Untuk Orang yang sekedar Ingin tau tentang AISYAH

Muhammad dan istri2nya, pedofilia dan kehidupan seksual nabi
Post Reply
lnua
Posts: 95
Joined: Mon May 15, 2006 8:16 pm

Post by lnua »

Jihad Fii Sabillilah wrote: tapi sayang selama saya ga da belum da yang bisa membuktikan secara konkrit bahwa Rosullku tercinta phedolphil....... :lol: :lol: :lol: :lol:
so berikan lagi argument2 kalian dong yang meyakinkan bahwa rosull ku seorang phedolphil :lol: :lol: :lol:
pasti ga da yach........... :lol: :lol: :lol:
Berhubung dg analisa yg telah anda uraikan, saya setuju bahwa anda telah berhasil membuktikan:
1. Banyak hadits2 (terutama yg di atas) tidak memiliki kredibility, tidak reliable dan isinya harus diragukan dan senantiasa diteliti.
2. Bahwa ingatan manusia tidak dapat dipercaya, dan tidak dapat dipakai sebagai 'sesuai dg firman Allah'.
3.Statemen yg berasal dari hadits/ucapan2/ingatan2 tidak boleh dipakai sebagai bukti yg kuat tanpa penelitian lebih lanjut.

CONGRATULATIONS!
(jadi utk di diskusi lainnya, kita harus menghindari pemakaian hadits2 tsb sebagai pembuktian absolute, setuju?)

Sekarang mari kita lanjutkan,
Apabila hadits2 di atas (mengenai usia Aisya yg masih bocah saat dikawinkan Moh) dianggap kurang absolute.
Apakah ada hadits2 lain yg lebih absolute utk membuktikan bahwa aisya memang adalah dewasa saat dikawinkan?


BILA ADA, mari kita bandingkan kedua bukti2 ini.
BILA TIDAK ADA, maka secara logika, hadits2 yg 'kurang absolute' tsb harus diterima sebagai hasil akhir bukan?

salam
Luna
User avatar
alley_shatree
Posts: 3515
Joined: Wed Jan 31, 2007 9:49 pm

Post by alley_shatree »

babenya muhammad wrote:kalo semua org pikiran kaya lu alley, semua anak ud dikawinin skrng ama bandot tua, dgn alasan macam yg kamu jelasin...

si momed org yg berkuasa pada waktu itu, bisa aja dia memberikan penjeleasan, asal dia berduaan dgn aisha tanpa ada hall2 yg janggal aja, mis tidur di kamar berdua....

emang berapa banya org yg tua dgn anak yg berduaaan dijaman itu ??

apa semua mesti di kawinin dulu baru boleh berduaan ???
pernikahan itu punya makna yg lebih luas..sama sekali bukan cuma urusan selangkangan seperti yg kalian pikirkan.

fungsi pernikahan ( yg umum terjadi pada arab atau Islam )

-. menambah/merpererat kekeluargaan
-. menghindari fitnah orang.
-. menghindari perzinahan
-. mengayomi, menafkahi, melindungi, dan bertanggung jawab terhadap wanita2 yg dinikahi.
-. DLL

jadi titik berat pernikahan Nabi itu lebih kepada yg gua sebutin diatas.

lo udah termakan image kalo arab hobi nikah...padahal kalo melihat fakta ya penduduk arab itu relatif sedikit lho dibandingkan dengan cina, india, bule dll....nah berarti yg hobi kawin siapa coba ? korelasinya kan " banyak anak berarti banyak kawin"....lo coba cari cina di kolong langit mana aja hampir ada cina saking banyaknya. :)
lnua
Posts: 95
Joined: Mon May 15, 2006 8:16 pm

Post by lnua »

Kalau hadits2 yg ada tidak dianggap reliable/kredible.
Apa ada hadits2 yg lebih baik yg bisa membuktikan bahwa Aisya adalah dewasa saat dikawinkan????
Kalau tidak ada. Terpaksa yg 'kurang reliable' menjadi bukti satu2nya, bukan?
Sashimi
Posts: 3390
Joined: Sun Jul 09, 2006 8:19 am

Post by Sashimi »

@ atas, kayaknnya mental ponpes pada ngga ngerti, lah wong ngitung2 pecahan aja acak kadut
User avatar
japra
Posts: 786
Joined: Wed Feb 14, 2007 5:53 pm
Location: bali mester

Post by japra »

alley_shatree wrote: pernikahan itu punya makna yg lebih luas..sama sekali bukan cuma urusan selangkangan seperti yg kalian pikirkan.

fungsi pernikahan ( yg umum terjadi pada arab atau Islam )

-. menambah/merpererat kekeluargaan
-. menghindari fitnah orang.
-. menghindari perzinahan
-. mengayomi, menafkahi, melindungi, dan bertanggung jawab terhadap wanita2 yg dinikahi.
-. DLL

jadi titik berat pernikahan Nabi itu lebih kepada yg gua sebutin diatas.
bla bla bla bla ....

udah jgn banyak bacot. BRAPA PASTINYA UMUR AISYAH WAKTU DIHO'OH AMA MAMAT ????

(bisa jawab gak? -- kalo gak bisa tanya ama AA GYM)
SQUALL LION HEART
Posts: 2155
Joined: Thu Nov 23, 2006 8:56 am
Location: ujung langit

Post by SQUALL LION HEART »

lnua wrote:Kalau hadits2 yg ada tidak dianggap reliable/kredible.
Apa ada hadits2 yg lebih baik yg bisa membuktikan bahwa Aisya adalah dewasa saat dikawinkan????
Kalau tidak ada. Terpaksa yg 'kurang reliable' menjadi bukti satu2nya, bukan?
Umur istri penting dari nabi aja kagak jelas..
gimana bisa dibilang quran dan hadits sangat bagus dll..
yg jelas matematikanya pada jongkok..
User avatar
MONTIR KEPALA
Posts: 4307
Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am

Post by MONTIR KEPALA »

lnua wrote:Kalau hadits2 yg ada tidak dianggap reliable/kredible.
Apa ada hadits2 yg lebih baik yg bisa membuktikan bahwa Aisya adalah dewasa saat dikawinkan????
Kalau tidak ada. Terpaksa yg 'kurang reliable' menjadi bukti satu2nya, bukan?
saya coba yah ...

Keaslian hadith mengenai umur Aisha'
Authenticity of hadith regarding Aisha's age

• Laporan mengenai umur Aisha direkam sepanjang kalifah Abbasiah dimana masa muda Aisha boleh jadi dipaksakan dan ditekankan oleh sarjana Islam guna menolak klaim Shi'A atas keturunan Ali ibn Abi Talib.


