Page 2 of 2

Posted: Sat Apr 28, 2007 6:20 pm
by kong na'if
Kita kutip sekali lagi sesuai urutan ayat :

[24:4] Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.

[24:5] kecuali orang-orang yang bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Penjelasan :
Tuduh menuduh , gosip menggosip benar suatu perbuatan merusak dalam prikehidupan bermasyarakat
apatah lagi bila seorang wanita baik-baik yang menjaga kehormatan dirinya dan rumah tangganya dirusak dengan tuduhan berlaku serong , tuduhan yang dapat disyahkan adalah dengan menghadirkan 4 orang laki-laki yang menyaksikan bahwa wanita itu memang berzina dengan seorang laki-laki .
Mereka berempat melihat dengan mata kepalanya wanita itu berzina dan mereka harus berani bersumpah
bahwa mereka melihat benar-benar .

Apabila situkang tuduh tidak dapat menghadirkan 4 orang saksi laki-laki , maka deralah dengan 80 kali deraan . dan sejak menerima hukuman itu dicoretlah namanya daripada kesaksian .
Sebab tukang tuduh semacam itu sudah di cap orang yang fasik , orang-orang yang durjana yang suka mengacaukan ketentraman masyarakat , tidak bertanggung jawab , merusakkan ketentraman rumah tangga orang , tukang menyiarkan kabhar-khabar yang mengacaukan fikiran .

Maka orang yang menuduh , bikin gosip , wanita baik-baik berzina , samalah artinya dengan menghancurkan rumah tangga orang dan yang demikian itu bukanlah perbuatan orang yang beriman .

Hidup seorang beriman dipenuhi dengan amal ibadah melaksanakan serta menjalankan Firman Allah Tuhan Sarwa Sekalian Alam sebab hakikat orang beragama lain tidak untuk melaksanakan Titah Tuhan .

Maka si penuduh yang tidak dapat dapat menghadirkan 4 orang saksi , haruslah menerima ganjaran dengan 80 kali dera , dan sejak kesaksian yang dikemukakannya , walaupun dalam perkara yang benar-benar kejadian tidaklah akan diterima kecuali kalau dia bertobat benar-benar .

Berikut adalah pristiwa dalam masa turunnya ayat tsb :

Tatkala diturunkan Tuhan ayat : " Dan orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik ... dst (ayat 4).

Berkatalah Ashim bin Adhi dari sahabat Anshar .

Betapa seorang masuk kerumahnya, didapatinya seorang laki-laki sedang diatas perut isterinya. kalau dia terlebih dahulu pergi mencari empat orang saksi orang itu telah selesai melepaskan nafsunya sebelum dia kembali, dan orang itu telah pergi, sedang kalau dibunuhnya, dia mesti dihukum bunuh pula , kalau dia berkata bahwa dia mendapati isterinya seketiduran dengan si fulan,
dia mesti dihukum dera 80 kali karena tidak ada empat saksi. kalau dia diamkan saja, terpendamlah kemarahan dalam hatinya menjadi dendam. bagaimana yang baik? " ya Tuhan,bukakanlah jalan"

kata Ibnu Abbas selanjutnya : "si 'Ashim itu kebetulan mempunyai seorang anak saudara laki-laki 'Uwainir namanya, dan 'Uwainir ini telah kawin dengan seorang perempuan bernama Khaulah binti Qais. pada suatu hari si 'Uwainir ini datang kepada 'Ashim dan berkata : "saya telah melihat Syuraik bin Samhaak di atas perut isteri saya Khaulah." terkejut 'Ashim mendengar berita itu sambil mengucapkan "Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un".

Lalu dia segera menghadap Rasulullah s.a.w. disampaikannyalah kepada beliau berita itu : "Ya utusan Allah, dengan cepat keadaan yang tuan katakan itu telah terjadi dalam keluargaku sendiri."
lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "apakah yang telah kejadian?" '
Ashim menjawab: "kemenakanku 'Uwainir mengatakan kepadaku bahwa dia melihat sendiri dengan mata kepalanya Syuraik bin Samhaak tidur diatas perut isterinya Khaulah." padahal baik 'Uwainir,ataupun Khaulah atau Syuraik sendiri adalah dari keluarga anak saudaranya 'Ashim belaka.

mendengar itu - kata Ibnu Abbas selanjutnya - Rasulullah s.a.w. memanggil sekalian orang yang bersangkutan, dan setelah hadir semua,
berkatalah beliau kepada 'uwainir : "takwalah kepada Allah dari hal isterimu dan anak saudaramu,janganlah engkau menuduh isterimu itu."
menjawablah si 'uwainir, "ya Rasulullah,saya bersumpah demi Allah,saya lihat sendiri si Syuraik diatas perut isteriku,sehingga lantaran itu sudah empat bulan saya tidak mendekatinya lagi,karena dia telah bunting dari perhubungannya dengan orang lain."

maka berkata pulalah Rasulullah s.a.w. : "takwalah engkau kepada Allah dan katakan terus-terang apa yang telah kau perbuat!"

si perempuan itu menjawab: "ya Rasulullah! si 'uwainir ini sangat pencemburu. dilihatnya si Syuraik memandang lama ke wajahku,dan bercakap-cakap kepada saya,lalu timbul cemburunya."

tidaklah dapat diambil keputusan. kalau diturutkan bunyi Wahyu di ayat empat, tidaklah dapat dijalankan, karena yang menuduh ini adalah suaminya sendiri. si suami betapa pun jua, tidaklah akan dapat dipaksa mengakui anak yang dalam kandungan itu sebagai anaknya, padahal sudah empat bulan dia tidak mencampuri isterinya itu, yaitu sejak timbul keraguan dihatinya. oleh sebab itu maka soal ini adalah soal baru, yang tidak serupa lagi dengan masalah Qazaf ( menuduh perempuan muhshanat ). nabi s.a.w. pun belum dapat mengambil tindakan, sebelum ada ketentuan Wahyu Ilahi. maka turunlah ayat yang sedang kita perbincangkan ini.

