Nilai Moral percintaan Mohammed, Zaid dan Zainab
Posted: Tue Jun 05, 2007 8:27 pm
Romantika kisah percintaan anak manusia antara Nabi "Rahmatan lil 'alam" dengan kemenakan serta istri kemenakan mohammed, merupakan kisah yang paling kontroversial diseluruh dunia karena ianya melibatkan "Awlloh" sebagai perantara dalam pernikahan mohammed dan istri zaid, yang mana dalam case ini Awlloh dan Mohammed memaksakan agar istri zaid menjadi salah satu dari istri nabi "Rahmatan lil 'alam".
Kisah hidup zaid dapat ditelusuri baik dari hadith, maupun sirakh, yakni yang mana zaid merupakan bekas budak mohammed dan diangkat menjadi salah satu kemenakan mohammed, dimana mohammed mendapatkan zaid dari hasil pernikahan mohammed dengan khadijah.
Muhammad, Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik
Martin Lings
Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 65
Pada hari pernikahannya ….. Khadijah menghadiahinya salah satu budaknya sendiri, seorang remaja berusia lima belas tahun bernama Zaid. …. Zaid dan beberapa pemuda lainnya baru saja dibeli dengan harga mahal dari Ukaz oleh keponakan Khadijah …Sambil berdiri di Hijr, dengan lantang, ia (Muhamamd) berkata, “Wahai semua yang hadir! Saksikanlah, bahwa Zaid adalah anakku ….” …. Sejak hari itu, pendatang baru bagi bani Hasyim di Mekah dikenal sebagai Zaid bin Muhammad.
Sahih Al-Bukhari
Volume 6, Buku 60, nomor 305
We used not to call Zaid bin Haritha the freed slave of Allah's Apostle except Zaid bin Muhammad till the Qur’anic Verse was revealed: "Call them (adopted sons) by (the names of) their fathers. That is more than just in the Sight of Allah." (33.5)
Kami tidak terbiasa memanggil Zaid bin Haritha, budak yang dibebaskan oleh Rasulullah melainkan memanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga ayat Al-Qur’an diwahyukan …..
AULLOH DAN MUHAMMAD MEMAKSAKAN PERNIKAHAN
Kutipan berikut saya ambil dari buku karya Muhammad Husain Haekal.
Haekal mengatakan bahwa ada kolaborasi antara Allah SWT dengan Muhammad dalam menjodohkan Zainab dengan Zaid, bahkan sampai turun ayatnya dari Allah SWT untuk menikahkan Zainab dengan Zaid DIBAWAH ANCAMAN SEGALA.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
"Bagi laki-laki dan wanita yang beriman, BILAMANA ALLAH DAN RASULNYA TELAH MENETAPKAN suatu ketentuan, mereka tidak boleh mengambil kemauan sendiri dalam urusan mereka itu. Dan barangsiapa TIDAK MEMATUHI ALLAH DAN RASULNYA, mereka telah melakukan KESESATAN YANG NYATA SEKALI." (Qur'an, 33:36)
Setelah turun ayat ini tak ada jalan lain buat Abdullah dan Zainab saudaranya, selain harus tunduk menerima. "Kami menerima, Rasulullah," kata mereka. Lalu ZAID DIKAWINKAN KEPADA ZAINAB setelah mas-kawinnya oleh Nabi disampaikan.
PRAHARA PERNIKAHAN
Uniknya setelah Zainab dan Zaid MENURUTI ketentuan pernikahan yang diatur oleh Allah SWT dan Muhammad, ternyata BUKANNYA KEBAHAGIAAN yang mereka peroleh namun JUSTRU KESESATAN YANG NYATA sekali yaitu perselisihan yang tidak henti-hentinya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Dan sesudah Zainab menjadi isteri, ternyata ia tidak mudah dikendalikan DAN TIDAK MAU TUNDUK. MALAH IA BANYAK MENGGANGGU ZAID. Ia membanggakan diri kepadanya dari segi keturunan dan bahwa dia katanya tidak mau ditundukkan oleh seorang budak.