• Kebanyakan narasi mengenai umur Aisha dilaporkan hanya oleh Hisham ibn Urwa memberitakan atas otoritas bapak nya. Semua narasi peristiwa ini dilaporkan melalui pembawa cerita dari Iraq, di mana Hisham ibn Urwa dilaporkan ketika tinggal di Madinah usianya 91 tahun. Hal itu dilaporkan dalam salah satu dari buku yang paling terkenal mengenai keandalan dan hidup dari pembawa cerita tradisi yang dianggap berasal dari ke Muhammad bahwa Yaqub ibn Shaibah berkata, " dilaporkan bahwa narasi oleh Hisham adalah dapat dipercaya kecuali, apa-apa yang dilaporkannya melalui masyarakat Iraq". Pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak atas narasi Hisham yang dilaporkan lewat orang lain Iraq. Dalam Buku yang lain atas cerita tradisi Muhammad yang dia laporkan ketika ia sudah tua, ingatan Hisham menderita pikun.


•" Telah dikabarkan Nabi Muhammad bersabda, " Seorang perempuan harus dionsultasikan dan mendapatkan izinnya untuk membuat perkawinan sah". Berdasarkan laporan yang lain, Aisha pada umur sembilan tahun lebih tertarik untuk bermain-main dengan kuda-kudaan dibanding untuk memikul tugas tanggung jawab seorang istri. Ijin dari suatu anak perempuan yang belum dewasa tidak sah untuk perkawinan.


•" Perbandingan hadith ttg umur Aisha dengan hadith Laylat al-Qadr, di mana 1 digunakan untuk 21, 3 untuk 23, 5 untuk 25 dan seterusnya, menyatakan bahwa barangkali laporan Aisha'S dipancarkan secara harafiah dan 16 menjadi 6 dan 19 menjadi 9, karena yg demikian itu suatu cara berbicara di dalam bahasa Arab yang secara mendasar telah dikenal.
SAHIH BUKHARI Volumn 003, Book 032, Hadith Number 238.
-----------------------------------------
Narated By Ibn Abbas : The Prophet said, "Look for the Night of Qadr in the last ten nights of Ramadan ,' on the night when nine or seven or five nights remain out of the last ten nights of Ramadan (i.e. 21, 23, 25, respectively)."



Evidences from Islamic literature
•" Nurut hadith Bukhari dan Muslim, Aisha dikatakan sudah bergabung dgn Muhammad pada Penghadangan yang puncaknya di dalam Pertempuran Badr pada 624 CE dan kemudian pada 625 CE di dalam Pertempuran Uhud. Ketika itu tak seorangpun di bawah umur 15 tahun diijinkan untuk menyertai partai penghadangan, Aisha seharusnya paling tidak 15 tahun pada 624 CE dgn begitu setidaknya 13 tahun ketika dia dinikahi, bila Hijra dilakukan pada 622 CE.
SAHIH BUKHARI Volumn 003, Book 048, Hadith Number 832.
-----------------------------------------
Narated By Ibn 'Umar : Allah's Apostle called me to present myself in front of him or the eve of the battle of Uhud, while I was fourteen years of age at that time, and he did not allow me to take part in that battle, but he called me in front of him on the eve of the battle of the Trench when I was fifteen years old, and he allowed me (to join the battle)." Nafi' said, "I went to 'Umar bin 'Abdul Aziz who was Caliph at that time and related the above narration to him, He said, "This age (fifteen) is the limit between childhood and manhood," and wrote to his governors to give salaries to those who reached the age of fifteen.

SAHIH BUKHARI Volumn 005, Book 059, Hadith Number 317.
-----------------------------------------
Narated By Ibn Umar : The Prophet stood at the well of Badr (which contained the corpses of the pagans) and said, "Have you found true what your lord promised you?" Then he further said, "They now hear what I say." This was mentioned before 'Aisha and she said, "But the Prophet said, 'Now they know very well that what I used to tell them was the truth.' Then she recited (the Holy Verse): "You cannot make the dead hear... till the end of Verse)." (30.52)

SAHIH BUKHARI Volumn 005, Book 059, Hadith Number 393.
-----------------------------------------
Narated By Anas : When it was the day of Uhud, the people left the Prophet while Abu Talha was in front of the Prophet shielding him with his leather shield. Abu Talha was a skilful archer who used to shoot violently. He broke two or three arrow bows on that day. If a man carrying a quiver full of arrows passed by, the Prophet would say (to him), put (scatter) its contents for Abu Talha." The Prophet would raise his head to look at the enemy, whereupon Abu Talha would say, "Let my father and mother be sacrificed for you ! Do not raise your head, lest an arrow of the enemy should hit you. (Let) my neck (be struck) rather than your neck." I saw 'Aisha, the daughter of Abu Bakr, and Um Sulaim rolling up their dresses so that I saw their leg-bangles while they were carrying water skins on their backs and emptying them in the mouths of the (wounded) people. They would return to refill them and again empty them in the mouths of the (wounded) people. The sword fell from Abu Talha's hand twice or thrice (on that day).



•"recension Ibn Hisham dari Sirat Rasulullah Ibnu Ishaq, riwayat hidup Muhammad yang paling awal, menulis bahwa Aisha ketika memeluk Islam sebelum Umar ibn al-Khattab, sepanjang tahun pertama Islam di sekitar 610 CE. Syarat menerima Islam dia harus sudah bisa berjalan dan berbicara, karenanya sedikitnya 3 tahun usianya, yang mana setidaknya 15 tahun pada 622 CE.


•" Tabari melaporkan bahwa Abu Bakr ingin untuk memberikan Aisha sebuah perjalanan yg tdk nyaman ke Etiopia segera setelah 615 CE, dan mencoba untuk mengemukakan perkawinan nya ke putra Mut`Am. Mut`Am menolak sebab Abu Bakr telah masuk Islam, jika Aisha telah dewasa pada 615 CE, dia seharusnya sudah lebih tua dari 9 tahun pada 622 CE. (Page 91)
SAHIH BUKHARI Volumn 007, Book 062, Hadith Number 018.
-----------------------------------------
Narated By 'Ursa : The Prophet asked Abu Bakr for 'Aisha's hand in marriage. Abu Bakr said "But I am your brother." The Prophet said, "You are my brother in Allah's religion and His Book, but she ('Aisha) is lawful for me to marry."

•" Tabari juga melaporkan bahwa 4 anak-anak Abu Bakr semuanya dilahirkan pada masa Jahiliyyah, periode sebelum Islam, yang mana berakhir pada 610 CE, ini berarti Aisha sedikitnya 12 tahun pada 622 CE ketika Aisha mulai tinggal bersama Muhammad.