Ibnu Abbas berkata selanjutnya :

"Tiba-tiba turunlah ayat-ayat ini. maka Rasulullah s.a.w. pun menyuruh pada sahabat berkumpul buat sembahyang "Ash-Shalatu Jami'atun". maka berkumpullah orang untuk mengerjakan sembahyang 'Ashar. sehabis sembahyang,berkatalah nabi kepada si 'uwainir (yang menuduh isterinya itu) :

"berdirilah engkau dan ucapkanlah : saya bersaksi di hadapan Allah bahwa si Khaulah (isteriku) telah berzina, dan tuduhanku ini adalah benar" si 'uwainir mengulangi perkataan itu dengan tegas.

lalu nabi berkata pula : "katakanlah olehmu: saya bersaksi di hadapan Allah bahwa saya melihat sendiri si Syuraik telah tidur diatas perutnya, dan saya adalah berkata benar," ucapan itu pun dikatakan dengan tegas oleh 'uwainir.

lalu nabi berkata pula :"katakan: saya bersaksi di hadapan Allah bahwa dia bunting dari laki-laki lain,bukan dari saya. dan saya adalah pihak yang benar." perkataan itu diulangi 'uwainir dengan tegas.

nabi melanjutkan pula: "katakanlah: saya bersaksi di hadapan Allah bahwa dia telah berzina,dan saya telah tidak mendekatinya sejak 4 bulan,dan saya adalah berkata benar." Itupun diturutinya sejelas-jelasnya.

kemudian nabi itu berkata : "katakan: kutuk laknat Allah akan jatuh ke atas diri 'uwainir (dirinya sendiri),kalau dia berkata dusta."

setelah selesai dia mengatakan perkataan yang diajarkan nabi itu, satu demi satu, Nabi pun bersabda: "sekarang duduklah!" si 'uwainir pun duduk.

"sekarang, engkau pula berdiri!" ujar nabi s.a.w. kepada Khaulah. lalu dia pun berdiri dan diajarkan nabi pula kepadanya ucapan-ucapan yang pertama :saya bersaksi di hadapan Allah bahwa saya tidak berzina, dan suami saya tidak pernah melihat si Syuraik tidur diatas perut saya. percakapan suami saya itu adalah dusta." memang 'uwainir adalah bercakap dusta!"

ucapan yang kedua: "saya bersaksi di hadapan Allah,bahwa dia tidak pernah melihat si Syuraik tidur diatas perut saya."

ucapan ketiga: "saya bersaksi di hadapan Allah,bahwa saya bunting ini adalah dari suami saya sendiri. tuduhannya itu adalah dusta."

ucapan keempat: "saya bersaksi di hadapan Allah,bahwa suami saya tidaklah pernah melihat saya berbuat jahat. segala tuduhannya itu adalah dusta."

ucapan kelima adalah: "kemurkaan Allah biarlah menimpa Khaulah (dirinya sendiri),kalau tuduhan 'uwainir itu benar."

berkata Ibnu Abbas selanjutnya: "setelah mendengar kedua keterangan itu, maka Rasulullah s.a.w. memutuskan memfarak (memisahkan) diantara keduanya."

menurut riwayat Ibnu Abbas juga dari silsilah yang lain: "setelah si Khaulah itu sampai kepada syahadah yang kelima, adalah orang mengatakan kepadanya, apabila engkau ucapkan syahadah kelima, meskipun engkau terlepas dari hukuman dera, namun siksa Tuhan Allah atas dirimu kelak adalah amat besar. mendengar itu si Khaulah kelihatan gugup, nyaris dia mengaku saja terus-terang. tetapi kedengaran dia berbisik: "saya tidak hendak memberi malu kaumku." maka dengan segera diucapkannyalah kesaksian yang kelima itu."

maka selesailah perkara,si 'uwainir tidaklah dihukum dera 80 kali karena menuduh dengan tidak mengemukakan empat saksi. karena hal itu telah digantinya dengan 4 kali perkataan dengan dikuatkan dengan kesaksian di hadapan Allah, ditutup dengan ucapan kelima bahwa dia bersedia menerima kutuk laknat Allah kalau dia berdusta.

si perempuan telah terlepas dari hukum rajam sampai mati, atau dera sampai mati karena berzina, karena yang menuduh tidak dapat mengemukakan 4 saksi,dan dia diberi kesempatan menangkis tuduhan 4 kali pula dengan memakai "kesaksian Allah" itu, dengan 4 kali tangkisan kesaksian Allah pula dikuatkan pada yang kelimanya dengan kesediaan menerima resiko,yaitu kemurkaan Allah dunia dan akhirat.

hidup itu telah rusak, rumah tangga telah hancur lebur, sehingga tidak dapat diteruskan lagi. kesaksian si laki-laki di muka umum bahwa anak yang dalam kandungannya itu bukanlah anaknya,tidaklah dapat hakim yang mana jua memaksa mengubahnya.

keduanya pun dipisahkan buat selamanya, si laki-laki tidak berkewajiban apa-apa lagi kepada perempuan tiu, dan anak itu tidak berhak selama-lamanya mengakui bahwa dia anak laki-laki yang telah menuduh ibunya berzina. dan konsekwensi selanjutnya ialah bahwa tidak diakui sah hubungan nasab turunan diantara anak itu dengan bekas suami ibunya itu. tidak ada pembagian harta pusaka jika mati.

hukum beginilah yang dinamai "Li'an" atau "Mula'anah" artinya kutuk-mengutuk.