Sikap Zainab yang tidak baik kepadanya itu tidak jarang oleh Zaid diadukan kepada Nabi, dan bukan sekali saja ia meminta ijin kepadanya hendak menceraikannya. Tetapi Nabi menjawabnya: "Jaga baik-baik isterimu, jangan diceraikan.Hendaklah engkau takut kepada Allah."
PERTEMUAN MUHAMMAD DENGAN ZAINAB
Karena prahara sudah sedemikian rupa, maka harus ada jalan untuk mengakhiri pernikahan tersebut. Langkah awal pemutusan pernikahan adalah diawali dengan bertamunya Muhammad ke rumah Zaid dan ternyata hanya menjumpai Zainab.
Sumber :
Muhammad, Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik
Martin Lings
Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 341 dan 342
Suatu hari, nabi pergi kerumah Zaid untuk membicarakan satu masalah. Ketika beliau datang, Zaid sedang tidak dirumah. Zainab, karena tidak menyangka akan ada tamu diwaktu-waktu tersebut, sedang BERPAKAIAN SEADANYA. ….. Zainab lari kepintu tanpa mengenakan alas kaki untuk mempersilahkan nabi masuk dan menunggu hingga suaminya kembali. …. Saat Zainab berdiri dipintu, ia tampak berseri-seri dan riang gembira, dan NABI KAGUM OLEH KECANTIKANNYA.Beliau cepat berbalik dan pergi sambil menggumankan kata-kata yang tak terdengar oleh Zainab. Kata-kata yang sempat didengarnya hanyalah sebuah pujian kekaguman : “Mahaagung Allah, Mahaagung. Dia yang menguasai hati manusia”Dalam hal ini, Lings mengutip dari Kitab Al Tabaqat Al Kabir karya Muhammad ibn Sa’d.
MUHAMMAD MULAI JATUH CINTA KEPADA ZAINAB
Tidaklah jelas kapan Muhammad mulai jatuh cinta kepada Zainab. Haekal bahkan menolak kalau Muhamamd jatuh cinta dengan Zainab.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Untuk menghapuskan semua cerita mereka yang kita baca itu dari dasarnya, cukup kalau kita sebutkan, bahwa Zainab bt. Jahsy ini adalah puteri Umaima bt. Abd'l-Muttalib, bibi Rasulullah a.s. Ia dibesarkan di bawah asuhannya sendiri dan dengan bantuannya pula. Maka dengan demikian ia sudah seperti puterinya atau seperti adiknya sendiri. Ia sudah mengenal Zainab dan mengetahui benar apakah dia cantik atau tidak, sebelum ia dikawinkan dengan Zaid. Ia sudah melihatnya sejak dari mula pertumbuhannya, sebagai bayi yang masih merangkak hingga menjelang gadis remaja dan dewasa, dan dia juga yang melamarnya buat Zaid bekas budaknya itu.
Namun pandangan Haekal ini bertabrakan dengan dua kitab tafsir terbesar dalam khazanah Islam yaitu Tafsir Al-Jalalayn dan Tafsir Zamakhshari menuliskan bahwa MUHAMMAD MEMANG JATUH CINTA KEPADA ZAINAB segera setelah Zainab menikah dengan Zaid.
23 YEARS: A Study of the Prophetic Career of Mohammad
Ali Dashti
Diterjemahkan dari bahasa Persia oleh F.R.C. Bagley
Mazda Publishers, Costa Mesa, California, 1994, halaman 132, 133
The Prophet’s love for Zaynab arose later, and the time and circumstances of its incidence are diversely reported. The account in the Tafsir al-Jalalayn suggests that his attitude began to change soon after her marriage to Zayd. "After a time (probably meaning a short time) his eye fell on her, and love for Zaynab budded in his heart.