•"Aisha dikabarkan berkata ketika Surah Al-Qamar, Quran surat ke 54 diturunkan, " ketika Aku masih kecil ". Surah ke 54 dari Qur'An turun 9 tahun sebelum Hijrah. Menurut hadits ini, Aisha tidak hanya dilahirkan sebelum pembukaan Surah dimaksud, tetapi benar-benar seorang anak perempuan muda, bukan seorang bayi pada waktu itu. Maka jika umur ini diasumsikan untuk 7 atau 14 tahun kemudian umurnya saat perkawinan akan 16 s.d 23.
SAHIH BUKHARI Volumn 006, Book 060, Hadith Number 399.
-----------------------------------------
Narated By Yusuf bin Mahik : I was in the house of 'Aisha, the mother of the Believers. She said, "This revelation: "Nay, but the Hour is their appointed time (for their full recompense); and the Hour will be more previous and most bitter." (54.46) was revealed to Muhammad at Mecca while I was a playful little girl."



•“MeNurut hampir semua sejarawan, Asma bint Abu Bakr, kakak perempuan Aisha, adalah sepuluh tahun lebih tua dari Aisha. Asma dilaporkan wafat pada 73 AH, ketika dia berumur 100 tahun. Sekarang, sungguh-sungguh jika Asma adalah 100 tahun usia di (dalam) 73 AH, dia harusnya telah 27 atau 28 tahun usianya ketika Migrasi ke Medina (1 AH). Jika Asma adalah 27 atau 28 tahun usia pada waktu itu, Aisha harusnya telah 17 atau 18 tahun usia pada waktu yang sama. Jadi, jika Aisya dia menikah pada 1 AH atau 2 AH maka 18 atau 20 tahun ketika perkawinannya.


•Tidak bisa validnya riwayat umur sangat dimungkinkan sbgmana umur Nabi :
SAHIH BUKHARI Volumn 005, Book 059, Hadith Number 742.
Narated By 'Aisha : Allah 's Apostle died when he was sixty-three years of age.

http://hadith.al-islam.com/bayan/Displa ... nd&ID=1349
SAHIH MUSLIM Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. wafat pada usia enam puluh tiga tahun

http://hadith.al-islam.com/bayan/Displa ... nd&ID=1348
SAHIH MUSLIM Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah bukan orang yang tinggi sekali dan tidak pula pendek dan tidak juga putih sekali dan tidak berwarna coklat serta tidak pula berambut terlalu keriting dan tidak terlalu lurus. Beliau diutus Allah ketika berusia empat puluh tahun dan menetap di Mekah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun. Beliau wafat ketika berusia enam puluh tahun sementara di rambut kepala dan janggut beliau tidak lebih dari dua puluh helai uban


http://en.wikipedia.org/wiki/Aisha%27s_age_at_marriage
lnua
Posts: 95
Joined: Mon May 15, 2006 8:16 pm

Post by lnua »

Ini mah SAMA SAJA dg yg sudah dibawakan sebelumnya o/mas Jihad.
-SEANDAINYA analisa anda di atas adalah benar.
-Seandainya berjibun hadits2/bukti2 di atas memang tidak kredible/valid(utk membuktikan umur Aisya yg dikawinkan saat itu adalah Bocah)
-Seandainya anda sukses membuktikkan kelemahan hadits2 di atas.


Apakah ada hadits/bukti2 yg lebih kuat bahwa Aisya itu memang telah dewasa??????

bila memang tidak ada hadits/ayat yg lebih 'kuat', yg membuktikan bahwa Aisya saat itu memang berumur dewasa, maka hadits2 di atas meskipun 'diragukan' menjadi bukti satu2nya, yaitu:
Aisya saat dikawinkan memang adalah bocah.
Mohon ikuti diskusi ini (jangan baca yg terakhir saja) dan bacalah hati2.
User avatar
MONTIR KEPALA
Posts: 4307
Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am

Post by MONTIR KEPALA »

ya udeh lo fokus aja sama ini ...

•"Aisha dikabarkan berkata ketika Surah Al-Qamar, Quran surat ke 54 diturunkan, " ketika Aku masih kecil ". Surah ke 54 dari Qur'An turun 9 tahun sebelum Hijrah. Menurut hadits ini, Aisha tidak hanya dilahirkan sebelum pembukaan Surah dimaksud, tetapi benar-benar seorang anak perempuan muda, bukan seorang bayi pada waktu itu. Maka jika umur ini diasumsikan untuk 7 atau 14 tahun kemudian umurnya saat perkawinan akan 16 s.d 23.

SAHIH BUKHARI Volumn 006, Book 060, Hadith Number 399.
-----------------------------------------
Narated By Yusuf bin Mahik : I was in the house of 'Aisha, the mother of the Believers. She said, "This revelation: "Nay, but the Hour is their appointed time (for their full recompense); and the Hour will be more previous and most bitter." (54.46) was revealed to Muhammad at Mecca while I was a playful little girl."
SQUALL LION HEART
Posts: 2155
Joined: Thu Nov 23, 2006 8:56 am
Location: ujung langit

Post by SQUALL LION HEART »

MONTIR KEPALA wrote:ya udeh lo fokus aja sama ini ...

•"Aisha dikabarkan berkata ketika Surah Al-Qamar, Quran surat ke 54 diturunkan, " ketika Aku masih kecil ". Surah ke 54 dari Qur'An turun 9 tahun sebelum Hijrah. Menurut hadits ini, Aisha tidak hanya dilahirkan sebelum pembukaan Surah dimaksud, tetapi benar-benar seorang anak perempuan muda, bukan seorang bayi pada waktu itu. Maka jika umur ini diasumsikan untuk 7 atau 14 tahun kemudian umurnya saat perkawinan akan 16 s.d 23.
ada ngak quran dan hadits yg langsung menunjukkan berapa umur aisyah,
jangan pake hitung2 deh.. maklum aja aku meragukan kemampuan muslim
dalam hitung menghitung..
takutnya salah gitu lho..
User avatar
MONTIR KEPALA
Posts: 4307
Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am

Post by MONTIR KEPALA »

Aisya dinikah 2 tahun setelah hijrah

2 + 9 = 11

sekarang makna playfull little girl kira2 berapa usianya ??.... dan sudah bisa ingat sesuatu biasanya anak kecil pada usia berapa.
tarolah umur 4 atau 5 tahun.

maka ketika turun surat itu usianya 4 + 9 tahun kemduian hijrah 2 tahun kemudian dinikah
sama dengan 15 tahun ...

betul tidak ???
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

Lho???? ngulang-ngulang lagi sampah basi lu?
Kan sudah dibantah sama orang Islam sendiri, Dr Shaykh Gibril Fouad Haddad, dari situs Islam SunniPath.com .