Di dalam pelaksanaan hukum ini nampaklah anugerah kurnia Ilahi dan RahmatNya. begitu beratnya hukuman atas orang berzina jika cukup saksi, dan begitu pula beratnya hukuman bagi si penuduh jika saksi tidak cukup. maka dengan kurnia Ilahi, hukum ini berubah jadinya kalau tuduh-menuduh ini terjadi antara suami-isteri. tidak akan dijalankan hukum itu, adalah karunia dan rahmat. tetapi harus dikemukakan pertanggunganjawab jika yang maha berat, yaitu 4 kali naik saksi dengan nama Allah dan bersedia dikutuk laknat Allah atau ditimpa murkaNya kalau ada yang bohong. bagi seprang Mu'min soal ini lebih berat daripada hanya pukulan dan cambuk.

Dengan adanya sebutan Tuhan adalah pemberi taubat, terbayanglah betapa besarnya soal ini, tuduh-menuduh yang sampai mengelakan pengakuan terhadap anak yang dalam kandungan, bukanlah perkara kecil atau patut diabaikan. seorang mu'min tidak akan berani menempuh jalan ini kalau tidak sangat darurat.

dengan adanya sebutan sifat tuan hakim, maha bijaksana, nampaklah bahwa tidak akan ada pelanggaran atas keadilan. si laki-laki tidaklah akan begitu lancang menuduh isterinya bunting bukan mengandung anaknya. si perempuan tidaklah akan langsung dihukum rajam lantaran tuduhan itu, karena saksi yang cukup tidak ada.Tuhan Allah adalah maha bijaksana, karena seakan-akan Tuhan Yang Maha Bijaksana itulah sekarang yang mengambil tanggungjawab dari tangan manusia, hatta pun dari tangan Nabi Muhammad s.a.w sendiri kelak di hari akhirat akan dibukalah keadaan yang sebenarnya. walaupun misalnya jika anak itu lahir kelak,akan jelas pada wajahnya, anak siapa dia sebenarnya, karena anak itu menyerupai orang tuanya,perkara tidak boleh dibuka-buka lagi.

reff : tafsir al azhar di sarah oleh Prof Dr HAMKA .

Begitu geulis ! ,

[quote= "Neng Rebecca"]
Gue menangkap sama seperti jawaban di atas, dua ayat tersebut turun dalam KONTEKS yang berbeda! ayat 24:5 TURUN pd kasus Hilal ibn Umayyah yang menemukan istrinya berada di ranjang bersama Shuraik ibn Sahma'. DIMANA allahnya nabimu mengatakan SI PENUDUH cewek berjinah bisa diampuni![/quote]

Hukuman nya he .. he .. he ... tuh baca baik-baik ya sayang ! .

Posted: Sat Apr 28, 2007 6:29 pm
by kong na'if
Neng Rebecca wrote:SEMENTARA pada kasus yang kedua pada ayat 24:23 dimana sekelompok orang yang dipimpin oleh Abdullah ibn Ubai ibn Salool MENUDUH PERSELINGKUHAN aisha, allah mengatakan TIADA ampun bagi si penuduh tsb!... ini kan sama saja allahmu bermain-main dgn konteks dan hukumannya tergantung siapa yang tertuduh. jika yang tertuduh aisha, istri nabi, maka si penuduh diancam TIDAK AKAN DIAMPUNI dunia akhirat! coba perhatikan lg komentar temenmu di sebarang sana:
Abdullah Bin Ubai adalah Gembong Munafik dialah yang menjanjikan bantuan 2000 orang kepada Yahudi Bani Nadhiir , dan Abdullah bin Ubai inilah yang melancarkan Fitnah keji kepada Bunda Aisyah r.a , berkenaan dengan hal inilah turunlah ayat [Q 24 ayat 11 - 20 ]:

[24.11] Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

[24.12] Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."

[24.13] Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

[24.14] Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

[24.15] (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

[24.16] Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."

[24.17] Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman,

[24.18] dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[24.19] Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

[24.20] Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).

Diriwayatkan oleh : as-Syaikhani dan yang lainnya bersumber dari Aisyah .
Diriwayatkan pula oleh : at-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar .
Diriwayatkan pula oleh : al-Bazzar yang bersumber dari abil yasar
Demikian dari Kitab Lubabun Nuqul fi asbabun Nuzul yang disusun oleh Imam Jalaludin
assuyuthi .

Masih dalam Kitab yang sama Imam Jalaludin assuyuthi mengatakan dalam riwayat lain
bahwa Allah menurunkan 16 ayat dari surat An-nur ( Q 24 : 11 s/d 26) yang mana riwayat ini di riwayatkan oleh at-Thabarani yang bersumber dari al-Hakam bin utaibah , Hadits ini isnad nya shahih tapi mursal .

Dalam menafsirkan ayat 23 dari surat An-Nur ini Prof Dr Hamka mengatakan :
Kemudian itu diayat 23 dijelaskan Tuhan lagi bahwasanya orang yang tuduh-menuduh perempuan
perempuan yang terbenteng jiwanya oleh budinya , jujur dan memandang dunia dengan kejujuran pula
dipatrikan oleh Iman yang tulus kepada Allah . Orang yang menuduh wanita demikian akan mendapat kutuk dari Allah di dunia dan akhirat , ditambah pula dengan siksa .
Ayat ini adalah penjelasan berulang-ulang atas beratnya hukuman menuduh-nuduh itu .
Rahmatullah : wrote: Pada ayat ini si penuduh tidak bertaubat hingga Allah melaknat dunia dan akhirat. Sedangkan di surat 24:4-5 si penuduh bertobat atas kesalahannya sehingga mau memperbaiki dirinya. Karena Allah maha pemberi tobat pada hambanya yg sadar atas kesalahannya maka Allah menerima taubatnya.