Cinta Rasulullah terhadap Zainab timbul kemudian, waktu dan kejadiannya dilaporkan secara berbeda. Laporan dalam Tafsir Al-Jalalayn mengindikasikan bahwa sikap Muhammad berubah SEGERA SETELAH PERNIKAHAN Zainab dengan Zaid. “Setelah waktu yang pendek, mata Muhammad memandang Zainab, DAN CINTA KEPADA ZAINAB BERSEMI DIHATI MUHAMMAD.
Zamakhshari, in his comment on verse 37 sura 33, states that it was after Zaynab’s marriage to Zayd that the Prophet’s eye fell on her. She pleased him so much that he could not help saying, "Praise be to God who makes hearts beat!" The Prophet had seen Zaynab before but she had not then pleased him; otherwise he would have asked for her hand. Zaynab heard the Prophet’s exclamation and told Zayd about it. Zayd knew intuitively that God had cast an unease with Zaynab into his heart. He therefore went in haste to the Prophet and asked whether he might divorce his wife. The Prophet asked what had happened and whether he suspected her. Zayd replied that he had met with nothing but kindness from her, but was distressed because she considered herself more noble than himself and more suitable for the Prophet. It was then that the words "Keep your wife for yourself and fear God" in verse 37 came down. (Ref. 7, page 132-133)
Zamakhshari dalam komentarnya terhadap QS 33 : 37, menyatakan bahwa SETELAH PERNIKAHAN Zainab dan Zaidlah, mata Muhamamd memandang Zainab. ZAINAB SANGAT MENYENANGKAN BAGI MUHAMMAD hingga dia tidak bisa menahan untuk berkata, “Terpujilah Tuhan yang membuat hati berdebar” Rasulullah telah pernah melihat Zainab sebelumnya, tetapi tidak pernah menyenangkan seperti sekarang ini ; jika tidak Rasulullah sudah pasti akan memintanya. ….
Jadi Muhammad jatuh cinta kepada istri anak angkatnya. Luar biasa juga.
PERCERAIAN
Peristiwa pertemuan Muhammad dengan Zainab yang sangat menggetarkan hati Muhammad itu diceritakan oleh Zainab kepada Zaid. Dan sebagai anak angkat yang baik hati tidak banyak pilihan bagi Zaid kecuali menemui sang ayah angkat sekaligus pemimpin Islam yaitu Muhammad dan menawarkan untuk menceraikan Zainab. Namun Muhammad masih jaga gengsi, dan menasehati Zaid untuk menjaga pernikahannya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Zainab merasa bangga terhadap dirinya dan apa yang didengarnya itu diberitahukannya kepada Zaid. Langsung waktu itu juga Zaid menemui Nabi dan mengatakan bahwa IA BERSEDIA MENCERAIKANNYA. Lalu kata Nabi kepadanya:
"Jaga baik-baik isterimu, jangan diceraikan. Hendaklah engkau takut kepada Allah."
Tetapi pergaulan Zainab dengan Zaid sudah tidak baik iagi.Kemudian IA DICERAI.
Jadi setelah dipaksa menikah dengan ancaman Muhammad dan Aulloh SWT, pernikahan ini harus diakhiri dengan perceraian.
Sungguh menggelikan, karena perceraian adalah sesuatu yang sangat dibenci Aulloh SWT.
Sumber :
Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah
(Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh)
Dr. Yusuf Qardhawi
Citra Islami Press, Januari 1997
Sub bab : Talak (Perceraian)
http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/M ... Cerai.html
…..
Tidak setiap perceraian itu dibolehkan dalam Islam, karena ada talak yang dimakruhkan, bahkan diharamkan. Karena hal itu dapat merobohkan bangunan rumah tangga yang sangat ditekankan Islam agar kita membina dan membangunnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda, "PERKARA HALAL YANG PALING DIBENCI OLEH ALLAH ADALAH PERCERAIAN."
Atau yang berikut :
Sumber :
Sunan Abu Dawud, Buku 13 ayat 3
Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda yang bermaksud,
"PERBUATAN HALAL YANG DIMURKAI ALLAH IALAH TALAK"
Jadi Aulloh SWT memurkai keputusan Aulloh SWT sendiri.