Baca sendiri di http://qa.sunnipath.com/issue_view.asp? ... 604&CATE=1

buat yang tak mengerti bhs Inggris, ini bantahan si sheik gibril fuoad haddad:
MONTIR KEPALA wrote: • Kebanyakan narasi mengenai umur Aisha dilaporkan hanya oleh Hisham ibn Urwa memberitakan atas otoritas bapak nya. Semua narasi peristiwa ini dilaporkan melalui pembawa cerita dari Iraq, di mana Hisham ibn Urwa dilaporkan ketika tinggal di Madinah usianya 91 tahun. Hal itu dilaporkan dalam salah satu dari buku yang paling terkenal mengenai keandalan dan hidup dari pembawa cerita tradisi yang dianggap berasal dari ke Muhammad bahwa Yaqub ibn Shaibah berkata, " dilaporkan bahwa narasi oleh Hisham adalah dapat dipercaya kecuali, apa-apa yang dilaporkannya melalui masyarakat Iraq". Pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak atas narasi Hisham yang dilaporkan lewat orang lain Iraq. Dalam Buku yang lain atas cerita tradisi Muhammad yang dia laporkan ketika ia sudah tua, ingatan Hisham menderita pikun.
BANTAHAN:

Pelecehan terhadap Shaykh al-Islam Hisham ibn Urwah, cucu keponakan (grand nephew) Aisha sendiri, telah dibantah oleh Shaykh Gibril Haddad.

Berikut ini adalah bantahan Shayk Gibril Hadda:
A. Ada lebih dari sebelas otoritas di antara para Tabi’in yang melaporkan secara langsung dari Aisha. Itu masih tidak termasuk para Sahaba yang melaporkan hal yang sama dan juga penerus-penerus utama (major Successors) yang melaporkannya dari sumber selain Aisha.

B. Not so. Al-Zuhri also reports it from `Urwa, from `A'isha; so does `Abd Allah ibn Dhakwan, both major Madanis. So is the Tabi`i Yahya al-Lakhmi who reports it from her in the Musnad and in Ibn Sa`d's Tabaqat. So is Abu Ishaq Sa`d ibn Ibrahim who reports it from Imam al-Qasim ibn Muhammad, one of the Seven Imams of Madina, from `A'isha. All the narratives of this event have been reported.

C. Bukan begitu. Selain keempat perawi Tabi’in Medina di atas, Sufyan ibn `Uyayna dari Khurasan dan`Abd Allah ibn Muhammad ibn Yahya dari Tabarayya di Palestine juga melaporkannya. Bahkan hadist tersebut bukan hanya dilaporkan oleh `Urwa, tetapi juga oleh `Abd al-Malik ibn `Umayr, al-Aswad, Ibn Abi Mulayka, Abu Salama ibn `Abd al-Rahman ibn `Awf, Yahya ibn `Abd al-Rahman ibn Hatib, Abu `Ubayda (`Amir ibn `Abd Allah ibn Mas`ud) dan Imam-Imam Tabi’I lainnya langsung dari Aisha.

Dengan demikian, hal ini telah dilaporkan secara masaal (mutawatir) dari Aisha oleh lebih dari sebelas otoritas di antara kaum Tabi’in, belum lagi yang dilaporkan oleh para Sahaba seperti Ibn Mas`ud dan Penerus Utama seperti Qatada!

D. Sebenarnya, Ya`qub berkata: "Dapat dipercaya, dapat diandalkan sama sekali (thiqa thabt), tidak tercela kecuali setelah dia pergi ke Iraq, pada waktu mana dia meriwayatkan dari ayahnya dan dicela karena itu.” Perhatikanlah bahwa Ya’qub sebenarnya tidak membenarkan kritisi (pencelaan) itu.

Malik sendiri melaporkan lebih dari 100 hadist dari Hisham seperti yang dibuktikan dalam kedua (koleksi hadist) Sahih dan Sunan hingga al-Dhahabi menanyakan kepantasan / otentisitas pernyataan bahwa dia mencela Hisham.

Bahkan sebenarnya, tidak ada satupun ahli hadist yang membenarkan meragukan hadist-hadist tersebut karena hanyalah didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa tuanya Hisma (dia berumur 71 tahun pada saat kunjungan terakhirnya ke Iraq) suka menyingkat perkataan, dan akan berkata, “Ayahku, dari Aisha” (abi `an `A'isha)" dan tidak lagi mengatakan, “diriwayatkan padaku (haddathani)".

Al-Mizzi in Tahdhib al-Kamal (30:238) menjelaskan bahwa orang-orang Iraq sudah tidak ragu lagi bahwa Hisham tidak pernah meriwayatkan sesuatu apapun dari ayhnya kecuali yang dia dengar langsung sendiri darinya.

Ibn Hajar juga tidak setuju dengan celaan terhadap Hisham ibn `Urwa dan berkata dalam Tahdhib al-Tahdhib (11:45): "Jelaslah sudah bagi orang-orang Iraq bahwa dia tidak meriwayatkan apapun dari ayahnya selain yang didengarnya secara langsung darinya."

Bahkan sebenarnya, mengatakan bahwa “kisah-kisah yang diriwayatkan oleh Hisham ibn `Urwa dapat diandalkan kecuali yang dilaporkan lewat orang-orang Iraq” adalah omong kosong besar karena itu akan menghapuskan semua riwayat oleh Ayyub al-Sakhtyani darinya karena Ayyub adalah seorang Iraq Basran, dan riwayat-riwayat oleh Abu `Umar al-Nakha`i yang berasal dari Kufa, dan riwayat-riwayat oleh Hammad ibn Abi Sulayman dari Kufa (Shaykh dari Abu Hanifa), dan riwayat-riwayat oleh Hammad ibn Salama dan Hammad ibn Zayd yang kedua-duanya berasal dari Basra, dan riwayat-riwayat oleh Sufyan al-Thawri dari Basra, dan juga riwayat-riwayat oleh Shu`ba di Basra, yang semuanya berasal dari Hisham!

