle said (to me), "You have been shown to me twice in (my) dreams.
A man was carrying you in a silken cloth and said to me, 'This is your wife.'
I uncovered it; and behold, it was you. I said to myself, 'If this dream is
from Allah, He will cause it to come true.'


Thus like everything that the Prophet(PBUH) did, there was wisdom behind it and lessons to be learned from it. The wisdom behind such incidents provides us guidance on the basis of human morality, exposes the double standards of misguided hypocrites from other religions that criticize Islam and much more. But more on that subject below. . .

Many other Muslims should no longer be surprised by the double standard that Christians display when they criticize the conduct of Prophet Muhammad(PBUH), since we've heard it for so long. To have an atheist, agnostic - or anyone else who does not believe in a Divinely revealed basis for morality - criticize something that is "politically incorrect" by today's moral standards comes as no surprise. Such people will always find something to criticize, since they simply have a bone to pick with "religion" in general.

While it is true that Christians speak out against the "moral relativity" which is spreading amongst the increasingly secular society today, they too are unconscious victims of it. Their values do not come straight out of the Bible - in theory or in practice - regardless of what they may claim. That Christians today try to take credit for the so-called "Freedom", "Human Rights", "Democracy" and "Women's Rights" in Europe and America is nothing short of a joke.

Keeping in mind the ideas of "political correctness" and "absolute morality", in Biblical times the age at which a girl could marry was puberty. However, during the Middle Ages it was usually twelve years old. Now in most "Christian" countries it is between fourteen and sixteen years old. I live in country where some states allow partners of the same sex to legally marry, but consider an eighteen year old boy who sleeps with a sixteen year old girl a "statutory rapist".

According to Judaism, Christianity and Islam, right and wrong are ordained by Almighty God. The criticism of Muhammad's marriage to Aishah is something relatively new in that it grew up out of the values of "Post Enlightenment" Europe. Certainly, those from a Middle Eastern Semitic background would not have found anything to criticize, since nothing abnormal or immoral took place. It is"modern" Westernized Christians who began to criticize Muhammad on this point, not earlier pre-Enlightenment ones.

The Prophet Muhammad's(PBUH) marriage to Aishah, viewed both in the light of Absolute Morality and the cultural norms of his time, was not an immoral act, but was an act containing valuable lessons for generations to come. Additionally, this marriage followed the norms for all Semitic peoples, including those of Biblical times.

It is upon reaching the age of puberty that a person, man or woman, becomes legally responsible under Islamic Law. At this point, they are allowed to make their own decisions and are held accountable for their actions. It should also be mentioned that in Islam, it is unlawful to force someone to marry someone that they do not want to marry. The evidence shows that Aishah's marriage to the Prophet Muhammad(PBUH) was one which both parties and their families agreed upon. Based on the culture at that time, no one saw anything wrong with it. On the contrary, they were all happy about it.

None of the Muslim sources report that anyone from the society at that time criticized this marriage due to Aishah's young age. On the contrary, the marriage of Aishah to the Prophet(PBUH) was encouraged by Aishah's father, Abu Bakr, and was welcomed by the community at large. It is reported that women who wanted to help the Prophet(PBUH), such as Khawlah bint al-Hakîm, encouraged him to marry the young Aishah. Due to the Semitic culture in which they lived, they certainly saw nothing wrong with such a marriage.

Society's ideas of love, family and marriage are much different in the so-called "modern" and "civilized" West of today than they were in Biblical or Qur'ânic times.


Puberty = Maturity = Marriage

These points having been presented, some additional details on a few of them is worthwhile. An interesting article on the age at which people married in Biblical times is Ancient Israelite Marriage Customs, http://www.theology.edu/marriage.htm , by Jim West, ThD - a Baptist minister. This article states that:

The wife was to be taken from within the larger family circle (usually at the outset of puberty or around the age of 13) in order to maintain the purity of the family line;

This is just one reference to the fact that the onset of puberty was considered the age at which young people could marry. That people in Biblical times married at an early age is widely endorsed. While discussing the meaning of the word 'almah, which is the Hebrew word for "young woman" or "adolescent female", Gerald Segal says:

It should be noted, however, that in biblical times females married at an early age.