Jadi kalo disimpulkan pada surah tsb adalah sederhana,lugas,tegas dan tak ada kondradiktif. Mungkin si Rebeca yang bingung sendiri. jadi jangan ayatnya disalahkan.
Apa yang sodara kong katakan itu betul sekali hanya saja ayat nya aja yang diputer balik , geulis ... geulis ..... .

Posted: Sat Apr 28, 2007 7:11 pm
by kong na'if
noor_al_maseeh wrote:berikan kpd gw kitab n number hadithnya saya akan tahqiq (analisa),sy beri question utk kamu:

1). apakah perawinya tsiqat????

2). apakah dia memiliki dlabth yg kuat???

3). Bukankah ayat rajam sudah hilang???

4). apakah ada syudzudz pd hadith anda???

5). apakah ada ‘Illat pd hadith anda???

6). sy minta kepda anda minimal cerita dri hadith yg anda quotedkan sanad dan perawinya 3 same hadith??? :wink:
silahkan di analis Noor .
http://hadith.al-islam.com/Display/Disp ... 0&Rec=7917

hadits no : 4896

حدثنا ‏ ‏إسماعيل ‏ ‏قال حدثني ‏ ‏مالك ‏ ‏عن ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏أن ‏ ‏سهل بن سعد الساعدي ‏ ‏أخبره ‏
‏أن ‏ ‏عويمرا العجلاني ‏ ‏جاء إلى ‏ ‏عاصم بن عدي الأنصاري ‏ ‏فقال له يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏أرأيت رجلا وجد مع امرأته رجلا أيقتله فتقتلونه أم كيف يفعل سل لي يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏عن ذلك رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فسأل ‏ ‏عاصم ‏ ‏رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏عن ذلك فكره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏المسائل وعابها حتى كبر على ‏ ‏عاصم ‏ ‏ما سمع من رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلما رجع ‏ ‏عاصم ‏ ‏إلى أهله جاءه ‏ ‏عويمر ‏ ‏فقال يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏ماذا قال لك رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال ‏ ‏عاصم ‏ ‏لعويمر ‏ ‏لم تأتني بخير قد كره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏المسألة التي سألته عنها فقال ‏ ‏عويمر ‏ ‏والله لا أنتهي حتى أسأله عنها فأقبل ‏ ‏عويمر ‏ ‏حتى جاء رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏وسط الناس فقال يا رسول الله أرأيت رجلا وجد مع امرأته رجلا أيقتله فتقتلونه أم كيف يفعل فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قد ‏ ‏أنزل فيك وفي صاحبتك فاذهب فأت بها قال ‏ ‏سهل ‏ ‏فتلاعنا ‏ ‏وأنا مع الناس عند رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلما فرغا من ‏ ‏تلاعنهما ‏ ‏قال ‏ ‏عويمر ‏ ‏كذبت عليها يا رسول الله إن أمسكتها فطلقها ثلاثا قبل أن يأمره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏فكانت سنة ‏ ‏المتلاعن
ي
ن ‏

http://hadith.al-islam.com/Display/Hier.asp?Doc=1&n=0

Hadits No : 2741

و حدثنا ‏ ‏يحيى بن يحيى ‏ ‏قال قرأت على ‏ ‏مالك ‏ ‏عن ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏أن ‏ ‏سهل بن سعد الساعدي ‏ ‏أخبره ‏
‏أن ‏ ‏عويمرا العجلاني ‏ ‏جاء إلى ‏ ‏عاصم بن عدي الأنصاري ‏ ‏فقال له أرأيت يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏لو أن رجلا وجد مع امرأته رجلا أيقتله فتقتلونه أم كيف يفعل فسل لي عن ذلك يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فسأل ‏ ‏عاصم ‏ ‏رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فكره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏المسائل وعابها حتى ‏ ‏كبر ‏ ‏على ‏ ‏عاصم ‏ ‏ما سمع من رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلما رجع ‏ ‏عاصم ‏ ‏إلى أهله جاءه ‏ ‏عويمر ‏ ‏فقال يا ‏ ‏عاصم ‏ ‏ماذا قال لك رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏عاصم ‏ ‏لعويمر ‏ ‏لم تأتني بخير قد كره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏المسألة التي سألته عنها قال ‏ ‏عويمر ‏ ‏والله لا أنتهي حتى أسأله عنها فأقبل ‏ ‏عويمر ‏ ‏حتى أتى رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏وسط الناس فقال يا رسول الله أرأيت رجلا وجد مع امرأته رجلا أيقتله فتقتلونه أم كيف يفعل فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قد نزل فيك وفي صاحبتك فاذهب فأت بها قال ‏ ‏سهل ‏ ‏فتلاعنا ‏ ‏وأنا مع الناس عند رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلما فرغا قال ‏ ‏عويمر ‏ ‏كذبت عليها يا رسول الله إن أمسكتها فطلقها ثلاثا قبل أن يأمره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏
‏قال ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏فكانت سنة ‏ ‏المتلاعنين ‏ ‏و حدثني ‏ ‏حرملة بن يحيى ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏ابن وهب ‏ ‏أخبرني ‏ ‏يونس ‏ ‏عن ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏أخبرني ‏ ‏سهل بن سعد الأنصاري ‏ ‏أن ‏ ‏عويمرا الأنصاري ‏ ‏من ‏ ‏بني العجلان ‏ ‏أتى ‏ ‏عاصم بن عدي ‏ ‏وساق الحديث ‏ ‏بمثل حديث ‏ ‏مالك ‏ ‏وأدرج في الحديث قوله ‏ ‏وكان فراقه إياها بعد سنة في ‏ ‏المتلاعنين ‏ ‏وزاد فيه قال ‏ ‏سهل ‏ ‏فكانت حاملا فكان ابنها ‏ ‏يدعى ‏ ‏إلى أمه ثم جرت السنة أنه يرثها وترث منه ما فرض الله لها ‏ ‏و حدثنا ‏ ‏محمد بن رافع ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الرزاق ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏ابن جريج ‏ ‏أخبرني ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏عن ‏ ‏المتلاعنين ‏ ‏وعن السنة فيهما ‏ ‏عن حديث ‏ ‏سهل بن سعد ‏ ‏أخي ‏ ‏بني ساعدة ‏ ‏أن رجلا من ‏ ‏الأنصار ‏ ‏جاء إلى النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال يا رسول الله أرأيت رجلا وجد مع امرأته رجلا وذكر الحديث بقصته وزاد فيه ‏ ‏فتلاعنا ‏ ‏في المسجد وأنا شاهد وقال في الحديث فطلقها ثلاثا قبل أن يأمره رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ففارقها عند النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ذاكم التفريق بين كل ‏ ‏متلاعنين

