MONTIR KEPALA wrote:ente juga harus belajar bahwa anak2 itu polos dan sama sekali tdk takut dosa .... ente gak ngerti dunia anak2 rupanya. anak2 mana ngerti nabi ?...mana ngerti dosa ??
Pada usia tsb memang anak kecil akan sulit membayangkan apa yang disebut sebagai "dosa" karena itu masih abstrak baginya, ini juga dipengaruhi oleh tahapan perkembangan kognitif formal operasional (kemampuan berpikir abstrak) yang masih belum optimal :) :) :)
Namun yang saya sampaikan mengenai kemungkinan Aisyah berpikir mengenai dosa adalah alternatif ke dua dari pemikiran utama yang saya sampaikan kepada anda. Dan kemungkinan kedua adalah pada penekanan
JIKAPUN dan
MISALKAN SAJA :) COBA BACA TULISAN SAYA BAIK2 yang saya merahi :) karena kemungkinan lain yang mungkin bisa terjadi saya coba beberkan di sini :)
TERMASUK KEMUNGKINAN BAHWA DARI ORANGTUA AISYAH SUDAH DIAJARKAN MENGENAI akibat yang muncul jika menentang nabi dan orang tua :) Alternatif kedua ini saya sampaikan
jika memang ada kemungkinan Aisyah berpikir mengenai Dosa :) Ingat kata "JIKA ADA KEMUNGKINAN" :) Tolong baca penekanan utama yang saya sampaikan!
Bukan bandel, namun anda menggunakan tameng "korban" yang tidak pada tempatnya. Saya juga sudah jelaskan berkali2 bahwa muslim harus juga mempertimbangkan faktor:
usia dan juga karakteristik anak seusia Aisyah + Faktor lingkungan yang mempengaruhi persepsinya.
Pada usia seperti Aisyah + dengan Lingkungan Aisyah yang secara umum beragama Islam, muhammad dipandang sebagai "Nabi" dan Role Model yang sangat dikagumi oleh kaumnya Seperti halnya Anak kecil jaman sekarang mengidolakan Naruto, sama juga konteks pada saat itu Aisyah menganggap muhammad sebagai tokoh yang dikagumi. Hal ini membuat kecenderungan yang kuat bagi anak seusia Aisyah menerima perlakukan yang dilakukan muhammad kepadanya juga menjadi suatu yang bahkan mungkin dianggap membanggakan Hal ini jelas akan mereduksi kecemasan yang dialami seseorang yang mengalami perlakukan Pefofilia oleh orang dewasa seperti muhammad, dan bahkan merasa apa yang dilakukannya sudah tepat atau bersifat pasrah diperlakukan "......." oleh tokoh idolanya Lain soal jika memang muhammad bukan dianggap siapa2 oleh kaumnya
Jikapun argumentasi muslim menyatakan pasti tetap ada faktor yang membuat anak tsb takut / cemas jika diperlakukan spt itu, hal tsb akan tetap memberikan arahan pada kecenderungan pedofilia hal ini disebabkan faktor ketakutan atau kecemasan itu tetap diiringi dengan faktor kooperatif dengan pelaku (muhammad) karena pandangan Aisayah sendiri mengenai diri muhammad, misalkan saja:
a. takut menolak karena takut berdosa karena muhammad ia anggap nabi
b. takut menolak karena tekanan dari lingkungannya yang menganggap muhammad nabi.
Yang UTAMA dan ingin saya tampilkan adalah bagaimana pikiran anak2 yang sangat mengagumi role model (dan ini tidak terkait dengan masalah dosa atau tidak). Anda juga yakin dong kalau muhammad dianggap role model bagi kaum islam???? Atau tidak??
Jawab dulu yang ini dong Montir :)
Yang ingin saya sampaikan seperti halnya anak kecil sekarang yang menyukai Naruto, maka dalam konteks Aisyah, muhammad besar kemungkinan juga dianggap sebagai role model baginya :)
Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah karena Aisyah menganggap muhammad sebagai role model,
maka kecemasan yang terjadi karena pernikahan dan juga perbuatan muhammad kepanya akan tereduksi, hal ini sangat jelas dan logis
sehubungan dengan pandangan anak kecil yang mengagumi role modelnya. Contoh seorang anak kecil yang sangat mengagumi artis dan mau saja diajak kemanapun oleh artis tersebut terlepas apakah artis itu dianggap baik atau tidak :) Jangankan anak kecil, pada usia remaja saja kemungkinan besar akan seperti kerbau yang dicocok hidungnya
Konteks yang saya sampaikan justru sudah sesuai dengan tahapan anak kecil + pengaRuh faktor lingkungan peng-reinforcementnya :) :) :)
Mungkin anda sendiri yang tidak mengetahui tahapan perkembangan anak :)
.... luh menggambarkan anak2 seperti seorang pemikir tuh ..ha ha ...ada2 saja seolah pinter tapi *** ..nah begini ini nih yg bikin geli !!