In spite of its somewhat arrogant Western talk of "primitive cultures", An Overview of the World's Religions, http://www.theology.edu/relig02.htm makes it clear that puberty is an age old symbol of adulthood:

Almost all primitive cultures pay attention to puberty and marriage rituals, although there is a general tendency to pay more attention to the puberty rites of males than of females. Because puberty and marriage symbolize the fact that children are acquiring adult roles, most primitive cultures consider the rituals surrounding these events very important. Puberty rituals are often accompanied with ceremonial circumcision or some other operation on the male genitals. Female circumcision is less common, although it occurs in several cultures. Female puberty rites are more often related to the commencement of the menstrual cycle in young girls.

Another contemporary reference relating marriage age to puberty is an article on Central Africa, which says:

. . . women marry soon after puberty.

There are many other references which should prove to any intelligent person what anthropologists and historians already know: in centuries past, people were considered ready for marriage when they reached puberty.

Even though we have established that puberty has been the historical, cultural and religious norm for indicating readiness for marriage, some may wonder at which age puberty normally takes place.

Islam has laid down no age limit for puberty for it varies with countries and races due to the climate, hereditary, physical and social conditions. Those who live in cold regions attain puberty at a much later age as compared with those living in hot regions where both male and female attain it at a quite early age. "The average temperature of the country or province," say the well-known authors of the book Woman, "is considered the chief factor here, not only with regard to menstruation but as regards the whole of sexual development at puberty.


Many will readily agree with the information above, but still might harbour reservations about whether a marriage to an older man could be happy for such a young girl. Putting aside the modern Western notions of "happiness" for a moment, the marriage of Aishah and the Prophet(PBUH) was a mutually happy and loving one as in expressed in numerous hadîth and seerah books. That happy marriages occur between people with a fairly large difference in ages is known among psychologists:

"When the differences (in ages) is great, e.g. exceeds fifteen to twenty years, the results may be happier. The marriage of an elderly (senescent) not, of course, an old (senile) man to a quite young girl, is often very successful and harmonious. The bride is immediately introduced and accustomed to moderate sexual intercourse". (Theodor H. Vandevelde, Ideal Marriage : Its Physiology and Technique, Greenwood Publishing Group, 1980, p. 243. )


More Wisdom Behind It

In his comments on the ahadith in Sahîh Muslim which mention cAishah's young marriage to the Prophet(P), cAbdul-Hamîd Siddiqî shows three other reasons for this marriage:

Aishah's marriage to the Prophet Muhammad(PBUH) at an early age allowed her to be an eyewitness to the personal details of his life and carry them on to the succeeding generations. By being both spiritually and physically near to the Prophet(PBUH), the marriage prepared 'Aishah to be an example to all Muslims, especially women, for all times. She developed into a spiritual teacher and scholar, since she was remarkably intelligent and wise. Her qualities help support the Prophet's work and further the cause of Islam. Aishah, the Mother of the Believers, was not only a model for wives and mothers, but she was also a commentator on the Qur'ân, an authority on hadîth and knowledgeable in Islamic Law. She narrated at least 2,210 ahâdîth that give Muslims valuable insights into the Final Prophet's daily life and behaviour, thus preserving the Sunnah of Muhammad(PBUH).

At that time, this marriage refuted the notion that a man could not marry the daughter of a man who he had declared to be his "brother" (even in the religious sense). Since the Prophet(P) and Abu Bakr had declared each other to be "brothers", this notion was done away with. This is demonstrated in the following hadîth:

Narrated 'Ursa: The Prophet(PBUH) asked Abu Bakr for Aishah's hand in marriage. Abu Bakr said, "But I am your brother." The Prophet(PBUH) said, "You are my brother in God's religion and His Book, but she (cAishah) is lawful for me to marry." (Sahîh al-Bukhârî, Volume 7, Book 62, Number 18)

The marriage did away with the pagan Arab superstition that it was a bad omen to be married in the month of Shawwal. They thought that the month carried this omen since the word Shawwal was derived from Shaala, which carried a bad omen. The authentic ahadith indicate that the Prophet(P) and cAishah were married in this lunar month.