Kok lebih lucu dari ucapan Joshua, “Jeruk makan jeruk”
Atau dengan kata lain :
AULLOH SWT DAN MUHAMMAD MERANCANG SESUATU YANG SANGAT DIBENCI AULLOH SWT.
Kisah hidup zaid dapat ditelusuri baik dari hadith, maupun sirakh, yakni yang mana zaid merupakan bekas budak mohammed dan diangkat menjadi salah satu kemenakan mohammed, dimana mohammed mendapatkan zaid dari hasil pernikahan mohammed dengan khadijah.
Muhammad, Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik
Martin Lings
Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 65
Pada hari pernikahannya ….. Khadijah menghadiahinya salah satu budaknya sendiri, seorang remaja berusia lima belas tahun bernama Zaid. …. Zaid dan beberapa pemuda lainnya baru saja dibeli dengan harga mahal dari Ukaz oleh keponakan Khadijah …Sambil berdiri di Hijr, dengan lantang, ia (Muhamamd) berkata, “Wahai semua yang hadir! Saksikanlah, bahwa Zaid adalah anakku ….” …. Sejak hari itu, pendatang baru bagi bani Hasyim di Mekah dikenal sebagai Zaid bin Muhammad.
Sahih Al-Bukhari
Volume 6, Buku 60, nomor 305
We used not to call Zaid bin Haritha the freed slave of Allah's Apostle except Zaid bin Muhammad till the Qur’anic Verse was revealed: "Call them (adopted sons) by (the names of) their fathers. That is more than just in the Sight of Allah." (33.5)
Kami tidak terbiasa memanggil Zaid bin Haritha, budak yang dibebaskan oleh Rasulullah melainkan memanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga ayat Al-Qur’an diwahyukan …..
AULLOH DAN MUHAMMAD MEMAKSAKAN PERNIKAHAN
Kutipan berikut saya ambil dari buku karya Muhammad Husain Haekal.
Haekal mengatakan bahwa ada kolaborasi antara Allah SWT dengan Muhammad dalam menjodohkan Zainab dengan Zaid, bahkan sampai turun ayatnya dari Allah SWT untuk menikahkan Zainab dengan Zaid DIBAWAH ANCAMAN SEGALA.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
"Bagi laki-laki dan wanita yang beriman, BILAMANA ALLAH DAN RASULNYA TELAH MENETAPKAN suatu ketentuan, mereka tidak boleh mengambil kemauan sendiri dalam urusan mereka itu. Dan barangsiapa TIDAK MEMATUHI ALLAH DAN RASULNYA, mereka telah melakukan KESESATAN YANG NYATA SEKALI." (Qur'an, 33:36)
Setelah turun ayat ini tak ada jalan lain buat Abdullah dan Zainab saudaranya, selain harus tunduk menerima. "Kami menerima, Rasulullah," kata mereka. Lalu ZAID DIKAWINKAN KEPADA ZAINAB setelah mas-kawinnya oleh Nabi disampaikan.
PRAHARA PERNIKAHAN
Uniknya setelah Zainab dan Zaid MENURUTI ketentuan pernikahan yang diatur oleh Allah SWT dan Muhammad, ternyata BUKANNYA KEBAHAGIAAN yang mereka peroleh namun JUSTRU KESESATAN YANG NYATA sekali yaitu perselisihan yang tidak henti-hentinya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Dan sesudah Zainab menjadi isteri, ternyata ia tidak mudah dikendalikan DAN TIDAK MAU TUNDUK. MALAH IA BANYAK MENGGANGGU ZAID. Ia membanggakan diri kepadanya dari segi keturunan dan bahwa dia katanya tidak mau ditundukkan oleh seorang budak.
Sikap Zainab yang tidak baik kepadanya itu tidak jarang oleh Zaid diadukan kepada Nabi, dan bukan sekali saja ia meminta ijin kepadanya hendak menceraikannya. Tetapi Nabi menjawabnya: "Jaga baik-baik isterimu, jangan diceraikan.Hendaklah engkau takut kepada Allah."