E. Bohong! Malah sebaliknya al-Dhahabi dalam Mizan al-I`tidal (4:301 #9233) berkata: "Hisham ibn `Urwa, salah seorang yang terhormat, suatu bukti dalam dirinya sendiri, dan seorang Imam. Namun dalam usia tuanya daya ingatnya menurun, tetapi dia tidak pernah menjadi bingung. Dan jangan pernah peduli apa yang dikatakan Abu al-Hasan ibn al-Qattan tentang dia dan Suhayl ibn Ali Salib mnjadi bingung atau berubah-ubah. Memang benar, orangnya berubah sedikit dan daya ingatnya tidak sama seperti di masa mudanya, dan dia lupa beberapa dari yang dihafalkannya. Memangnya kenapa? Apakah dia mesti luput dari kelupaan?
[p. 302] Dan ketika dia tiba di Iraq pada akhir hidupnya dia meriwayatkan sangat banyak pengetahuan, beberapa di antaranya tidak begitu bagus, dan hal yang sama terjadi pula pada Malik, Shu`ba, dan Waki`, dan beberapa ahli terpecaya lainnya. Jadi tak usahlah bingung-bingung, dan tak usah mengacaukan Imam-Imam terpercaya dengan perawi-perawi lemah dan kacau. Hisham adalah seorang Shaykh al-Islam. Tapi biarlah Allah menghibur kami tentang engkau, O Ibn al-Qattan, dan sama juga halnya dengan pernyataan `Abd al-Rahman ibn Khirash's dari Malik"

Terima kasih, Shaykh Gibril Haddad. Tampaknya Shavanas telah salah mengutip atau mengemukakan referensinya sendiri. Maka tampaknya fitnaham terhadap Hisham ibn Urwa tidak berdasar dan tidak didukung oleh teks-teks Islam. Lagipula syarat yang dikemukan Shanavas bahwa hadist-hadist mengenai usia Aisha mesti diriwayatkan melalui banyak perawi dan melalui orang-orang yang bukan dari Medina adalah omong kosong belaka. Tidak ada syarat seperti itu di dalam Islam Sunni. Ini hanyalah standar yang diciptakan Shanavas sendiri untuk mendukung argumennya sendiri.
MONTIR KEPALA wrote:•" Telah dikabarkan Nabi Muhammad bersabda, " Seorang perempuan harus dionsultasikan dan mendapatkan izinnya untuk membuat perkawinan sah". Berdasarkan laporan yang lain, Aisha pada umur sembilan tahun lebih tertarik untuk bermain-main dengan kuda-kudaan dibanding untuk memikul tugas tanggung jawab seorang istri. Ijin dari suatu anak perempuan yang belum dewasa tidak sah untuk perkawinan.
betul sekali bahwa aisha tidak dikonsultasi. jadi jelaslah sudah dia belum dewasa saat dilamar.

Tampaknya Shanavas tidak tahu tentang hadist sahih Bukhari yang mengatakan seorang gadis perawan memberi izin dengan berdiam diri. Karena Aisha adalah seorang perawan, izinnya adalah berdiam dirinya dia.

Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 67:
Diriwayatkan oleh Abu Huraira: Nabi berkata, “Seorang wanita dewasa (yang pernah kawin) tidak boleh dikawinkan kecuali setelah dibincangkan dengannya, dan seorang perawan tidak boleh dikawinkan kecuali setelah izinnya diberikan. Orang-orang bertanya, “O Rasul allah! Bagaimana kita tahu dia mengizinkan?” Dia berkata, “Berdiam dirinya dia (adalah tanda izinnya)."

MONTIR KEPALA wrote: •" Perbandingan hadith ttg umur Aisha dengan hadith Laylat al-Qadr, di mana 1 digunakan untuk 21, 3 untuk 23, 5 untuk 25 dan seterusnya, menyatakan bahwa barangkali laporan Aisha'S dipancarkan secara harafiah dan 16 menjadi 6 dan 19 menjadi 9, karena yg demikian itu suatu cara berbicara di dalam bahasa Arab yang secara mendasar telah dikenal.
SAHIH BUKHARI Volumn 003, Book 032, Hadith Number 238.
-----------------------------------------
Narated By Ibn Abbas : The Prophet said, "Look for the Night of Qadr in the last ten nights of Ramadan ,' on the night when nine or seven or five nights remain out of the last ten nights of Ramadan (i.e. 21, 23, 25, respectively)."
what a BULL ****! Sudah banyak hadist sahih di mana aisha sendiri jelas-jelas mengatakan umurnya 9 tahun, bukan 19, waktu disetubuhi muhammad!
MONTIR KEPALA wrote: Evidences from Islamic literature
•" Nurut hadith Bukhari dan Muslim, Aisha dikatakan sudah bergabung dgn Muhammad pada Penghadangan yang puncaknya di dalam Pertempuran Badr pada 624 CE dan kemudian pada 625 CE di dalam Pertempuran Uhud. Ketika itu tak seorangpun di bawah umur 15 tahun diijinkan untuk menyertai partai penghadangan, Aisha seharusnya paling tidak 15 tahun pada 624 CE dgn begitu setidaknya 13 tahun ketika dia dinikahi, bila Hijra dilakukan pada 622 CE.
•"recension Ibn Hisham dari Sirat Rasulullah Ibnu Ishaq, riwayat hidup Muhammad yang paling awal, menulis bahwa Aisha ketika memeluk Islam sebelum Umar ibn al-Khattab, sepanjang tahun pertama Islam di sekitar 610 CE. Syarat menerima Islam dia harus sudah bisa berjalan dan berbicara, karenanya sedikitnya 3 tahun usianya, yang mana setidaknya 15 tahun pada 622 CE.
ini juga sudah dibantah berulang-ulang. Peraturan umur 15 tahun itu adalah buat lelaki yang berperang. Aisha sebagai anak perempuan tidak ikut berperang. Dia hanya membantu memberi air minum kepada orang yang berperang dan menghangatkan ranjang si nabi bejad muhammad di malam hari. tidak ada batas umur bagi anak perempuan pembawa air dan penghangat ranjang.

BANTAHAN:
Ali Sina membantah argumen ini sebagai berikut:
Ini adalah alasan yang lemah. Ketika perang Badr dan Uhud terjadi, Aisha berumur sekitar 10 atau 11 tahun. Dia tidak ikut berperang sebagai prajurit, seperti halnya anak laki-laki. Dia pergi untuk menghangatkan tubuh Muhammad di malam hari. Anak lelaki yang belum mencapai usia 15 tahun dikirim pulang, tetapi ketentuan ini tidak berlaku baginya.

Perempuan dan anak-anak kecil pergi ke medan perang untuk melakukan tugas-tugas lainnya, seperti yang ditulis dalam situs muslimhope:
“Wanita dan anak-anak pergi ke medan perang setelah perkelahian selesai dan memberi air kepada Muslim-muslim yang terluka dan menghabiskan musuh yang terluka. . al-Tabari vol.12 p.127,146. Pada hari-hari peperangan, wanita-wanita dan anak-anak berada di sana untuk menggali kuburan bagi yang mati al-Tabari vol.12 p.107.

Maka jelaslah bahwa batas usia lima belas tahun itu hanya berlaku bagi anak laki-laki, dan argumen Shanavas jelas-jelas salah.