Above, we established the fact that getting married at puberty was an accepted practice amongst not only today's "primitive cultures", but specifically amongst the Semitic (i.e. Hebrew, Arab, Syriac, etc.) peoples of the Middle East. In order to provide additional proof that Muhammad's(PBUH) marriage to Aishah did not raise any eyebrows at that time, I submit here quotations from two Western female scholars who have studied Islam in detail:

It is not clear just when the marriage actually took place. According to some versions, it was in the month of Shawwal of the Year 1, that is, some seven or eight months after the arrival at Medina; but, according to others, it was not until after the Battle of Badr, that is, in Shawwal of the second year of the Hijrah. In no version is there any comment made on the disparity of the ages between Mohammed and Aishah or on the tender age of the bride who, at the most, could not have been over ten years old and who was still much enamoured with her play.

The main point to note is that "no version" was any comment made on their age difference or on Aishah's young age. Why? Such an early marriage was normal in all Semitic societies - such as the ones that Abraham(PBUH), Moses(PBUH), Jesus(PBUH) and Muhammad(PBUH) grew up in!

Another author, Karen Armstrong, has this to add:

Tabari says that she was so young that she stayed in her parents' home and the marriage was consummated there later when she had reached puberty.

It is no surprise that both of the above authors agree on the fact that the marriage of Aishah and Muhammad(PBUH) took place when the former had reached puberty and that this was normal at the time. This is no surprise, since anyone who studies the Muslim sources and Semitic culture would be forced to come to the same conclusion, since it is simply a historical fact. It should be pointed out that both of the above quoted female authors do not hesitate to misrepresent Islam (intentionally or unintentionally) in their other writings. Suffice it to say that if there was some other "damaging" information available, they would not hesitate to bring it to light.

So What's The Verdict?

Montgomery Watt, a long time scholar of Islam, had some choice words on how the West should judge Muhammad(PBUH). Years of studying Islam brought Watt to this conclusion:

The other main allegations of moral defect in Muhammad are that he was treacherous and lustful . . . Sufficient has been said above about the interpretation of these events to show that the case against Muhammad is much weaker than is sometimes thought. The discussions of these allegations, however, raises a fundamental question. How are we to judge Muhammad? By the standards of his own time and country? Or by those of the most enlightened opinion in the West today? When the sources are closely scrutinized, it is clear that those of Muhammad's actions which are disapproved by the modern West were not the object of the moral criticism of his contemporaries. They criticized some of his acts, but their motives were superstitious prejudice or fear of the consequences. If they criticized the events at Nakhlah, it was because they feared some punishment from the offended pagan gods or the worldly vengeance of the Meccans.


From Abraham(PBUH) To "Pick-And-Choose / Feel Good Religion"

Many people have this attitude in spite of the fact that Abraham is held up in their Bible as a towering example of faith. Abraham(PBUH), who was going to sacrifice his own son because Almighty God commanded it, certainly knew the basis of morality. It is clear in both the Bible and the Qur'ân that Abraham knew that whatever God commands is the right thing to do. The question "What is our basis for morality?" is an easy one for those who follow the faith of Abraham(PBUH) - and that's what Islam is. Islam is submission to the Will of Almighty God - "We hear and we obey"- the faith of our father Abraham. If it was good enough for Abraham(PBUH), Moses(PBUH), Jesus(PBUH) and Muhammad(PBUH), then it's good enough for us (moslem)!

The portion of the Bible that we want to look at begins with the Book of Numbers, Chapter 31, verses 17 and 18. Here, Moses(PBUH), following the Lord's command, orders the Israelites to kill all the Midianite male children. The order continues with the following:

". . . kill every woman who has known man by lying with him, but all the female children, that have not known a man by lying with him, keep alive for yourselves."

One can only guess how the Israelites determined who the virgins were. Most probably, they did it based on age and maturity, assuming that all of the female "children" who had not reached puberty were virgins. Keep in mind that this was done, according to the Bible, on God's command to "Avenge the Israelites on the Midianites". Later, God gives Moses(PBUH) instructions on how to divide up the booty, "whether persons, oxen, donkeys, sheeps or goats". Based on this command, "thirty-two thousand persons in all, women who had not known a man by lying with him" were divided up.