PERTEMUAN MUHAMMAD DENGAN ZAINAB
Karena prahara sudah sedemikian rupa, maka harus ada jalan untuk mengakhiri pernikahan tersebut. Langkah awal pemutusan pernikahan adalah diawali dengan bertamunya Muhammad ke rumah Zaid dan ternyata hanya menjumpai Zainab.
Sumber :
Muhammad, Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik
Martin Lings
Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 341 dan 342
Suatu hari, nabi pergi kerumah Zaid untuk membicarakan satu masalah. Ketika beliau datang, Zaid sedang tidak dirumah. Zainab, karena tidak menyangka akan ada tamu diwaktu-waktu tersebut, sedang BERPAKAIAN SEADANYA. ….. Zainab lari kepintu tanpa mengenakan alas kaki untuk mempersilahkan nabi masuk dan menunggu hingga suaminya kembali. …. Saat Zainab berdiri dipintu, ia tampak berseri-seri dan riang gembira, dan NABI KAGUM OLEH KECANTIKANNYA.Beliau cepat berbalik dan pergi sambil menggumankan kata-kata yang tak terdengar oleh Zainab. Kata-kata yang sempat didengarnya hanyalah sebuah pujian kekaguman : “Mahaagung Allah, Mahaagung. Dia yang menguasai hati manusia”Dalam hal ini, Lings mengutip dari Kitab Al Tabaqat Al Kabir karya Muhammad ibn Sa’d.
MUHAMMAD MULAI JATUH CINTA KEPADA ZAINAB
Tidaklah jelas kapan Muhammad mulai jatuh cinta kepada Zainab. Haekal bahkan menolak kalau Muhamamd jatuh cinta dengan Zainab.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Untuk menghapuskan semua cerita mereka yang kita baca itu dari dasarnya, cukup kalau kita sebutkan, bahwa Zainab bt. Jahsy ini adalah puteri Umaima bt. Abd'l-Muttalib, bibi Rasulullah a.s. Ia dibesarkan di bawah asuhannya sendiri dan dengan bantuannya pula. Maka dengan demikian ia sudah seperti puterinya atau seperti adiknya sendiri. Ia sudah mengenal Zainab dan mengetahui benar apakah dia cantik atau tidak, sebelum ia dikawinkan dengan Zaid. Ia sudah melihatnya sejak dari mula pertumbuhannya, sebagai bayi yang masih merangkak hingga menjelang gadis remaja dan dewasa, dan dia juga yang melamarnya buat Zaid bekas budaknya itu.
Namun pandangan Haekal ini bertabrakan dengan dua kitab tafsir terbesar dalam khazanah Islam yaitu Tafsir Al-Jalalayn dan Tafsir Zamakhshari menuliskan bahwa MUHAMMAD MEMANG JATUH CINTA KEPADA ZAINAB segera setelah Zainab menikah dengan Zaid.
23 YEARS: A Study of the Prophetic Career of Mohammad
Ali Dashti
Diterjemahkan dari bahasa Persia oleh F.R.C. Bagley
Mazda Publishers, Costa Mesa, California, 1994, halaman 132, 133
The Prophet’s love for Zaynab arose later, and the time and circumstances of its incidence are diversely reported. The account in the Tafsir al-Jalalayn suggests that his attitude began to change soon after her marriage to Zayd. "After a time (probably meaning a short time) his eye fell on her, and love for Zaynab budded in his heart.
Cinta Rasulullah terhadap Zainab timbul kemudian, waktu dan kejadiannya dilaporkan secara berbeda. Laporan dalam Tafsir Al-Jalalayn mengindikasikan bahwa sikap Muhammad berubah SEGERA SETELAH PERNIKAHAN Zainab dengan Zaid. “Setelah waktu yang pendek, mata Muhammad memandang Zainab, DAN CINTA KEPADA ZAINAB BERSEMI DIHATI MUHAMMAD.