Hadits No : 2742

حدثنا ‏ ‏محمد بن عبد الله بن نمير ‏ ‏حدثنا ‏ ‏أبي ‏ ‏ح ‏ ‏و حدثنا ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏واللفظ له ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الله بن نمير ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الملك بن أبي سليمان ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏قال ‏
‏سئلت عن ‏ ‏المتلاعنين ‏ ‏في ‏ ‏إمرة ‏ ‏مصعب ‏ ‏أيفرق بينهما قال فما دريت ما أقول فمضيت إلى منزل ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏بمكة ‏ ‏فقلت للغلام استأذن لي قال إنه ‏ ‏قائل ‏ ‏فسمع صوتي قال ‏ ‏ابن جبير ‏ ‏قلت نعم قال ادخل فوالله ما جاء بك هذه الساعة إلا حاجة فدخلت فإذا هو مفترش ‏ ‏برذعة ‏ ‏متوسد وسادة حشوها ليف قلت ‏ ‏أبا عبد الرحمن ‏ ‏المتلاعنان ‏ ‏أيفرق بينهما قال سبحان الله نعم إن أول من سأل عن ذلك فلان بن فلان قال يا رسول الله ‏ ‏أرأيت أن لو وجد أحدنا امرأته على فاحشة كيف يصنع إن تكلم تكلم بأمر عظيم وإن سكت سكت على مثل ذلك قال فسكت النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلم يجبه فلما كان بعد ذلك أتاه فقال إن الذي سألتك عنه قد ابتليت به فأنزل الله عز وجل هؤلاء الآيات في سورة ‏ ‏النور ‏
‏والذين يرمون أزواجهم ‏
‏فتلاهن عليه ووعظه وذكره وأخبره أن عذاب الدنيا أهون من عذاب الآخرة قال لا والذي بعثك بالحق ما كذبت عليها ثم دعاها فوعظها وذكرها وأخبرها أن عذاب الدنيا أهون من عذاب الآخرة قالت لا والذي بعثك بالحق إنه لكاذب فبدأ بالرجل فشهد أربع شهادات بالله إنه لمن الصادقين والخامسة أن لعنة الله عليه إن كان من الكاذبين ثم ثنى بالمرأة فشهدت أربع شهادات بالله إنه لمن الكاذبين والخامسة أن غضب الله عليها إن كان من الصادقين ثم فرق بينهما ‏
‏و حدثنيه ‏ ‏علي بن حجر السعدي ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عيسى بن يونس ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الملك بن أبي سليمان ‏ ‏قال سمعت ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏قال ‏ ‏سئلت عن ‏ ‏المتلاعنين ‏ ‏زمن ‏ ‏مصعب بن الزبير ‏ ‏فلم أدر ما أقول فأتيت ‏ ‏عبد الله بن عمر ‏ ‏فقلت أرأيت المتلاعنين أيفرق بينهما ثم ذكر ‏ ‏بمثل حديث ‏ ‏ابن نمير ‏

Hadits No : 2743

و حدثنا ‏ ‏يحيى بن يحيى ‏ ‏وأبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏وزهير بن حرب ‏ ‏واللفظ ‏ ‏ليحيى ‏ ‏قال ‏ ‏يحيى ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏وقال الآخران ‏ ‏حدثنا ‏ ‏سفيان بن عيينة ‏ ‏عن ‏ ‏عمرو ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏قال ‏
‏قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏للمتلاعنين ‏ ‏حسابكما على الله أحدكما كاذب لا ‏ ‏سبيل ‏ ‏لك عليها قال يا رسول الله مالي قال لا مال لك إن كنت صدقت عليها فهو بما استحللت من فرجها وإن كنت كذبت عليها فذاك أبعد لك منها ‏
‏قال ‏ ‏زهير ‏ ‏في روايته حدثنا ‏ ‏سفيان ‏ ‏عن ‏ ‏عمرو ‏ ‏سمع ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏يقول سمعت ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏يقول قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏

Hadits No : 2744

و حدثني ‏ ‏أبو الربيع الزهراني ‏ ‏حدثنا ‏ ‏حماد ‏ ‏عن ‏ ‏أيوب ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏قال ‏
‏فرق رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بين أخوي ‏ ‏بني العجلان ‏ ‏وقال ‏ ‏الله يعلم أن أحدكما كاذب فهل منكما تائب ‏
‏و حدثناه ‏ ‏ابن أبي عمر ‏ ‏حدثنا ‏ ‏سفيان ‏ ‏عن ‏ ‏أيوب ‏ ‏سمع ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏قال ‏ ‏سألت ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏عن اللعان فذكر عن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بمثله ‏