Shayk Hadda juga menunjukkan bahwa Shanavas menggunakan informasi yang salah atau tidak lengkap.
“ Pertama-tama, larangan itu hanya berlaku bagi yang ikut bertempur, tidak berlaku bagi anak-anak lelaki yang tidak bertempur, anak-anak perempuan yang tidak bertempur dan kaum wanita. Kedua, Aisha sama sekali tidak ikut bertempur dalam perang Badr, tapi hanya mengucapkan selamat jalan pada orang-orang yang bertempur ketika mereka melewati Medina, seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dalam hadist sahihnya. Pada saat perang Uhud (tahun 3H), Anas yang pada waktu itu hanya berumur 12 atau 13 tahun melaporkan melihat Aisha yang berumur 11 tahun bersama ibunya Umm Sulaym mengikat baju mereka dan membawa kantong kulit berisi air pulang pergi kepada orang-orang yang bertempur, seperti yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Jadi, Aisha sama sekali tidak berpartisipasi dalam perang Badr. Sangat menarik melihat bagaimana Shanava mengutip separuh-separuh hadist Uhud untuk memberi kesan palsu bahwa Aisha ikut berperang dalam perang Uhud ketika hadist-hadistnya telah jelas mengatakan dia hanya membawa kantung air kepada orang-orang yang bertempur. Bagian terakhir dari hadist juga dihapuskan, secara sengaja atau tidak sengaja, yang bisa dianggap tindakan tidak jujur.

Sahih Bukhari: Volume 4, Book 52, Number 131:
Diriwayatkan oleh Anas: Pada saat perang Uhad ketika beberapa orang mundur menarik diri dan meninggalkan nabi, aku melihat Aisha bint Abu Bakr dan Um Sulaim, dengan baju mereka ditarik ke atas sehingga kalung-kalung di mata kaki merek terlihat jelas, tergesa0gasa dengan kantung air mereka (dalam riwayat lain dikatakan,” membawa kantung kulit air di punggung mereka”). Mereka lalu menuangkan air di mulut orang-orang, dan kembali lagi mengisi kantung air dan kembali lagi menuangkan air di mulut orang-orang.

MONTIR KEPALA wrote: •" Tabari melaporkan bahwa Abu Bakr ingin untuk memberikan Aisha sebuah perjalanan yg tdk nyaman ke Etiopia segera setelah 615 CE, dan mencoba untuk mengemukakan perkawinan nya ke putra Mut`Am. Mut`Am menolak sebab Abu Bakr telah masuk Islam, jika Aisha telah dewasa pada 615 CE, dia seharusnya sudah lebih tua dari 9 tahun pada 622 CE
tidak ada bukti yang mengatakan aisha sudah dewasa pada tahun 615CE. Pada masa itu sudah biasa anak kecil, bahkan bayi, ditunangkan (dijanjikan untuk dijadikan istri). Karena bisa jadi pada tahun 615CE aisha seorang bayi, maka pada tahun 622CE dia bisa saja masih seorang bocah kecil.
MONTIR KEPALA wrote: •" Tabari juga melaporkan bahwa 4 anak-anak Abu Bakr semuanya dilahirkan pada masa Jahiliyyah, periode sebelum Islam, yang mana berakhir pada 610 CE, ini berarti Aisha sedikitnya 12 tahun pada 622 CE ketika Aisha mulai tinggal bersama Muhammad.
BANTAHAN

Shaykh Gibril Haddad berkata bahwa bukti yang diberikan Shanavas adalah salah.

Al-Tabari tidak melaporkan dimanapun bahwa keempat anak Abu Bakr’s semuanya dilahirkan pada masa Jahiliyya. Dia hanya mengatakan bahwa Abu Bakr menikahi ibu-ibu mereka di jaman Jahiliyya; yaitu Qutayla bint Sa’d dan Umm Ruman yang memberinya empat orang anak, masing-masih dua anak dan Aisha adalah anak perempuan Umm Ruman.
Jadi Tabari bukannya tidak dapat diandalkan. Kontradiksi yang dituduhkan pada Tabari adalah hasil dari salah kutip.
MONTIR KEPALA wrote: •"Aisha dikabarkan berkata ketika Surah Al-Qamar, Quran surat ke 54 diturunkan, " ketika Aku masih kecil ". Surah ke 54 dari Qur'An turun 9 tahun sebelum Hijrah. Menurut hadits ini, Aisha tidak hanya dilahirkan sebelum pembukaan Surah dimaksud, tetapi benar-benar seorang anak perempuan muda, bukan seorang bayi pada waktu itu. Maka jika umur ini diasumsikan untuk 7 atau 14 tahun kemudian umurnya saat perkawinan akan 16 s.d 23.
BANTAHAN:
Kapan tepatnya Surah al-Qamar diturunkan tidaklah jelas. Ibn Hajar, Maududi, and tradisionalis lainnya berkata bahwa surat itu diturunkan lima tahun sebelum Hijrah (lihat situs muslimhope). Zahid Aziz mengklaim bahwa surat itu diturunkan 6 sebelum Hijrah, Kathib mengatakan 8 tahun sebelum hijrah. Amjad tidak menyebutkan nama sumbernya yang mengatakan ayat itu diturunkan pada tahun 9 sebelum hijrah. Point nya adalah bahwa kapan persisnya Surat al-Qamar diturunkan tidak diketahui, dan menggunakan tanggal yang tak pasti itu untuk menentukan usia Aisha bukan hanya menggelikan, tapi juga sangat ****. Namun jika memang suatu perkiraan mesti digunakan, mengapa tidak memakai perkiraan Ibn Hajar yang lebih otoritatif dan diterima dibanding Ibn Khatib?

Shaykh Haadad juga berpendapat demikian. Dia juga membuktikan bahwai perkiraan tradisional tentang turunnya Surat al-Qamar konsisten dengan usia Aisha adalah sembilan tahun. Tulisnya:
“Tidak benar. Ahli-ahli hadist, sejarahwan riwayat hidup Muhammad dan komentator (tafsir) Quran setuju bahwa pembelaan bulan terjadi sekitar lima tahun sebelum hijrah ke Medina. Maka dapat dikonfirmasikan bahwa Aisha lahir sekitar tujuh atau delapan tahun sebelum hijrah, dan perkataan bahwa dia seorang jariya atau gadis kecil lima tahun sebelum hijrah cocok dengan fakta bahwa umurnya pada saat Surat al-Qamar diturunkan adalah sekitar 2 atau 3 tahun.