Zamakhshari, in his comment on verse 37 sura 33, states that it was after Zaynab’s marriage to Zayd that the Prophet’s eye fell on her. She pleased him so much that he could not help saying, "Praise be to God who makes hearts beat!" The Prophet had seen Zaynab before but she had not then pleased him; otherwise he would have asked for her hand. Zaynab heard the Prophet’s exclamation and told Zayd about it. Zayd knew intuitively that God had cast an unease with Zaynab into his heart. He therefore went in haste to the Prophet and asked whether he might divorce his wife. The Prophet asked what had happened and whether he suspected her. Zayd replied that he had met with nothing but kindness from her, but was distressed because she considered herself more noble than himself and more suitable for the Prophet. It was then that the words "Keep your wife for yourself and fear God" in verse 37 came down. (Ref. 7, page 132-133)
Zamakhshari dalam komentarnya terhadap QS 33 : 37, menyatakan bahwa SETELAH PERNIKAHAN Zainab dan Zaidlah, mata Muhamamd memandang Zainab. ZAINAB SANGAT MENYENANGKAN BAGI MUHAMMAD hingga dia tidak bisa menahan untuk berkata, “Terpujilah Tuhan yang membuat hati berdebar” Rasulullah telah pernah melihat Zainab sebelumnya, tetapi tidak pernah menyenangkan seperti sekarang ini ; jika tidak Rasulullah sudah pasti akan memintanya. ….
Jadi Muhammad jatuh cinta kepada istri anak angkatnya. Luar biasa juga.
PERCERAIAN
Peristiwa pertemuan Muhammad dengan Zainab yang sangat menggetarkan hati Muhammad itu diceritakan oleh Zainab kepada Zaid. Dan sebagai anak angkat yang baik hati tidak banyak pilihan bagi Zaid kecuali menemui sang ayah angkat sekaligus pemimpin Islam yaitu Muhammad dan menawarkan untuk menceraikan Zainab. Namun Muhammad masih jaga gengsi, dan menasehati Zaid untuk menjaga pernikahannya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Muhammad Husain Haekal
Bagian XVII : Istri-Istri Nabi
Zainab merasa bangga terhadap dirinya dan apa yang didengarnya itu diberitahukannya kepada Zaid. Langsung waktu itu juga Zaid menemui Nabi dan mengatakan bahwa IA BERSEDIA MENCERAIKANNYA. Lalu kata Nabi kepadanya:
"Jaga baik-baik isterimu, jangan diceraikan. Hendaklah engkau takut kepada Allah."
Tetapi pergaulan Zainab dengan Zaid sudah tidak baik iagi.Kemudian IA DICERAI.
Jadi setelah dipaksa menikah dengan ancaman Muhammad dan Aulloh SWT, pernikahan ini harus diakhiri dengan perceraian.
Sungguh menggelikan, karena perceraian adalah sesuatu yang sangat dibenci Aulloh SWT.
Sumber :
Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah
(Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh)
Dr. Yusuf Qardhawi
Citra Islami Press, Januari 1997
Sub bab : Talak (Perceraian)
http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/M ... Cerai.html
…..
Tidak setiap perceraian itu dibolehkan dalam Islam, karena ada talak yang dimakruhkan, bahkan diharamkan. Karena hal itu dapat merobohkan bangunan rumah tangga yang sangat ditekankan Islam agar kita membina dan membangunnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda, "PERKARA HALAL YANG PALING DIBENCI OLEH ALLAH ADALAH PERCERAIAN."
Atau yang berikut :
Sumber :
Sunan Abu Dawud, Buku 13 ayat 3
Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda yang bermaksud,
"PERBUATAN HALAL YANG DIMURKAI ALLAH IALAH TALAK"
Jadi Aulloh SWT memurkai keputusan Aulloh SWT sendiri.
Kok lebih lucu dari ucapan Joshua, “Jeruk makan jeruk”
Atau dengan kata lain :
AULLOH SWT DAN MUHAMMAD MERANCANG SESUATU YANG SANGAT DIBENCI AULLOH SWT.