Hadits No : 2745

و حدثنا ‏ ‏أبو غسان المسمعي ‏ ‏ومحمد بن المثنى ‏ ‏وابن بشار ‏ ‏واللفظ ‏ ‏للمسمعي ‏ ‏وابن المثنى ‏ ‏قالوا حدثنا ‏ ‏معاذ وهو ابن هشام ‏ ‏قال حدثني ‏ ‏أبي ‏ ‏عن ‏ ‏قتادة ‏ ‏عن ‏ ‏عزرة ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن جبير ‏ ‏قال ‏
‏لم يفرق ‏ ‏المصعب ‏ ‏بين المتلاعنين قال ‏ ‏سعيد ‏ ‏فذكر ذلك ‏ ‏لعبد الله بن عمر ‏ ‏فقال ‏ ‏فرق نبي الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بين ‏ ‏أخوي ‏ ‏بني العجلان ‏

Hadits No : 2746

و حدثنا ‏ ‏سعيد بن منصور ‏ ‏وقتيبة بن سعيد ‏ ‏قالا حدثنا ‏ ‏مالك ‏ ‏ح ‏ ‏و حدثنا ‏ ‏يحيى بن يحيى ‏ ‏واللفظ له ‏ ‏قال قلت ‏ ‏لمالك ‏ ‏حدثك ‏ ‏نافع ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عمر ‏
‏أن رجلا ‏ ‏لاعن ‏ ‏امرأته على عهد رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ففرق رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بينهما وألحق الولد بأمه قال نعم ‏

Hadits No : 2747

و حدثنا ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏أبو أسامة ‏ ‏ح ‏ ‏و حدثنا ‏ ‏ابن نمير ‏ ‏حدثنا ‏ ‏أبي ‏ ‏قالا حدثنا ‏ ‏عبيد الله ‏ ‏عن ‏ ‏نافع ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عمر ‏ ‏قال ‏
‏لاعن ‏ ‏رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بين رجل من ‏ ‏الأنصار ‏ ‏وامرأته وفرق بينهما ‏
‏و حدثناه ‏ ‏محمد بن المثنى ‏ ‏وعبيد الله بن سعيد ‏ ‏قالا حدثنا ‏ ‏يحيى وهو القطان ‏ ‏عن ‏ ‏عبيد الله ‏ ‏بهذا الإسناد ‏

Hadits No : 2748

حدثنا ‏ ‏زهير بن حرب ‏ ‏وعثمان بن أبي شيبة ‏ ‏وإسحق بن إبراهيم ‏ ‏واللفظ ‏ ‏لزهير ‏ ‏قال ‏ ‏إسحق ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏وقال الآخران ‏ ‏حدثنا ‏ ‏جرير ‏ ‏عن ‏ ‏الأعمش ‏ ‏عن ‏ ‏إبراهيم ‏ ‏عن ‏ ‏علقمة ‏ ‏عن ‏ ‏عبد الله ‏ ‏قال ‏
‏إنا ليلة الجمعة في المسجد إذ جاء رجل من ‏ ‏الأنصار ‏ ‏فقال لو أن رجلا وجد مع امرأته رجلا فتكلم جلدتموه أو قتل قتلتموه وإن سكت سكت على غيظ والله لأسألن عنه رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فلما كان من الغد أتى رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فسأله فقال لو أن رجلا وجد مع امرأته رجلا فتكلم جلدتموه أو قتل قتلتموه أو سكت سكت على غيظ فقال اللهم افتح وجعل يدعو فنزلت آية ‏ ‏اللعان ‏
‏والذين يرمون أزواجهم ولم يكن لهم شهداء إلا أنفسهم ‏
‏هذه الآيات فابتلي به ذلك الرجل من بين الناس فجاء هو وامرأته إلى رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فتلاعنا ‏ ‏فشهد الرجل أربع شهادات بالله إنه لمن الصادقين ثم لعن الخامسة أن لعنة الله عليه إن كان من الكاذبين فذهبت لتلعن فقال لها رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏مه ‏ ‏فأبت فلعنت فلما أدبرا قال ‏ ‏لعلها أن تجيء به أسود ‏ ‏جعدا ‏ ‏فجاءت به أسود ‏ ‏جعدا ‏
‏و حدثناه ‏ ‏إسحق بن إبراهيم ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏عيسى بن يونس ‏ ‏ح ‏ ‏و حدثنا ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبدة بن سليمان ‏ ‏جميعا ‏ ‏عن ‏ ‏الأعمش ‏ ‏بهذا الإسناد ‏ ‏نحوه ‏

Hadits No : 2749

و حدثنا ‏ ‏محمد بن المثنى ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الأعلى ‏ ‏حدثنا ‏ ‏هشام ‏ ‏عن ‏ ‏محمد ‏ ‏قال ‏
‏سألت ‏ ‏أنس بن مالك ‏ ‏وأنا أرى أن عنده منه علما فقال إن ‏ ‏هلال بن أمية ‏ ‏قذف ‏ ‏امرأته ‏ ‏بشريك ابن سحماء ‏ ‏وكان أخا ‏ ‏البراء بن مالك ‏ ‏لأمه وكان أول رجل ‏ ‏لاعن ‏ ‏في الإسلام قال فلاعنها فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏أبصروها فإن جاءت به أبيض ‏ ‏سبطا ‏ ‏قضيء العينين ‏ ‏فهو ‏ ‏لهلال بن أمية ‏ ‏وإن جاءت به ‏ ‏أكحل ‏ ‏جعدا ‏ ‏حمش ‏ ‏الساقين فهو ‏ ‏لشريك ابن سحماء ‏ ‏قال فأنبئت أنها جاءت به ‏ ‏أكحل ‏ ‏جعدا ‏ ‏حمش ‏ ‏الساقين ‏