Tidak perlu ad hominem, saya sendiri sebagai psikolog cukup paham mengenai perkembangan anak :) Bagaimana dengan anda sendiri?
bahkan kungkungan ortunya Aisya aja tdk bisa ente buktikan. Nabi selalu mengajarkan pada Abu Bakar dan Umm Ruman jika seorang anak gadis mau dinikahkan harus ditanya dulu , ini jalan mengetes kedewasaan dia.
Kalau bgt anda lupa akan kemungkinan tekanan status "nabi" muhammad yang membuat
kaumnya akan berpikir lebih dari 2 X mengenai konsekuensi jika menolak permintaan nabi :) :) :) ingat anda sendiri yang mengatakan hal ini:
MONTIR KEPALA wrote:ente juga harus belajar bahwa anak2 itu polos dan sama sekali tdk takut dosa .... ente gak ngerti dunia anak2 rupanya. anak2 mana ngerti nabi ?...mana ngerti dosa ??
Bukankah dengan pernyataan anda ini bahwa orang dewasa sudah bisa berpikir, tidak polos, dan juga mengerti dosa juga bisa dipengaruhi sehingga keputusan orang tsb cenderung lebih "meng-IYAKAN ATAU MENG-AMINI" permintaan muhammad? :) :) :)
ha ha ... dipaksakan amat polanya diterapkan pada Nabi...payah luh than ..! nih gaya slank aja udeh gue bantah tuh poin :
Hahahaha...coba pelajari dahulu apa yang dimaksud dengan Pedofilia tipe Regresi :) :) :) jangan asal banyak omong saja :)
ha ha ... dipaksakan amat polanya diterapkan pada Nabi...payah luh than ..! nih gaya slank aja udeh gue bantah tuh poin :
poin 1 <9 = dibantah bnu Ishaq yg mengatakan Aisya kemungkinan udeh 10 tahun, dan menurut tabari 12 tahunan berdasarkan hitung2 dia sendiri yg mengatakan anak2 abu bakar lahir masa jahiliyah.
poin 2 = wah au ah gelap .... masa harus sama sejenis
poin 3 = tidak ada hadits dari pengakuan Aisya bahwa Aisya digauli ketika masih kanak2.
poin 4 = dasar ceble luh than .... perang menyebabkan banyak anak yatim piatu tanpa perlindungan laki. nih baca ayat ini sebabnya Nabi berkata demikian.
Satu lagi :) :) :) Ketahuan sekali anda tidak memahami bagaimana cara melakukan penegakan diagnosis suatu gangguan psikologis
:lol:Dalam tinjauan psikologis maka tidak semua kriteria harus dipenuhi untuk menarik suatu kesimpulan, namun cukup dalam batasan kriteria yang sudah ditetapkan :) :)
Nah ini yang penting, dan jika dari parameter tsb ada parameter yang cukup penting dan dipenuhi walau kurang dari batasan yang ada, maka kemungkinan penarikan kesimpulan KECENDERUNGAN TETAP PERLU DITEGAKKAN! :) :) :) Baca tulisan saya yang ini:
Jika memang 4 dari parameter di atas sudah ada lebih dari 1 saja terpenuhi atau bahkan terbukti kuat pada point 1 saja, maka kecenderungan Pedofilia bisa ditegakkan, terlebih lagi jika dilihat secara specifik golongan Pedofilia-nya
Yang menjadi ciri khas dari Pedofilia Regresi adalah
gejalanya seakan muncul tiba2 padahal hal tersebut sudah ada bibitnya semenjak dahulu (laten) dan termanifestasi pada satu kejadian, seperti yang saya katakan hampir sama seperti rumusan regresi linear dalam statistik perkembangan Pedofilianya :)
Btw, untuk masalah apakah Aisyah memang benar dinikahi pada saat ia sudah kecil, atau sudah haid atau dll juga masih menjadi perdebatan. Sejauh diskusi saya dengan muslim lain masih ada 3 golongan muslim yang berbeda pendapat mengani masalah Aisyah ini:
1. Golongan yang berpandangan bahwa Aisyah memang benar dinikahi dan digauli oleh muhammad pada usia tsb.
2. Golongan yang mencoba menjelaskan bahwa Aisyah dinikahi setelah sudah haid dan usianya jauh lebih tua dari yang diperdebatkan.
3. Golongan yang menganggap bahwa masalah Aisayh ini hanya dongeng saja :)
Jd masalah perdebatan ini merupakan urusan dari kaum anda sendiri untuk membuat suatu kepastian yang lebih jelas Montir :)
Salam,
Athan FFI