Guideposts To Be Thankful For

The Prophet Muhammad(PBUH) was a great example for all of humanity and peoples of different cultures (from "modern" Europeans to the aborigines of Australia). Not only was he a great Prophet and Messenger, but he was also a statesman, military leader, ruler, teacher, neighbor and friend. Family life was one of the most important areas where he was a great example, since he was both a husband and a father. Due to God's wisdom, His last and final prophet experienced a wide array of marriages and family situations. Due to this, he is an example for people who are monogamous, for those who are polygamous, for those wishing to marry those older than themselves and for those wondering how early someone can rightfully marry. Muhammad(PBUH) reestablished the Religion of Abraham(P) so that it would continue to the Last Day.

As Muslims, we should be thankful for these guideposts in our moral journey through life. Reflecting on them aids us in avoiding being led astray into "moral relativism". This is a very dangerous thing, since it can lead to the worst of all sins - associating others with Almighty God in worship, belief and/or Lordship. By knowing the Prophet's(PBUH) life we can see how to stay within the boundaries laid by Almighty God and stay on the Natural Religion of Islam which was made to suit the natural disposition (fitrah) of mankind. I pray that we, as Muslims, make Almighty God's limits our limits, and that we are not influenced by other societies and cultures. If it was good enough for Abraham(PBUH) and Moses(PBUH), then it's good enough for me . . .

Do you any objections? Let me know :)

Curious wrote:
apa bukti pendukung argument ini?
Don't worry about that. I just need more times to find the source..., i am rather lazy... :(
Dan umur berapakah ibrahim ketika dia meninggal? umur berapakah muhammad ketika dia meninggal? tahukah anda menurut kitab Genesis (Kejadian) Adam meninggal pada usia 930 tahun, Abraham meninggal pada usia175 tahun? jangan samakan "umur" yang ditulis dalam kitab-kitab perjanjian lama dengan "umur" manusia spt kita sekarang.
What the objections do you have? Tell me know...
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

moslem wrote:
My response: A'isha dinikahi umur 7 tahun, dibawanya ke rumah sebagai pengantin (disempurnakan/consummated), then how, what happened after that.....?

No information available to point out when the sexual intercourse among them was happened. Show me if you have, may be i haven't yet....
anda mengerti arti dari "to consumate a marriage"? obviously not. or else you wouldn't have said "no information available to point out when sexual intercourse happened".

Dalam sahih bukhari
Volume 7, Book 62, Number 64:
Narrated 'Aisha:

that the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old, and then she remained with him for nine years (i.e., till his death).

akar kata yang dipakai untuk kata yang diterjemahkan sebagai consumate adalah "dakhala". Dari kamus bahasa Arab-Inggris Hans-Wehr halaman 273, arti dari kata DAKHALA adalah “memasuki, menembusi, penetrasi, menikmati perkawinan, tinggal bersama, tidur dengan seorang wanita.”

Dan anda belum pernah baca yang ini?
Aisha said: The Apostle of Allah (may peace be upon him) married me when I was seven years old. The narrator Sulaiman said: Or six years. He had intercourse with me when I was nine years old. (Sunan Abu Dawud, Number 2116)


seterusnya hanyalah literature dumping - don't waste my time!
moslem wrote: Curious wrote: Don't worry about that. I just need more times to find the source..., i am rather lazy... :(
as usual, can't even support his own argument.....
moslem wrote: What the objections do you have? Tell me know...

ohh you don't even understand what I wrote, here let me write in plain simple language suitable for people of your level of intelligence

Kenapa anda membandingkan umur abraham saat menikah hagar dengan umur muhammad saat menikahi aisha? apakah menurut anda "umur" abraham yang tercantum dalam kitab perjanjian lama SETARA dengan umur muhammad menurut perhitungan kita?
Abraham mungkin ditulis berumur 85 tahun ketika menikahi hagar, tetapi dia juga ditulis meninggal pada usia 175 tahun. apakah menurut anda muhammad and his contemporaries juga punya life expectancy sampai "umur 175 tahun"? sedangkan buku yang sama yang menulis umur abraham saat menikahi hagar juga menulis bahwa Adam meninggal pada umur 930 tahun. Apakah menurut anda muhammad & orang-orang semasa dia juga punya harapan hidup hingga umur 930 tahun? jika jawabannya adalah YES maka baru bisa anda membandingkan umur muhammad saat mengawini aisha dengan umur Abraham saat mengawini Hagar. dan karena jawabannya adalah pasti TIDAK, maka argument andapun gugur. Mengerti?