Jadi usaha Shanavas untuk menyebarkan keraguan atas usia Aisha dengan menggunakan perkiraan non-tradisional (salah) tentang tanggal turunnya surat al-Qamar dengan mudanya telah dibantah.
MONTIR KEPALA wrote: •“MeNurut hampir semua sejarawan, Asma bint Abu Bakr, kakak perempuan Aisha, adalah sepuluh tahun lebih tua dari Aisha. Asma dilaporkan wafat pada 73 AH, ketika dia berumur 100 tahun. Sekarang, sungguh-sungguh jika Asma adalah 100 tahun usia di (dalam) 73 AH, dia harusnya telah 27 atau 28 tahun usianya ketika Migrasi ke Medina (1 AH). Jika Asma adalah 27 atau 28 tahun usia pada waktu itu, Aisha harusnya telah 17 atau 18 tahun usia pada waktu yang sama. Jadi, jika Aisya dia menikah pada 1 AH atau 2 AH maka 18 atau 20 tahun ketika perkawinannya.
BANTAHAN:
Satu lagi omong kosong. Usia Aisha ketika dia menikah dan disetubuhi Muhammad biasanya ditentukan dari hadist-hadist Sahih Bukhari, Sahih Muslim dan Sunan Abu Dawud.

Ali Sina telah membantah ketepatan informasi Shanavas:
“Tentu saja informasi ini tidak dapat dianggap benar. Jika Aisha lima tahun lebih tua daripada Fatimah, dan Fatimah dilahirkan ketika nabi berumur 35 tahun, maka Aisha hanya 30 tahun lebih muda daripada nabi. Jadi pada saat pernikahannya ketika nabi berumur 54 tahun, Aisha mestinya berumur 24 tahun. Ini tentu saja tidak benar berdasarkan alasan-alasan yang telah dijelaskan di atas dan juga karena berkontradiksi dengan hadist yang dikutip para pembela Islam mengenai umur Asma, saudara perempuan Aisha, yang menurut hadist itu 10 tahun lebih tua daripada Aisha dan meninggal pada tahun 73H (pada usia 100 thn). Jadi pada saat Hijra Asma mestinya berumur 100-73 = 27 tahun, tetapi menurut hadist itu dia berumur 34 tahun.”

Shaykh Haddad juga menyanggah ketepatan informasi ini:
“Ibn Kathir mendasarkan pendapatnya pada pernyataan Ibn Abi al-Zinad bahwa dia (Asma) sepuluh tahun lebih tua daripada Aisha. Namun al-Dhahabi dalam Siyar A`lam al-Nubala' berkata bahwa jarak lebih besar daripada 10 tahun di antara mereka berdua, hingga 19 tahun, adan dia lebih dapat dipercaya dalam hal ini. Ibn Hajar melaporkan dalam al-Isaba dari Hisham ibn `Urwa, dari ayahnya, bahwa “Asma hidup hingga umur 100 tahun, dan dari Abu Nu`aym al-Asbahani bahwa Asma' bint Abi Bakr dillahirkan 27 tahun sebelum Hijra dan dia hidup hingga awal tahun 74H.” Tidak ada apapun dalam riwayat-riwayat ini yang menjadi bukti umur Aisha.

Dengan menggunakan data-data yang salah, Shanavas mencemarkan nama baik Ibn Hajar. Dia mengandaikan Asma adalah 10 tahun lebih tua daripada Aisha, ketika ada sumber lain yang lebih dapat dipercayai yang mengatakan bahwa perbedaan usia itu bisa sampai 19 tahun. Dengan menggunakan informasi yang lebih dapat dipercayai ini, umur Aisha diperhitungkan sekitar sembilan tahun, sesuai dengan hadsit-hadist sahih di mana Aisha sendiri mengatakan dia berumur sembilan tahun.
User avatar
alley_shatree
Posts: 3515
Joined: Wed Jan 31, 2007 9:49 pm

Post by alley_shatree »

jadi kesimpulannya Aisha sudah akil baligh baru dinikahi oleh Nabi.
idolaislam
Posts: 119
Joined: Thu Apr 26, 2007 12:48 am

Post by idolaislam »

Aisyah-nya sudah meninggal, nggak perlu diributin. urus diri sendir aja masing-masing !!!
SQUALL LION HEART
Posts: 2155
Joined: Thu Nov 23, 2006 8:56 am
Location: ujung langit

Post by SQUALL LION HEART »

MONTIR KEPALA wrote:Aisya dinikah 2 tahun setelah hijrah

2 + 9 = 11

sekarang makna playfull little girl kira2 berapa usianya ??.... dan sudah bisa ingat sesuatu biasanya anak kecil pada usia berapa.
tarolah umur 4 atau 5 tahun.

maka ketika turun surat itu usianya 4 + 9 tahun kemduian hijrah 2 tahun kemudian dinikah
sama dengan 15 tahun ...

betul tidak ???
Jangan main hitung2an deh..
mendingan langsung aja tulis hadits mana yg tulisin umur aisyah dengan jelas... ngak pake dihitung2 deh..... lebih mudah bilang umur berapa dia
dibandingkan hitung sana sini baru ketahuan.. belum lagi nanti patokan
perhitungan juga dicurigai apakah benar..
muslim untuk hitungan mudah aja udah pusing..
apalagi kalo main tebak-tebakan..

ADA NGAK HADITS YG LANGSUNG KATAKAN UMUR AISYAH ???
User avatar
Vahn-Craze
Posts: 50
Joined: Sun May 20, 2007 4:28 am
Location: Free Momed Area
Contact:

Post by Vahn-Craze »

idolaislam wrote:Aisyah-nya sudah meninggal, nggak perlu diributin. urus diri sendir aja masing-masing !!!
Hihihi tipikal muslim yang kalah debat.. hihihi :lol: :lol:
User avatar
babenya muhammad
Posts: 1788
Joined: Sun Jan 21, 2007 11:08 am

Post by babenya muhammad »

idolaislam wrote:Aisyah-nya sudah meninggal, nggak perlu diributin. urus diri sendir aja masing-masing !!!
betul, muhammad juga ud mati, jadi ajaran islam juaga mesti di lupakan... ok
yusak_almasih
Posts: 451
Joined: Sat Aug 26, 2006 10:37 am

Post by yusak_almasih »

SETUJU BANGET, 100 % SANGAT SETUJU
M-SAW
Posts: 5149
Joined: Wed Aug 23, 2006 3:59 pm
Location: :)
Contact:

Post by M-SAW »

sumber :
Image

Judul Asli:
'Atsyah Qudwatun Nisaa'ul Mu'minin wa Habiibatu Rasuulu Rabbul 'Aalamiin
Penulis:
Khalld Abu Shaleh >| Edisi Indonesia:

UMMUL MU'MININ '
Penerjemah: Wafi' Zaanuddin Lc,
Editor; Team At-Tibyan
Desain Sampul: Team At-Tibyan Layoiil Team At-Tibyar;
Penerbil
At-Tibyan - Sola Jl. KyaJ Mojo 5B, Solo, 57117
telp./Fax (0271| 652540
email: [email protected]
http://www.at-tibyan.com


Pernikahan dengan nabi

halaman : 13

Rasulullah menikahi Aisyah saat dia berusia 6 atau 7 tahun. Beliau mengumpuli , nya saat usianya 9 tahun. Dan Rsulullah wafat saat 'Aisyah berusia I5 tahun. (HR. Riwayat Muslim).