Hadits No : 2750

و حدثنا ‏ ‏محمد بن رمح بن المهاجر ‏ ‏وعيسى بن حماد المصريان ‏ ‏واللفظ ‏ ‏لابن رمح ‏ ‏قالا أخبرنا ‏ ‏الليث ‏ ‏عن ‏ ‏يحيى بن سعيد ‏ ‏عن ‏ ‏عبد الرحمن بن القاسم ‏ ‏عن ‏ ‏القاسم بن محمد ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏أنه قال ‏
‏ذكر ‏ ‏التلاعن ‏ ‏عند رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال ‏ ‏عاصم بن عدي ‏ ‏في ذلك قولا ثم انصرف فأتاه رجل من قومه يشكو إليه أنه وجد مع أهله رجلا فقال ‏ ‏عاصم ‏ ‏ما ابتليت بهذا إلا لقولي فذهب به إلى رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فأخبره بالذي وجد عليه امرأته وكان ذلك الرجل مصفرا قليل اللحم ‏ ‏سبط ‏ ‏الشعر وكان الذي ادعى عليه أنه وجد عند أهله ‏ ‏خدلا ‏ ‏آدم كثير اللحم فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏اللهم بين فوضعت شبيها بالرجل الذي ذكر زوجها أنه وجده عندها فلاعن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بينهما فقال رجل ‏ ‏لابن عباس ‏ ‏في المجلس أهي التي قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏لو رجمت أحدا بغير ‏ ‏بينة ‏ ‏رجمت هذه فقال ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏لا تلك امرأة كانت تظهر في الإسلام السوء ‏
‏و حدثنيه ‏ ‏أحمد بن يوسف الأزدي ‏ ‏حدثنا ‏ ‏إسمعيل بن أبي أويس ‏ ‏حدثني ‏ ‏سليمان يعني ابن بلال ‏ ‏عن ‏ ‏يحيى ‏ ‏حدثني ‏ ‏عبد الرحمن بن القاسم ‏ ‏عن ‏ ‏القاسم بن محمد ‏ ‏عن ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏أنه قال ‏ ‏ذكر ‏ ‏المتلاعنان ‏ ‏عند رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بمثل حديث ‏ ‏الليث ‏ ‏وزاد فيه بعد قوله كثير اللحم قال ‏ ‏جعدا ‏ ‏قططا ‏

Hadits No : 2751

و حدثنا ‏ ‏عمرو الناقد ‏ ‏وابن أبي عمر ‏ ‏واللفظ ‏ ‏لعمرو ‏ ‏قالا حدثنا ‏ ‏سفيان بن عيينة ‏ ‏عن ‏ ‏أبي الزناد ‏ ‏عن ‏ ‏القاسم بن محمد ‏ ‏قال قال ‏ ‏عبد الله بن شداد ‏
‏وذكر ‏ ‏المتلاعنان ‏ ‏عند ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏فقال ‏ ‏ابن شداد ‏ ‏أهما اللذان قال النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏لو كنت راجما أحدا بغير ‏ ‏بينة ‏ ‏لرجمتها ‏
‏فقال ‏ ‏ابن عباس ‏ ‏لا تلك امرأة أعلنت ‏ ‏قال ‏ ‏ابن أبي عمر ‏ ‏في روايته عن ‏ ‏القاسم بن محمد ‏ ‏قال سمعت ‏ ‏ابن عباس ‏

Hadits No : 2752

حدثنا ‏ ‏قتيبة بن سعيد ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد العزيز يعني الدراوردي ‏ ‏عن ‏ ‏سهيل ‏ ‏عن ‏ ‏أبيه ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏
‏أن ‏ ‏سعد بن عبادة الأنصاري ‏ ‏قال يا رسول الله أرأيت الرجل يجد مع امرأته رجلا أيقتله قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏لا قال ‏ ‏سعد ‏ ‏بلى والذي أكرمك بالحق فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏اسمعوا إلى ما يقول سيدكم ‏

Hadits No : 2753

و حدثني ‏ ‏زهير بن حرب ‏ ‏حدثني ‏ ‏إسحق بن عيسى ‏ ‏حدثنا ‏ ‏مالك ‏ ‏عن ‏ ‏سهيل ‏ ‏عن ‏ ‏أبيه ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏
‏أن ‏ ‏سعد بن عبادة ‏ ‏قال يا رسول الله ‏ ‏إن وجدت مع امرأتي رجلا أؤمهله حتى آتي بأربعة شهداء قال نعم ‏

Hadits No : 2754

حدثنا ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏خالد بن مخلد ‏ ‏عن ‏ ‏سليمان بن بلال ‏ ‏حدثني ‏ ‏سهيل ‏ ‏عن ‏ ‏أبيه ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ ‏قال ‏
‏قال ‏ ‏سعد بن عبادة ‏ ‏يا رسول الله ‏ ‏لو وجدت مع أهلي رجلا لم أمسه حتى آتي بأربعة شهداء قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه و&#15