and please, don't waste our time dumping literature here again here.
________________________

ISLAMIC PEARLS OF WISDOM
mungkin diubah, dipotong atau tidak diapa apain sama sekalicuma yang menyampaikan kan non muslim yang anti Islam jadi untuk amannya ya aku bilang palsu (Mualaf, 2006)
Bagi saya lebih baik berbohong untuk menegakkan Islam daripada membuat Muslim jadi Murtadz.... (warded, 2006)

Contoh ketauhidan dalam Islam: GOSOK GIGI. (Mualaf, 2006)
Muslim masih setia terus sama allahnya biar DITIPUIN juga.(SiBodoh,2006)
Membagi istri kepada sahabat menunjukkan akhlak mulia, kemurnian solidaritas yang tinggi, kemuliaan budi pekerti (kong na'if, 2006)
User avatar
faiz
Posts: 114
Joined: Thu Aug 24, 2006 4:35 am
Contact:

Post by faiz »

Pertama, Berbagai argumen yang sudah saya kemukakan tidak satupun yang dibantah oleh kalangan penentang Islam, kalau melihat cara berdebat yang miskin referensi membuktikan bahwa kalangan penentang Islam terbukti tidak bersikap ilmiah dan objektif dalam melakukan kritiknya terhadap Islam.

Kedua, dengan berbagai argumen yang saya kemukakan terbukti bahwa usia 9 tahun seseorang bisa memasuki usia dewasa, dan terbukti pula ketika dia sudah memasuki usia puber maka dia sudah tidak dikatakan anak-anak lagi.

Argumen penentang Islam cuman berkisar pada retorika kosong saya sampaikan beberapa contohnya:
kan sudah tahu muhammad dituduh pedophile karena mensenggami aisha pada saat dia berumur hanya 9 tahun. (curious)
Jadi menganggap masalah pedhopilia atau tidak hanya berdasarkan umur amat sangat jauh dari tradisi ilmiah yang menyertakan referensi-referensi dari pihak ketiga yang terjamin keabsahan. Hanya berdasarkan umur 8 tahun !.

Ketiga, klaim bahwa Muhammad seorang pedhopilia hanya karena tidak mampu membuktikan bahwa Aisyah tidak mens adalah suatu keanehan, kenapa sebab para penuduh itupun tidak dapat membuktikan bahwa Aisyah belum memasuki masa puber, so jika seorang jaksa mengatakan "kamu pasti bersalah" tanpa mengajukan bukti-bukti apakah seorang terdakwa harus bersalah ?, ini adalah logika umum, jika anda seorang yang menuduh andalah yang harus membuktikannya.

Keempat, klaim bahwa kaum muslimin gagal membuktikan bahwa Aisyah sudah memasuki usia puber ketika disempurnakan pernikahannya adalah salah besar, kenapa sebab sumber permasalahannya adalah Pertama tuduhan Muhammad adalah seorang pedhopilia itu sendiri.

Saya umpamakan ketika seseorang menderita panas, lalu apakah satu kampung akan mengatakan bahwa dia demam berdarah ?, bukan pilek biasa ?, Tentu saja untuk mengatakan seseorang terkena demam berdarah atau tidak maka dia harus menyebutkan ciri-ciri umum penyakit ini bukan lalu semua orang yang terkena panas dikatakan demam berdarah.

Begitu juga ketika kita menuduh seseorang pedhopilia, maka yang harus pertama kali kita lihat adalah ciri-ciri pedhopilia itu sendiri, implikasinya terhadap korban, dan ciri-ciri tersebut adalah kesepakatan para ahli itu sendiri bukan sekedar serampangan ada konsensus umum dan didasarkan atas penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Lalu para pengkritik Islam mengatakan "menikahi anak 9 tahun pasti pedhopilia", argumen ini lucu mengingat 9 tahun bisa dikatakan memasuki usia dewasa. Hal ini sama dengan kasus panas demam yang diderita seorang anak dia bisa menderita demam berdarah atau tidak tergantung ciri-ciri lainnya yang merupakan ciri-ciri umum yang sudah disepakati ahli-ahli kedokteran.