Image


"Aisyah berkata. " Rasulullah menikahiku saat aku berumur 6 (enam)tahun dan mengumpuliku saat aku berusia 9(sembilan) tahun."Dia berkata." Kami dan datang ke Madinah,dan kau sakit panas.1. selama satu bulan,kemudian rambutku telah tumbuh kembali hingga kedua telingaku..Ummu Ruman mendatangiku di saat aku berada di ayunan bersama teman-temanku. Dia berteriak memanggilku, aku pun datang, tak tahu apa yangt diinginkan dariku. Maka dia menghentikanku di depan pintu. maka aku berkata, " hah hah, hingga nafaskn habis." Kemudian dia memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang ternyata, di dalamnya banyak kaitm wanita dari anshar. Mereka berkata, "Semoga senantsasa dalam kebaikan penuh barakah dan dikaruniai nasib yang baik." Maka aku diserahkan kepada mereka, kemudian mereka memandikan kcpalaku dan menghiasiku, tidak pernah aku dikejutkan atas kedatangan seseorang dengan tiba-tiba kecuali saat kedatsngan Rasulullah diwaktu dhuha, kemudian mereka menyerahkanku kepada-nya." (Mutafaqun 'alaihi).
[tambahan saya]
Hadits diatas tersebur KOMPATIBLE dgn hadits :
Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 64
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun, dan dia terus bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).

Sahih Muslim Buku 008, Nomer 3310:
'A'isha (Allah berkenan padanya) melaporkan: Rasulullah (saw) menikahiku ketika aku berusia enam tahun, dan aku diterima di rumahnya pada waktu aku berusia sembilan tahun.

Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 88
Dikisahkan oleh 'Ursa:
Sang Nabi menulis (kontrak kawin) dengan ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun dan menyetubuhinya ketiak dia berusia sembilan tahun dan dia tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).

Sahih Bukhari 5.234
Dikisahkan oleh Aisha:
Sang Nabi bertunangan denganku ketika aku masih seorang gadis kecil berusia enam (tahun). Kami pergi ke Medina dan tinggal di rumah Bani-al-Harith bin Khazraj. Lalu aku sakit dan rambutku rontok. Tak lama kemudian rambutku tumbuh (lagi) dan ibuku, Um Ruman, datang padaku ketika aku bermain ayunan bersama beberapa dari kawan perempuanku. Ibu memanggilku, aku pergi menghadapnya, tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. Ibu memegang tanganku dan membawaku berdiri di depan pintu rumah. Aku tak bisa bernafas, dan ketika aku bisa bernafas lagi, dia (Ibu) mengambil air dan membilas wajah dan kepalaku. Lalu dia membawaku masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah kulihat wanita2 Ansari yang berkata, “Salam sejahtera dan Berkat Allah dan semoga selamat.” Lalu dia (Ibu) menyerahkanku kepada mereka dan mereka mempersiapkanku (untuk perkawinan). Secara tak terduga, Rasul Allah datang padaku di pagi hari dan ibuku menyerahkanku kepadanya, dan pada saat itu aku adalah seorang gadis berusia sembilan tahun.

Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 90
Dinyatakan Aisha:
Ketika sang Nabi menikahiku, ibu datang padaku dan membawaku ke dalam rumah (sang Nabi) dan TIDAK ADA YANG LEBIH MENGAGETKANKU SELAIN KEDATANGAN SANG NABI ALLAH PADAKU DI PAGI HARI.
[end of tambahan]
lanjutttt....

Beberapa Faedah Dari Hadits Di Atas. 4(Syarh AN-Nawawi'Ala Sahih Muslim 9/210.211)

-, Diperbolehkan seorang bapak menikahkan anak wanitanya yang masih kccilr meskipun tanpa seizinnya, sebab dia tidak memiliki (kuasa) izin. Kaum muslimin ber-IJMA' tentang diper-bolehkan seorang bapak menikahkan anak wanitanya yang masih kecil dan perawan, ber-dasarkan hadits ini.
- Mayoritas riwayat menjelaskanbahwa usia 'Aisyah adalah enam tahun,dan dalam sebuah riwayat lain disebutkan tujuh tahun.Dengan menggabungkan antara riwayat-riwayat yang ada kita bisa katakan bahwa usia beliau adalah enam tahun lebih(masuk ke tujuh),karena dalam sebuah riwayat dinyatakan jumlah tahunnya saja,sedangkan riwayat lain menyebutkan hitungan tahun yang sudah dimasukinya;
Last edited by M-SAW on Mon May 28, 2007 3:58 pm, edited 2 times in total.
M-SAW
Posts: 5149
Joined: Wed Aug 23, 2006 3:59 pm
Location: :)
Contact:

Post by M-SAW »

Lanjutan halaman 14
...

Sahih Bukhari Volume 8, Book 73, Number 151
Dinyatakan oleh 'Aisha:
Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas) (Fateh-al-Bari halaman 143, Vol.13)


- Kata kata perawai (Sedangkan dia masih bersama mainannya) : maksudnya adalah mainan anak-anak wanita yang layaknya dimainkan oleh anak-anak wanita yang masih kecil.Jadi,riwayat ini menunjukkan usianya yang masih kecil.


hayooo..siapa muslim yang masih MEMBANTAH aisyah BUKAN anak kecil yang masih main boneka ??? :P
jadi ingat f4/montir kepala yang NGOTOT aisyah bukan anak kecil..dan berkata "orang dewasa pun masih main BONEKA"
tapi syukurlah sang PERAWI dan penulis buku tsb JUJUR dan berkata :
"
Kata kata perawai (Sedangkan dia masih bersama mainannya) : maksudnya adalah mainan anak-anak wanita yang layaknya dimainkan oleh anak-anak wanita yang masih kecil.Jadi,riwayat ini menunjukkan usianya yang masih kecil.
[/quote]

lanjutan utk MEMBUNGKAM muslim KERAS KEPALA yang menganggap asiayh sudah DEWASA walaupun masih main boneka,silahkan simak kata2 JUJUR dari muslim ini :)

Al-Qadhi menyatakan ," ini menunjukkan diperbolehkannya mainan,dan diperbolehkann anak kecil memakaianya untuk bermain.Dalam hadits lain disebutkan bahwa NABI melihat hal tersebut,dan beliau tidak mengingkarinya.mereka mengatakan,sebabnya adlaha sebagai latihan buat mereka untuk mendidik anak-anak(kelak) dan memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan rumah tangga.


http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 197#173197
Post Reply