Posted: Sat Apr 28, 2007 7:35 pm
by kong na'if
Hadits No : 2755

حدثني ‏ ‏عبيد الله بن عمر القواريري ‏ ‏وأبو كامل فضيل بن حسين الجحدري ‏ ‏واللفظ ‏ ‏لأبي كامل ‏ ‏قالا حدثنا ‏ ‏أبو عوانة ‏ ‏عن ‏ ‏عبد الملك بن عمير ‏ ‏عن ‏ ‏وراد ‏ ‏كاتب ‏ ‏المغيرة ‏ ‏عن ‏ ‏المغيرة بن شعبة ‏ ‏قال ‏
‏قال ‏ ‏سعد بن عبادة ‏ ‏لو رأيت رجلا مع امرأتي لضربته بالسيف غير مصفح عنه فبلغ ذلك رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال ‏ ‏أتعجبون من غيرة ‏ ‏سعد ‏ ‏فوالله لأنا أغير منه والله أغير مني من أجل غيرة الله حرم الفواحش ما ظهر منها وما بطن ولا شخص أغير من الله ولا شخص أحب إليه العذر من الله من أجل ذلك بعث الله المرسلين مبشرين ومنذرين ولا شخص أحب إليه المدحة من الله من أجل ذلك وعد الله الجنة ‏
‏و حدثناه ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏حسين بن علي ‏ ‏عن ‏ ‏زائدة ‏ ‏عن ‏ ‏عبد الملك بن عمير ‏ ‏بهذا الإسناد ‏ ‏مثله وقال غير مصفح ولم يقل عنه


MONGGO DI ANALISA DAN JAWABAN PERTANYAAN NOOR ADA DIDALAMNYA ,KONG TUNGGU YA NOOR ! , DARI PERTANYAAN -PERTANYAAN NOOR DAPAT DIKATAKAN NOOR ADALAH ORANG YANG MENGERTI PERKARA RAWI MERAWI ISNAD MEISNAD . ASMA RIJAL , SEKALIAN kong DAPAT PENCERAHAN AL-JARH WAT-TA’DIL , lumayan buat KONG tambah elmu jangan naif-naif amat , ntar dibilang orang yang mati jalan : " sudah naif pembohong lagi " . :wink: :wink: :wink:

tks .

Posted: Sun Apr 29, 2007 6:57 pm
by kong na'if
M'F Nor hadits No 2754 terpotong ,

Hadits No : 2754

حدثنا ‏ ‏أبو بكر بن أبي شيبة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏خالد بن مخلد ‏ ‏عن ‏ ‏سليمان بن بلال ‏ ‏حدثني ‏ ‏سهيل ‏ ‏عن ‏ ‏أبيه ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ ‏قال ‏
‏قال ‏ ‏سعد بن عبادة ‏ ‏يا رسول الله ‏ ‏لو وجدت مع أهلي رجلا لم أمسه حتى آتي بأربعة شهداء قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏نعم قال كلا والذي بعثك بالحق إن كنت لأعاجله بالسيف قبل ذلك قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏اسمعوا إلى ما يقول سيدكم إنه لغيور وأنا أغير منه والله أغير مني


tks

Posted: Mon Apr 30, 2007 6:45 pm
by murtad mama
thnx ya kong naif atas hadithnya,miss u :wink:

Posted: Sat May 05, 2007 5:02 pm
by murtad mama
saya anggap Derajat hadits ini Shahih. Abu Ya’la berkata, “Para periwayatnya adalah para periwayat Tsiqat. Hadits ini memiliki Syahid (riwayat penguat) dari hadits Ibn Abbas RA di dalam shahih al-Bukhari yang di dalam shahih Muslim berasal dari hadits Anas.

Posted: Sat May 05, 2007 5:16 pm
by murtad mama
Rebeca wrote:DIAMPUNI atau kagak jika menuduh cewek baik-baik BERZINAH?...suatu saat allah bilang TIDAK DIAMPUNI di dunia dan akhirat!
saya tahqiq ya Mbak Rebeca:

contoh kasus 1):

siapa yang menuduh berzina terhadap laki-laki Muhshan (yang sudah beristeri), maka maka ia harus mengajukan bukti. Bukti dalam kasus zina adalah berupa persaksian empat orang laki-laki; bila tidak mengajukan bukti ini, maka orang tersebut (si penuduh) harus dikenakan hukum Hadd Qadzf sebanyak 80 kali cambuk

contoh kasus 2):

kasus seorang laki-laki (suami) menuduh isterinya berzina; maka ia harus mengajukan empat orang saksi; jika tidak ada, maka Hadd Qadzf bisa dicegah dengan syarat ia bersumpah sebanyak empat kali bahwa ia berkata benar terhadap tuduhan zina itu dan kali kelimanya, ia melaknat dirinya sendiri seraya mengatakan, “Dan laknat Allah lah atasnya bila ia berdusta.” Dengan begitu, persaksian itu baru bisa diajukan bila sudah melengkapi empat orang saksi.

tapi dalam masalah ini (saya quoted):

[quoted="Kong Naif"]Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la`nat dunia dan akherat, dan bagi mereka adzab yang besar". (An Nurr : 23).[/quote]

ini merupakan jalan pintas bagi muslim kaffah, dikarenakan apa?? dikarenakan jika sang suami menuduh wanita berzinah (tanpa bukti) dia bisa lolos dari qadzf / tuduhan berzina (untuk sipenuduh)

dua Imam madzhab lagi; imam asy-Syafi’i dan Ahmad memandang bahwa bila suami menuduh isterinya berzina dengan laki-laki tertentu, kemudian ia melakukan Li’an, maka telah gugur atasnya Hadd dan jatuh kepada isterinya. Siapa yang menuduhnya (isterinya) berzina, maka dia harus menyebutkannya dalam Li’an atau tidak menyebutnya sebab Li’an membutuhkan bukti dari salah satu dari kedua belah pihak, sehingga ia menjadi bukti pada pihak yang lain seperti kedudukan persaksian. Jika suami tidak melakukan Li’an, maka bagi masing-masing dari suami dan laki-laki yang dituduh berzina dengan isterinya itu harus menuntut dilakukannya Hadd; siapa saja di antara keduanya yang meminta, maka ia sendiri yang dihukum Hadd dan tidak dapat dikenakan kepada yang belum memintanya.