Oleh karena itu berbagai argumen yang saya kemukakan sesungguhnya membuktikan tidak ada satu ciripun pada diri Muhammad SAW yang sesuai dengan ciri-ciri seorang pedhopilia, baik pada diri Muhammad SAW maupun pada diri Aisyah jika dia dicurigai sebagai korban dari pedhopilia tidak ada satu ciripun yang melekat pada dirinya.

Kesimpulannya Qur'an maupun sunnah nabi tidak pernah membenarkan adanya pedhopilia, pedhopilia ada di Bible, pedhopilia ada dalam sisitem tradisi kuno, pedhopilia juga ada pada masyarakat barat sebelum abad 20, tapi pedhopilia tidak pernah diajarkan oleh Islam.

Sebagai tambahan beberapa pengkritik kristen yang mengatakan jauhnya usia Muhammad SAW dan Aisyah sebagai salah satu bukti pedhopilia nampaknya harus berpikir bahwa dalam kristen sendiri Yusuf menikahi maria pada usia 90 tahun pada saat maria berusia antar 12-14 tahun.

"When forty years of age, Joseph married a woman called Melcha or Escha by some, Salome by others; they lived forty-nine years together and had six children, two daughters and four sons, the youngest of whom was James (the Less, "the Lord's brother"). A year after his wife's death, as the priests announced through Judea that they wished to find in the tribe of Juda a respectable man to espouse Mary, then twelve to fourteen years of age, Joseph, who was at the time ninety years old, went up to Jerusalem among the candidates; a miracle manifested the choice God had made of Joseph, and two years later the Annunciation took place."
http://www.newadvent.org/cathen/08504a.htm

Buat curious, saya tidak berdebat lalu lari, tapi buat apa saya menjawab pertanyaan yang sudah terjawab, jadi saya pikir biarlah pembaca yang akhirnya memutuskan siapa yang paling mempunyai referensi yang dipertanggungjawabkan dan mana yang tidak, sekali lagi apa anda akan mengulang kata-kata ini?
kan sudah tahu muhammad dituduh pedophile karena mensenggami aisha pada saat dia berumur hanya 9 tahun. (curious)
saya pikir anda harus mencari referensi lain agar diskusi kita bisa kita lalui dengan sehat dan objektif.

catatan saya tidak tiap hari online jadi maaf kalau misalnya jawaban saya menunggu beberapa hari.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=3633

Image
Ghulam Haider, 11, is to be married to Faiz Mohammed, 40.
Normal nggak?
User avatar
faiz
Posts: 114
Joined: Thu Aug 24, 2006 4:35 am
Contact:

Post by faiz »

Sebenarnya saya mempertanyakan sikap moderator yang mengizinkan umpatan-umpatan lewat gambar yang mengganggu jalannya diskusi yang sehat dan adil, sebab gambar tersebut tidak bedanya dengan umpatan-umpatan yang biasanya dilimpahkan kalangan nonmuslim ketika mengalami kefrustasian yang luar biasa melawan argumentasi kalangan Islam.

Tapi seperti apakah Sebenarnya usia 9 tahun yang sedang mengalami usia puber, berikut saya sampaikan gambar seorang wanita muda berusia 9 tahun yang sudah melahirkan.

Image

Nampak seperti anak kecil mas, just thingking again, stigmatisasi anda jelas memperlihatkan buruknya argumentasi anda.
User avatar
kagakmurtad2
Posts: 791
Joined: Mon Sep 11, 2006 10:35 pm
Location: MONTREAL

Post by kagakmurtad2 »

faiz wrote:Sebenarnya saya mempertanyakan sikap moderator yang mengizinkan umpatan-umpatan lewat gambar yang mengganggu jalannya diskusi yang sehat dan adil, sebab gambar tersebut tidak bedanya dengan umpatan-umpatan yang biasanya dilimpahkan kalangan nonmuslim ketika mengalami kefrustasian yang luar biasa melawan argumentasi kalangan Islam.
Hah ! mosok ente baru sadar...?
sekali-2 ente jalan-2 ke keranjang sampah, disono banyak postingan-2 yg memojokkan para kapir ditarok situ.
kalo ente terus-2an mojokin kapir FFI ini kagak lama umur ente ! bakalan di embat (banned) !
Post Reply